Kapan pintu itu terbuka? Kapan tahta itu didudukkan?
<< Go Back


Kapan Pintu itu Terbuka?
Kapan Tahta l t u Didudukkan?

Sudah kita saksikan, bahwa di zaman Yahya pintu itu masih belum dibuka dan bahwa tahta itupun belum lagi dipasang. Walaupun peristiwa-peristiwa ini belum terjadi di waktu itu namun sekaliannya itu tak dapat tiada harus jadi sebelum berakhirnya masa kasihan, karena Anak Domba “seperti yang sudah tersembelih” itu dibawa ke sana untuk menebus orang berdosa —– yaitu suatu pekerjaan yang tidak mungkin dapat dilaksanakan sesudah masa kasihan berakhir.

Sebab itu keadaan itu merupakan kenyataan bahwa tahta yang satu ini sudah harus didudukkan sesudah zaman Yahya dan sebelum masa kasihan berakhir, maka jika ia itu bukan didudukkan dalam tahun 1844 T.M., seperti yang dinyatakan oleh Nyonya White, maukah para penentangnya bersedia menceriterakan kepada kita kapan tahta itu dipasang? Sementara menunggu jawabannya, maka pembaca dapat memikirkan

 

Tujuan Mendudukkan Tahta Itu.

 

Gambaran Yahya mengenai tahta yang satu ini, mengenai mana terdapat begitu banyak malaikat, Anak Domba, para tua-tua, binatang-binatang, dan kaki dian, memberikan hanya satu kesimpulan bahwa itu adalah sebuah tahta pengadilan. Duduknya pengadilan yang satu ini juga telah diperlihatkan kepada Daniel sebagai berikut :

“Aku memandang sampai tahta-tahta itu diturunkan dan Dia Yang Tiada Berkesudahan HariNya itu duduk; yaitu Dia yang pakaianNya putih seperti salju, dan rambut kepalaNya bersih seperti bulu domba; tahtaNya seperti nyala-nyala api, dan roda-rodaNya seperti api yang bernyala-nyala. Maka suatu sungai api keluar dan muncul dari hadapan hadiratNya; berlaksa-laksa berbakti kepadaNya, dan sepuluh ribu kali sepuluh ribu berdiri di hadapanNya; pengadilan itu duduklah, dan kitab-kitab dibuka …… Aku melihat dalam khayal-khayal malam hari, maka bahwasanya, seseorang seperti Anak Manusia datang dengan awan-awan di langit, maka Ia datang kepada Yang Tiada Berkesudahan HariNya itu, dan mereka menghantarkanNya dekat ke hadapanNya.Daniel 7 : 9, 10, 13.

Oleh membaca ayat 8, penyelidik akan dapat mencatat, bahwa tahta yang disaksikan oleh Daniel itu didudukkan setelah tanduk penganiaya yang berkuasa itu (yang memiliki “mata seperti mata manusia, dan sebuah mulut yang berbicara perkara-perkara besar”Daniel 7 : 8, bagian terakhir) selesai melaksanakan pekerjaan kejahatannya. Kata-kata yang berbunyi: “Aku memandang sampai tahta-tahta itu diturunkan” (dipasang untuk dipakai), menunjukkan bahwa tahta-tahta itu sebelumnya tidak ada di sana; sekali lagi mendorong untuk menyimpulkan, bahwa berabad-abad lamanya setelah kenaikan Kristus baharu tahta-tahta ini “diturunkan”, “pengadilan duduk, dan buku-buku dibuka.”

Ayat 13 dari Daniel 7 dan ayat 6 dari Wahyu 5 menunjukkan bahwa “Seseorang yang seperti Anak Manusia” berada di depan tahta pengadilan itu, bagaikan seekor anak domba yang sudah tersembelih, yang siap untuk menebus orang-orang berdosa. Tetapi sesudah masa kasihan berakhir la tidak lagi bertindak sebagai seorang Juruselamat pengampun dosa, melainkan pada waktu itu la adalah “RAJA ATAS SEGALA RAJA, TUHAN ATAS SEGALA TUAN” “dari mulutNya keluar suatu perkataan yang tajam, yang dengannya Ia akan membunuh bangsa-bangsa manusia” Wahyu 19 : 16, 15. Dan selanjutnya oleh perantaraan Daniel, Roh menjelaskan, bahwa selama, bukan sebelum pengadilan itu, akan “dikaruniakan kepadaNya pemerintahan, dan kemuliaan, dan sebuah kerajaan, agar supaya semua orang, bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa, berbakti kepadaNya; (dan bahwa) pemerintahanNya adalah suatu pemerintahan yang kekal, yang tidak akan berlalu, dan kerajaanNya adalah suatu kerajaan yang tidak akan dapat dibinasakan.” Daniel 7 : 14.

Injil memperjelaskan bahwa sementara berada di dalam kaabah kesucian itu Kristus akan menerima Kerajaan sesudah “tahta-tahta itu diturunkan,” dan sesudah pemeriksaan pengadilan itu lengkap —– sebelum kedatanganNya yang kedua kali. Bahwa hal ini adalah demikian dibuktikan selanjutnya melalui perumpamaan Lukas 19 : 15, yang menegaskan bahwa Kristus akan menerima kerajaan, dan bahwa kemudian daripada itu Ia akan datang untuk membantai semua musuh-musuhNya.

Daniel 7 : 22 menunjukkan bahwa “pengadilan” itu diberikan kepada orang-orang suci dari Yang Maha Tinggi, dan bahwa sesudah pengadilan itu mereka akan memiliki Kerajaan itu. Sebaliknya pemeriksaan pengadilan terhadap semua orang jahat, yaitu mereka yang tidak bangkit pada “kebangkitan yang pertama” (Wahyu 20 : 5, 6) —– akan jadi kemudian, selagi orang-orang jahat itu berada di dalam kubur-kubur mereka, karena Yahya mengatakan: “Maka aku tampak orang-orang mati itu, kecil besar, berdiri di hadapan Allah; dan buku-buku dibuka; dan sebuah buku yang lain dibuka, yaitu buku kehidupan; maka  orang-orang mati itu diadili dari perkara-perkara itu yang tercatat di dalam buku-buku itu, sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka.” Wahyu 20 : 12.

Sesudah pengadilan ini, maka “lautan akan menyerahkan semua orang mati yang ada di dalamnya; dan kematian dan neraka melepaskan semua orang mati yang terdapat di dalamnya; maka mereka itu diadili masing-masing orang sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka.” Ayat 13. Maka “barangsiapa yang tidak ditemukan namanya tercatat di dalam buku kehidupan dicampakkan ke dalam lautan api. Ayat 15.” Inilah kematian yang kedua itu.” Ayat 14.

Karena ada terdapat dua pengadilan, masing-masing untuk waktu dan kelas orang-orang yang berbeda, dan dua kebangkitan yang satu berjarak seribu tahun daripada yang lainnya, maka sebab itulah terdapat

 

 34 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart