Hosea pasal satu dan dua
<< Go Back


BERITA – BERITA TERAKHIR
BAGI “IBU”

 

Oleh Hosea

Pasal Satu dan Dua

Firman Tuhan yang telah datang kepada Hosea bin Beeri, pada zaman Uzziah, Jotham, Ahaz, dan Hezekiah, raja-raja Yehuda, dan pada zaman Yeroboam bin Yoash, raja Israel. Permulaan Firman Tuhan oleh Hosea. Maka firman Tuhan kepada Hosea demikian: “Pergilah engkau, ambillah akan dirimu seorang isteri dari perempuan-perempuan sundal dan anak-anak sundal, karena tanah itu sudah sangat berbuat zinah, dan undur dari pada Tuhan.”

“Maka pergilah ia lalu diambilnya Gomer anak perempuan dari Diblaim; yang kemudian mengandung, lalu memperanakkan baginya seorang anak laki-laki. Maka firman Tuhan kepadanya: ‘Namailah akan dia Yizriel; karena sedikit waktu lagi, maka Aku akan membalas darah Yizriel atas isi rumah Yehu, dan Aku akan menghentikan kerajaan dari isi rumah Israel.’ Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizriel.

“Kemudian mengandung kembali perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Maka Allah berfirman kepadanya: ‘Namailah akan dia Lo-ruhamah, karena Aku tidak akan lagi mengasihani isi rumah Israel, melainkan Aku akan menyingkirkan mereka seluruhnya.

“Tetapi Aku akan mengasihani isi rumah Yehuda, dan Aku akan menyelamatkan mereka itu oleh Tuhan Allah mereka, dan tiada Aku akan menolong mereka itu oleh busur panah, ataupun oleh pedang, atau oleh peperangan, oleh kuda, atau pun oleh orang-orang penunggang kuda.

“Kini setelah sudah dilepaskannya Lo-ruhamah dari susu, maka mengandunglah dia, lalu memperanakkan seorang anak laki-laki. Kemudian firman Allah kepadanya: Namailah akan dia Lo-Ammi, karena kamu bukanlah umat-Ku, dan Aku tidak akan mau menjadi Allahmu.” Hosea 1 : 1 – 9.

Dari kata-kata firman di atas terlihat, bahwa isteri dan anak-anak Hosea yang sedemikian itu adalah hanya dalam khayal, dan sebab itu keseluruhannya itu adalah simbolis. Mereka telah diberi nama sedemikian itu untuk membuat suatu kesamaan yang cocok dengan umat-Nya — yaitu Yehuda dan Israel. Dan karena disebut “Perempuan-perempuan sundal”, maka secara tepatnya mereka melambangkan keadaan sidang-Nya yang mendurhaka.

Berikutnya dari nubuatan ini kita mendengar perintah Tuhan kepada Yizriel berbunyi:

“Katakanlah olehmu kepada Saudara-Saudaramu laki-laki, Ammi, dan kepada Saudara-Saudaramu perempuan, Ruhamah,” Hosea 2 : 1. (Terjemahan yang lebih tepat).

Sepasang anak-anak yang sama itu juga yang diperlihatkan di dalam pasal 1 dari khayal itu yang di dalam pasal 2 kembali disebutkan, tetapi perbedaannya adalah bahwa dari kedua nama itu telah dihilangkan sebutan “Lo” yang di dalam bahasa Iberani berarti “T i d a k.” Sesuai dengan itu, maka karena Lo-ruhamah berarti “tidak dikasihani” dan Lo-ammi berarti “bukan umat-Ku”, maka Ruhamah akan berarti “dikasihani” dan Ammi akan berarti “umat-Ku.” Hosea 1 : 6 ; 2 : 4.

Perubahan status ini, yang terkandung di dalam nama-nama itu, menunjukkan suatu pembagian sejarah sidang. Dalam bagian yang satu keanggotaan sidang itu disebut “bukan umat-Ku,” sehingga “tidak dikasihani,” dan dalam bagian yang lainnya mereka disebut “umat-Ku” dan “dikasihani.” Rasul Paulus memberikan kunci bagi seluruh nubuatan ini dengan cara mengungkapkan interpretasi terhadap salah satu bagiannya yang menemukan kegenapannya di zaman hidupnya sebagai berikut:

“Juga kita, yang sudah dipanggil-Nya, bukannya dari bangsa Yahudi saja melainkan juga dari orang-orang Kapir. Seperti juga firman-Nya di dalam kitab nabi Hosea: “Aku akan memanggil mereka itu umat-Ku, yang sebelumnya adalah bukan umat-Ku; dan Aku akan menyebutnya kekasih-Ku yang sebelumnya adalah tidak dikasihi. Maka akan jadi kelak, bahwa di tempat dimana telah difirmankan kepada mereka itu: ‘Kamu adalah bukan umat-Ku,’ disanalah kelak mereka akan disebut anak-anak dari Allah yang hidup.” Rum 9 : 24 – 26.

Demikianlah kita saksikan bahwa pasal satu dari khayal Hosea itu meramalkan penolakan Allah terhadap orang-orang Yahudi, yang seperti kita ketahui, telah dilakukan Allah sesudah mereka menolak Putera-Nya. Pada waktu itulah genap ucapan yang menyedihkan itu: “Kamu bukanlah umat-Ku, dan Aku tidak mau menjadi Allahmu.” Namun segera sesudah itu juga orang-orang Yahudi itu disebut “anak-anak dari Allah yang hidup.” Hal yang membingungkan ini dijelaskan di dalam pasal 2, sebagaimana juga halnya di dalam Rum pasal 9, bahwa orang-orang Yahudi yang tidak menolak Kristus, yaitu mereka yang telah menjadi Kristen, ialah orang-orang yang disebut “anak-anak dari Allah yang hidup itu.” Jadi jelaslah, bahwa pada kegenapan yang serentak bersama-sama dari kedua keputusan yang bertentangan ini terdapat kematian yang sangat sakit bagi bangsa Yahudi dan kelahiran yang tiba-tiba perih rasanya bagi sidang Kristen.

Sesudah mengukuhkan sekarang, bahwa kata-kata injil ini menentukan berakhirnya sejarah yang satu dan dimulainya sejarah yang lainnya, maka kita harus selanjutnya mencari sejauh mana dalam bagian sejarah Wasiat Lama dan sejauh mana dalam bagian sejarah Wasiat Baru yang dicapai oleh kiasan nubuatan ini, sebagai berikut:

“Dan Aku akan memberikan kepadanya segala kebun anggurnya kemudian, ……………maka ia akan menyanyi di sana seperti pada masa mudanya, dan seperti pada hari sewaktu ia keluar dari negeri Mesir.” Hosea 2 : 15.

Apabila dianalisa, maka ayat ini menunjukkan bahwa bagian pertama sejarah itu dimulai di zaman Ibrahim, sewaktu sidang berada dalam “masa mudanya”; berlanjut terus sampai kepada perjalanannya keluar dari Mesir, yaitu zaman sewaktu ia “menyanyi”; dan berakhir dengan penyaliban Kristus, yaitu jam yang mendatangkan malapetaka bagi Yudaisme.

Ayat-ayat berikutnya akan menceritakan seberapa jauh dalam bagian sejarah Kristen yang akan dicapai oleh nubuatan orang-orang ini :

“Maka pada hari itu Aku akan membuat sebuah janji bagi mereka dengan binatang-binatang di padang, dan dengan segala unggas di udara, dan dengan segala binatang yang melata di tanah; dan Aku akan mematahkan busur panah dan pedang dan peperangan di bumi, dan Aku akan membuat mereka itu berbaring dengan sentausa.

“Dan Aku akan bertunangan dengan dikau untuk selama-lamanya ; bahkan, Aku akan bertunangan dengan dikau dalam kebenaran, dan dalam hukum, dan dalam kasih sayang, dan dalam segala kemurahan. Bahkan Aku akan bertunangan dengan dikau dalam kesetiaan, dan engkau akan mengenal Tuhan. Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa Aku akan dengar, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan mendengarkan segala langit dan mereka akan mendengarkan bumi.” Hosea 2 : 18 – 21.

Ayat-ayat ini menggambarkan keadaan hari terkemudian dari isteri yang pernah jatuh itu, yaitu sidang, sebagai salah satu dari kemurnian yang tidak tercemar oleh zinah dan kesentausaan yang mutlak. Namun karena ia pada waktu sekarang ini masih berada dalam kondisi Laodikeanya yaitu “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang,” masih tidak suci dan masih dalam bahaya, maka jelaslah bahwa karena khayal Hosea itu meliputi seluruh sejarah sidang Yahudi, maka itupun akan meliputi keseluruhan sejarah sidang Kristen, semenjak dari penyaliban Kristus yang lalu sampai kepada terbebasnya sidang dari perhambaannya yang akan datang, apabila Tuhan akan mendengarkan segala langit, dan segala langit akan mendengarkan bumi.

Keluarga satu ini, yang merupakan simbol rangkap mengenai sidang-sidang Wasiat lama dan Wasiat Baru menunjukkan mereka itu sebagai satu sidang. Sesuai dengan itu, maka tabiatnya dalam kedua periode sejarah itu secara dramatis dilambangkan oleh pribadi orang — pertama, selama

 

 38 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart