<< Go Back
Menyingkirkan Kebingungan
Mengenai 2300 Hari Itu
Orang-orang yang menentang melawan doktrin yang mengajarkan, bahwa 2300 hari itu mencapai akhirnya dalam akhir dunia ini, mereka sendirilah yang saling berselisih dengan gigihnya mengenai kapan hari-hari itu kira-kira berakhir, sama seperti halnya mereka itu berselisih mengenai kebenaran dari sejumlah besar doktrin-doktrin lainnya. Oleh sebab itu terbuktilah sepenuhnya, bahwa tak seorang pun dari mereka memiliki kebenaran mengenai masalah tersebut. Tetapi sekalipun adanya kenyataan ini, mereka tetap gagal melihat bahwa roh yang telah menjerumuskan mereka ke dalam keadaan perpecahan, perselisihan doktrin, persaingan, dan kekacauan mereka yang ada sekarang, yang tak ada tandingannya dalam sejarah, tidak mungkin Roh Kebenaran itu, yaitu satu-satunya Yang dapat memimpin mereka ke dalam kebenaran dari hal nubuatan 2300 hari itu. Demikianlah mereka terus menggelapkan dunia Kristen dengan apa yang disangkanya pemberitaan kebenaran itu.
Dalam usaha untuk menunjang pendirian mereka, maka mereka memasukkan Septuagint, Vulgate, dan English Revised Version. Buku-buku ini secara berurutan memberikan berbagai angka bilangan di dalam Daniel 8 : 14 itu: 2400, 2200, dan 2300 “petang dan pagi.” Perbedaan ini saja merupakan bukti besar, bahwa pemberian angka-angka bilangan itu bukanlah hasil-hasil yang baik yang tepat dari terjemahan biasa ayat itu, melainkan adalah hasil terjemahan interpretatif dari padanya, yang menghasilkan perkiraan-perkiraan theologis terhadap masalah itu.
Walaupun demikian, pemberian angka-angka ini seperti adanya di atas yang memberikan pengertian yang sedemikian lemah kepada teori-teori itu yang dianut menentang doktrin yang mengajarkan, bahwa 2300 hari itu berakhir dalam akhir dunia, bahkan mendorong para pembuat teori itu untuk menafsirkan ke dalam Daniel 8 : 14 perkataan “korban” itu sedemikian rupa sehingga menggantikan fase “petang dan pagi” dari ayat itu menjadi “korban-korban petang dan pagi.” Selanjutnya, dengan alasan bahwa karena terdapat dua korban setiap hari, maka mereka membagi angka bilangan dari sekaliannya itu menjadi separuh. Lalu angka bilangan yang berupa 2400, 2200, atau 2300 itu, tergantung pada versi mana yang mereka gunakan, mereka memperoleh masing-masing 1200, 1100, 1150 hari. Penambahan dan pengurangan ini kemudian mereka kemukakan dengan beraninya dalam pembuktian teori mereka, walaupun tidak dapat menghindari pengertian yang sedemikian jelasnya tentang “petang dan pagi” itu bilamana ditinjau di bawah terang dari Kejadian 1 : 5, sebagaimana setiap siswa Alkitab mengetahui, hanya dapat berarti suatu masa periode dua puluh empat jam (siang dan malam), dan yang sama sekali tidak berkaitan apapun dengan korban-korban.
Oleh sebab itu jelaslah, bahwa angka-angka bilangan 2400 dan 2200 itu, dan sisipan kata “korban-korban” adalah hasil-hasil yang sia-sia dari interpretasi palsu terhadap nubuatan-nubuatan Daniel. Ketidak-cocokan di antara kedua angka bilangan itu disebabkan oleh perbedaan dalam tanggal-tanggal yang perlu untuk menyusun pendapat-pendapat yang berbeda-beda terhadap ayat itu. Dalam mengungkapkan baik ambisi maupun nasib orang-orang yang bertanggung jawab terhadap usaha menempatkan kegenapan nubuatan yang sia-sia ini, maka Tuhan menyatakan kepada Daniel: “Para perampok umatmu pun akan meninggikan diri mereka untuk menegakkan khayal itu, tetapi mereka akan jatuh.” Daniel 11 : 14.
Walaupun usaha para perampok umat Allah ini untuk membuat khayal itu cocok dengan pendapat-pendapat mereka akan berakhir sia-sia, namun dalam keyakinan mereka yang buta mereka masih tetap berusaha sekuat-kuatnya untuk meneguhkannya, bahkan terus maju sedemikian jauh dalam usahanya sehingga membuat tulisan-tulisan Josephus tampak berbicara bagaikan sejarah yang suci untuk menunjang teori mereka.
