<< Go Back
Wahyu 8 : 8, 9: “Maka malaikat yang kedua itu meniupkan trompetnya, Ialu jadilah seolah-olah sebuah gunung besar menyala dengan api dicampakkan ke laut; maka laut itu sepertiganya menjadi darah, dan sepertiga dari pada segala makhIuk yang bernyawa di dalam laut itu matilah; dan sepertiga dari pada segala kapal binasalah.”
Sebagaimana kegenapan dari trompet yang pertama membawa kita sampai dengan meliputi air bah itu, maka periode dari trompet yang kedua tak dapat tiada harus dicari pada kebinasaan yang pertama sekali sesudah air bah itu yang didahului oleh sebuah pekabaran. Dan untuk menentukan saat permulaannya kita hanya perlu memberi alasan, bahwa gunung dalam arti Alkitab adalah menunjukkan sebuah sidang atau sebuah kerajaan (Zakharia 8 : 3; Yesaya 2 : 3), maka “gunung besar” itu yang ditutupi api, seperti halnya semak belukar yang dahulu dari mana Allah telah berbicara kepada Musa (Keluaran 3 : 2, 4), hanya akan berarti bahwa pada waktu itu kehadiran Allah berada di tengah-tengah dan sekeliling umatNya. Dan pada waktu itu sebagaimana kita ketahui, mereka itu adalah pergerakan orang-orang Israel, yaitu sidang yang pertama sesudah air bah dengan sebuah pekabarannya — upacara bayangan. Dalam memimpin bala tentara Tuhan yang kuat perkasa ini tiang api telah berjalan di depan menjadi perisai baginya, diikuti dengan tiang awan dari belakang.
Sesudah gunung itu diliputi api, maka ia itu “dicampakkan ke dalam laut.” Lautan sebagai gudang penyimpanan dari semua air adalah melambangkan asal mula tempat tinggal dari “semua orang, dan orang banyak, dan bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa” (Wahyu 17 : 15). Oleh sebab itu, karena ia itu menunjuk kepada dunia secara keseluruhan, yaitu tempat di mana segala bangsa (air-air) tinggal, maka ia itu menentukan dengan pasti tempat di mana sidang (gunung) itu terlihat. Ini dikemukakan oleh kata-kata nabi itu sebagai berikut: “Nyanyikanlah bagi Tuhan sebuah nyanyian baru, dan kepujianNya semenjak dari hujung bumi, hai kamu yang turun ke laut (dari mana dunia ini berasal — yaitu Palestina), berikut semua yang ada di dalamnya.” Yesaya 42 : 10.
Ingatlah, bahwa hanya sepertiga dari “laut (dunia) yang telah menjadi darah”, dan juga bahwa pergerakan orang-orang Israel itu hanya mencapai sebagian dari dunia (dalam sebutan simbolis disebut “sepertiga” dari “Iautan”) — yaitu orang-orang kapir dengan siapa pergerakan itu telah sampai berhubungan dengan mereka, terutama di tanah perjanjian. Jadi, jelaslah bahwa “gunung” itu melambangkan sidang Wasiat Lama.
Setelah “gunung” itu (sidang) dicampakkan ke dalam “lautan”, maka “sepertiga dari lautan itu menjadi darah”, “sepertiga dari semua makhluk yang ada di dalam lautan itu, dan yang bernyawa, mati.” Sekali lagi “darah” tentunya melambangkan kehidupan dari mahluk hidup. Karena demikian halnya, maka ia itu tentunya berarti sepertiga dari “Iautan” (dunia) yang menjadi “darah” (hidup), ialah bagian yang ke dalamnya telah dicampakkan gunung itu, ke mana umat Allah telah dibawa. Dengan demikian, maka bagian itu, yaitu Palestina, telah menjadi suatu tempat berlindung bagi semua orang yang sepenuhnya menggabungkan diri dengan pergerakan itu, tetapi sebaliknya menjadi tempat yang berantakan bagi orang-orang yang tidak mau menggabungkan diri dengan pergerakan itu, sama seperti halnya bahtera Nuh telah menjadi sebuah tempat berlindung bagi orang-orang yang memasukinya, tetapi sebaliknya menjadi suatu agen pembinasa bagi mereka yang tetap tinggal di luar.
Mengenai sepertiga dari mahluk-mahluk yang mati itu, Alkitab mungkin salah karena terlalu berIebihan mengatakan, bahwa mereka itu “bernyawa” jika sekiranya demikian itu akan berarti mahluk hidup, sebab bagaimana mungkin mereka dapat mati jika mereka tidak memiliki nyawa hidup? Tetapi sekaliannya itu hanya melambangkan orang-orang yang hidup, yaitu mereka yang sesungguhnya berhak atas hidup yang kekal, dan mereka pernah merangkulnya, tetapi kemudian karena pendurhakaannya, maka mereka telah melepaskannya. Dengan demikian, maka hanya suatu “sepertiga” yang simbolis dari semua yang telah memiliki hidup kekal, tetapi telah melepaskannya karena dosa (“mati”), yang dibinasakan.
A y a t 9, bagian terakhir: “Dan sepertiga dari pada segala kapal binasalah.”
Karena “lautan” melambangkan dunia tua, maka “kapal-kapal” itu tak dapat tiada juga melambangkan objek-objek yang dianggap pantas untuk melindungi dan membawa orang-orang, tetapi walaupun diharapkan dapat mengangkut mereka dengan aman mengarungi lautan itu (dunia), mereka ternyata gagal mencapai pantai seberang. Mereka itu tentunya hanya menggambarkan agama-agama kekapiran berikut tempat-tempat ibadah mereka, yang memberikan kepada para penganutnya pengangkutan untuk membawa mereka ke suatu dunia yang akan datang. Tetapi kapal-kapal mereka itu tidak layak berlayar di laut, sehingga mereka menemui bencana selagi dalam pelayarannya. Mereka berikut tempat-tempat ibadahnya telah dibinasakan oleh orang-orang Israel untuk memenuhi perintah Tuhan yang berbunyi: “Hendaklah kamu membinasakan sama sekali semua tempat (tempat-tempat ibadah — “kapal-kapal”) dimana bangsa-bangsa yang akan kamu miliki itu menyembah dewa-dewanya di atas gunung-gunung yang tinggi, dan di atas bukit-bukit, dan di bawah setiap pohon kayu yang hijau: dan hendaklah kamu meruntuhkan semua medzbah mereka, dan menghancurkan semua tiang pilar mereka, dan membakar habis dengan api hutan-hutan mereka; dan hendaklah kamu meruntuhkan semua patung ukiran dewa-dewa mereka itu, dan menghapuskan nama-namanya dari tempat itu.” (Ulangan 12 : 2, 3).
Dalam suatu contoh yang lain, di bawah pasangan keadaan yang berbeda, apabila sidang secara simbolis melewati jalan darat gantinya melalui air, maka kereta-kereta sebagai pengganti kapal-kapal digunakan untuk melambangkan sidang. (Bacalah Buku Kecil Traktat No. 2 : Paradoks Terbesar).
Dengan adanya kecocokan yang tepat dari masing-masing dua periode sejarah pertama dari dunia kuno yang lalu itu, maka dua trornpet yang pertama itu memberi jaminan, bahwa periode-periode selanjutnya dilambangkan juga secara tepat oleh trompet-trompet berikutnya. Oleh sebab itu, maka kebenaran mengenai periode yang ketiga adalah dilambangkan oleh
33 total, 1 views today