Mata dari madzab organisasi gereja
<< Go Back


Mata dari Madzab Organisasi Gereja

 

Dalam penjelasan mengenai Yesaya 4 : 1, buku terbitan madzab organisasi (bukan hanya diterbitkan dan dimiliki oleh madzab organisasi, melainkan juga disahkan dan digunakan oleh Departemen Sekolah Sabat di seluruh dunia dalam tahun 1928), Isaiah, the Gospel Prophet, Vol. 1, p. 28, mengatakan:

“Tujuh orang perempuan, seorang laki-laki. Tujuh ialah angka bilangan yang lengkap. ‘Orang-orang perempuan’ melambangkan gereja (Wahyu 12 : 1, 2; 17 : 3), tetapi dalam kasus ini bukan gereja yang benar atau yang murni, karena ada terdapat kecelaannya. Betapa tepatnya hal itu pada waktu ini, karena gereja-gereja tidak mau menyambut roti yang turun dari sorga, melainkan sebaliknya memakan makanan mereka sendiri, yaitu tradisi-tradisi manusia. Mereka menghendaki namaNya, tetapi menolak pakaian yang disediakan oleh Kristus, dank arena itulah pada akhirnya mereka akan ditemukan tanpa pakaian kawin.”

Sungguhpun dalam tahun 1928, melalui terbitan Sekolah Sabat, Isaiah, the Gospel Prophet, madzab organisasi gereja secara resmi telah mengajarkan interpretasi Yesaya 4 : 1 seperti yang dikemukakan di atas, namun dalam tahun 1931, melalui lembaran gereja yang umu, The Review and Herald, ia kembali secara resmi mengajarkan suatu interpretasi yang sama sekali berbeda, yaitu:

“Adalah dipahami secara umum, bahwa ini adalah suatu gambaran simbolis mengenai berbagai keadaan yang akan berpengaruh di Israel yang disebabkan oleh perang, dimana sedemikian banyak kaum pria akan dibunuh sehingga akan terdapat suatu jumlah kaum wanita yang lebih besar. Kami tidak akan berusah mencarikan ketepatan matematisnya dalam hal-hal yang sedemikan mengenai nubuatan Alkitab.

“Kami tidak ingin dianggap sebagai berusaha menemukan kegenapan nubuatan ini dalam Perang tahun 1914 – 1918, namun bagaimana pun juga adalah benar, bahwa pada banyak Negara di Eropa angka bilangan kaum wanita telah mengungguli kaum pria, karena berjuta-juta kaum pria telah kehilangan nyawanya dalam peperangan yang besar itu. Inilah keadaan yang dapat berulang dalam peperangan yang besar yang sekarang pun sedang mengancam dunia.” — Review and Herald, June 11, 1931.

Kami bukan hendak mencoba untuk menjelaskan Yesaya 4 : 1 itu di sini, melainkan kami minta kepada General Conference untuk memberitahukan kepada kami interpretasi yang mana yang harus kami percayai, yang pertama ataukah yang kedua. Karena, dalam perselisihan itu, keduanya tidak mungkin benar, maka sebab itu untuk mengesahkan salah satu atau kedua-duanya akan sama dengan membuat pengesahan secara mengira-ngira, yang akibatnya gantinya kita membantu saudara-saudara pemimpin kita supaya meninggalkan jalannya yang berbahaya ini, kita hanya akan mengukuhkan dan mendorong mereka ke dalamnya.

Orang-orang yang membiarkan orang lain berpikir dan menyelidiki baginya, gantinya mereka menyelidiki sendiri, dan yang dengan demikian menerima begitu saja keputusan-keputusan yang dibuat para pemimpin (yang mengakui diri mereka “saudara-saudara yang berpengalaman”), sekiranya ditanya apa yang mereka percayai mengenai masalah Yesaya 4 : 1 itu, seharusnya secara jujur menjawab, Kami tidak tahu apa yang kami percayai.

Interpretasi yang rangkap berikutnya akan melibatkan di satu pihak buku kecil yang berjudul, Forty Years in the Wilderness (Empat Puluh Tahun di Padang Belantara), oleh Taylor G. Bunch, dan di pihak lain, The Review and Herald, June 1, 1930, dalam sebuah tulisan yang berjudul, A Forty-One Year Comparison (Sebuah Empat Puluh Satu Tahun Perbandingan), oleh H.E. Rogers, sekretaris statistic dari organisasi. Pendeta Taylor Bunch dalam buku kecilnya mengajarkan, bahwa dari tahun 1888 (semenjak penolakan organisasi terhadap pekabaran “Pembenaran oleh Iman”) sampai tahun 1928, empat puluh tahun, Madzab Organisasi MAHK telah mengulangi pengalaman Israel kuno di padang belantara.

Karena buku kecil ini ditulis oleh seorang pekerja General Conference, dan telah disebarkan secara luas di antara orang banyak, maka kiranya tidak perlu lagi dikutip dari dalamnya. Judulnya, Empat Puluh Tahun di Padang Belantara, kiranya sudah cukup jelas.

Sekarang kita beralih kepada tulisan Pendeta Rogers yang mengatakan: “Beberapa orang yang menentang pekerjaan ini mengatakan, bahwa gereja semenjak konferensi Minneapolis dalam tahun 1888, telah ‘mengembara berkeliling di padang belantara’ …….

“Jika sekiranya ‘mengembara berkeliling di padang belantara itu’ berarti melipat gandakan jumlah keanggotaan gereja lebih dari sepuluh kali, meningkatkan jumlah pekerja lebih dari lima puluh kali, ……. organisasi dapat mengaku bersalah terhadap tuduhan itu.”

Dengan demikian oleh suatu pendirian yang bercabang dua di atas, General Conference kembali mendesak kita untuk menantang mereka supaya mengeluarkan suatu pernyataan yang tegas dan pasti, yang mana dari kedua interpretasi masalah yang sama itu, yang harus kita anut, karena kita tidak mungkin dapat mempercayai kedua-duanya lalu yakin akan apa yang kita percaya. Jika Pendeta Taylor G. Bunch, sebagaimana yang dituduhkan secara diam-diam oleh the Review and Herald itu, sedang mengajarkan yang salah, dan merupakan “orang yang menentang” “pekerjaan ini”, maka mengapakah General Conference bukan saja membiarkan pandangan-pandangannya, tetapi bahkan juga membayarnya sementara ia terus menulis semua itu, dan kemudian mengesahkan penyebarannya. Di lain pihak, jika sekiranya Saudara H. F. Rogers tidak menulis kebenaran mengenai masalah itu, maka ia bukan saja sedang mewakili Kebenaran itu secara salah, tetapi juga mewakili General Conference berikut dinas kependetaan dari organisasi, dan karena itulah tidak pantas ia menduduki jabatannya dan tidak patut ia menerima upahnya. Tetapi dinas kependetaan MAHK terus mempertahankan kedua pekerja ini sebagai anggota-anggota yang dapat dibanggakan.

Lagi pula, dalam tekad usaha mereka untuk mempersalahkan ajaran-ajaran Tongkat Gembala, komitee itu secara tegas berpegang, bahwa pukulan yang menimbulkan “luka parah” pada salah satu kepala binatang yang menyerupai harimau kumbang itu (Wahyu 13) telah dikenakan oleh Bertier, jenderal Prancis, dalam tahun 1798. Dan untuk menunjang pendirian ini mereka meminta bantuan The Great Controversy, p. 439. (Bacalah A Reply to The Shepherd’s Rod, p. 42). Tetapi di dalam majalah missionarisnya yang resmi, Organisasi mengajarkan, bahwa ‘luka parah’ itu yang diramalkan di sini menemukan kegenapannya pada Reformasi Protestan, dalam Revolusi Prancis, dan mencapai puncaknya sewaktu benar-benar terjadi pukulan yang mematikan kejantung kepausan sewaktu paus dipecat dan dipenjarakan oleh Prancis dalam tahun 1798.” – Signs of The Times. Januari 30, 1934, p. 6.

Demikianlah kita dihanyutkan makin jauh keluar pada lautan yang penuh dengan berbagai theology pihak pendeta yang tidak konsisten, lalu kita dibiarkan untuk mengambil keputusan sendiri, kapal mana yang akan membawa kita ke pelabuhan, the Signs if the Times, ataukah A Reply to The Shepherd’s Rod.