“Dan memang demikian itu telah jadi”, demikian kata penulis sejarah Yahudi, dalam suatu tulisan yang biasanya banyak mereka gunakan, “bahwa bangsa kita menderita segala perkara ini di bawah Antiochus Epiphanes, sesuai dengan khayal Daniel dan apa yang ditulisnya bertahun-tahun sebelumnya sekaliannya itu telah jadi”. — Antiquities, Book 12, Chapter 5.
Walaupun Josephus tidak sedikit menyinggung angka bilangan hari-hari itu yang disebut di dalam Daniel 8 : 14, namun karena ia mengaplikasikan khayal itu kepada perbuatan pekerjaan dari Antiochus Epiphanes, maka mereka pada kenyataannya memandang dia sebagai seorang nabi yang diilhami untuk menginterpretasikan Alkitab. Walaupun demikian, karena hanya sebagai seorang penulis sejarah, dan bukan seorang nabi, maka ia dalam menulis sejarah orang-orang Yahudi, ia telah membuat hanya suatu aplikasi sejarah dengan hal-hal yang sama yang ia saksikan di antara ramalan Daniel dan pekerjaan Antiochus. Dan yang sedemikian ini adalah benar dalam bidangnya sebagai seorang penulis sejarah. Tetapi bidangnya yang tidak memiliki karunia nubuatan itu melarang umat Allah menerima aplikasi-aplikasinya terhadap Firman sebagai kebenaran yang berkuasa dan terpercaya.
Dari jenis pergulatan, penyulapan, penguraian, dan alasan-alasan untuk menghilangkan kenyataan-kenyataan yang sederhana ini, pembaca yang jujur akan melihat seberapa jauh manusia sedang pergi untuk menghindari kebenaran-kebenaran yang telah diungkapkan yang tidak mereka sukai, lalu melipat tangan dengan teori-teori sendiri yang sesuai dengan kesukaan mereka. Memang benar kata pepatah: ”berikanlah kepada seorang suatu teori maka kenyataan-kenyataan akan datang beramai-ramai mengikutinya!”
Dengan kabut-kabut kekeliruan yang kini dihalaukan, maka jalan kita adalah jelas untuk terus maju menentukan:
Kapan 2300 Hari Itu Dimulai
dan Berakhir.
Dari Daniel pasal 7 adalah terlihat, bahwa tahta pehukuman atau tahta pembersihan itu belum akan berdiri sampai sesudah tanduk kecil yang berkuasa itu muncul berdiri, sementara itu dari Ibrani 9 : 24 – 27 ia itu terlihat akan berdiri pada sesuatu waktu sebelum “akhir dunia”. Kini untuk sepenuhnya memfokus terang atas kenyataan-kenyataan yang sudah dikemukakan, maka kita harus pergi kepada Daniel pasal 8 dan 11, yaitu kepada nubuatan yang membicarakan masalah itu — 2300 hari itu.
Daniel 8 : 11, 12 |
Daniel 11 : 31
|
“Bahkan dibesarkannya dirinya sampai kepada Penghulu dari orang banyak itu, dan olehnya korban yang sehari-hari itu disingkirkan, dan tempat dari kaabah-Nya itu diruntuhkan. Dan serombongan orang banyak diberikan kepadanya melawan korban yang sehari-hari itu oleh alasan pelanggaran, dan dihempaskannya kebenaran sampai ke bumi; maka diperbuatnya dan beruntunglah ia”.
|
“Maka orang-orang bersenjata akan berdiri pada pihaknya, dan mereka akan menajiskan kaabah kekuatan itu, dan mereka akan menyingkirkan korban yang sehari-hari itu, dan mereka akan menempatkan kekejian yang membuat sunyi”.
|
Dari penjajaran Daniel 8 : 11, 12 dan Daniel 11 : 31 ini, pembaca akan melihat, bahwa kedua perkataan firman itu sedang membicarakan kuasa yang sama. Dan Kristus, yang meramalkan tanda-tanda akhir dunia, sementara Ia memandang ke depan sepanjang aliran sejarah, mengatakan sebagai berikut: “Sebab itu, apabila kamu (para pengikut-Nya yang akan hidup pada zaman tanduk yang berkuasa ini bekerja melawan Allah, kebenaran-Nya, dan umat-Nya) kelak melihat kekejian kesunyian itu yang dibicarakan oleh nabi Daniel, maka berdirilah di tempat yang suci, (barangsiapa yang membaca, hendaklah ia mengerti;) kemudian hendaklah mereka yang berada di Yudea melarikan diri ke gunung-gunung”. Matius 24 : 15, 16. Kata-kata Kristus sendiri yang jelas ini menempatkan pekerjaan dari tanduk yang berkuasa itu di depan sesudah zaman-Nya.
Di sini Kristus mengatakan dengan jelas, bahwa pada zamanNya kekejian kesunyian itu belum lagi berdiri ”di dalam tempat yang suci”, namun kira-kira dalam sejarah Kristen ia itu akan tampak berdiri di sana. Selanjutnya, malaikat itu memberi petunjuk kepada Daniel, bahwa pada akhir zaman khayal itu akan jadi (Daniel 8 : 13, 17). Kedua kenyataan ini membawakan bukti lengkap, bahwa periode 2300 hari itu tidak mungkin berhenti sebelum, yang sehari-hari itu dibuang dan kekejian ditegakkan sesudah zaman-Nya Kristus, karena kedua peristiwa ini akan jadi dalam jangka waktu 2300 hari itu.
Menurut Daniel, kuasa pembuat sunyi ini ialah untuk melakukan pencemaran dengan cara pelanggaran terhadap tempat kesucian bumi, atau sidang. Ini akan dilaksanakan dengan jalan mencampakkan Kebenaran ke tanah, dengan jalan menyingkirkan yang sehari-hari itu, dan dengan cara memasukkan ke dalam tempat yang suci “kekejian yang membuat sunyi itu”, yang kesemuanya itu akan jadi, sesuai kata malaikat itu, “sampai dua ribu tiga ratus hari”; dan “kemudian kaabah kesucian itu akan kelak dibersihkan”.
Dari bukti-bukti kuat yang terkumpul di sini terdapat hanya satu kemungkinan kesimpulan yaitu: pencemaran tempat suci, berakhirnya 2300 hari itu, dan pembersihan kaabah kesucian tidak mungkin terjadi sebelum zaman-Nya Kristus.
Melihat kepada akhir dari pada kesimpulan tiga rangkap yang dibunyikan kembali ini, maka banyak suara yang dengan lantang menempatkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan 2300 hari itu di dalam sejarah Wasiat Lama, hendaklah sekarang selengkapnya mendiamkan diri untuk selamanya. Tetapi kalaupun mereka tidak mau diam, maka Allah sajalah yang tahu apa yang akan mereka beritakan selanjutnya.
Saudara-saudaraku, sekarang karena terang itu datang, maka janganlah anda membiarkan kesempatan melepaskan diri dari teori-teori manusia yang dipersalahkan oleh ”Roh Kebenaran” itu di sini lepas dari padamu, melainkan supaya berdiri teguh pada landasan yang kokoh, yang diperdirikan di sini oleh kesaksian Yesus Kristus menggantikan teori-teori manusia itu.
Di atas batu karang yang kokoh inilah struktur kebenaran yang kini sedang dibangun, sebagaimana dapat disaksikan oleh para pembaca, akan dapat tahan melawan serbuan “topan” dan “angin” yang sangat dahsyat sekalipun. Oleh sebab itu, sambil maju mendirikan strukturnya yang utama, marilah kita memanfaatkan dengan sebebas-bebasnya, tanpa takut sedikitpun terhadap angin ribut yang datang (yang akan menghancurkan dan menghapuskan segala perkara yang berdiri di atas landasan berpasir), bahan-bahan material yang diberikan dengan sedemikian bebasnya, yaitu:
Untuk membersihkan kaabah kesucian bumi, maka kekejian yang dibawa masuk oleh kuasa kejahatan yang sedang dibicarakan di sini harus perlu dibuang, dan kemudian “kebenaran” dan juga “yang sehari-hari itu” yang telah dipijak-pijak dan dibuang oleh kuasa yang sama itu harus dikembalikan. Oleh sebab itu jelaslah, bahwa tidak ada sedikitpun tempat bagi keragu-raguan baik mengenai bagaimana kaabah kesucian itu telah dicemarkan, maupun mengenai bagaimana ia itu harus dibersihkan.
Buku Daniel pasal 8 berisikan suatu simbol nubuatan yang jelas mengenai dua ekor binatang (seekor domba jantan dan seekor kambing jantan) yang oleh malaikat itu dijelaskan sebagai berikut: ”Domba jantan yang engkau saksikan memiliki dua pucuk tanduk itu ialah raja-raja dari Medo dan Persia. Dan kambing jantan yang kasar itu ialah raja Gerika”. Daniel 8 : 20, 21.
“………. kambing jantan itu bertumbuh menjadi sangat besar, dan setelah ia menjadi kuat, maka tanduknya yang besar itu patah; lalu sebagai gantinya tumbuhlah empat pucuk tanduk yang indah-indah arah ke empat penjuru angin di langit. Maka dari salah satu pucuknya itu terbitlah sepucuk tanduk kecil, yang bertumbuh menjadi sangat besar, arah ke selatan, dan arah ke timur, dan arah ke tanah yang permai itu”. Daniel 8 : 8, 9.” “………….. tanduk besar yang terdapat di antara kedua matanya itu”, demikian penjelasan malaikat, “ialah rajanya yang pertama” – yaitu Alexander. “Kini tanduk itu patah, maka sebaliknya tumbuhlah empat pucuk sebagai penggantinya, yaitu empat kerajaan yang akan keluar dari bangsa itu, tetapi bukan dalam kekuatannya” —- bukan dalam kekuatannya Alexander, artinya, bukan “kepada keturunannya”. Daniel 8 : 21, 22 ; 11 : 4.
“Dan dalam masa terakhir kerajaan mereka itu, apabila para pendurhaka itu (orang-orang Yahudi) sudah sampai penuh, maka akan bangkit berdiri seorang raja yang keras mukanya dan mengerti kalimat-kalimat gaib. Maka kuasanya akan menjadi hebat, tetapi bukan oleh kuat dirinya sendiri (karena “tentara akan berdiri pada pihaknya” (Daniel 11 : 31) – tentara dari penguasa-penguasa sipil); dan ia akan membinasakan secara gemilang, dan ia akan beruntung segala perbuatannya dan ia akan membinasakan umat yang kuat dan suci”. Daniel 8 : 23, 24.
Jadi, jelaslah, bahwa Daniel 8 : 22 – 24 adalah paralel dengan Daniel 7 : 25 yang berbunyi: “Maka ia akan membicarakan perkataan-perkataan besar melawan Yang Maha Tinggi, dan akan menganiaya umat kesucian dari Yang Maha Tinggi, dan merencanakan untuk mengubah masa dan hukum; maka mereka itu akan diserahkan ke dalam tangannya sampai satu masa dan dua masa dan setengah masa”.
Daniel memperoleh khayal itu di Babil, yaitu di sebelah timur laut dari “tanah yang permai itu” — Palestina. Dari Babil tanduk yang sangat besar itu pertama-tama pergi menuju ke “selatan”, kemudian ke “timur”, sesudah itu ke utara dengan maksud untuk balik arah ke selatan — “arah ke tanah yang permai itu”. Dengan demikian ia itu pergi ke seluruh empat penjuru, yang menunjukkan bahwa ia itu menjadi sebuah penguasa dunia. Dan lagi, juga “tembaga” dari patung Daniel pasal 2 yang besar itu, yang oleh Daniel dijelaskan akan “berkuasa atas seluruh bumi”, adalah melambangkan Gerika. Tetapi, karena baik tanduk yang pertama dari kambing jantan itu, maupun empat tanduk susulannya ternyata tidak mempunyai kekuasaan universal, maka untuk menggenapi nubuatan mengenai kerajaan tembaga itu, tanduknya yang sangat besar itu tak dapat tiada satu-satunya yang akan “memerintah seluruh bumi”. Daniel 2 : 39.
Walaupun binatang yang ke empat dari Daniel pasal 7 itu menunjukkan, bahwa kuasa pengrusak ini turun dari Romawi, namun simbol kambing jantan ini pergi lebih jauh ke belakang untuk menunjukkan, bahwa penguasa dunia yang satu ini asal mulanya turun dari salah satu bagian kerajaan Gerika (Daniel 11 : 5), lalu kemudian mengenakan jubah Kekristenan — yaitu agama dari “suatu dewa yang tidak dikenal oleh para leluhurnya”. ayat 38.
Secara berangsur-angsur menerima perhiasan-perhiasan dari kaabah, lalu tak lama kemudian ia membesarkan dirinya melawan Penghulu (Kristus) dari bala tentara itu (orang-orang Kristen). Dan sambil mengabaikan “dewa para leluhurnya”, ia berpura-pura menjadi Kristen, tetapi betapa bahayanya bagi Kekristenan! Bukan saja “yang sehari-hari itu” disingkirkan, tetapi juga “tempat dari kaabah-Nya itu telah diruntuhkan”. Dengan kata lain, ia “mencampakkan” “tempat” milik Tuhan itu lalu di sana didirikan tempatnya sendiri — yaitu meninggikan dirinya sendiri ke tempat milik Kristus.
Karena perkataan “korban” itu disisipkan dalam kaitannya dengan perkataan “yang sehari-hari”, maka itu jelas bukan bagian dari ayat itu. Tetapi, karena bahasa Inggris tidak memiliki kesamaan kata yang tepat untuk perkataan “yang sehari-hari” dari bahasa Iberani, yang secara berbeda-beda berarti “berlanjutan”, “abadi”, “selama-lamanya”, dan karena tidak satu pun dari sebutan-sebutan ini memiliki arti yang sama, selain membawa tambahan-tambahan pengertian sendiri, maka dengan sendirinya terpaksa sekaliannya itu telah diambil bersama-sama sebagai suatu gabungan perkataan, sedemikian rupa supaya sampai kepada kebenaran yang tepat. Oleh sebab itu, melihat kepada kenyataan ini, dan juga kepada kenyataan, bahwa doktrin Sabat itu adalah satu-satunya doktrin Alkitab dalam sejarah Kristen yang mungkin dimaksudkan sebagai “yang sehari-hari” (yang berkaitan dengan ibadah yang menghormati sesuatu hari), juga sebagai “berlanjutan”, “abadi”, dan “selama-lamanya”, – dari masa yang tak terkenangkan sampai kepada masa yang tak terhingga, – sebab itu terbukti bahwa semua pengertian yang berbeda-beda itu tak dapat diaplikasikan kepada doktrin manapun yang lain, selain kepada Sabat – hari perhentian yang kekal itu. Maka dalam pernyataan ilahi terhadap kekekalannya, berbunyilah dari Sinai sepanjang berabad-abad lamanya perkataan-perkataan kekal berikut ini:
“Oleh sebab itu bani Israel harus memeliharakan Sabat, yaitu menyucikan Sabat itu sepanjang generasi-generasi mereka, menjadi suatu perjanjian yang kekal. Ia itu merupakan suatu tanda di antara Aku dan bani Israel untuk selama-lamanya; karena dalam enam hari lamanya Tuhan telah menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh berhentilah Ia, dan disegarkan.” Keluaran 31 : 16, 17.
Oleh sebab itu terbuangnya “yang sehari-hari itu” oleh perbuatan tanduk itu tak dapat tiada berarti disingkirkannya Sabat Tuhan dari gereja Kristen dan dimasukkannya sebagai gantinya penyembahan hari Minggu, yaitu suatu Sabat kekapiran, — “kekejian yang membuat kesunyian”, — suatu perbuatan keji yang menjauhkan kehadiran Allah dari sidang dengan penuh kesedihan.
Domba jantan dan kambing jantan itu telah ditunjukkan kepada Daniel dalam khayal “dalam tahun ketiga dari pemerintahan raja Belshazzar”. Daniel 8 : 1. Daniel “tercengang akan khayal itu, namun tak seorang pun memahaminya”. Ayat 27. Lagi pula masanya telah lewat, dan Yerusalem masih tetap berupa sebuah kehancuran. Dengan demikian kemudian “dalam tahun pertama Darius”, yang “telah dinobatkan menjadi raja atas daerah pemerintahan orang-orang Kasdim” (Daniel 9 : 1), kepada Daniel ditunjukkan “melalui buku-buku angka bilangan tahun-tahun itu, dari mana firman Tuhan telah datang kepada nabi Yeremiah, bahwa ia akan menyelesaikan tujuh puluh tahun itu dalam kehancuran-kehancuran Yerusalem”. Ayat 2. Tetapi Yerusalem masih tetap sebuah kehancuran, walaupun masa perhambaan orang banyak itu menurut nubuatan sudah digenapi, dan khayal itu masih tetap “tak satupun (belum) dipahami”, sebagaimana jelas terlihat dari doa Daniel berikut ini:
“Maka menengadahlah aku kepada Tuhan Allah, untuk mempersembahkan doa dan permohonan sambil berpuasa dan berpakaian kain karung dan abu; Maka berdoalah aku kepada Tuhan Allahku ……… Ya Tuhan, sesuai dengan segala kebenaran-Mu aku bermohon ke hadapan-Mu, hendaklah kiranya murka dan amarahMu dilalukan dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang suci; karena sebab dosa-dosa kami, dan oleh karena kejahatan-kejahatan para nenek moyang kami, maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi tercela di hadapan semua orang yang tinggal di sekeliling kami. Oleh sebab itu, dengarkanlah sekarang ya Allah kami doa hamba-Mu ini, dan permohonan-permohonannya, dan sinarilah oleh wajah-Mu akan kaabah kesucian-Mu yang binasa ini, demi Tuhan sendiri ……………
“Benar, sementara lagi aku berkata-kata dalam doa, maka datanglah orang itu, yaitu Jibrail, yang telah kulihat dalam khayal pada mulanya (di dalam pasal delapan), yang telah disuruh terbang dengan segera, ia menjamah aku kira-kira pada saat persembahan petang hari ……… lalu katanya, ……….. Tujuh puluh minggu ditetapkan bagi bangsamu dan bagi kota sucimu, untuk menyelesaikan pelanggaran dan untuk mengakhiri dosa-dosa, dan untuk melakukan perdamaian bagi kejahatan, dan untuk memasukkan kebenaran yang kekal, dan untuk memeteraikan khayal dan nubuatan itu dan untuk mengurapi Yang Maha Suci itu.
“Oleh sebab itu ketahuilah dan pahamilah olehmu, bahwa semenjak dari keluarnya perintah untuk mendirikan dan membangun kembali Yerusalem sampai kepada Almasih Penghulu itu akan ada tujuh minggu dan enam puluh dua minggu: jalan itu akan dibangun kembali, berikut tembok, bahkan dalam masa-masa yang kacau sekalipun. Dan sesudah enam puluh dua minggu Almasih kelak akan ditumpas, tetapi bukan karena diri-Nya sendiri maka umat dari penghulu yang akan datang itu akan membinasakan negeri dan kaabah kesucian itu; maka kesudahannya akan dengan air bah, dan sampai kepada akhir peperangan itu kebinasaan-kebinasaan adalah pasti. Maka ia akan mengukuhkan perjanjian dengan banyak orang untuk seminggu lamanya; dan pada pertengahan minggu itu ia akan memberhentikan korban dan persembahan, dan karena penyebaran kekejian-kekejian Ia akan membuatnya menjadi sunyi, bahkan sampai kepada kehancuran, maka kehancuran-kehancuran yang ditetapkan itu akan dituangkan ke atas kesunyian itu.” Daniel 9 : 3 – 27 (Terjemahan yang lebih tepat dari Alkitab bahasa Inggris).
Malaikat itu membagi-bagikan tujuh puluh minggu itu menjadi tiga periode, yaitu “tujuh minggu, dan enam puluh dua minggu,” dan “satu minggu”. Dan walaupun dalam kata-katanya kepada Daniel, seperti yang dikutip di atas, ia menjelaskan waktu yang dinubuatkan itu, namun Daniel masih belum juga memahami khayal itu sepenuhnya. Tetapi, karena ia tentunya mengerti akan interpretasi malaikat itu mengenai “domba jantan” dan mengenai “kambing jantan” itu masing-masing melambangkan “Persia” dan “Gerika”, maka pekerjaan dari “Tanduk yang sangat besar itulah” yang belum dapat dipahaminya. Dan demikian itulah sehingga kemudian “pada hari-hari itu”, ia kembali “menangis”, kali ini, sepanjang tiga minggu lamanya”. Karena itulah ia mengatakan:
Aku tampak “seseorang yang berpakaian kain khasah, pinggangnya bercindai emas murni dari Ufas ……… Kemudian katanya kapadaku, ………… Sekarang aku datang untuk membuatmu mengerti akan apa yang akan menimpa bangsamu di hari-hari terkemudian: karena khayal itu adalah untuk masih banyak hari lagi”. “Karena khayal itu akan jadi di akhir zaman”. Daniel 10 : 5, 12, 14; 8 : 17.
Bahwa pasal 11 dan 12 berisikan penjelasan dari khayal yang dijanjikan oleh malaikat di dalam pasal 10, cepat dapat dikenal bukan saja dari kelanjutan pembicaraan malaikat itu, melainkan juga dari kenyataan, bahwa pasal-pasal ini adalah penjelasan dari khayal yang terdapat di dalam pasal delapan. Bagi kepentingan pembaca, maka kami kutip dua ayat terakhir dari pasal 10, dan sebagian penjelasan malaikat itu yang tercatat di dalam pasal 11 yang berbunyi sebagai berikut:
“Kemudian katanya, Ketahuilah olehmu mengapa aku datang kepadamu? Maka sekarang aku akan kembali untuk berperang dengan penghulu Persia itu; maka apabila sudah aku pergi, tengoklah, penghulu Gerika akan datang. Tetapi aku hendak menunjukkan kepadamu akan apa yang terdapat di dalam Firman Kebenaran; maka tak ada seorang pun yang membantuku dalam segala perkara ini, terkecuali Mikhael Penghulumu itu”.
“Juga aku dalam tahun pertama dari pemerintahan Darius orang Mede itu, bahkan akulah yang berdiri mengukuhkan dan menguatkan dia. Maka sekarang aku hendak menunjukkan kepadamu kebenaran. Bahwasanya, akan kelak berdiri lagi tiga orang raja di Persia; maka raja yang keempat itu akan jauh lebih kaya dari pada sekaliannya, dan oleh kekuatannya oleh perantaraan kekayaannya ia akan membangkitkan semua orang melawan kerajaan Gerika. Maka akan bangkit seorang raja yang perkasa, yang akan memerintah dengan kerajaan yang besar, dan ia akan berbuat sesuai kehendak hatinya. Dan apabila ia berdiri kelak, maka kerajaannya akan dihancurkan, dan akan dibagi-bagikan ke arah empat mata angin di langit, tetapi bukan kepada keturunannya, ataupun sesuai dengan kerajaannya yang telah diperintahnya, karena kerajaannya akan dicabut, diberikan kepada orang-orang lain dari mereka itu”. Daniel 10 : 20, 21 ; 11 : 1 – 4.
Jelaslah bahwa di dalam pasal ini malaikat itu menjelaskan secara terperinci “khayal itu” yang telah ditunjukkan kepada Daniel di dalam pasal delapan, dan bahwa Daniel 8 : 11, 12 adalah sejajar dalam waktu dengan Daniel 11 : 31. Perbandingan kedua firman itu seperti yang ditemukan pada halaman setelah gambar binatang di atas memperjelas, bahwa pasal 11 ialah sebuah penjelasan khususnya mengenai kuasa yang dikemukakan oleh tanduk yang sangat besar dari pasal delapan.
Juga dijelaskan, bahwa kaabah kesucian yang dibicarakan di dalam Daniel 8 : 11 tak mungkin lain dari pada kaabah kesucian Allah sendiri; karena di satu pihak sebuah bangunan kapir tidak pernah mungkin kuat atau di pihak lain dapat dinajiskan selama ia itu tidak pernah bersih. Dan lagi pula Alkitab tidak pernah menyebutnya sebagai sebuah kaabah kesucian.
Dan akhirnya, kenyataan bahwa kaabah kesucian di Yerusalem itu bukan dinajiskan dan juga bukan dibersihkan sesuai cara yang digambarkan oleh malaikat itu, melainkan telah dibiarkan sunyi sehingga akhirnya dibinasakan (Daniel 9 : 26), membuktikan dengan kuat bahwa baik penajisan maupun pembersihan itu tidak pernah terjadi dalam sejarah Wasiat Lama.
Kesimpulan yang kuat ini telah diambil dua kali lebih cepat oleh bantuan pernyataan Kristus (setelah judul paragraf Kapan 2300 Hari Itu Dimulai Dan Berakhir), yang menempatkan pekerjaan dari kuasa pembinasaan itu dalam sejarah Kristen.
Tidak ada masa yang lain selain dari pada “dua ribu tiga ratus hari” itu (Daniel 8 : 14) dan “tujuh puluh minggu” itu (Daniel 9 : 24), untuk mana berlaku sebutan yang berbunyi, “masa yang ditentukan itu adalah panjang”. Daniel 10 : 1 (Bacalah yang berbahasa Inggris). Tetapi karena melihat bahwa periode yang terdahulu itu adalah sangat panjang bagi pembangunan kembali dan pembersihan kaabah kesucian di Yerusalem, dan bahwa periode yang terkemudian adalah sangat panjang bagi pembangunan kembali negeri itu (karena tujuh puluh tahun yang dibicarakan oleh Yeremiah itu sudah digenapi), maka Daniel terpaksa cepat berseru kepada Tuhan memohon pengertian.
“Kemudian,” katanya selanjutnya, “Aku dengar seseorang suci berbicara, dan seorang suci lainnya mengatakan kepada orang suci yang berbicara itu: Berapa lamakah kelak khayal yang berkenan dengan yang sehari-hari itu …….., dan pelanggaran yang membuat sunyi itu, untuk membiarkan kaabah kesucian dan bala tentara orang banyak itu diinjak-injak di bawah telapak kaki? Maka katanya kepadaku: Sampai dua ribu tiga ratus hari, kemudian kelak kaabah kesucian itu akan dibersihkan.” Daniel 8 : 13, 14.
Diucapkan dalam kata-kata modern, jawaban malaikat itu kepada pertanyaan Daniel akan berarti, bahwa 2300 hari itu akan diperlukan bagi “baik kaabah kesucian maupun bala tentara orang banyak itu untuk diinjak-injak di bawah telapak kaki”, juga bagi yang sehari-hari itu untuk dibuang dan bagi pelanggaran yang membuat sunyi itu untuk ditegakkan, dan bahwa kemudian dari pada itu kelak kaabah kesucian itu akan dibersihkan.
Di bawah terang ini jelaslah terlihat, bahwa periode 2300 hari itu harus berakhir setelah “yang sehari-hari itu” disingkirkan dan “pelanggaran kesunyian itu” diselesaikan. Dengan demikian penyingkiran “yang sehari-hari itu” dan pemasukan “kekejian yang membuat sunyi itu” oleh pelanggaran kesunyian itu akan “memberikan baik kaabah kesucian maupun bala tentara orang banyak itu untuk dipijak-pijak di bawah telapak kaki.”
Penindasan terhadap bala tentara orang banyak itu ialah penganiayaan terhadap orang-orang Kristen yang tidak mau berbakti sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari tanduk yang berkuasa itu. Penindasan terhadap kaabah kesucian, sidang, menimbulkan berdirinya suatu keimmamatan bumi yang menggantikan tempat Kristus, Yang melayani dari dalam kaabah kesucian sorga.
