<< Go Back
Orang-Orang Suci
“Dengan busur dan anak panah orang-orang akan datang ke sana; sebab seluruh tanah itu akan menjadi belukar duri dan onak.” Yesaya 7 : 24. Dengan perkataan lain, kebun anggur itu telah menjadi demikian rusak, dan sedemikian rupa dikuasai oleh binatang-binatang liar (orang-orang yang tidak bertobat), sehingga jika sekiranya seseorang suci hendak masuk ke sana ia terpaksa membawa sertanya “busur-busur” dan “anak-anak panah” (Firman Allah) bagi pelindung diri (Ibrani 4 : 12).
“Tetapi panahNya tetap tinggal kokoh, dan kedua lengan tanganNya diperkuat oleh tangan-tangan Allah Yakub yang maha kuasa; (dari sanalah kemudian Gembala itu, yaitu Batu Israel).” Kejadian 49 : 24. “BusurMu telah Kau buka, ….. yaitu FirmanMu.” Habakuk 3 : 9. (Terjemahan yang lebih tepat dari Alkitab bahasa Inggeris)
Oleh sebab itu, maka gantinya sidang menjadi sebuah tempat berlindung yang mempertahankan keselamatan bagi umat Allah, ia itu ternyata telah menjadi sebuah kandang maling-maling dan sebuah tempat bagi berteduh orang-orang berdosa. Karena segera setelah seseorang dilihat mematuhi tegoran Tuhan menentang segala kekejian dan menempatkan dirinya sebagai seorang reformasi, maka segera pula binatang-binatang liar (orang-orang yang tidak bertobat di daIam sidang) bersiap untuk menelannya seperti halnya mereka mencoba menelan Paulus dahulu (1 Korinthi 15 : 32), atau sebaliknya mereka memecatnya keluar dari perhimpunan gereja-gereja. Di sinilah, setiap orang dapat cepat melihat mengapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk semua kekejian itu sedang ramai menentang ajaran dari hal sidang yang benar.
Kita tidak perlu heran terhadap tantangan yang sedang dialami oleh hamba-hamba Allah dari orang-orang yang terpelajar dan yang berkedudukan, karena demikianlah halnya yang selalu terjadi; maka sekarang, seperti halnya di zaman dahulu penyampaian sesuatu kebenaran yang menegor dosa-dosa dan mengoreksi kekeliruan-kekeliruan akan selalu menimbulkan tantangan. Tuhan berfirman, “Setiap orang yang melakukan kejahatan membenci terang, juga tidak mau datang kepada terang, supaya jangan segala perbuatannya dipersalahkan.” Yahya 3 : 20.
Karena orang-orang melihat bahwa mereka tidak mungkin dapat dengan perantaraan Injil mempertahankan pendirian mereka, maka mereka bertekad untuk menjunjungnya dengan cara apa saja, dan sebagai jalan terakhir untuk mempertahankan sesuatu yang hilang mereka menempuh cara-cara pribadi sendiri-sendiri, sambil menyerang tabiat dan maksud-maksud dari orang-orang yang menghalangi jalan-jalan mereka dengan kebenaran yang tidak dikenal. Pembenaran diri sendiri yang sedemikian ini adalah mekanisme pertahanan tradisional yang sama yang telah ditempuh dalam segala zaman.
“Eliyah telah dinyatakan sebagai seorang pengacau di Israel, Yeremiah sebagai seorang penghianat, Paulus sebagai seorang yang mencemarkan kaabah. Semenjak dari hari itu sampai kini, orang-orang yang setia kepada kebenaran telah dituduh sebagai pemecah-belah, sebagai orang-orang yang fahamnya bertentangan, atau pengacau kebenaran. Orang banyak yang sangat tidak percaya untuk menyambut perkataan nubuatan yang pasti akan menerima begitu saja tuduhan terhadap orang-orang yang berani menegor bentuk dosa-dosa yang tampak. Roh ini akan terus-menerus meningkat.” —– The Great Controversy, pp.458, 459.
