Perusahaan susu semesta memungkinkan para pelanggannya untuk menolak kejahatan dan memilih kebaikan
<< Go Back


Perusahaan Susu Semesta Memungkinkan
Para Pelanggannya Untuk Menolak Kejahatan
Dan Memilih Kebaikan.

 

 

“Sebab itu Tuhan sendiri akan memberikan kepadamu suatu tanda; Bahwasanya, seorang anak dara akan mengandung, dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan namaNya Immanuel. Keju dan madu akan dimakanNya, sampai dapat Ia mengetahui bagaimana menolak kejahatan, dan memilih kebaikan”. Yesaya 7 : 14, 15.

Dapatlah dipahami bahwa budak yang dibicarakan disini secara nubuatan ialah Kristus. Dan sesuai dengan ayat-ayat ini kepadaNya telah ditentukan suatu menu khusus, sama seperti halnya Yahya Pembaptis (Lukas 1 : 15; Matius 3 : 4). Namun tidak ada satupun catatan yang menunjukkan, bahwa makanan Kristus itu memang “keju dan madu” yang sesungguhnya. Walaupun demikian, ada terdapat catatan, bahwa Ia telah makan semua makanan halal yang biasanya dimakan oleh orang-orang Yahudi pada zamanNya. Dan Kristus mengatakan: “Yahya datang tanpa makan maupun minum, maka kata mereka, Ia kerasukan iblis.” Matius 11 : 18.

Demikianlah menurut firman Tuhan sendiri, bahwa Yahya tidak memakan segala makanan yang dimakan oleh orang-orang Yahudi. Sesungguhnya ia hidup dari “belalang-belalang dan madu hutan.” Markus 1 : 6. Meskipun begitu, orang-orang Yahudi mencari-cari salah, lalu menuduhnya fanatik dan tidak waras. Di lain pihak, Tuhan sendiri mengatakan: “Anak manusia datang makan dan minum, lalu kata mereka, Tengoklah seorang yang gelojoh dan peminum anggur, teman dari para pemungut cukai dan orang-orang yang berdosa.” Matius 11 : 19. Dalam kata-kata ini, karena terlihat bahwa Ia telah makan apa saja yang halal yang telah disajikan ke hadapanNya, maka Kristus memperjelaskan bahwa Ia tidak membatasi makanannya hanya pada

 

Keju dan Madu.

 

Seperti yang ditegaskan di atas, bahwa tidak ada satupun catatan yang menunjukkan bahwa Yesus telah memakan keju dan madu yang sebenarnya. Namun karena ucapan nabi itu harus benar, maka satu-satunya kesimpulan yang mungkin adalah bahwa “keju dan madu” itu adalah melambangkan sesuatu yang digunakan Kristus secara bebas, dan yang telah membuatNya bijaksana dan mampu untuk membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Dan lagi, karena kedua bahan makanan ini — yaitu keju dan madu — tidak pernah dapat membuat orang mengetahui perbedaan antara baik dan jahat, maka jelas dapat diterima bahwa keduanya itu adalah simbolis. Maka tentunya kepastian ini akan menaikkan pertanyaan :

 

 

 34 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart