Apakah Yahya melihat tepat ?
<< Go Back


Apakah Yahya Melihat Tepat?

 

Benar, peramal dari Patmos itu adalah seorang manusia biasa yang bersifat salah seperti kita juga, namun yang mendiktekan tulisan-tulisannya itu — yaitu Aku Yang Senantiasa Ada yang besar dan yang tak mungkin salah, Pengawas dan Pembaca Alkitab Yang Teruji – berada di sana menyaksikan agar Yahya mencatat dengan setia apa yang telah disaksikannya, karena kebenaran yang tepat dari simbol itu berarti nasib hidup kita. Sesungguhnya, adalah tidak mungkin, bahwa Tuhan hendak membahayakan keselamatan kita oleh memperlihatkan simbol itu sedemikian jauh terpisah dari penglihatan Yahya sehingga ia tidak dapat melihat dengan tepat dan mencatatnya, lalu juga ingin menyelamatkan kita olehnya.

Kalau saja Yahya telah gagal melihat dengan tepat simbol itu dalam khayal seperti yang dijelaskan dengan begitu bagus oleh orang-orang yang disangka terpelajar dan berpengalaman ini, maka tidakkah itu berarti juga, bahwa Allah tidak mengacuhkan apakah la mengungkapkan kebenaran dengan cara yang menyesatkan atau tidak, yang mana adalah penting bagi keselamatan kita? Jika tidak, dan jika Yahya memang keliru, maka mengapakah Allah tidak mengoreksi dia? Apakah tidak mungkin bagiNya di sini untuk mengoreksi nabiNya?

Pewahyu mengatakan: “Malaikat yang kedua itu menuangkan bokornya ke laut; maka laut itu pun berubah menjadi seperti darah orang mati, maka matilah setiap jiwa yang hidup di dalam laut itu.” Wahyu 16 : 3.

Kalau saja Yahya tidak dapat melihat dengan tepat dimana “api”, “asap”, dan “belerang” itu keluar seperti yang disangka orang, maka bagaimanakah dapat ia melihat seperti yang dikatakannya dalam kata-kata yang diucapkan di atas, bahwa “setiap” makhluk mati di dasar laut? Keadaan manakah yang lebih sukar untuk dilihat dengan tepat?

Penerimaan dan penyajian hasil-hasil interpretasi seperti ini adalah bukti nyata, bahwa kini terdapat kegelapan yang pekat sekali menyelubungi seluruh sidang, yang menyelubungi baik para anggota maupun para pengawal yang mengakui diri mereka sebagai “tua-tua yang berpengalaman” yang disebut di dalam Testimonies, vol. 5, p, 293, dan yang dibentangkan di dalam buku kecil “Berita-Berita Terakhir Bagi Ibu.” Orang-orang ini, walaupun “di dalam Firman disebut sangat tidak mampu,” seperti terlihat pada penjelasan-penjelasan terdahulu, mereka melarang agar supaya apa saja yang baru yang mereka belum melihat terangnya, supaya tidak disajikan ke hadapan umat. Dan walaupun nyata, bahwa pembatasan-pembatasan yang sama sekali tidak sah dan menggelapkan itu telah diciptakan untuk tetap mempertahankan seluruh umat dalam kekeliruan-kekeliruan mereka, para anggota bagaimanapun juga menyambutnya tanpa ragu-ragu, lalu meninggikan orang-orang yang menciptakannya itu sebagai bijaksana dan sahabat-sahabat yang sejati. Dan semua orang yang tidak mau terikat oleh pembatasan-pembatasan yang sedemikian itu lalu “dibuang keluar” (Yesaya 66 : 5), sebaliknya orang banyak yang tidak mempercayai Roh Nubuat tetap dipertahankan, dan orang banyak lainnya yang sama-sama tidak percaya disambut sebagai anggota oleh pengesahan umum. Demikianlah kembali dipraktikkan dosa orang-orang Yahudi yang mencolok itu, yang telah diucapkan oleh Juruselamat dengan kata-kataNya yang menusuk: “Oleh sebab itu jika terang yang ada di dalammu itu menjadi gelap, maka alangkah besarnya kegelapan itu!” Matius 6 : 23.

Roh Nubuat mengatakan, bahwa “musuh itu sedang bersiap-siap bagi kampanyenya yang terakhir melawan sidang. la sedemikian rupa menyembunyikan dirinya dari pandangan sehingga banyak orang hampir-hampir tidak dapat percaya bahwa ia ada, bahkan mereka hampir-hampir tidak dapat menyadari akan aktivitas dan kuasanya yang mengagumkan itu. Kebanyakan mereka telah melupakan catatan masa lalunya, sehingga apabila ia membuat suatu gerakan maju yang lain lagi, maka mereka tidak mengenalinya sebagai musuh mereka, yaitu ular tua itu, melainkan mereka akan menganggapnya sebagai teman, yaitu seseorang yang sedang melakukan perbuatan yang balk.” — Testimonies, vol. 5, p. 294.

Oh, alangkah besarnya kegelapan yang telah menyelubungi umat! Maukah anda sekalian, Saudara-Saudariku, duduk tenang dengan bebas, lalu mengamati bagaimana musuh itu menjerumuskan mereka dalam keadaan buta ke dalam neraka? Tuhan berfirman: “Akulah Yesus yang telah mengutus malaikatKu membuktikan kepadamu segala perkara ini di dalam sidang-sidang jemaat. Akulah akar dan benih dari Daud, dan bintang fajar yang gilang gemilang itu.” (Wahyu 22 : 16). Kemudian la menambahkan lagi pernyataan yang menakutkan: “Karena Aku membuktikan kepada setiap orang yang mendengarkan kata-kata nubuatan dari kitab ini, bahwa jika seseorang kelak menambahkan sesuatu kepada segala perkara ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya bela-bela yang ada tersurat di dalam kitab ini; dan jika seseorang kelak mengurangkan dari kata-kata kitab nubuatan ini, maka Allah akan mengeluarkan bagiannya dari Buku Kehidupan, dan dari Kota Suci itu, dan dari segala perkara yang ada tersurat di dalam kitab ini.” (Wahyu 22 : 18, 19).

Sekarang, jika sekiranya Yahya telah gagal dalam tugasnya, dan Injil itu pun benar telah ditulis dengan tidak sempurna, sehingga uraian-uraian itu yang diperiksa di sini akan mendorong seseorang untuk menyimpulkan sedemikian itu, maka bagaimanakah Kristus akan berani mendesak kita dengan ancaman hukuman yang sedemikian menakutkan, supaya jangan merusak Firman Allah yang Suci? Karena jika Yahya telah keliru dalam apa yang ditulisnya, maka binasalah kita. Dan jika kita merobah sedikit saja tulisan-tulisannya, juga binasalah kita. Jadi bagaimana? Apakah Injil itu direncanakan bagi kebinasaan kita sebagai gantinya keselamatan kita? Dijauhkan kiranya pikiran ini! Kata-kata Yesus yang tak berobah itu yang baru disebut di atas, memastikan bahwa KitabNya adalah sempurna, dan bahwa Kitab itu tidak perlu dirobah oleh siapapun juga.

Walaupun demikian, secara bertentangan justru orang-orang yang biasanya terlibat dalam praktik merobah-robah Injil itulah, yang paling keras bicaranya menganjurkan orang supaya berhat-hati untuk tidak terjerat oleh ajaran yang palsu. Dan untuk menunjang pembicaraan mereka, maka mereka dengan sangat hati-hati menjauhkan dirinya dari apa saja yang baru yang bukan datang dari pihak mereka. Dengan demikian mereka tidak pernah dapat sembuh dari kebutaan mereka yang parah itu sebelum mereka mulai berusaha mencarikan “salp mata” (Ilham), seperti juga akan emas, karena hanya terang baru yang dapat membuka mata mereka, menelanjangi kesalahan-kesalahan mereka, dan membujuk mereka kepada kebenaran. Walaupun demikian, karena Setan tahu benar bahwa penglihatan mata mereka akan segera pulih kembali jika mereka datang dengan hati terbuka kepada terang, maka ia mengisi mereka dengan keragu-raguan untuk menjauhkan mereka dari usaha penyelidikan pribadi yang bebas terhadap kebenaran-kebenaran yang sudah dibukakan.

Demikianlah halnya anggota-anggota sidang yang “suam” itu yang tidak mengatur langkahnya mengikuti terang, dan yang sebagai akibatnya telah tertinggal di belakang dalam setiap terang yang datang. Sebaliknya orang-orang yang merasa tidak puas terhadap tingkat penerangan milik mereka, yaitu mereka yang “benar-benar panas” atau “dingin” itu, terus berbaris maju bersama-sama dengan kebenaran sekarang dari satu generasi ke generasi lainnya. Oleh sebab itu, jangan sekali kebenaran yang serius ini dilupakan, bahwa belum pernah pada sesuatu saat sidang Allah telah dihantarkan sesat oleh karena menyelidiki kebenaran-kebenaran baru yang mengetok pada pintu-pintunya, yang meminta izin masuk. Sebaliknya ia banyak kali telah dibiarkan dalam kegelapan karena sebab kemalasan, keacuhan, dan syakwasangka dalam penyelidikannya untuk mencari tahu apakah benar yang disebut “ajaran-ajaran aneh” itu dari Allah datangnya. Maka dengan sedih harus diakui, bahwa keadaan yang sedemikian itu ada sekarang dengan sidang kita.

Roh Kebenaran menegaskan: “Kita harus jauh lebih waspada terhadap yang dari dalam daripada yang dari luar. Penghalang-penghalang terhadap kekuatan dan keberhasilan adalah jauh lebih besar datang dari sidang sendiri dari pada yang datang dari dunia.”Christs Our Righteousness, p. 45.

Sekarang, seperti halnya di masa lalu, para pemimpin sidang dan para pendeta sedang berteriak-teriak menentang setiap penambahan terang, dan sedang menghalang-halangi umat dari terang itu. Pada waktu yang sama mereka juga sedang memberi makan kawanan domba itu dengan kepalsuan-kepalsuan yang diselimuti kebenaran, sehingga domba-domba makin hari makin mati rohaninya.

“Makanan yang sedang disediakan bagi kawanan domba itu akan menimbulkan penyakit rohani, kemerosotan, dan kematian. Apabila orang-orang yang mengaku percaya kebenaran sekarang menyadari, apabila mereka menyambut Firman Allah itu sebagaimana yang terbaca, apabila mereka tidak mencoba memaksakan kemauannya atas Injil, maka mereka akan membawa keluar dari perbendaharaan hati perkara-perkara yang baru maupun lama, untuk menguatkan diri mereka sendiri berikut orang lain bagi siapa mereka bekerja.”Review and Herald, vol. 78, No. 25, Tuesday, June 18, 1901. (Lihat juga Early Writings, p, 62).

Walaupun demikian, karena perbuatan yang benar sedemikian ini bukan yang dikehendakinya, maka Setan bekerja dengan tak henti-hentinya untuk menghalanginya. Dan begitu hebat penipuan-penipuannya, sehingga “kambing-kambing” yang berada di antara “domba-domba” itu secara tak sadar dan bahkan bertentangan dengan kepentingan-kepentingan hidup kekal mereka sendiri, mereka telah menyerahkan dirinya untuk dijadikan alat untuk menyelesaikan rencana-rencananya yang mematikan itu.

Judul yang asli dari bukunya Pendeta Smith itu, THOUGHTS ON DANIEL AND THE REVELATION (PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TERHADAP BUKU DANIEL DAN BUKU WAHYU) mengakuinya sebagai tidak sengaja dan dengan ikhlas telah menulis buku itu. Perkataan, “pemikiran-pemikiran,” menunjukkan suatu pendapat, suatu teori, bukan suatu kebenaran yang mutlak, memperlihatkan bahwa ia hanya mempromosikan buku itu kepada para pembacanya untuk apa saja isinya yang berkenan kepada mereka. Tentunya ini dilakukannya khusus dengan pengertian, bahwa pada saat “gulungan suratan terbuka” (Testimonies, vol. 6, p. 17), apabila tulisan-tulisan Daniel dan Yahya Pewahyu itu kelak diterangi, maka pembaca akan merubah “pemikiran-pemikiran”-nya kepada kebenaran, jika sekiranya ia keliru, sebagai pengikut Kristus yang sederhana.

Tetapi diluar dugaan dari maksud penulis yang sederhana ini, organisasi gereja telah menghilangkan dari buku-buku terbitan berikutnya kata-kata “pemikiran-pemikiran” itu, yaitu perkataan yang pertama dari judul aslinya. Dan sekarang beberapa dari para pemimpin mencoba membuat kita percaya, bahwa kepada Nyonya White telah ditunjukkan, bahwa seorang malaikat sedang mengendalikan tangan Pendeta Smith sewaktu ia sementara menyusun kembali teori-teori dari orang-orang yang tidak diilhami itu. Kemudian adalah jelas sekali, bahwa walaupun sebagian besar buku itu adalah tidak seimbang dengan Injil yang terakhir, namun para penguasa buku itu lebih suka memiliki kesalahan-kesalahan itu dengan biaya berapapun juga — bahkan dengan mengorbankan kebenaran sekalipun. Memang, demikianlah mereka menjunjung tinggi hasil-hasil pemikiran manusia, dan mereka menguatkannya sebagai memiliki pemeteraian Ilham, sambil mereka mengurangi ketepatan dari Buku Wahyu itu, sehingga menunjukkan bahwa Setan adalah satu-satunya yang telah mengendalikan mereka itu kedalam pemikiran yang sedemikian ini.

Lagi pula, sementara di satu pihak para komentator ini mengaku lebih banyak mengetahui khayal Yahya itu dari pada Yahya sendiri, maka di lain pihak para penguasa yang menguasai tulisan-tulisan Uriah Smith ini pun bertindak seolah-olah mereka mengetahui lebih banyak dari hal pengalamannya dengan Ilham dari pada yang dialami Uriah Smith sendiri, karena ia tidak pernah mengaku dirinya diilhami, sebaliknya mereka menegaskan bahwa ia diilhami. Maka sekarang karena rasul Yahya, Pendeta Smith, dan Nyonya White telah meninggal dan tidak lagi mampu untuk membela diri, maka orang banyak yang hidup sekarang, yang tidur di bawah selimut dosa-dosanya, mereka tidak mampu untuk mengetahui jerat-jerat iblis itu. Alangkah indahnya pelajaran ini supaya kita berpegang pada nasehat Tuhan, supaya berharap kepada Firman-Nya sampai kepada “sebuah titik atau sebuah noktah” (Matius 6 : 18) dan jika perlu jangan mempercayai setiap mahluk yang berdosa (Yesaya 2 : 22).

Kalau saja mereka yang memiliki terang besar itu dan yang mengaku “memiliki hukum-hukum Allah dan berpegang pada iman Yesus,” berani memperlakukan Alkitab dan Roh Nubuat sedemikian ini, maka anehkah jika terdapat sedemikian banyak keragu-raguan terhadap Injil yang diilhami dan terdapat hampir tak terhitung banyaknya hasil-hasil interpretasi terhadap Injil itu?

Kelakuan kita sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh adalah tepat sekali menggenapi nubuatan yang melawan orang-orang Laodikea, sehingga dengan demikian secara tak terelakkan kita dicap sebagai umat itu. Oleh sebab itu, marilah kita mengakui dosa-dosa kita, lalu dengan senang hati menyambut nasehat dari Bapa yang berbunyi: “Karena katamu, aku kaya, dan telah bertambah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi; padahal tidak engkau ketahui bahwa engkau adalah orang malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang. Aku nasehatkan kepadamu supaya membeli kepadaKu emas yang sudah teruji di dalam api supaya engkau kaya, dan pakaian putih, supaya engkau dapat berpakaian, dan supaya tidak tampak malu ketelanjanganmu itu, dan supaya mengobati matamu dengan salp mata, supaya engkau dapat melihat.” (Wahyu 3 : 17, 18). Dengan matanya yang diobati sedemikian ini, maka orang yang menyelidiki kebenaran akan kelak menemukan, bahwa

 

 38 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart