“Pemijakan hewan-hewan yang lebih kecil (Kambing-Domba)”
<< Go Back


“Pemijakan Hewan-Hewan Yang Lebih Kecil
(Kambing- Domba).”

 

 

Kedua sebutan kata-kata “pemijakan” dan “hewan-hewan yang lebih kecil (atau kambing domba)” memiliki dua pengertian. “Pemijakan” berarti melangkahi dan juga menginjak-injak sesuatu di bawah kaki. “Hewan-hewan yang lebih kecil” berarti hewan-hewan yang lebih muda maupun hewan-hewan yang lebih rendah. Oleh sebab itu kalimat “bagi pemijakan hewan-hewan yang lebih kecil,” jika diambil dalam terang pengertian yang pertama, masing-masing dari kedua sebutan itu secara berturut-turut, tak dapat tiada menunjuk kepada anak-anak dan mereka yang baru datang kepada kebenaran, yaitu mereka yang dapat bertahan, “memijak-mijak”, sekeliling bukit-bukit yang baru digali. Jika diambil dalam terang pengertian yang kedua dari masing-masing sebutan, maka itu tak dapat tiada menunjuk kepada penindasan atau pemijakan, yaitu “pemijakan” sampai ke tanah semua orang yang tidak bertobat yang mungkin berusaha masuk ke dalam kebun anggur. Dari hal kelas orang-orang yang terakhir ini Zakharia mengatakan: “Maka akan jadi kelak, bahwa apabila seseorang kelak hendak bernubuat, maka ibu-bapanya yang telah memperanakkannya itu akan mengatakan kepadanya,Tak boleh lagi engkau hidup, karena engkau berbicara dusta dalam nama Tuhan; maka ibu bapanya yang telah memperanakkannya itu akan menusuk dia apabila ia bernubuat.” Zakharia 13 : 3.

Tetapi aplikasi ayat itu yang langsung adalah terhadap pasangan pengertian yang terakhir, dan hanya suatu pemikiran yang kedualah yang diperoleh dari pasangan pengertian yang pertama.

Pandangan terakhir terhadap kebun anggur ini memaksa orang untuk memilih di antara suatu masa depan yang gilang-gemilang atau suatu masa akhir yang hina. Harapan kita adalah agar setiap orang hendaklah

 

Memilih Masa Depan Yang Gemilang.
Sebab apabila la pada akhirnya membawa kembali kebun anggurNya, maka Tuhan tidak akan lagi meninggalkannya atau membiarkannya dirusak oleh “duri-duri dan onak,” kegembiraan orang yang terkekang harus dibebaskan, sehingga membuatnya memuji-muji Allah siang dan malam karena kasihNya yang tak pernah gagal itu! Yang lebih menggetarkan lagi ialah pemikiran bahwa suatu rombongan besar orang-orang kini sedang berada pada tahap hendak beranjak meninggalkan keadaan kematian ini masuk ke dalam keadaan yang tidak mati —– yaitu tidak pernah lagi mengalami keadaan tidak sadar orang mati. Kiranya panggilan ini dapat menggerakkan hati setiap pembaca daripada kantuknya yang lama (Matius 25 : 5), dan mendorongnya untuk berjuang secara luar biasa untuk mendapatkan “tanda” daripada Allah yang hidup itu (Yeheskiel 9 : 4).

“Bangunlah, bangunlah”; demikianlah himbauan Suara Kekasih itu, “kenakanlah kuatmu, hai Sion; kenakanlah pakaian-pakaian perhiasanmu, hai Yerusalem, kota suci; karena mulai dari sekarang tidak akan lagi masuk ke dalammu orang kulup dan orang-orang yang cemar.” Yesaya 52 : 1.

Tempatkanlah dirimu di dalam kelas lima anak dara yang bijaksana itu, hai Saudara-Saudariku, dan gunakanlah olehmu akan minyak tambahan ini sekarang juga sebelum pelitamu padam dan sebelum pintu itu tertutup untuk selama-lamanya (Matius 25 : 10). “Gosoklah matamu dengan salp mata, supaya engkau dapat melihat.” Wahyu 3 : 18. Berkeluh-kesahlah karena segala kekejian yang dibuat di dalam sidang (Yeheskiel 9 : 4), agar Saudara dapat membuktikan diri Saudara pantas untuk membawakan pekabaran kepadanya. Kemudian sesudah Saudara menyerukan: “Hai Yehuda, laksanakanlah perayaan-perayaanmu yang meriah, tunjukkanlah sumpahmu : karena orang jahat tidak akan lagi berjalan melewatimu; ia telah ditumpas selengkapnya” (Nahum 1 : 15, bagian terakhir), kelak akan dikatakan dari hal kamu, “Tengoklah di atas gunung-gunung kaki-kaki orang yang membawakan kabar-kabar baik, yang memberitakan perdamaian” (Nahum 1 : 15, bagian pertama), maka engkau akan

 

 

 31 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart