<< Go Back
by
Victor T. Houteff
ELLEN G. WHITE
”Hendaklah para pendeta dan seluruh umat ingat, bahwa kebenaran Injil itu membinasakan jika ia itu tidak berhasil menyelamatkan.” — Testimonies, vol. 5, p. 134.
*******
Walaupun ini adalah tugas mulia mengenai keselamatan kita dan mengenai berdirinya kerajaan Kristus di bumi, namun “pemeriksaan hukum” ini adalah salah satu pokok masalah Alkitab zaman ini yang sedikit sekali dipahami, dan yang sangat digaibkan dan membingungkan. Sekiranya masalah ini tidak penting bagi keselamatan kita, maka musuh tentunya tidak akan membiayai setiap usaha apa saja yang mungkin untuk menudunginya dalam kegelapan, Jadi, tak dapat tiada adalah perlu sekali menyelidiki Firman “bagaikan terhadap harta yang tersembunyi”, dan memohon kepada Allah akan bimbingan Roh-Nya supaya dapat memahami dengan tepat pokok masalah yang maha penting ini.
Walaupun demikian sia-sialah setiap penyelidikan terhadap kebenaran, jika maksud hati tidak benar-benar hendak belajar dan melaksanakan kehendak Allah. Sebab itu Yesus mengatakan : “Jika seseorang hendak melaksanakan kehendak-Nya, maka ia akan memahami ajaran itu, apakah benar ia itu dari Allah datangnya.” – Yahya 7 : 17.
Karena masalah pehukuman ini diajarkan dalam contoh-contoh (types) dan dalam perumpamaan-perumpamaan, dan karena Tuhan menjelaskan, bahwa ajaran-Nya secara simbolis adalah sedemikian itu supaya hanya murid-murid-Nya yang dapat mengerti rahasia-rahasia kerajaan sorga (Matius 13 : 11), maka oleh karena itu jelaslah, bahwa
Para Pengikut-Nya yang Akan Dapat
Memahami Seluruh Kebenaran.
“Kerajaan sorga itu”, kata-Nya, “adalah seumpama harta benda yang tersembunyi di dalam sebuah ladang, yang apabila ditemukan oleh seseorang, lalu disembunyikannya, maka karena suka citanya pergilah ia menjualkan segala sesuatu miliknya, lalu dibelikannya ladang itu. Dan lagi kerajaan sorga itu adalah seumpama seorang saudagar yang mencarikan butir-butir mutiara yang elok. Apabila didapatinya sebutir mutiara yang mahal harganya, maka pergilah ia menjualkan segala sesuatu yang ada padanya, lalu dibelinya mutiara itu.” – Matius 13 : 44 – 46.
Dalam perumpamaan-perumpamaan ini Kristus mengemukakan secara jelas kebenaran sekarang sebagai persyaratan yang sangat perlu bagi pendirian kerajaan-Nya, dan usaha yang setinggi-tingginya sebagai persyaratan yang sangat diperlukan untuk masuk ke dalamnya. Dengan demikian, maka “tak seorangpun yang lain”, demikian pernyataan Roh Nubuat, “terkecuali mereka yang telah mengukuhkan pikirannya dengan kebenaran-kebenaran Alkitab yang akan tetap berdiri selama pertikaian besar yang terakhir. Bagi setiap jiwa akan datang ujian saringan, Haruskah saya mematuhi Allah gantinya manusia? Jam penentuan itu sekarang sudah dekat. Adakah kaki-kaki kita ditanam pada batu karang Firman Allah yang kekal?” — The Great Controversy, pp. 593, 594.
Marilah kita keluar dari pada keragu-raguan yang tak sadar akan kemurahan Allah, namun menganggap Dia bertanggung jawab terhadap setiap akibat persoalan hidup kita. Ia telah melaksanakan bagian-Nya dengan sempurna dalam memberikan sepenuhnya bagan jalan yang sempit itu menuju ke kerajaan; sekarang marilah kita berbuat dengan sejujur-jujurnya untuk ikut berjalan di dalam jalan itu sampai kepada ujung akhirnya, karena kegembiraan yang menunggui kita di sana. Tetapi kita tidak akan pernah dapat berbuat begitu terkecuali kita kembali kepada tonggak-tonggak penunjuk jalan tua itu dengan cara meninggalkan Iblis yang telah mengalihkan umat Allah dari pada “jalan, Kebenaran, dan kehidupan” (Yahya 14 : 6), ke dalam “suatu jalan yang terlihat benar bagi seseorang”, tetapi akhirnya “ialah jalan-jalan kematian”. Amzal Solaiman 14 : 12.”
V.T. Houteff
39 total, 1 views today