<< Go Back
Wahyu 9 : 13, 14 berbunyi: “Maka malaikat yang keenam itu meniupkan terompetnya, lalu aku dengar suatu suara keluar dari empat tanduk dari medzbah keemasan yang berada di hadapan hadirat Allah, yang mengatakan kepada malaikat yang keenam yang memegang terompet itu: ‘Lepaskanlah empat malaikat yang terikat di sungai Ferat yang besar itu.”
Karena keluar dari “medzbah keemasan”, maka perintah: “Lepaskanlah empat malaikat itu,” menunjukkan bahwa terompet yang keenam itu berbunyi kira-kira menjelang tirai yang menuju ke ruangan tempat Yang Maha Suci dari kaabah sorga itu diangkat. Sebab jika tidak, maka suara itu tidak mungkin datang dari tahta — tempat Yang Maha Suci (Bagi penjelasan yang lebih terperinci dari hal dibukanya tirai itu, ikutilah buku kecil Traktat No. 3 yang berjudul “PENUAIAN”). Tetapi sebagaimana yang telah ditunjukkan, kita masih berada dalam periode terompet yang kelima, suatu kenyataan yang mendorong orang bertanya: ‘Maka bagaimanakah terompet yang keenam itu dapat berbunyi sebelum peristiwa-peristiwa dari terompet yang kelima berakhir?’
Dapatlah dilihat, bahwa walaupun setiap terompet itu mulai pada waktu-waktunya yang pasti, namun terompet-terompet itu yang satu meliput yang lainnya, dan semua tujuh terompet itu langsung sampai kepada kedatangan Kristus yang kedua kali. Ini terlihat oleh adanya kebenaran-kebenaran dari ketujuh terompet itu saling berdampingan. Air bah (terompet yang pertama), pergerakan exodus (terompet yang kedua), turunnya Alkitab Wasiat Lama (terompet yang ketiga), sidang memasuki masa tawanannya (terompet yang keempat), kedatangan Kristus yang pertama dan peristiwa-peristiwa susulannya (terompet yang kelima), sekaliannya ini sedang berbunyi dengan makin lebih keras di waktu ini dari pada sebelumnya. Dan karena kebenaran-kebenaran inilah yang membentuk Injil bagi masa kini, maka terbukti bahwa walaupun terompet-terompet itu datang secara berurutan, masing-masingnya mulai pada masa yang berbeda-beda, namun sekaliannya itu dengan penuh kekuatan berlangsung sampai kepada akhir dunia, berakhir bersama-sama. Dengan demikian penolakan terhadap yang satu akan sama saja halnya dengan penolakan terhadap tujuh keseluruhannya, secara tegas ditarik pelajaran bahwa menolak kebenaran yang satu adalah sama dengan menolak seluruh kebenaran.
Dari Wahyu 9 ayat 14 dimulai gambaran dari hal trompet yang keenam, dan ia itu berakhir dengan Wahyu 11 ayat 14 yang mengumumkan: “Celaka yang kedua (trompet yang keenam) sudah berlalu; maka tengoklah, celaka yang ketiga datang dengan segeranya.” Sesuai dengan itu, maka setiap peristiwa nubuatan yang terdapat di antara Wahyu 9 : 14 dan Wahyu 11 : 14 harus menemukan kegenapannya dalam masa periode terompet yang keenam – di antara celaka yang pertama dan yang kedua.
Oleh terang kenyataan ini, dapatlah kita lihat bahwa masa dimana “kedua saksi” dari Wahyu 11 : 3 harus “bernubuat seribu dua ratus enam puluh hari, dengan berpakaian karung,” harus jadi dalam masa peniupan terompet yang keenam. Dan karena terdapat dalam future tense (masa yang akan datang), maka sebutan, “akan bernubuat seribu dua ratus enam puluh hari” (Wahyu 11 : 3), menunjukkan bahwa pada waktu terompet itu mulai berbunyi, periode 1260 hari ini masih di depan.
Suara yang datang dari Medzbah keemasan itu mengatakan “kepada malaikat keenam yang memegang terompet itu, Lepaskanlah empat malaikat yang terikat di sungai Ferat yang besar itu.” Untuk mengenali “empat malaikat itu”, maka kita harus pertama sekali memahami arti yang sebenarnya dari sungai Ferat itu.
Ibu kota dari Babilon kuno telah dibangun pada kedua sisi dari sungai Ferat, sehingga dengan demikian sungai itu telah membagi kota itu menjadi dua bagian. Sungai itu juga merupakan sumber air yang mengairi kolam pertahanan sekeliling kota itu. Dengan demikian, maka karena orang-orang Babilon kuno adalah yang pertama sekali membangun pada kedua tepi sungai Ferat, dan karena aplikasi yang murni harus dikaitkan kepada penduduk yang mula-mula tinggal di sana, maka “sungai Ferat yang besar” itu muncul sebagai contoh dari “segala air ….. dimana perempuan sundal besar itu duduk” (Wahyu 17 : 15) – yaitu Babilon modern. Dan kebenaran yang penting ini diperluas oleh kenyataan bahwa kota kuno itu, yaitu Babilon, pada waktu ini tidak terdapat dimana pun juga, sedangkan nubuatan menyebutkan sebuah Babilon yang ada sekarang.
Kini supaya terdapat sebuah Babilon modern, maka tak dapat tiada perlu terulang kembali pada waktu ini keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa yang terutama menggambarkan sifat Babilon kuno yang dahulu dalam kaitannya dengan umat Allah. Dengan sendirinya, maka perhambaan mereka di Babilon contoh (Yeremiah 29 : 10), tak dapat tiada akan menemukan kesamaannya yang sejajar pada Babilon contoh saingannya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa adanya malaikat “yang terikat di sungai Ferat yang besar itu” tak dapat tiada melambangkan Gereja Kristen selama masa periode perhambaannya di dalam Babilon contoh saingannya – “negeri yang besar itu” yang bangkit sesudah zamannya Yahya.
Selanjutnya, sebutan yang dibuat oleh suara yang datang dari medzbah keemasan itu berbunyi: “Lepaskanlah empat malaikat yang terikat itu,” secara ringkas menunjukkan bahwa pada waktu “suara” itu berbicara, sidang (malaikat-malaikat itu) sudah berada dalam tawanan dan akan dilepaskan.
Wahyu 9 : 15 bagian pertama berbunyi: “Maka lepaslah keempat malaikat itu.”
Pelaksanaan perintah yang berbunyi: “Lepaskanlah empat malaikat itu, “ berarti membebaskan sidang dari tawanannya di Babilon, yang berakhir dengan dibebaskannya dari perhambaannya yang sekian lama di bawah kekejaman dari pemerintahan gabungan gereja-negara, dan dengan dikembalikannya Alkitab kepada umat Allah, sehingga mereka dapat mempelajarinya dan berbakti dalam takut bukan bagi kepentingan siapapun juga, melainkan dalam tanggung jawab kepada hanya hati sanubari sendiri dan kepada Allah mereka. Setelah bubarnya gabungan gereja-negara itu, maka “empat malaikat” itu pun bebaslah.
Wahyu 9 : 15 bagian akhir berbunyi: “….. yang sudah bersedia untuk sejam, dan sehari, dan sebulan, dan setahun untuk membunuh sepertiga dari pada manusia.”
Kegenapan dari ramalannya Josiah Litch (yang mengkalkulasikan “satu jam, dan satu hari, dan satu bulan, dan satu tahun” dari Wahyu 9 : 15 itu menjadi jumlah 391 tahun dan 15 hari, dengan menghitung sehari untuk setahun seperti yang terdapat di dalam Yeheskiel 4 : 6) adalah kesamaan kebenaran yang kuat yang akan ditemukan dalam hasil interpretasi dari Uriah Smith terhadap trompet-trompet itu. Maka sedikit mengherankan, bahwa anjuran-anjuran dari kata-kata itu sedang menguntungkan mereka untuk membuat orang banyak percaya dengan cara mempertahankan dengan gigih, bahwa buku Great Controversy menunjang pendirian yang ditegakkan oleh ramalan Litch.
“Dalam tahun 1840,” demikian bunyi catatan yang disebut di atas, “suatu kegenapan nubuatan yang lain yang mentakjubkan telah menarik perhatian luas di mana-mana. Dua tahun sebelumnya, Josep Litch, salah seorang pendeta yang terkemuka yang menghotbahkan kedatangan Yesus kedua kali, telah menerbitkan suatu hasil penyelidikan terhadap Wahyu pasal 9, meramalkan keruntuhan kerajaan Ottoman. Sesuai dengan perhitungannya penguasa ini akan diruntuhkan ‘dalam tahun 1840 Tarikh Masehi, yaitu kira-kira dalam bulan Agustus,’ …..
“Tepat pada masa yang ditentukan itu, maka Turki, melalui para duta besarnya, telah menerima perlindungan dari perserikatan penguasa-penguasa di Eropah, dan dengan demikian ia telah menempatkan dirinya di bawah pengawasan bangsa-bangsa Kristen. Peristiwa itu secara tepat telah menggenapi ramalan itu.” – The Great Controversy, halaman 334, 335.
Untuk mengatakan apa yang dikatakan oleh buku The Great Controversy itu, sepenuhnya diperbolehkan, tetapi untuk mengatakan bahwa itu menunjang pendapat bahwa hasil interpretasi Josiah Litch terhadap “jam,” “hari,” “bulan,” dan “tahun,” itu berlandaskan Alkitab menunjuk kepada suatu periode “391 tahun, 15 hari,” yang berakhir pada tahun 1840 Tarikh Masehi, sama sekali tidak dapat dibenarkan. Apalagi, peristiwa yang terjadi dalam tahun 1840 itu tidak menggenapi ramalan Alkitab, karena mudah saja alasannya bahwa pada akhir dari “jam, dan … hari, dan ….. bulan, dan ….. tahun itu, “ empat malaikat itu akan “membunuh sepertiga bagian dari segala manusia.” Walaupun demikian, pada kenyataannya yang sebenarnya, pada tanggal sewaktu ramalan Litch digenapi, sama sekali tidak terjadi pembunuhan apapun, dan gantinya Turki ditaklukkan, ia ternyata telah ditempatkan di bawah perlindungan bangsa-bangsa Eropah tanpa pertumpahan darah. Selanjutnya, “keempat malaikat” itu, dan bukan sesuatu bangsa (karena sesuatu bangsa tidak pernah dilambangkan oleh malaikat-malaikat), yang akan dibebaskan, lalu kemudian mereka akan membunuh “sepertiga bagian dari segala manusia,” sedangkan sebaliknya orang-orang Turki itu tidak membunuh seorang pun, melainkan gantinya mereka itu dibebaskan, mereka benar-benar telah ditempatkan di bawah pengawasan. Kemudian selanjutnya, Yahya mendengar bahwa jumlah mereka itu yang akan melaksanakan pembunuhan itu adalah benar-benar 200.000.000 orang pasukan kuda (“orang-orang berkuda”), tetapi Turki belum pernah memiliki pasukan berkuda sebanyak itu selama sejarahnya.
Karena telah terlihat, bahwa “api,” “asap,” dan “hujan batu es” itu adalah simbolis, bukan yang sebenarnya, dan karena sekaliannya itu bukan keluar sebagai suatu berondongan yang keluar dari senjata yang terdapat di tangan prajurit Turki, maka dengan sendirinya kita dibawa untuk menyelidiki lebih jauh lagi terhadap arti dari sekaliannya itu. Dengan berbuat demikian kita akan menemukan, bahwa ayat 20 mengungkapkan, bahwa api, asap, dan hujan batu es simbolis itu akan menghasilkan “bela-bela”. Oleh sebab itu, bukan senjata-senjata api, melainkan bela-bela yang akan merupakan alat dengan mana para tentara berkuda itu akan membunuh “sepertiga dari segala manusia”.
Oleh karena “manusia-manusia” yang lainnya yang tidak dibunuh bela-bela ini, berpaling pun tidak dari pada segala perbuatan tangannya, melainkan senantiasa menyembah segala setan dan segala berhala emas, perak, tembaga, batu, atau kayu, yang tidak dapat melihat atau mendengar ataupun berjalan” (Wahyu 9 : 20), maka tujuan dalam membantai sepertiga dari segala manusia jelas bukan untuk menyelesaikan sesuatu keinginan akhir pribadi, melainkan sebaliknya untuk membantu manusia bertobat.
Kembali kepada ramalan dari Litch, dapatlah jelas terlihat bahwa buku The Great Controversy itu bukan mencoba dalam apa yang dikatakannya dari hal ramalan itu, untuk menjelaskan masalah trompet-trompet itu. Ia itu hanya sedang mencatat suatu peristiwa sejarah. Oleh sebab itu pernyataannya, “dalam tahun 1840, suatu kegenapan nubuatan yang lain yang mentakjubkan telah menarik perhatian luas di mana-mana,” janganlah diartikan sebagai menunjang hasil interpretasinya Josiah Litch terhadap nubuatan dari Pewahyu itu, melainkan itu hanya mencatat kegenapan dari ramalannya yang didasarkan pada buku Wahyu. Dengan demikian, maka itu adalah pendirian dari Litch, bukan pendirian Alkitab atau pun pendirian dari buku The Great Controversy yang “benar-benar telah menggenapi ramalan itu.”
Tetapi orang mungkin bertanya: ‘Jika sekiranya Wahyu 9 : 15 pada mana ramalan Josiah Litch tentang tanggal yang dipermasalahkan itu telah dibangun, tidak menemui kegenapannya pada masa yang ditunjukkannya, maka apakah yang membuat orang-orang Turki itu pada tanggal yang ditetapkan sehingga mereka menyambut bangsa-bangsa Kristen sebagai pelindungnya? Apakah Setan secara licik menghantarkan orang-orang Turki itu kepada syarat-syarat mengenai waktu yang diramalkan oleh Litch, supaya mencegah dan menghilangkan kepercayaan terhadap kebenaran yang indah dari hal trompet-trompet ini sehingga dengan begitu melindungi semua penipuannya di dalam sidang dengan sekuat-kuatnya?
Mengenai hal itu, kita tidak tahu, tetapi inilah yang kita ketahui, bahwa walaupun kenyataannya Litch secara tidak sengaja telah menyalah gunakan kata-kata Firman, namun tepat pada hari yang diramalkannya bagi “runtuhnya kerajaan Ottoman itu,” sesuatu kekuatan telah menaruh kerajaan itu ke bawah “perlindungan persekutuan penguasa-penguasa Eropah.”
Dengan demikian walaupun memang, bahwa pada tanggal yang ditentukan itu sesuatu telah jadi terhadap Turki, namun bahkan lebih jelas lagi, bahwa kejadian ini sama sekali tidak menggenapi nubuatan Alkitab. Namun demikian cukuplah, bahwa Tuhan telah membalikkan ramalan Litch menjadi suatu berkat:
“Setelah ia itu diketahui umum, maka banyak orang menjadi sadar akan ketepatan dari prinsip-prinsip interpretasi nubuatan (mengenai 2300 hari) yang dipegang oleh Miller dan kawan-kawannya, dan suatu daya dorong yang indah telah dikaruniakan kepada Pergerakan Advent. Orang-orang yang berkedudukan dan terpelajar menggabungkan diri dengan Miller, baik dalam menghotbahkan maupun dalam menerbitkan pandangan-pandangannya, sehingga semenjak dari tahun 1840 sampai tahun 1844 pekerjaan itu meluas dengan cepatnya.” — The Great Controversy, p. 335.
Pernah orang menyerang hasil-hasil penemuan astronomi dari Galileo. Mereka bahkan memaksanya untuk meninggalkan pendiriannya, bahwa bumi adalah bulat. Namun penyerangan mereka melawan kebenaran itu tidak akan membuat bumi menjadi rata. Sama saja halnya setiap orang yang menyerang bukti-bukti kenyataan yang jelas, bahwa Wahyu 9 : 15 tidak menemui kegenapannya dalam tahun 1840, atau, secara terus terang mencoba menggelapkan terang atas setiap kebenaran Alkitab lainnya, ia sedikitpun tidak dapat menggelapkan atau menggagalkannya, melainkan hanya akan menggelapkan dan menggagalkan dirinya sendiri.
Tetapi karena mengikuti semua kepentingan pendapat-pendapat kesenangan mereka, mereka telah mengacaukan pikiran para anggota dengan salah mengartikan ajaran dari Tongkat Gembala, sehingga musuh-musuh Kebenaran Sekarang itu di waktu ini tidak akan ragu-ragu berbuat yang sama terhadap buku ini dan terhadap pernyataan dari buku The Great Controversy mengenai ramalan Litch. Oleh sebab itu, maka hendaklah mereka yang telah terbiasa membiarkan orang lain berpikir bagi dirinya, tetapi masih memikirkan akan kebahagiaan mereka yang kekal itu, supaya mereka itu dinasehati keluar dari bahaya yang mematikan dari jalan yang sedemikian itu, dan supaya berhati-hatilah menolak kebenaran. Karena Roh Kebenaran mengatakan: “Bahaya besar berada dengan umat kita ialah karena mereka bergantung pada manusia, dan menjadikan daging sebagai pegangannya. Orang-orang yang tidak terbiasa menyelidiki sendiri Alkitab bagi dirinya, atau menimbang-nimbang akan kenyataan, mereka menaruh harap kepada para pemimpin, lalu menerima saja semua keputusan yang dibuat oleh mereka; sehingga demikianlah banyak orang akan menolak pekabaran-pekabaran Allah yang penting yang dikirim kepada umatNya, jika sekiranya saudara-saudara para pemimpin ini tidak mau menerimanya.” — Testimonies to Ministers, p. 106.
Kini selanjutnya kita mengarahkan perhatian kita kepada kebenaran mengenai empat malaikat itu, “yang telah siap untuk satu jam, dan satu hari, dan satu bulan, dan satu tahun, untuk membunuh sepertiga dari segala manusia.” (Wahyu 9 : 15, bagian terakhir).
Terjemahan secara terbatas memberikan kata depan “pada” menggantikan “untuk”, maka ayat itu berbunyi: “Pada satu jam, dan satu hari, dan satu bulan, dan satu tahun.” Lebih tepat lagi diterjemahkan, maka ia itu akan terbaca sebagai berikut: “Pada suatu jam, pada suatu hari, pada suatu bulan, dan pada suatu tahun.” Dengan demikian telah ditunjukkan empat hal pada waktunya “pada” mana empat malaikat itu harus bersedia “untuk membunuh sepertiga dari segala manusia.” Dan karena sebagaimana telah kita lihat “sepertiga bagian” dalam trompet-trompet itu melambangkan orang-orang yang menolak himbauan Allah kepada mereka untuk bertobat supaya diselamatkan, maka sesuai dengan itulah malaikat-malaikat itu mempersiapkan diri mereka pada empat kesempatan yang berturut-turut bagi pelaksanaan hukuman mati yang terakhir terhadap “sepertiga dari segala manusia,” menunjukkan bahwa orang-orang itu akan menolak suatu pekabaran empat langkah (empat ajaran), yang masing-masing langkahnya diungkapkan secara berturut-turut sebagai berikut:
(1) Satu-satunya ungkapan kebenaran yang berkenan dengan dan sampai “pada suatu jam” ialah pemberitaan tentang pengumuman malaikat yang berbunyi: “Takutlah akan Allah, dan hormatilah Dia, karena j a m pehukumanNya ada datang.” (Wahyu 14 : 7).
(2) Satu-satunya ungkapan kebenaran yang berkenan dengan dan sampai “pada suatu hari” ialah amaran mengenai “hari pembalasan” (Yesaya 63 : 4), yaitu “hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu”, yang akan diberitakan oleh “nabi Eliyah” yang dijanjikan itu. (Maleakhi 4 : 5); Testimonies to Ministers, p, 475.
(3) Satu-satunya ungkapan yang berkenan dengan dan sampai “pada suatu bulan” ialah “hujan akhir pada bulan yang pertama (Yoel 2 : 23) — yaitu terang dari malaikat yang akan menerangi bumi dengan kemuliaannya (Wahyu 18 : 1; Early Writings, pp. 277, 278). Lalu “kemudian,” demikian firman Tuhan, “Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas segala manusia.” (Yoel 2 : 28). Janji nubuatan yang gilang-gemilang, ini memberikan gambaran bahwa Allah akan menganugerahkan atas segala utusanNya yang akan memberitakan pekabaran yang diungkapkan pada waktunya “mengenai hujan akhir.” “Pada waktu yang tepat,” demikian kata Roh Nubuat, “la mengutus hamba-hambaNya yang setia untuk melaksanakan suatu tugas yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Eliyah.” — Testimonies, vol. 5 p. 254. (Untuk penyelidikan selanjutnya mengenai hujan akhir, agar bacalah buku Tongkat Gembala Jilid 2).
(4) Dan akhirnya, satu-satunya ungkapan yang berkenan dengan dan sampai “pada suatu tahun,” lalu mempersiapkan empat malaikat itu “untuk membunuh sepertiga dari segala manusia” ialah, “tahun penebusan-Ku,” demikianlah firman Tuhan (Yesaya 63 : 4). Maka “tahun” ini pada mana umatNya akan ditebus tentunya, ialah masa pemeteraian itu dan masa kelepasan mereka yang 144.000 itu – mereka yang ditebus, mereka yang luput dari pembantaian yang diputuskan di dalam Yeheskiel pasal 9. Dari hal mereka ini Tuhan berfirman: “Aku akan menempatkan suatu tanda di antara mereka, dan Aku akan mengutus mereka yang luput dari sekalian mereka itu kepada segala bangsa, ………… kepada segala pulau yang jauh-jauh yang belum mendengar namaKu, dan yang belum melihat kemuliaanKu; maka mereka akan memberitakan kemuliaanKu di antara segala bangsa Kapir. Dan mereka akan menghantarkan kepada Tuhan semua saudaramu bagi suatu persembahan daripada segala bangsa……… ke bukit kesucianKu Yerusalem,……… di dalam suatu bejana yang bersih ke dalam rumah Tuhan.” (Yesaya 66 : 19, 20).
Empat pekabaran ini mempersiapkan empat malaikat itu “untuk membunuh sepertiga dari segala manusia” — yaitu semua orang yang lalai menerimakan ke dalam hidupnya kebenaran Injil yang menyelamatkan seperti yang diungkapkan dalam empat pekabaran itu. Kesimpulannya mereka itu ialah, (1) orang-orang yang menutup telinganya dari pekabaran, dari hal pehukuman yang diungkapkan “pada satu jam”; (2) orang-orang yang tidak mau menaruh perhatian kepada amaran serius mengenai hari pembalasan Allah itu, yang diungkapkan “pada suatu hari”; (3) orang-orang yang tidak memperoleh hujan akhir, yang datang “pada suatu bulan”; dan (4) orang-orang yang tidak mau menggabungkan diri dengan “umat tebusanNya” (mereka yang 144.000 itu), yang dimeteraikan “pada suatu tahun.” Semua mereka ini yang lalai membuat persiapan yang diperlukan bagi tanah yang permai setelah kebenaran itu diberitakan kepada mereka, mereka akan binasa di bawah perintah para malaikat penunggang kuda itu yang balatentaranya berjumlah “dua ratus juta orang.”
Wahyu 9 : 16 – 19 berbunyi: “Adapun banyaknya segala tentara berkuda itu dua ratus juta orang; dan aku dengar jumlah mereka itu. Dan demikianlah aku meIihat kuda-kuda itu dalam khayal, berikut mereka yang menungganginya, yang memakai baju besi yang dari pada api, dan dari pada warna biru tua, dan dari pada belerang. Dan kepala dari kuda-kuda itu adalah seperti kepala-kepala singa, dan dari pada mulut mereka itu keluar api, asap, dan belerang. Maka oleh ketiganya ini sepertiga dari segala manusia dibunuh, yaitu oleh api, dan oleh asap, dan oleh belerang, yang keluar dari mulut mereka itu. Karena kuasa dari segala kuda itu terdapat di dalam mulutnya dan di dalam ekornya; karena ekor-ekor mereka itu adalah seperti ular, yaitu berkepala, dan dengan kepala-kepala itulah mereka menyakiti.”
Ayat-ayat ini segera menimbulkan pertanyaan: ‘Siapakah “pasukan-kuda” dan “kuda-kuda” ini, yang masing-masingnya berjumlah 200.000.000, yaitu “bala tentara” yang akan membunuh sepertiga dari segala manusia?’
Dalam menjawab pertanyaan ini hendaklah diingat, bahwa sebagaimana “empat malaikat” itu akan “membunuh sepertiga dari segala manusia,” maka demikian pula, bahwa mereka itu melambangkan pekabaran empat rangkap yang dikemukakan dalam paragrap-paragrap yang terdahulu. Oleh sebab itu, maka tidak salah lagi, bahwa “pasukan” “berkuda” itu melambangkan para pengerja yang memberitakan pekabaran yang terakhir.
Bahwa lambang kuda, adalah tepat diinterpretasikan menunjuk kepada pengerja-pengerja Injil, adalah selanjutnya dikemukakan oleh Zakharia 14 : 20. Di sana kuda digunakan untuk melambangkan para penghotbah, yaitu mereka yang membunyikan “gong” — tanda bahaya, pekabaran keselamatan. Oleh sebab itu, seperti halnya “belalang-belalang” mereka juga melambangkan utusan-utusan Allah, tetapi dalam keadaan yang berbeda. (Bagi penjelasan yang lebih luas mengenai arti simbolis tentang kuda, bacalah buku Traktat No. 2 yang berjudul, PARADOKS DARI ZAKHARIA PASAL 6).
Dengan demikian karena kuda melambangkan para pengabar Injil, dan karena mereka itu diawasi dan dikendalikan oleh para penunggangnya (mahluk-mahluk samawi), maka “pasukan kuda” itu dengan sendirinya ikut melambangkan rombongan besar malaikat-malaikat yang memimpin dan mengarahkan orang-orang suci dalam tugasnya memberitakan pekabaran dan, kemudian sebagai akibatnya, mereka mengarahkan orang-orang suci dalam membunuh sepertiga dari segala manusia yang menolak pekabaran itu. Tetapi karena adalah para penunggang, dan bukan kuda-kuda itu sendiri, yang membunuh apabila terlibat dalam peperangan, maka makhluk-makhluk samawi ini, yaitu pasukan malaikat berkuda, adalah orang-orang yang benar-benar melakukan pembunuhan itu. Karena sebab itulah mereka memiliki “baju besi yang dari pada api (pelindung yang dari pada Roh), dan dari pada warna biru tua, dan dari pada belerang.”
Jadi, kita mungkin bertanya, apakah “kekuatan” dari kuda-kuda itu? Sudah kita pelajari, bahwa 200.000.000 ekor kuda ini melambangkan suatu bala tentara besar para pengabar Injil, yang dari bibir mereka keluar suatu pekabaran yang mempunyai arti hidup atau mati. Oleh sebab itu, maka tak dapat tiada itulah kuasa yang di dalam mulut mereka itu. Dengan sendirinya, maka “api”, “asap”, dan “belerang”, yang keluar “dari mulut mereka itu”, melambangkan pekabaran yang mereka beritakan; yaitu kuasa Roh Suci (“api” itu), pengorbanan Kristus (“asap”), dan pehukuman-pehukuman Allah yang membinasakan (”belerang”). Oleh pekabaran tiga rangkap ini “sepertiga dari manusia mati dibunuh.” (Wahyu 9 : 18).
“Bangsa dan kerajaan yang tidak mau berbakti kepadaMu akan binasa; sesungguhnya, bangsa-bangsa itu akan kelak dihapuskan sama sekali.” (Yesaya 60 : 12).
Firman Tuhan: “Angkatlah olehmu sebuah panji-panji di atas gunung yang tinggi (sidang Allah yang suci), nyaringkanlah suaramu (pemberitaan Injil) kepada mereka itu, isyaratkanlah dengan tanganmu supaya mereka itu dapat masuk dari pada pintu-pintu gerbang orang-orang yang berkuasa. Aku sudah memerintahkan kepada segala orang yang telah Kusucikan (pihak kependetaan — “dua ratus juta” “kuda”), Aku juga sudah memanggil segala pahlawanKu (rombongan besar malaikat — “dua ratus juta penunggang kuda”) karena murkaKu, yaitu mereka yang bersukacita dalam kebesaranKu. Bunyi gemuruh (bala tentara dari Wahyu 9 : 16) di atas gunung-gunung seperti bunyi orang banyak; suatu bunyi gemuruh kerajaan-kerajaan segala bangsa yang berhimpun: Tuhan serwa sekalian alam memeriksa bala tentara peperangan itu. Mereka itu datang dari sebuah negeri yang jauh, dari hujung langit, bahkan juga Tuhan, dan semua senjata murkaNya, untuk membinasakan seluruh negeri ltu.
“Menangislah kamu; karena hari Tuhan itu sudah dekat sekali; ia itu akan datang bagaikan suatu kebinasaan dari pada Yang Maha Kuasa. Sebab itu lemahlah kelak segala tangan, dan hati setiap orang akan hancur; dan mereka akan menjadi takut: kesukaran dan kesakitan akan menghinggapi mereka; mereka akan menggeliat kesakitan bagaikan wanita yang hendak beranak; mereka akan memandang dengan tercengang satu terhadap lainnya, wajah mereka akan merah bagaikan nyala api. Tengoklah, hari Tuhan itu datang dengan bengis dan geram dengan murka yang sangat, hendak menjadikan negeri itu sunyi: maka la akan menumpas segala orang berdosa dari dalamnya. Karena segala bintang di langit dan segala gugusannya tidak akan memberikan cahayanya: matahari akan digelapkan sejak dari terbitnya, dan bulan pun tidak akan menyinarkan cahayanya. Maka Aku akan menghukum dunia karena kejahatannya, dan segala orang jahat karena segala perbuatan mereka itu; dan Aku akan menghentikan segala congkak orang sombong dan merendahkan jemawa orang lalim. Aku akan membuat seorang laki-Iaki lebih berharga dari pada emas murni, bahkan seorang manusia lebih mahal dari pada emas tua dari Ofir. Oleh sebab itu, Aku akan menggoncangkan segala langit, dan bumi akan berpindah dari pada tempatnya, dalam murka Tuhan serwa sekalian alam, dan pada hari kehangatan murkaNya itu.” (Yesaya 13 : 2 – 13).
“Maka Elisha berdoa, sembahnya: Ya Tuhan, celekkanlah kiranya matanya supaya ia dapat melihat. Maka dicelekkan Tuhan kedua mata orang muda itu, lalu ia melihat; maka heran, gunung itu penuh dengan kuda dan kereta-kereta berapi mengelilingi Elisha.” (2 Raja-Raja 6 : 17).
Kalau saja mata kita terbuka seperti halnya mata “orang muda itu”, maka kita pun akan melihat suatu bala tentara besar malaikat yang mengelilingi “Elisha-Elisha” zaman ini.
Dan sekarang mengenai apa yang mengembangkan jumlah penghotbah-penghotbah itu dari 144.000 sampai mencapai 200.000.000, Tuhan mengatakan sebagai berikut: “Aku juga akan mengambil dari antara mereka itu (dari antara mereka yang akan dibawa keluar oleh rombongan 144.000 itu dari antara “segala bangsa”, sesudah kegenapan Yesaya 66 : 16 — pembersihan sidang) untuk menjadi imam-imam dan orang-orang Lewi.” (Yesaya 66 : 21). Kenyataan dari rombongan besar pengerja yang sedemikian ini dengan sendirinya membuktikan, bahwa mereka akan terlibat dalam tugas penuaian dunia.
Di sini dalam jaminan kata-kataNya, Allah meramalkan dengan tujuan yang jelas, bahwa banyak dari antara mereka itu yang akan dibawaNya ke dalam sidang setelah pembersihan yang akan datang, mereka akan menggabungkan diri dengan rombongan 144.000 itu dalam memberitakan pekabaran kepada seluruh dunia, apabila bumi akan diterangi dengan kemuliaan dari malaikat (Wahyu 18 : 1) itu.
Kemudian kelak “orang-orang asing akan membangun segala pagar tembokmu,” demikianlah firman Tuhan, “dan segala raja mereka akan melayani engkau; karena oleh kehangatan murkaKu sudah Ku palu engkau ….. Juga anak-anak mereka yang sudah menganiaya engkau akan datang kepadamu dengan bertunduk-tunduk; dan semua mereka yang telah meremehkan dikau akan menyembah sujud di kakimu; maka mereka akan memanggilmu, negeri Tuhan, Sion dari Yang Maha Suci Israel ….. Kekerasan tidak akan lagi terdengar di dalam negerimu, atau kebinasaan ataupun keruntuhan di dalam segala perbatasanmu; melainkan engkau akan menyebut segala pagar tembokmu, S e I a m a t, dan segala pintu gerbangmu, P u j i a n. Bagimu matahari tidak lagi menjadi penerang pada siang hari, dan cahaya bulan tidak lagi menyinari kamu; tetapi Tuhan akan menjadi penerang yang kekal bagimu, dan Allahmu akan menjadi kemuliaanmu. (Yesaya 60 : 10, 14, 18, 19).
“Maka akan jadi kelak, bahwa di seluruh tanah itu, demikianlah firman Tuhan, dua bagian dari padanya akan ditumpas dan mati, tetapi sepertiga bagiannya akan tertinggal padanya. Maka Aku akan menghantarkan sepertiga bagiannya itu melewati api, dan Aku akan membersihkan mereka itu bagaikan perak yang dibersihkan, dan Aku akan menguji mereka itu bagaikan emas yang teruji; mereka akan menyebut namaKu, dan Aku akan mendengarkan mereka itu; Aku akan mengatakan: Inilah umatKu; dan mereka akan mengatakan: Tuhanlah Allahku.” (Zakharia 13 : 8, 9).
