<< Go Back
Periode Wasiat Baru
Sementara di dalam Pasal Satu dari khayalnya Hosea menggambarkan keadaan sidang yang tercemar oleh perzinahannya dalam sejarah Yahudi, maka di dalam Pasal Dua secara berkaitan ia menggambarkan keadaan sidang yang tercemar oleh perzinahannya di dalam sejarah Kristen.
“Katakanlah olehmu kepada Saudara-Saudaramu laki-laki, Ammi, dan kepada Saudara-Saudaramu perempuan, Ruhamah. Berbantah-bantahlah dengan ibumu, berbantahlah ; karena ia bukanlah isteri-Ku, Aku juga bukanlah suaminya. Sebab itu hendaklah ia menanggalkan segala persundalannya dari pada pemandangannya, dan segala perzinahannya dari antara kedua buah dadanya; supaya jangan Aku menelanjanginya, dan menaruh akan dia sama seperti pada hari ia lahir, dan membuatnya seperti sebuah padang belantara, dan menaruhnya seperti suatu tanah yang kering lalu membunuhnya dengan kehausan.
“Dan aku tidak akan menaruh kasihan terhadap anak-anaknya, karena mereka itu adalah anak-anak dari persundalan. Karena ibu mereka telah berbuat zinah; ia yang melahirkan mereka itu telah berbuat malu, karena katanya, aku hendak pergi mengikuti kekasih-kekasihku yang memberi kepadaku rotiku dan airku, buluh kambingku dan kain khasahku, minyakku dan minumanku.” Hosea 2 : 1 – 5.
Dalam sejarah Kristen sidang telah memulai dalam suatu kondisi kerohanian yang jauh lebih menguntungkan dari pada dalam sejarah Yahudi. Di samping itu, ia sudah akan dapat mengambil manfaat dari contoh kejatuhan orang-orang Yahudi itu. Namun sebagaimana ayat-ayat yang baru diucapkan itu mengungkapkan, ia ternyata sama sekali lalai berbuat demikian itu. Sebagai gantinya, maka seperti halnya setelah kematian Yusak orang-orang Yahudi mulai pergi meninggalkan Allah mereka, maka demikian pula setelah kematian rasul-rasul, orang-orang Kristen pun juga hanyut. Dalam menurunkan standard Kristen lalu meninggikan kekapiran, maka sidang telah bermain mata dengan kekapiran. Dalam cara ini mengandung dan melahirkan orang-orang yang disebutnya bertobat itu, “ia ……… telah berbuat malu,” demikianlah firman Tuhan, “karena katanya, aku hendak pergi mengikuti kekasih-kekasihku, yang memberi kepadaku rotiku dan airku, buluh kambingku dan kain khasahku, minyakku dan minumanku.”
Perasaan-perasaan ini yang ia pantulkan melalui sikapnya, bahwa setiap calonnya bagi keanggotaan, bahkan juga orang-orang yang tidak sepenuhnya bertobat kepada Kristus, bagaimanapun harus dibaptiskan ke dalam persekutuan keanggotaan yang teratur; dalam pada itu tunjangan keuangan mereka akan meneruskan pekerjaan Allah.
Alasan seperti ini adalah sama dengan alasan dari gadis kecil itu yang dengan penuh kegembiraan mengatakan kepada ibunya: “Lihat Ibu! Saya memperoleh untung besar dari pedagang keliling ini ! Karena sebab keranjang buah cheri yang penuh ini saya dikira sudah memberikan seberat satu pound wol, tetapi gantinya memberikan semuanya wol, saya telah menyembunyikan gelang emasmu di dalam keranjang itu!”
Memberikan keanggotaan gereja kepada orang-orang yang belum memperlihatkan “buah-buah pertobatan” adalah suatu pameran ketangkasan yang jauh lebih mahal dari pada menukar buah-buah cheri yang seolah-olah beratnya dinilai dalam emas. Disamping tindakan yang bodoh ini oleh menghambur-hamburkan saham-saham milik perseroan sidang, orang tidak mungkin dapat mulai menghitung-hitung berapa besarnya biaya dari pada pengaruh demoralisasi yang dilakukan oleh “para pemegang saham” subversif yang sedemikian ini terhadap umat Allah yang sejati. Oleh kebodohan-kebodohan yang sedemikian ini, maka sidang yang mula-mula secara tidak sadar telah meneruskan rencana penabur Benih Yang Jahat itu, dan juga telah mendatangkan atas dirinya sendiri Zaman Kegelapan agama itu. Namun, bahkan walaupun oleh akibat yang mengerikan yang seharusnya sudah mengajarkan kepadanya pelajaran yang tak terlupakan ini untuk menyucikan semangat jiwanya bagi pembangunan suatu keanggotaan sidang yang lahir dari Roh saja, ia ternyata masih tetap tidak menghiraukan karena
36 total, 1 views today