Bulan dan bintang-bintang yang terkena palu
<< Go Back


Bulan Dan Bintang-Bintang Yang
Terkena Palu.

 

Karena memantulkan sinar matahari dimana matahari sendiri tidak dapat memancarkannya, maka demikianlah bulan melambangkan sidang yang memberitakan pekabaran (terang) dari Firman (matahari) kepada dunia yang gelap ini. Saling ketergantungan yang simbolis ini di antara bulan dan matahari menunjukkan, bahwa tanpa sidang, maka Firman itu sendiri tidak mungkin dapat bercahaya di bumi. Dan karena terang dari Firman, matahari, yang dilambangkan di sini ialah upacara bayangan yang tidak mungkin dapat diadakan tanpa sesuatu struktur khusus, maka sebab itu “bulan” adalah lambang dari tabernakel dan dari kaabah, oleh mana terang dari pekabaran itu – pelayanan korban — dipantulkan. Karena ini adalah benar, maka “bintang-bintang” itu jelas melambangkan keanggotaan sidang. Maka sebab itu terpalunya mereka itu bersama-sama dengan matahari dan bulan secara simbolis mengungkapkan suatu hukuman yang menimpa Israel kuno yang lalu.

Tetapi hanya sepertiga bagian mereka itu yang dipalu. Oleh sebab itu, maka bangsa Israel dibagi dalam tiga bagian, yang mana satu bagiannya telah terkena palu. Maka karena sejarah bangsa itu meliputi tiga periode yang terkenal (pertama, semenjak keluar dari Mesir sampai kepada penguasaan atas tanah perjanjian, kedua semenjak dari menduduki tanah perjanjian sampai kepada perhambaan mereka di Babil; dan ketiga, semenjak kelepasan mereka dari Babil sampai kepada Kedatangan Kristus), maka selama salah satu dari periode-periode inilah mereka telah “dipalu”.

Dari hasil interpretasi terhadap simbol-simbol tata surya ini (“matahari,” “bulan,” dan “bintang-bintang”), tidak dapat disangkal, bahwa trompet yang keempat terlihat mengungkapkan hukuman yang telah datang menimpa bangsa Yahudi di zaman raja-raja. Karena di zaman itulah kaabah, upacara pelayanannya, dan orang-orangnya telah “dipalu”; artinya, bangsa itu (bintang-bintang) telah dibawa dengan tertawan ke Babilon, kaabah (bulan) telah dibinasakan, dan upacara pelayanan (matahari) telah dihapuskan selama suatu jangka periode. Demikianlah telah mengakibatkan kegelapan rohani di bumi, seperti yang digambarkan oleh “kegelapan” dari pada “sepertiga bagian” dari “hari” dan dari “malam” itu.

Kehancuran besar ini telah ditimbulkan oleh para pemimpin Yahudi karena “mereka mengolok-olok juru-juru kabar Allah, dan mereka meremehkan firmanNya, dan mereka mensia-siakan para nabiNya, sampai akhirnya murka Tuhan bangkit melawan umatNya, sehingga tidak ada lagi obatnya. Sebab itulah, maka Ia telah mendatangkan atas mereka itu raja orang Kasdim, yang memalu orang-orang muda mereka itu dengan pedang di dalam rumah tempat kesucian mereka itu, sehingga tidak ia menaruh sayang atas orang muda atau pun wanita, orang tua, atau pun orang yang sudah terbungkuk-bungkuk karena tuanya: DiserahkanNya semua mereka itu kedalam tangannya ….. Dan mereka membakar habis rumah Allah dan dirobohkannya pagar tembok Yerusalem, dan segala mahligai yang di dalamnya pun dibakar habis dengan api, dan mereka menghancurkan semua bejananya yang bagus-bagus. Maka mereka yang luput dari pedang dibawanya ke Babilon; di sana mereka dijadikan hamba-hamba baginya dan bagi anak-anaknya sampai kepada pemerintahan kerajaan Persia: untuk menggenapi firman Tuhan.” 2 Tawarikh 36 : 16, 17, 19, 20, 21. “Maka mereka membunuh anak-anak Zedekia di hadapan matanya, dan mereka mencungkil kedua biji mata Zedekia, lalu mengikatnya dengan rantai tembaga, dan membawanya ke Babilon.” (2 Raja-Raja 25 : 7).

Dengan demikian, karena upacara-upacara pelayanan agama, bangunan kaabah, dan bangsa itu telah dipalu, maka terang yang pernah bercahaya melalui perantaraan mereka itu telah digelapkan selama lebih dari tujuh puluh tahun, sampai kemudian kaabah itu dibangun kembali dan upacara-upacara pelayanan itu ditegakkan kembali. Oleh sebab itu, jelaslah, bahwa “hari” itu (bagian bumi itu di mana cahaya matahari menyinari secara langsung) dimaksudkan kepada “tanah perjanjian”, dan “malam” (bagian bumi itu dimana cahaya matahari dipantulkan oleh bulan dan bintang-bintang) dimaksudkan kepada tanah-tanah kapir.

Jadi jelaslah, simbol itu mengungkapkan bahwa pada waktu bangsa itu ditawan dan segala bejana yang suci disingkirkan dan kemudian dibiarkan dalam keadaan tidak dipakai, maka kegelapan rohani telah turun dimana-mana. Kebenaran ini dikuatkan oleh kebenaran fisik yang sejajar (dari mana simbol-simbol itu berasal) bahwa dalam sehari dan semalam bumi melakukan suatu pemutaran lengkap pada porosnya, setiap incinya menjadi gelap secara bergantian dalam setiap jangka waktu yang meliputi dua puluh empat jam. Karena itulah simbol itu menunjukkan bahwa sistem peribadatan Israel kuno yang lalu adalah satu-satunya terang rohani dalam seluruh dunia kuno yang lalu, dan Israel itu sendirilah satu-satunya sidang yang diakui oleh Pencipta Alkitab.

Betapa indahnya sebuah kebenaran yang tepat waktunya pada hari ini bagi suatu dunia Kristen yang terkungkung pada satu aliran saja. Biarlah ini menasehatkan kepada semua yang memilih berjalan dalam terang untuk

 

 33 total,  2 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart