Jawaban dari tertuduh
<< Go Back


J a w a b a n  D a r i  T e r t u d u h.

 

Karena penulis itu merasa yakin, bahwa tahta Allah itu akan selalu berada di dalam kaabah kesucian sorga, maka ia mengambil pendirian bahwa pada waktu Kristus naik ke Sorga, la tidak mungkin duduk pada sebelah kanan Allah di tempat manapun yang lain selain di dalam tempat Yang Maha Suci dari kaabah kesucian sorga itu saja. Pendirian ini menghantarkannya dengan tergesa-gesa untuk menyimpulkan bahwa Kristus, segera setelah kenaikanNya, masuk ke dalam ruangan Maha Suci lalu disanalah la duduk pada sebelah kanan Allah, dan bukan bahwa la segera naik ke sebelah kanan tahta BapaNya di sesuatu tempat di sorga seperti yang dijelaskan oleh tulisan-tulisan Nyonya White.

Jika sekiranya benar bahwa tahta Allah itu selalu berada di dalam kaabah kesucian, maka tentunya pendirian para penentang Nyonya White itu dapat dibenarkan, dan kekeliruan itu harus dibukakan. Tetapi sebelum kita menerima mereka itu dan menolaknya, hendaklah kita pertama-tama menentukan apakah benar tahta Allah terdapat di dalam kaabah sewaktu Kristus naik ke sorga. Untuk yang terakhir ini, maka kami mengundang perhatian anda kepada dua tahta, masing-masing di tempat yang berbeda.

Yahya mengatakan: “Sesudah ini aku tampak, bahwasanya sebuah pintu terbuka di dalam sorga; maka suara yang pertama yang ku dengar adalah bagaikan sebuah trompet yang berbicara dengan aku; yang mengatakan, Marilah kemari, maka aku akan tunjukkan kepadamu perkara-perkara yang tak dapat tiada harus jadi kemudian. Maka segeralah aku berada dalam Roh; maka, tengoklah, sebuah tahta didudukkan di dalam sorga, dan seseorang duduk di atas tahta itu.”

Maka Dia yang duduk itu akan tampak bagaikan permata yasip dan batu akik; dan adanya sebuah pelangi melengkungi tahta itu seperti jamrud rupanya. Dan sekeliling tahta itu terdapat dua puluh empat kursi; dan di atas kursi-kursi itu aku tampak dua puluh empat tua-tua duduk, yang berpakaian pakaian putih, dan di atas kepala mereka bermahkota emas.

“Maka dari tahta itu keluar beberapa kilat dan beberapa guntur dan suara-suara ; maka adalah di sana tujuh buah pelita yang bernyala-nyala di depan tahta itu, yaitu tujuh Roh Allah. Dan di hadapan tahta itu terdapat suatu laut kaca yang bagaikan kristal dan di tengah-tengah tahta itu; dan sekeliling tahta terdapat empat binatang yang penuh dengan mata di depan dan di belakang.”

“Maka aku tampak; dan heran, di tengah-tengah tahta dan di tengah-tengah empat binatang itu, dan di tengah-tengah para tua-tua itu berdirilah seekor Anak Domba yang bagaikan telah tersembelih, yang bertanduk tujuh dan bermata tujuh, yaitu tujuh Roh Allah yang sudah diutus ke seluruh bumi ….. Maka aku tampak dan aku dengar suara dari banyak malaikat yang mengelilingi tahta dan binatang-binatang dan para tua-tua itu; maka bilangan mereka itu adalah sepuluh ribu kali sepuluh ribu, dan beribu-ribu banyaknya.” Wahyu 4 : 1 – 6; 5 : 6, 11.

Karena hanya diperuntukkan di dalam Kaabah Kesucian, maka anak domba yang berdarah dan tujuh pelita itu menunjukkan bahwa kepada Yahya telah diperlihatkan suatu pendahuluan daripada suatu peristiwa nubuatan yang akan jadi di dalam kaabah kesucian di atas, apabila “pintu” di sana kelak “terbuka“. Lebih jauh, karena sebagaimana tahta itu didudukkan di dalam kaabah kesucian itu setelah pintu itu terbuka, maka tidak mungkin terdapat di sana sesuatu tahta sebelumnya. Sesuai dengan itu, maka setelah kenaikanNya Kristus bukan duduk di atas tahta kaabah kesucian itu pada sebelah kanan BapaNya, melainkan sebaliknya pada tahta yang satunya dimana “suatu sungai air hidup yang bersih, yang jernih bagaikan kristal mengalir keluar dari tahta Allah dan tahta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan rayanya, dan pada kedua tepi sungai itu terdapat pohon hayat.” Wahyu 22 : 1, 2.

lngat, bahwa di depan tahta kaabah kesucian itu terdapat “lautan kaca”, tetapi di depan tahta Allah dan Anak Domba itu terdapat “sungai ….. air Hidup,” Kini, hanya orang bodoh saja yang akan berusaha menjelaskan bahwa kedua tahta ini (yang satu dari Wahyu 22 : 1, 2 dan yang lainnya dari Wahyu pasal 4 dan 5) adalah satu dan sama, atau bahwa Kristus, setelah kenaikanNya, telah duduk pada tahta di dalam kaabah kesucian itu.

Dalam hubungan dengan tahta yang terakhir itu, masih akan ada dua pertanyaan lagi untuk dijawab :

 

 72 total,  3 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart