<< Go Back
HIMBAUAN PERKENALAN DARI
Yizriel
“Ammi” dan “Ruhamah” yang kekasih !
Dengan keinginan yang mendalam saya menulis surat ini memohon kepadamu agar menawarkan kepada “I B U” kita yang sudah jauh, agar kiranya dapat kita membawanya kembali, menolong B A P A kita dari kesedihan-Nya yang tak terhiburkan itu, dan menggembirakan kembali rumah tangga kita yang tidak berbahagia sekarang ini.
Saya baru menerima sebuah surat dari B A P A, yang didalamnya Ia dengan ragu-ragu mengemukakan secara terbuka hubungan I B U kita yang tidak senonoh dengan dunia, maka Ia menganjurkan kepadamu agar menghimbau kepadanya untuk bertobat meninggalkan ketidak-setiaannya itu dan supaya kembali kepada-Nya. Ia masih tetap merindukannya dengan kasih sayang-Nya yang sama yang sedalam-dalamnya seperti pada biasanya, walaupun ia telah berbuat malu dan jauh menyeleweng dalam sekian banyak cintanya melebihi semua orang wanita. Dengan demikian semoga doamu yang sungguh-sungguh dan usahamu yang tidak mengenal lelah dapat mempersatukan kembali rumah tangga kita dan mencegah perpecahan keluarga yang sedang mengancam, terutama untuk menghindari malu dan tercemarnya nama B A P A yang besar itu.
Jika anda benar-benar mencintai B A P A dan “I B U”, maka anda tentunya akan menyambut dengan sungguh-sungguh imbauan yang serius ini. Maka betapa besar kegembiraan hatimu kelak jika oleh imbauan-imbauan BAPA yang penuh kemurahan dan usaha-usahamu sendiri yang tidak mengenal lelah “I B U” berhasil dimenangkan untuk bertobat, diperdamaikan kembali dengan BAPA, dan dibawa kembali ke istana kerajaan-Nya. Bayangkanlah betapa kegembiraan yang tak terucapkan pada waktu BAPA dengan tangan terbuka menyambut seluruh keluarga lalu menghidangkan suatu perjamuan besar seperti yang dilakukan oleh ayah dari anak yang terhilang itu.
Oleh sebab itu, maka adalah harapan kami yang dalam kiranya pesan yang sangat mendesak ini dapat sampai ke tangan anda selekasnya. Anda akan menyaksikan, bahwa amarannya adalah sangat serius dan penting semenjak dari ramalan Nuh tentang air bah yang lalu.
Untuk membantu dalam jam yang genting ini, maka adalah perlu agar kita sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang sejati dan setia terus bertindak sebagai penyelidik-penyelidik kebenaran, hikmat dan pengetahuan Allah. Pastikanlah jangan berjalan mengikuti gangguan halangan-halangan yang dibuat orang-orang lainnya, melainkan alihkanlah semuanya itu menjadi batu loncatan menuju kepada kemajuan Kristen.
Orang-orang Yahudi di zaman sebelum Kristus, dan senantiasa semenjak zaman itu, menyangka bahwa mereka telah memiliki semua kebenaran yang tersedia di waktu itu untuk diketahui. Memang, mereka telah memiliki Alkitab. Tetapi akibat dari pada kesalahan faham mereka terhadap rencana Allah, dan karena terlalu berlebih-lebihan percaya pada diri sendiri, maka sekaliannya itu telah membuat mereka merasa bahwa mereka adalah kaya dan bertambah-tambah dalam kekayaannya sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi. Sikap inilah yang telah membuat mereka menutup telinganya dari pada mendengarkan ajaran-ajaran Kristus Raja yang mulia itu. Dengan demikian salah pengertian mereka terhadap Kebenaran, dan syakwasangka mereka menentang terang yang menyinari Firman Allah, telah merampas mereka sedemikian rupa dari pada pengetahuan dan hikmat Yehovah sehingga pada akhirnya mereka telah dibawa kepada kehinaan dan hukuman yang kekal, melibatkan mereka dalam kejahatan yang lebih mengerikan karena merampas nyawa Anak Allah.
Namun demikian, kesalahan yang menakutkan ini tidak menimpa orang-orang Yahudi yang kurang beruntung itu saja. Gereja Kristen pun pada setiap masa periode berikutnya, pada kenyataannya telah menyalibkan Juruselamat secara segar karena menolak pekabaran-pekabaran Kebenaran Sekarang milik-Nya yang diperuntukkan bagi mereka. Demikianlah halnya di masa Luther, di masa Knox, di masa Wesley, di masa Campbell, di masa Miller dan Nyonya White. Dan demikian pula halnya di waktu itu dengan semua orang yang lalai menaruh perhatian khusus demi untuk menghindari diri mereka dari jerat musuh yang senantiasa terpasang itu.
Sekarang satu-satunya cara yang aman adalah membaca dengan seksama setiap halaman dari pekabaran penting itu yang terkandung di sini. Jangan sebarispun dari padanya dilewati dari perhatianmu. Pelajarilah setiap perkataan dengan seksama dan dengan doa. Jadilah penyelidik Kebenaran yang tekun dan bersungguh-sungguh. “Hendaklah segala perkara diuji; peganglah teguh pada mana yang baik.” 1 Tesalonika 5 : 21.
Sebagaimana catatan-catatan mereka menunjukkan, maka orang-orang Berea itu telah melaksanakan penyelidikan yang menyeluruh tanpa kecurigaan terhadap pekabaran-pekabaran yang telah datang kepada mereka, sehingga mereka dapat mengetahui apakah “segala perkara itu” memang demikian itu halnya. Oleh berbuat demikian itu, maka mereka tidak dapat disesatkan oleh musuh dan mereka juga tidak dapat dipersalahkan oleh Ilham, melainkan sebaliknya mereka telah dipimpin oleh sifat keterbukaannya untuk tetap sejalan dengan Kebenaran, sehingga mereka telah dihormati karena jalan hidup mereka yang mulia itu. Tetapi imam-imam, yaitu mereka yang sebelumnya telah dijadikan Allah sebagai orang-orang yang menerima Firman, setelah mereka itu mendengar bahwa orang banyak yang sederhana itu menyambut Kebenaran itu dengan penuh kegembiraan, maka datanglah mereka lalu mengacau. Karena sebab inilah, maka orang-orang besar itu telah dipersalahkan — dan semua orang yang mematuhi suara mereka sebagai gantinya mematuhi suara yang kurang terkenal itu, dengan demikian telah disesatkan.
Segala perkara ini adalah tertulis sebagai “teladan” bagi kita, maka janganlah kita lalai menyaingi teladan “yang lebih mulia” dari orang-orang Berea itu. Hanya dengan demikian ini dapatlah kita secara jujur melaksanakan penilaian kita ; sebab jika tidak, maka kita akan mengulangi kembali kebodohan orang-orang Yahudi dahulu yang telah disesatkan oleh orang-orang yang dikenal sebagai guru-guru Israel yang pandai-pandai itu.
Roh Nubuatan mengatakan: “……………….. jika sebuah pekabaran datang yang belum kamu mengerti, maka usahakanlah agar dapat kamu mendengarkan semua penjelasan yang dapat diberikan oleh utusan itu, membandingkan injil dengan injil, sampai dapat kamu mengerti apakah benar pekabaran itu ditunjang oleh Firman Allah …………. Tidak seorangpun dari orang-orang yang menyangka dirinya mengerti semua itu akan terlalu tua atau terlalu pintar untuk tidak lagi belajar dari utusan-utusan sederhana milik Allah yang hidup itu.” — Testimonies on Sabbath School Work, pp. 65, 66; Counsels on Sabbath School Work, pp. 29, 30.
Dosa-dosa yang dikatakan dapat dimaafkan inilah, yaitu dosa-dosa keragu-raguan dan merasa kecukupan sendiri, dan dosa karena bersandar kepada orang lain, yang senantiasa menyesatkan umat Allah jauh dari pada-Nya. Kemudian juga, ketakutan untuk datang berhubungan dengan kekeliruan sering sekali menghalangi mereka datang berhubungan dengan Kebenaran yang sedang berkembang. Ketakutan-ketakutan yang mencekam ini berikut pula dosa-dosa yang dianggap tidak berdosa oleh kebanyakan orang-orang Kristen, yang bahkan telah dipertahankan oleh banyak orang, telah merampas dari rombongan besar orang banyak kemuliaan kekal mereka, justru pada saat setiap Kebenaran yang berkembang diperkenalkan.
Mengenang kembali pengalaman orang banyak di zaman Paulus : “Maka Saudara-Saudara itu segera menyuruh pergi Paulus dan Silas pada malam hari menuju Berea ; dan setelah mereka tiba di sana masuklah mereka ke dalam rumah sembahyang orang-orang Yahudi. Mereka ini adalah jauh lebih mulia dari pada orang-orang di Tesalonika, karena mereka telah menerima Firman itu dengan segala kesiapan pikiran, lalu menyelidiki Alkitab pada setiap harinya, kalau-kalau benar segala perkara itu demikian. Oleh sebab itu banyak dari mereka itu percaya, demikian pula dengan wanita-wanita Gerika yang kaya-kaya, dan kaum pria yang tidak sedikit jumlahnya. Tetapi setelah orang-orang Yahudi Tesalonika mendengar bahwa Firman Allah telah dihotbahkan oleh Paulus di Berea, maka datanglah mereka juga ke sana, lalu menghasut orang banyak itu.” Kisah Segala Rasul 17 : 10 – 13.
Setelah sedemikian ini diingatkan kembali secara singkat kepadamu kekeliruan sidang yang berbahaya itu sepanjang sejarahnya yang lama, maka saya dengan ini mengumumkan puncak berita itu sebagai berikut : B A P A telah menjanjikan hendak menganugerahkan untuk selama-lamanya kepada “IBU” Pemandangan Pisgah — yaitu kebun anggur-Nya yang luas —- jika ia mau kembali dan setia, Ia akan memagarinya berkeliling dengan “sebuah pagar tembok yang dari pada api” (Zakharia 2 : 5), memasang “batu-batunya dengan beraneka corak warna yang indah-indah,” dan pondasi-pondasinya dengan permata nilam,” membuat “jendela-jendelanya dari pada hablur,” dan “pintu-pintu gerbangnya dari pada permata intan,” dan mengatur segala “perhinggaan tanahnya dengan batu-batu yang indah-indah” (Yesaya 54 : 11, 12), supaya “tidak lagi akan datang ke sana ketakutan terhadap duri-duri dan onak.” Yesaya 7 : 25.
Saya yakin bahwa sesudah mendengarkan imbauan yang penuh kemurahan dari B A P A kita pada halaman lembaran-lembaran berikutnya, dan kemudian mempelajari kembali dengan seksama imbauan ini, maka ia itu akan menjadi makin mendesak. Pasti, bahwa saya akan sangat bergembira mendengar dari anda sekalian akan hasil-hasil dari imbauan anda kepada “IBU”.
Salamku demi sebuah rumah tangga yang berbahagia,
Y I Z R I E L
Oleh V.T.H
39 total, 1 views today