“Orang-orang yang berbeda faham dari ajaran-ajaran yang diakui telah dipenjarakan, disiksa dan sampai kepada kematian, karena hasutan orang-orang yang mengaku bertindak sesuai dengan ajaran Kristus. Namun itu adalah roh Setan, bukan Roh Kristus, yang telah mengilhami tindakan-tindakan yang sedemikian itu. Inilah metode kepunyaan Setan sendiri yang menghantarkan dunia ke bawah kekuasaannya. Allah telah diperlihatkan secara salah oleh sidang dengan cara ini dalam mengurusi orang-orang yang disangka sebagai penganut faham-faham yang bertentangan.” —– Christ’s Object Lessons, p. 74.
“Dengarlah olehmu akan firman Tuhan, hai kamu yang gentar akan FirmanNya; adapun saudara-saudaramu yang membenci akan dikau, yang membuang kamu keluar karena sebab namaKu itu, kendatipun mereka itu mengatakan: ‘Supaya Tuhan dipermuliakan’; namun Ia akan kelak kelihatan bagi kesukaan kamu, dan mereka itu kelak akan dibuat malu.” Yesaya 66 : 5.
Maka sekarang karena sebab hal ini, hendakkah kita yang memiliki terang Kebenaran menghianati kepercayaan yang telah diberikan kepada kita dan meninggalkan semua tanggung jawab kita? “Kepada hamba Allah di waktu ini perintah itu disampaikan sebagai berikut: ‘Angkatlah suaramu bagaikan trompet, dan tunjukkanlah kepada umatKu pelanggaran mereka, dan kepada isi rumah Yakub dosa-dosa mereka.’
“Sejauh semua kesempatannya yang ada, maka setiap orang yang telah menerima terang kebenaran mempunyai tanggung jawab besar dan mengerikan seperti halnya nabi Israel dahulu, kepada siapa firman Tuhan telah datang dengan mengatakan: ‘Hai Anak Adam, Aku telah menempatkan kamu sebagai seorang pengawal bagi isi rumah Israel; sebab itu hendaklah engkau mendengarkan firman dari mulutKu, dan mengamarkan kepada mereka daripada pihakKu. Apabila Aku mengatakan kepada orang jahat itu, Hai orang jahat, engkau pasti akan mati; jikalau tiada engkau berbicara mengamarkan orang jahat itu daripada jalannya, sehingga orang jahat itu harus mati dalam kejahatannya; maka tak dapat tiada darahnya akan Kutuntut dari tanganmu. Tetapi bagaimanapun, jika engkau mengamarkan orang jahat itu daripada jalannya, maka ia akan mati dalam kejahatannya; dan engkau telah menyelamatkan jiwamu.
“Halangan besar bagi penyambutan maupun untuk pemberitaan kebenaran ialah kenyataan bahwa ia itu mengandung hal yang tidak menyenangkan dan kecelaan. lnilah satu-satunya argumentasi melawan kebenaran yang tidak pernah dapat ditolak oleh para pembawanya. Namun hal ini tidak akan mengecilkan hati para pengikut Kristus yang sejati. Mereka itu tidak akan menunggu sampai kebenaran itu menjadi terkenal. Karena yakin akan tugas kewajibannya, maka mereka dengan terbuka menyambut salib itu, bersama-sama dengan rasul Paulus yang memperhitungkan, bahwa ‘kesusahan kita yang ringan yang hanya untuk sementara ini akan memberikan bagi kita suatu kemuliaan kekal yang jauh lebih besar dan berbobot’; bersama-sama dengan dia yang dahulu, yang menghargai kecelaan Kristus sebagai harta kekayaan yang jauh lebih mahal daripada kekayaan-kekayaan di Mesir’.” —– The Great Controversy, pp. 459, 460.
Oleh karena keadaan yang menyedihkan ini, maka Allah kini menugaskan para utusanNya untuk pergi dengan membawa “busur dan anak panah” mereka, dan menduduki dengan setia pos jabatan mereka
31 total, 1 views today