Dua bagian binasa dan satu bagian selamat membuat keseluruhannya menjadi tiga bagian. “Sepertiga bagian” itu (Wahyu 9 : 15) akan dibunuh dengan api, asap, dan belerang (ayat 18), sebelum pintu kasihan ditutup. Orang-orang jahat yang sisanya yang akan dibunuh oleh tujuh bela yang terakhir itu (Wahyu 16) dan oleh kebesaran cahaya kedatanganNya (2 Tesalonika 2 : 8), setelah pintu kasihan ditutup, merupakan sepertiga bagian yang lainnya. Orang-orang yang selamat, yaitu sepertiga bagian yang terakhir, ialah “sepertiga bagian ….. tertinggal padanya.” (Zakharia 13 : 8).
Wahyu 9 : 17 berbunyi: “Dan kepala dari kuda-kuda itu adalah seperti kepala-kepala singa.”
Singa, raja dari segala binatang, adalah kuat dan tidak mengenal takut. Oleh karena itulah, maka pelayanan Injil yang terakhir, karena dilambangkan dengan kepala-kepala singa, maka ia itu tidak mengenal takut dalam segala usahanya menyebarkan Injil kebenaran, dan akan menang atas segala bangsa.
Menyaksikan secara nubuatan kuasa kemenangannya, nabi Yoel menyatakannya sebagai berikut: “Suatu bangsa yang besar dan kuat, yang seperti itu belum pernah ada semenjak dari awal zaman, dan juga tidak akan ada lagi sesudah itu ….. Di depan mereka terdapat suatu api yang memakan habis, dan di belakang mereka terdapat suatu api yang bernyala-nyala; tanah itu adalah seperti taman Eden di hadapan mereka, dan di belakang mereka adalah suatu gurun yang sunyi; sehingga satu pun tidak akan luput dari mereka.
“Seperti rupa kuda demikianlah rupa mereka itu; dan seperti orang-orang berkuda demikianlah mereka itu berlari. Seperti bunyi kereta-kereta di atas puncak gunung-gunung demikianlah bunyi lompatan mereka, seperti bunyi suatu nyala api yang membakar jerami, seperti suatu bangsa yang kuat yang lengkap hendak berperang. Di depan wajah mereka orang banyak akan menderita kesakitan; semua wajah orang akan suram cahayanya.
“Mereka akan berlari-lari seperti orang-oran yang kuat perkasa; mereka akan memanjat pagar tembok seperti orang-orang perang; dan mereka akan berbaris masing-masing pada jalannya, dan tiada mereka itu merusak barisannya, mereka juga tidak akan mendesak satu terhadap yang lainnya; mereka akan berjalan masing-masing pada jalannya; dan apabila mereka jatuh dimakan pedang, maka mereka tidak akan terluka. Mereka akan berlari-larian ke sana kemari di dalam negeri; mereka akan berlarian di atas tembok, mereka akan memanjat rumah-rumah; mereka akan memasuki jendala-jendela seperti pencuri. Bumi akan bergempa di hadapan mereka itu; segala langit akan bergetar; matahari dan bulan akan menjadi gelap, dan segala bintang akan menyembunyikan cahayanya.” (Yoel 2 : 2 – 10).
“Maka orang-orang yang lagi tinggal dari Yakub,” demikian kata Mikha, “akan berada di tengah-tengah banyak bangsa bagaikan sebutir embun dari Tuhan, bagaikan hujan di atas rerumputan, yang tiada menantikan orang, atau berharap akan anak-anak manusia. Maka orang-orang yang lagi tinggal dari Yakub akan berada di antara segala bangsa Kapir di tengah-tengah banyak bangsa seperti seekor singa di antara binatang-binatang di hutan, seperti seekor singa muda di antara kawanan domba, yang jika diterkamnya, maka ia itu akan diinjak-injak dan dicabik-cabiknya berkeping-keping, sehingga tiada seorang pun dapat melepaskannya. TanganMu akan ditinggikan atas semua musuh-musuhMu, maka semua musuhmu akan ditumpas.” (Mikha 5 : 7 – 9).
“Maka pada hari itu,” demikianlah Tuhan menambahkan, “Aku akan membuat Yerusalem menjadi sebuah batu tanggungan bagi segala bangsa; semua mereka yang membebani dirinya dengan batu itu akan ditumpas, jikalau berhimpun segala bangsa di bumi sekalipun melawannya. ……. Pada hari itu Tuhan kelak mempertahankan semua penduduk Yerusalem, maka yang lemah di antara mereka pada hari itu akan jadi seperti Daud, dan rumah Daud akan jadi seperti Allah, seperti malaikat Tuhan di hadapan mereka itu.” (Zakharia 12 : 3, 8).
Wahyu 9 : 19 berbunyi: “Karena kekuatan mereka itu terdapat di dalam mulut mereka, dan di dalam ekor-ekor mereka.”
Seperti yang sudah kita saksikan, satu-satunya kekuatan di dalam mulut umat Allah ialah F I R M A N yang mereka beritakan: “Karena Firman Allah itu hidup, dan berkuasa, dan lebih tajam dari pada setiap pedang yang bermata dua, yang memotong dalam sehingga memisahkan nyawa dari pada roh, dan sendi dari pada sumsum, dan ia itu adalah penyelidik terhadap segala ingatan dan niat hati.” (Iberani 4 : 12).
“Kekuatan” “di dalam ekor-ekor mereka” — di dalam apa yang mengikuti mereka itu — ialah kekuatan yang ada pada pengikut-pengikut mereka yang mereka tobatkan. Ini terbukti oleh pengertian yang sama dari ekor belalang-belalang, yang (seperti dijelaskan terdahulu) melambangkan orang-orang bertobat yang ditobatkan oleh pelayanan orang-orang Kristen yang mula-mula. Jadi sedemikian itu pula, ekor kuda-kuda itu melambangkan orang-orang bertobat yang akan ditobatkan oleh pelayanan orang-orang Kristen akhir zaman. Karena memiliki “ekor-ekor …… seperti ular-ular, dan …… kepala-kepala, ……. dengan (mana) mereka menyakiti,” maka mereka adalah “suatu bangsa besar dan kuat; belum pernah ada yang seperti itu, dan juga tidak akan ada lagi sesudah mereka itu.” (Yoel 2 : 2). Mereka adalah bala tentara Allah yang tak terkalahkan.
Demikianlah, umat Allah dalam pekerjaan penghabisan bagi dunia akan unggul dalam kemampuan bahkan melebihi murid-murid Kristen yang mula-mula. Iman, kepintaran, tekad, dan semangat yang sedemikian, yang belum pernah dipunyai oleh bangsa lain, akan mengisi setiap umat percaya dengan suatu kekuatan yang setaraf, yang belum pernah sedemikian ini dipunyai oleh orang lain. Dengan sendirinya, maka di hadapan mereka itu “semua wajah orang akan beralih menjadi pucat,” dan tak satu pun yang kelak berhasil melawan mereka itu — tak satu pun, bahkan “pintu-pintu neraka pun” tidak.
Sebagaimana cepatnya orang-orang bertobat (“ekor-ekor”) menggabungkan diri dengan sidang di masa lalu telah menimbulkan kebencian musuh-musuh Kristus, yang ingin mempertahankan orang banyak itu di bawah pengawasan mereka, maka demikian pula pertobatan rombongan besar orang banyak kepada sidang di waktu ini akan kelak “menyakiti” orang-orang yang ingin tetap mempertahankan orang banyak di bawah pengawasan mereka. Dari kenyataan, bahwa ekor-ekor yang menyerupai ular itu memiliki kepala dengan mana “mereka menyakiti,” menunjukkan bahwa orang-orang yang bertobat kepada sidang akan mengambil bagian secara aktif dalam pelayanan memberitakan Injil.
Setiap kuda memiliki sebuah kepala yang menyerupai singa dan “ekor-ekor” yang menyerupai ular, yang satu memandang ke depan dan yang lainnya mengawasi di belakang. Oleh sebab itu, mereka itu tak dapat tiada melambangkan hanya suatu barisan orang-orang yang tak terpisahkan, “sebagai sebuah bala tentara dengan panji-panji,” yang pergi “maju terus ke seluruh dunia, dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” – Prophets and Kings, p. 725.
Susunan lambang itu — yaitu penunggang, kepala singa, badan kuda, dan “ekor-ekor” yang menyerupai ular – diperbandingkan dengan apa yang dimiliki “belalang-belalang” itu, menunjukkan bahwa jika orang-orang Kristen yang mula-mula telah dibunuh oleh musuh-musuh mereka bagaikan belalang-belalang yang tak berdaya, maka umat Allah di waktu ini kelak bagaikan kuda-kuda yang tak terkalahkan, akan tidak mengalami luka apapun juga pada tangan mereka. Malaikat-malaikat yang “menunggangi mereka itu”, adalah orang-orang yang walaupun tidak kelihatan oleh mata manusia, mereka akan mengendalikan “setiap orang pada jalannya (Yoel 2 : 8), dan merekalah, yang “karena memiliki baju besi pelindung dari api, dan dari bahan yang berwarna ungu, dan dari belerang,” maka mereka akan mematahkan setiap pedang yang diparangkan terhadap orang-orang suci, sehingga pedang-pedang itu akan jatuh tak berdaya bagaikan jerami.” (Bacalah buku Early Writings, halaman 34, 285; buku The Great Controversy, halaman 631; dan buku Life Sketches, halaman 102).
Wahyu 9 : 20, 21 berbunyi: “Dan segala manusia yang lainnya yang tidak dibunuh oleh segala bela ini berpaling pun tidak dari pada segala perbuatan tangannya, melainkan senantiasa menyembah segala setan dan segala berhala emas, perak, tembaga, batu, atau kayu, yang tiada dapat melihat atau mendengar ataupun berjalan; tidak juga mereka itu bertobat dari pada membunuh orang, atau dari pada hobatannya, atau zinahnya, atau dari pada curinya.”
Kenyataan bahwa “segala manusia yang lainnya yang tidak dibunuh oleh” “api”, “asap”, dan “belerang” itu, berpaling pun tidak adalah jelas terbukti, bahwa pada penutupan peristiwa-peristiwa dari trompet yang keenam, dan pada permulaan peristiwa-peristiwa trompet yang ketujuh pekerjaan Injil akan diselesaikan, dan masa kasihan akan berakhir: “pada hari-hari suara trompet malaikat yang ketujuh, apabila ia kelak mulai meniupkannya, maka rahasia Allah akan diselesaikan, seperti yang dinyatakanNya kepada hamba-hambaNya para nabi.” (Wahyu 10 : 7).
Kemudian akan dikatakan: “Orang yang jahat, biarlah terus ia melakukan kejahatan, dan orang yang najis biarlah terus ia menjadi najis, dan orang yang benar, biarlah terus ia melakukan kebenaran, dan orang yang suci, biarlah terus ia menjadi suci.” (Wahyu 22 : 11).
Kini untuk meneruskan urutan dari trompet yang keenam, maka kita sampai pada
33 total, 1 views today