Sementara Reply (JAWABAN) itu sudah sangat berbahaya karena bocor di berbagai tempat, dan keadaannya sedang akan tenggelam, dan karena the Signs of The Times pada pernyataanya di atas adalah sama sesuai dengan ajaran-ajaran Tongkat Gembala dalam hubungan ini, maka orang tidak perlu berpikir sampai dua kali, yang mana yang akan memberikan kelepasan dari keadaan yang sulit ini, dimana Madzab Organisasi telah menempatkan kita pada masalah ini. Adalah jelas bagi setiap orang untuk melihat, bahwa the Reply (JAWABAN) itu benar-benar adalah berbahaya karena bocor, dan bahwa ia itu akan tenggelam berikut semua orang yang bergantung padanya.

Dan lagi, jika seharusnya ajaran Tongkat Gembala  mengenai luka itu adalah faham yang bertentangan, seperti yang dituduhkan oleh Reply (JAWABAN) itu, dan Madzab Organisasi telah bertekad untuk melepaskan sidang dari padanya, maka ceritakanlah kepada kami, mengapa mereka membelanjakan uang Tuhan dan waktu-Nya untuk mengajarkan faham yang sama bertentangan di dalam majalah Signs of The Times.

Dengan demikian, sementara di satu pihak beribu-ribu buku Reply (JAWABAN) sedang meneriakkan suara menolak, maka di lain pihak beribu-ribu majalah Signs of the Times dan The Pope King Again sedang meneriakkan suara setuju terhadap masalah, Apakah Reformasi Protestan yang menciptakan luka parah itu?

Jadi bukankah ganjil, bahwa para anggota sidang berada dalam kebingungan dan kacau mengenai suara mana yang harus dianut, mengenai jalan mana yang harus diikuti? Ganjilkah, bahwa untuk menyelamatkan mereka dari dilemanya itu, maka “suara Tuhan berseru-seru kepada negeri itu …. dengarlah olehmu akan tongkat itu, dan akan DIA yang telah menetapkannya”? Hanya suara dari Tongkat itulah yang dapat memecahkan persoalan itu. “Orang yang bijaksana” akan “mendengar” suaranya.

Bukti-bukti dari bahasa trompet ini hendaknya membangunkan para anggota sidang dari ketiduran mereka, kepada suatu penyelidikan pribadi yang menyeluruh terhadap berbagai persoalan yang dipertaruhkan. Dan adalah pasti, bahwa orang-orang yang tidak mau dibangunkan demikian ini akan acuh tak acuh tanpa pengharapan, ke dalam tangan-tangan yang manakah mereka melibatkan makota kehidupan mereka yang berharga. Sesungguhnya, bukti-bukti pengalaman ini hendaknya memungkinkan semua orang untuk menyadari, bahwa harapan mereka pada seseorang Nuh, atau seseorang Ayub, atau seseorang Daniel, untuk membawa mereka ke Kanaan Samawi itu akan berakhir dalam kekecewaan yang pahit dan celaka, bukannya hidup dan kemuliaan yang kekal.

Kami sangat menyesalkan, bahwa saudara-saudara kita itu telah melibatkan dirinya melawan Kebenaran, sehingga kami terpaksa membuka semua usaha subversi mereka itu. Kalau bukan satu-satunya tujuan kami bagi kehormatan Allah, bagi kebaikan saudara-saudara ini dan bagi semua umat-Nya, maka kami tidak akan pernah mau mengungkapkan fakta-fakta ini kepada umum, tetapi masa yang penting itu, yaitu “hari-hari penyucian” (Testimonies, vol. 5, p. 80) yang akan datang bagi sidang kita, memaksa kami untuk “Berseru dengan nyaring, jangan menahan,” dan untuk mematuhi perintah: “Angkatlah suaramu bagaikan trompet, dan tunjukkanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada isi rumah Yakub semua dosa mereka,” Yesaya 58 : 1.

“Kebenaran itu dalam semua tuduhannya yang berat harus disampaikan. Adalah dibutuhkan orang-orang yang giat bertindak, yaitu orang-orang yang mau bekerja dengan sungguh-sungguh yang tidak habis tenaganya bagi penyucian dan untuk memberi amaran kepada dunia.” — Testimonies, vol. 5, p. 187.

Oleh sebab itu sekarang kami menyampaikan sepatah-kata

 

 

 63 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart