<< Go Back
“Inilah firman Tuhan kepada Zerubbabel.” Zakharia 4 : 6. Metode yang akan Allah gunakan di waktu ini, dalam zaman akhir, dalam berkomunikasi dengan Zerubbabel – yaitu para pemimpin atau para pendeta dari umatNya – telah disajikan dalam lambing-lambang. Oleh sebab itu hendaklah kita dengan hati-hati menguraikannya lambang demi lambang. Apabila kita memahami arti daripada “pohon-pohon Zaitun” itu, “kaki dian” itu “mangkok keemasan” itu, dan “pipa-pipa” itu, maka lambang itu sendiri akan menjelaskan tanpa pertentangan bagaimana Firman Alkitab itu, oleh mana Allah berkomunikasi dengan hamba-hambaNya, seharusnya diinterpretasikan.
Karena semua buku Alkitab bertemu dan berakhir di dalam buku Wahyu, yang merupakan suatu pengungkapan nubuatan-nubuatan, maka kami mengundang perhatian pembaca kepada suatu ayat di dalamnya, dimana Yahya telah mencatat tugas pekerjaan dari pohon-pohon Zaitun ini sebagai berikut :
“Maka Aku akan. memberikan kuasa kepada kedua saksiKu, maka mereka akan bernubuat seribu dua ratus enam puluh hari, dengan berpakaian kain karung. Keduanya ini adalah dua pohon Zaitun itu, dan dua kaki dian itu yang berdiri di hadapan hadirat Allah dari bumi,” Wahyu 11 : 3, 4.
Kedua pohon Zaitun itu disebut “saksi-saksi”, “orang-orang yang diurapi”, “nabi-nabi.” Mereka akan bernubuat dalam pakaian karung selama empat puluh dua bulan lamanya. lnilah suatu masa periode yang sama dengan apa yang terdapat di dalam Daniel 7 : 25 dan Wahyu 12 : 14; yaitu, “satu masa dan dua masa dan setengah masa”; “satu masa” ialah satu tahun; “dua masa” ialah dua tahun; “setengah masa” ialah setengah tahun; —– empat puluh dua bulan keseluruhannya. Itu juga sama banyaknya dengan apa yang terdapat di dalam Wahyu 13 : 5, yaitu “empat puluh dua bulan”; dan yang terdapat di dalam Wahyu 12 : 6, yaitu “seribu dua ratus enam puluh hari.” Pada masing-masing contoh, masa itu, yang dihitung menurut peraturan Alkitab sebulan untuk tiga puluh hari, seluruhnya akan berjumlah 1260 hari.
Apabila dihitung dalam waktu biasa yang sesuai dengan Yeheskiel 4 : 6, maka keseluruhannya 1260 hari waktu nubuatan ini akan sama dengan 1260 tahun. Dengan memasuki kenyataan yang sudah ada (lihat buku Tongkat Gembala, jilid II), bahwa masa periode ini adalah nubuatan mengenai 1260 tahun semenjak dari tahun 538 T.M sampai tahun 1798, maka kita dibawa kepada kesimpulan berikutnya bahwa siapapun atau apapun juga yang dinubuatkan di dalam “kain karung” selama masa periode ini, ia itulah yang dilambangkan oleh dua “pohon Zaitun” itu.
Dari kenyataan bahwa tak ada lain kecuali Alkitab itu sendiri yang telah bernubuat untuk selama masa periode 1260 tahun itu, —– yaitu Zaman Kegelapan Agama itu, — dengan sendirinya menunjukkan bahwa dua “pohon Zaitun” itu yang oleh malaikat dikatakan merupakan Firman Allah (Zakharia 4 : 6), adalah melambangkan Alkitab Wasiat Lama dan Baru yang bernubuat “di dalam kain karung.” Dengan perkataan lain, keduanya membiarkan dirinya dalam kehinaan dan tak dihiraukan dan dibiarkan tanpa diselidiki, walaupun keduanya memiliki kuasa untuk menelan “musuh-musuh mereka,” dan bahkan “untuk menutup langit, sehingga ia itu tidak memberikan hujan.”
Dan dari kedua pohon ini (Wasiat Lama dan Baru), seperti yang disaksikan oleh Zakharia, minyak keemasan itu mengalir melalui “dua buah pipa keemasan,” yang mengosongkan dirinya ke dalam “mangkok keemasan” kemudian dari mangkok itu, “tujuh buah pipa” atau “pembuluh-pembuluh” pada gilirannya mengisi “kakidian-kakidian” keemasan itu dengan “minyak keemasan,”
Karena kedua pohon Zaitun itu melambangkan Alkitab Wasiat Lama dan Baru, maka dengan sendirinya minyak keemasan yang mengalir keluar dari mereka akan melambangkan “Firman Tuhan” di dalam sejarah Kristen, karena ia itu bukan datang langsung dari sorga, melainkan ia itu datang dari Alkitab.
Sambil membuka selanjutnya arti daripada kaki dian itu, maka Kristus (dalam mengungkapkan rahasia yang diperlihatkanNya kepada Yahya) mengatakan sebagai berikut: “Tujuh bintang itu ialah malaikat-malaikat dari ketujuh sidang jemaat itu; dan tujuh kaki dian yang engkau saksikan itu ialah tujuh sidang jemaat itu,” Wahyu 1 : 20.
Dalam penjelasan yang diucapkan secara singkat ini Kristus menceriterakan kepada kita, bahwa tujuh sidang itu adalah dilambangkan oleh tujuh kaki dian, sehingga dengan demikian menegakkan kebenaran bahwa sebuah kaki dian adalah lambang dari sidang —- yaitu terang dunia (Matius 5 : 14).
Bagian pertama dari Wahyu 1 : 20 sebagaimana sudah disebutkan di atas memperjelas bahwa ada terdapat seorang malaikat penunggu bagi setiap kaki dian, dan bahwa Yahya telah diperintahkan untuk menulis bukan kepada kaki dian-kaki dian itu, melainkan kepada malaikat-malaikat itu yang bertugas mengawasi mereka. Dengan demikian kata-kata yang berbunyi: “kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah” (Wahyu 3 : 14) memperjelaskan bahwa itulah malaikat yang keadaannya “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang.”
Tuduhan ini secara meyakinkan menunjukkan, bahwa malaikat itu bukan seorang mahluk sorga, melainkan hanya salah seorang tokoh dari pengawal-pengawal bumi yang dikuasakan mengawasi sidang (kaki dian). Tugas mereka seperti yang diungkapkan oleh simbol itu ialah mengisi kaki dian itu dengan minyak dan mempertahankannya tetap terisi dan menyala — yaitu memberikan terang. Dengan sendirinya, maka kaki dian itu sendiri akan melambangkan keanggotaan sidang yang terpisah dari kepemimpinannya.
Tetapi di dalam khayal Zakharia para pendeta itu bukan dilambangkan oleh tujuh malaikat, melainkan oleh tujuh “pipa-pipa.” Mereka memperoleh minyak dari mangkok, lalu menyalurkannya ke kaki dian.
Jadi jelaslah, bahwa mangkok di dalam mana minyak keemasan itu disimpan akan melambangkan rumah perbendaharaan Kebenaran Sekarang — yaitu FIRMAN yang sudah diinterpretasikan. Satu-satunya “perbendaharaan” yang berisikan tanggapan-tanggapan yang diilhami atas Wasiat Lama dan Baru ialah buku-buku Roh Nubuatan. Oleh sebab itu, maka buku-buku itu sekaliannya ialah “mangkok keemasan” itu. Simbol itu menunjukkan secara pasti bahwa dari buku-buku itulah para pendeta harus memperoleh kebenaran yang menghasilkan terang untuk melengkapi sidang dengannya, supaya ia itu dapat bercahaya dengan terang benderang di dalam dunia yang gelap ini, sambil menarik “semua orang kepada terang, yaitu mereka yang membenci kegelapan.”
Kedua pipa melalui mana minyak itu dialirkan ke dalam mangkok, hanya dapat melambangkan saluran-saluran (para nabi) melalui siapa minyak itu dialihkan dari Alkitab ke dalam mangkok, dalam masa periode dalam mana kedua pohon zaitun (Alkitab Wasiat Lama dan Baru) itu hidup —– yaitu sejarah Kristen.
Hendaklah para pembaca mempelajarinya pada lukisan khayal itu gambar mangkok Zakharia pasal 4, maka ia akan melihat bahwa kaki dian (keanggotaan sidang) maupun pipa-pipa pembuluh itu (para pendeta) adalah sama sekali tidak mungkin mengambiI sendiri minyak langsung dari pohon-pohon Zaitun itu. Oleh sebab itu, karena interpretasi Alkitab itu dipercayakan kepada kedua pipa itu (nabi-nabi) di dalam sejarah Kristen, maka itu menunjukkan bahwa “tidak ada satupun nubuatan Alkitab datang dari sesuatu hasil interpretasi sendiri,” melainkan hanya dari Ilham saja datangnya.
Sekarang untuk menambatkan di dalam pikiran kita selamanya kebenaran mengenai pokok masalah yang maha penting ini, maka marilah kita melihatnya pada suatu
35 total, 1 views today