<< Go Back
Wahyu 8 : 10 berbunyi: “Dan malaikat yang ketiga itu meniupkan trompetnya, maka gugurlah dari langit sebuah bintang besar yang bernyala-nyala bagaikan sebuah pelita, maka bintang itu menimpa sepertiga dari segala sungai, dan menimpa semua mata air.”
Karena gugur dari langit, maka “bintang itu” jelas menunjukkan, bahwa ia itu tak dapat tiada merupakan sesuatu jenis benda dari langit yang turun ke bumi. Adanya ia itu bernyala-nyala bagaikan sebuah “pelita” merupakan petunjuk mengenai hakekatnya sebuah benda yang berkuasa memberikan terang, dan benda pembawa terang yang sedemikian itu yang datang dari langit hanyalah F i r m a n. Pemazmur menguatkannya sebagai berikut: “Bahwa F i r m a n M u merupakan pelita bagi kakiku, dan t e r a n g bagi jalanku.” Mazmur 119 : 105. Dan karena bintang itu jatuh menimpa hanya “sepertiga” dari segala sungai (bangsa-bangsa — Wahyu 17 : 15), maka telah diungkapkannya sendiri secara simbolis mengenai Alkitab Wasiat Lama, karena itulah Alkitab Wasiat Lama yang pada zaman itu belum berhasil mencapai semua bangsa (sungai-sungai) di bumi, melainkan hanya sebagian dari mereka (yang secara simbolis, bukan sesungguhnya, disebut sepertiga bagian).
Walaupun pada “segala sungai” bintang itu menimpa hanya sepertiganya, namun ia itu menerangi semua “mata air.” Kenyataan ini menunjukkan, bahwa Alkitab Wasiat Lama itu telah jatuh dalam tangan dua kelas orang-orang — “sungai-sungai” dan mata-mata air.” Yang pertama melambangkan bangsa-bangsa yang telah datang berhubungan erat dengan Alkitab. (Mereka ini adalah sedemikian bagaikan “segala air sungai, yang kuat dan banyak, yaitu raja Asyur.” Yesaya 8 : 7). Yang kedua melambangkan umat pilihanNya (dua belas suku bangsa Israel), dengan siapa FirmanNya merupakan segala air hidup, yang membuat mereka menjadi mata-mata air yang hidup. Demikianlah Tuhan sendiri telah menyatakan: “Barangsiapa yang percaya kepadaKu, ….. maka dari perutnya akan mengalir sungai-sungai air hidup” (Yahya 7 : 38); dan: “Mata air Yakub akan berada di atas tanah gandum dan air anggur.” (Ulangan 33 : 28.)
Wahyu 8 : 11 berbunyi: “Maka nama bintang itu akan disebut Afsantin (Bahasa Inggris: Wormwood): maka sepertiga dari pada segala air pun menjadi afsantin; dan banyak orang mati karena air-air itu, karena air-air itu sudah menjadi pahit.”
Sebagai suatu tumbuh-tumbuhan pahit yang berbau harum, afsantin itu berguna sebagai obat pencuci perut dan juga sebagai obat kuat — yaitu kwalitas dan kegunaan, yang pengertiannya akan menemukan arti simbolis dari sebutan nama “Afsantin” itu. Sesuatu yang mencuci adalah sesuatu benda yang memiliki kegunaan mencuci dan membersih, maka sebab itu nama “Afsantin” itu tak dapat tiada, pertama sekali menunjukkan suatu alat pencuci. Dan karena Firman Allah memiliki kuasa untuk membersihkan semua penyebab dan akibat dari pada kelemahan rohani dan mengembalikan fungsi-fungsi dan irama yang sehat bagi jiwa yang sakit dosa, maka jelaslah hanya alat yang sedemikian ini, yang dalam kaitan ini, cocok dilambangkan oleh nama “Afsantin” itu.
Demikianlah, maka obat pencuci yang pahit dan kegunaan obat kuat itu menunjukkan, bahwa Firman Allah walaupun ia itu sesungguhnya sesuatu yang pahit bagi perasaan seseorang yang jahat, namun bagi mereka yang jujur yang mencintaiNya bagi kebaikan. Firman itu akan membawakan kepada mereka kegembiraan yang sangat menyenangkan (menyucikan hati dan jiwa); sebaliknya bagi orang-orang yang tidak jujur, yang perasaan kejahatannya merupakan dewanya, dan yang tidak mencintai kebenaran, maka Firman itu akan kelak bagaikan empedu pada perasaan lidah mereka. Dan demikian pula halnya, karena mereka itu lebih mencintai jalan-jalan dunia melebihi jalan-jalan keselamatan, yang semuanya ini dilarang oleh Firman.
Sifat bau yang harum dari tumbuhan itu mengungkapkan, bahwa barangsiapa yang memakan Firman Allah itu, walaupun ia itu senantiasa pahit pada perasaan mereka yang jahat, mereka kelak akan menemukan dalamnya keharuman pengaruh sorga yang lebih kuat, yang akan membuat mereka bernapaskan “suatu kenikmatan hidup bagi kehidupan.”
Masing-masing dari kebenaran-kebenaran pada waktunya yang diungkapkan secara terus meningkat, yaitu tiga trompet yang pertama itu menunjukkan, bahwa empat trompet yang sisanya yang pada gilirannya makin mendekati masa periode yang manfaatnya diberikan oleh seluruh pelajaran dari keseluruhan lambang itu secara kumulatif, tak dapat tiada harus mengungkapkan dengan lebih meningkat lagi pelajaran-pelajaran pada waktunya. Maka tepat inilah yang para penyelidik masalah ini akan temukan sekarang sementara ia memasuki penyelidikan mengenai
33 total, 1 views today