<< Go Back
Bagaimanakah Tentang
Wanita-Wanita Yang Mengajar ?
Apabila dibawa bertatap muka dengan kebenaran, maka sebagian orang akan berlaku bagaikan orang-orang yang telah kehilangan kesadarannya. Seperti ikan yang melompat-lompat terkena umpan, maka mereka itu melompat-lompat dengan bodohnya karena berbagai penyimpulannya. Dan apabila mereka karena dikasihani dibebaskan dari kail untuk diberikan kesempatan hidup, maka gantinya mereka menjauhkan diri dari kegelojohannya, dari kebijakan-kebijakan yang mementingkan dirinya, lalu menjaga dirinya supaya tidak tertangkap kembali, mereka justru mengejar lagi ke umpan yang lain, hanya untuk menemukan dirinya terkail kembali berulang kali. Bilamana mereka menemukan bahwa dengan demikian mereka telah berulang kali membawa dirinya ke dalam kehinaan, maka mereka tidak juga berusaha untuk mencapai yang benar lalu tinggal tetap benar.
Orang-orang yang dirinya terpojok dan putus hubungan dengan setiap jalan keluar untuk menghindari kebenaran, gantinya mereka itu mengalah dan melepaskan pendapat-pendapat mereka yang keliru, mereka justru lebih berusaha dengan membabi buta untuk menghindar dari keadaan mereka, dengan ganti mengasingkan injil yang berbunyi : “Hendaklah kaum wanitamu berdiam diri di dalam gereja-gereja, karena adalah tidak diijinkan bagi mereka untuk berbicara; melainkan mereka diperintahkan untuk tunduk patuh, seperti juga yang dikatakan olen hukum.” 1 Korinthi 14 : 34.
Tetapi, pemakaian ini hanya akan memberikan ketegasan kepada kebenaran, bahwa sama sekali tidak adil bagi seseorang untuk menerima sesuatu pendirian terhadap sesuatu masalah, yang hanya berdasarkan pendapat yang diambil dari satu atau dua ayat, tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan seluruh ayat-ayat dalam terang dari keseluruhan pasal, bahkan dari keseluruhan Alkitab; sebab jika interpretasi seseorang terhadap Firman Injil tidak dapat ditunjang oleh setiap kalimat Firman Yang Suci, maka itu adalah suatu interpretasi yang keliru, suatu penyimpulan yang buta, tanpa dasar Alkitab.
Di dalam 1 Korinthi 14 kita akan menemukan bahwa banyak dari wanita-wanita itu telah menjadi “gila” (ayat 23) oleh berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak dikenal. Karena itu Paulus sedang berusaha untuk menghilangkan kekacauan itu, tetapi bukan untuk mendiamkan setiap orang yang memiliki suatu pekabaran yang diilhami untuk disampaikan. Suatu usaha untuk menghentikan kaum wanita daripada mengajar tidak akan sejalan dengan kata-kata injil berikut:
“Maka Deborah, seorang nabiah (nabi perempuan), yaitu istri dari Lapidot, ia menjadi hakim atas Israel pada wakiu itu. Maka duduklah ia di bawah pohon palm Deborah di antara Ramah dan Bethel di gunung Ephraim; maka bani Israel datang kepadanya untuk mendapatkan keputusan hukum.” Hakim-hakim 4 : 4, 5. “Dan adalah seorang yang bernama Hanna, yaitu seorang nabiah, anak perempuan Phanuel, yang berasal dari suku Aser; maka ia sudah sangat lanjut usianya, dan ia telah hidup bersama dengan suaminya tujuh tahun lamanya semenjak dari gadisnya; maka ia adalah seorang janda yang kira-kira delapan puluh empat tahun umurnya, dan tiada ia meninggalkan kaabah, melainkan melayani Allah dengan berpuasa dan berdoa siang dan malam” Lukas 2 : 36, 37. Juga “Huldah nabiah itu, yaitu istri dari Shallum” yang mengajar Israel (2 Raja-raja 22 : 14 – 16). Dan “Phillipus penginjil itu, ….. memiliki empat orang puteri, yaitu anak-anak dara, yang telah bernubuat.” Kisah Rasul-rasul 21 : 8, 9.
Jadi, orang-orang yang menyangka bahwa Paulus melarang wanita untuk mengajar, sedikitpun tidak dapat menghilangkan kepercayaan orang terhadap jabatan Nyonya White maupun mempersalahkannya, tetapi sebaliknya mereka secara tidak sadar sedang melemparkan pantulan ke atas tulisan-tulisan Paulus itu —– yaitu berusaha menyajikan tulisan-tulisan itu secara nyata bertentangan dengan tulisan-tulisan rekan-rekan penulis Injilnya yang lain.
Orang-orang yang menyelidiki dengan saksama akan mengetahui bukan untuk melompat karena kail-kail yang diumpani itu, melainkan sebaliknya untuk menyerahkan diri mereka dengan sederhana kepada ajaran-ajaran Roh Kristus jika mereka mengharapkanNya untuk menyelamatkan mereka dari kutuk dosa dan dari murka Allah.
(Mengenai akibat-akibat penolakan terhadap nabi-nabi Allah di waktu ini, pelajarilah buku kecil kami Traktat No. 4, BERITA-BERITA TERAKHIR BAGI IBU).
Seperti halnya dalam hotbah pada hari Pentakosta yang lalu, Roh berbicara dengan orang-orang Yahudi untuk menyelamatkan mereka dari kebinasaan yang kekal, maka pada lembaran halaman-halaman ini Roh itu juga berbicara dengan anda, Saudara-Saudariku! Pada intinya la mengatakan kepada mereka itu: “Sebagaimana Daud bernubuat dari hal Seseorang Yang tidak akan menyaksikan kebusukan, maka itu tidak mungkin bahwa nubuatannya itu diaplikasikan kepada dirinya sendiri, seperti yang anda sangka, karena tubuhnya terbaring membusuk di dalam kubur sampai kepada hari ini. Allah telah membangkitkan hanya Seorang (Kristus) tanpa tubuhnya menyaksikan kebusukan” (Kisah Rasul-Rasul 2 : 22 – 23); oleh sebab itu tak dapat tiada Dialah satu-satunya yang dapat diaplikasikan oleh nubuatan Daud itu.
Pembahasan Petrus bahwa Nubuatan Daud itu berlaku terhadap kebangkitan Kristus tidak memiliki sesuatu bukti penunjang yang lebih jelas daripada yang dimiliki oleh buku kecil ini dalam menunjukkan bahwa tulisan-tulisan Nyonya White itu bersama-sama dengan apa yang diungkapkan di sini, adalah Roh Nubuatan —– yaitu “kesaksian Yesus.” Wahyu 19 : 10. Jadi, jika anda mengikuti juga jalan yang hina yang telah ditempuh oleh orang-orang Yahudi yang jahat itu, maka dapatkah kesalahan anda kelak lebih rendah dari kesalahan mereka itu? Jadi, mengapa, bertindak demikian itu sekarang mengikuti kesalahan mereka itu? Mengapa tidak sebaliknya sekarang saja mengambil pilihan yang lebih baik, dan membiarkan Roh Allah memasukkan kata-kata yang sama itu di dalam mulut anda seperti yang dilakukanNya dahulu di dalam mulut orang-orang Yahudi yang bertobat yang sedikit jumlahnya itu, yang telah memohon dengan penuh kesungguhan: “Tuan-tuan dan Saudara-Saudara sekalian, apakah yang harus kami perbuat?” Kisah Rasul-Rasul 2 : 37.
Janganlah seperti Agrippa yang “hampir terbujuk” itu. Janganlah berjalan bertentangan dengan keyakinan-keyakinanmu seperti Felix, yang mengatakan: “Pergilah dahulu kamu untuk kali ini; apabila aku mempunyai kesempatan yang baik, maka akan kusuruh memanggil kamu” (Kisah Rasul-Rasul 26 : 28; 24 : 25), karena Tuhan berfirman: “Hari ini jika engkau mendengar suaraNya, janganlah mengeraskan hatimu,” Iberani 4 : 7.
Sekarang, Saudara-Saudaraku, dapatlah anda ketahui bahwa dalam kebenaran, anda tidak akan mampu menyangkal sesuatu bagian dari buku Tongkat Gembala itu. Jadi, mengapakah terus melanjutkan kritikanmu terhadap “kebenaran yang diungkapkan,” sampai kelak pada akhirnya anda menemukan dirimu tersesat di dalam kelas orang-orang yang segala perbuatan kejahatannya telah diramalkan dan dicatat oleh Ilham sebagai berikut:
“Mereka hendak mempertanyakan dan mempersalahkan apa saja yang timbul dalam kebenaran yang diungkapkan, mengeritik perbuatan dan kedudukan orang-orang lain, mengeritik setiap cabang pekerjaan dalam mana mereka sendiri tidak ikut di dalamnya. Mereka akan hidup dari kekeliruan dan kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan orang-orang lain, “sampai kelak”, kata malaikat itu : ‘Tuhan Yesus akan bangkit berdiri dari tugas pembelaanNya di dalam kaabah sorga, lalu Ia akan memakaikan pada diriNya pakaian-pakaian pembalasan, lalu mengejutkan mereka pada pesta perayaannya yang tidak suci; maka mereka itu akan mendapatkan dirinya tidak bersedia bagi perjamuan kawin Anak Domba itu.’ Selera mereka sudah sedemikian rupa dikacaukan, sehingga mereka cenderung untuk mempersalahkan sampai kepada meja Tuhan di dalam KerajaanNya.” — Testimonies, vol. 5, p. 690.
Sebab itu mengenai segala perkara di waktu ini, hendaklah semua orang suci mendengarkan dan menaruh perhatian kepada
31 total, 1 views today