Maka karena tanduk besar dari kambing jantan itu melambangkan dunia Romawi (besi —- Daniel 2 : 40) dalam tiga masa periodenya, —- Romawi kapir, Romawi kepausan, dan Protestan, —- juga karena dalam masa periodenya yang kedua, ia telah menginjak-injak kebenaran dan “bala tentara orang banyak” itu di bawah kakinya dan telah mencemarkan kaabah kesucian dengan cara memasukkan kekejian-kekejian selama “ia mempraktikkannya, dan beruntung” (Daniel 8 : 12), maka sesuai dengan itu periode 2300 hari itu akan menjangkau jauh melewati keruntuhan Romawi kepausan sampai ke dalam masa periode Protestan.
Sebagaimana selanjutnya, perintah untuk membangun kembali Yerusalem itu keluar dalam tahun 457 sebelum T. M. (Ezra 7 : 21 – 27), maka titik permulaan dari tujuh puluh minggu itu terbukti menjadi satu dengan permulaan dari 2300 hari itu.
Maka dalam menentukan pelayan Kristus di dalam masa periode ini, malaikat itu mengatakan: ” ………….. Ia (Kristus) akan mengukuhkan perjanjian dengan banyak orang untuk satu minggu lamanya, dan di pertengahan minggu itu Ia akan menghentikan korban dan persembahan itu.” Daniel 9 : 27.
Oleh karena pengukuhan perjanjian dengan banyak orang itu (orang-orang Yahudi itu) diselesaikan selama masa tujuh tahun dari permulaan pelayanan Kristus, yaitu dari saat baptisan-Nya sampai kepada saat Petrus ditugaskan membawa Injil kepada orang-orang Kapir (Kisah Rasul-Rasul 10 : 28 ; bacalah seluruh pasal), dan karena dipertengahan masa periode ini Kristus disalibkan, maka “minggu itu” terbukti merupakan tujuh tahun yang sebenarnya, sehingga terungkap bahwa periode 2300 hari itu harus dihitung sesuai cara perhitungan Yeheskiel 4, yaitu satu hari dihitung setahun, sebagai berikut:
” …………… dari keluarnya perintah (yang terdapat di dalam Ezra 7 : 21 – 27) untuk memulihkan dan membangun Yerusalem (permulaan dari 2300 hari itu), sampai kepada Almasih Penghulu itu (sampai kepada Kristus pada saat baptisan-Nya), akan terdapat tujuh minggu (49 tahun), dan enam puluh dua minggu (434 tahun),” yang berjumlah seluruhnya 483 tahun, dengan tujuh minggu yang pertama, atau empat puluh sembilan tahun, yang diperuntukkan bagi pembangunan kembali kota itu.
Kemudian sesudah “tujuh minggu” ditambah “enam puluh dua minggu (483 tahun) Almasih akan kelak ditumpas, ……. dan umat dari penghulu (orang-orang Romawi) yang akan datang itu akan membinasakan kota dan kaabah kesucian itu (digenapi oleh Titus pada kira-kira tahun 70 T.M.); dan kesudahannya akan kelak dengan air bah, dan sampai kepada akhir peperangan itu kebinasaan-kebinasaan adalah pasti. Maka Ia (Kristus) akan mengukuhkan perjanjian dengan banyak orang untuk satu minggu lamanya (tujuh tahun, dimulai pada saat baptisan-Nya); dan di pertengahan minggu itu (di pertengahan tujuh tahun itu.) Ia akan menghentikan korban penyembelihan dan persembahan itu (oleh korban diri-Nya sendiri dan oleh mengalihkannya ke kaabah kesucian yang di sorga: pengorbanan-Nya menggantikan penyembelihan korban yang di bumi, sehingga dengan demikian kaabah kesucian sorga menggantikan kaabah kesucian bumi, dengan Kristus sendiri sebagai imam besarnya), dan karena penyebaran kekejian-kekejian Ia akan membuatnya (kaabah di Yerusalem) menjadi sunyi (hadirat-Nya selengkapnya dialihkan), bahkan sampai kepada kehancuran, maka kehancuran-kehancuran yang ditetapkan itu akan dituangkan ke atas kesunyian itu.” Daniel 9 : 25 – 27.
Sisa dari 2300 hari atau tahun itu, akan sampai kepada saat pembersihan kaabah kesucian. (Lihat gambar bagan di atas).
Dengan menghitung ke depan 2300 tahun semenjak dari Oktober, tahun 457 sebelum T.M., maka ujungnya adalah Oktober tahun 1844 T.M. Maka sebagaimana dikatakan oleh malaikat itu: “Sampai dua ribu tiga ratus hari, kemudian kelak kaabah kesucian itu akan dibersihkan,” pembersihan itu tak dapat tiada harus dimulai semenjak dari tahun 1844, yaitu tahun di mana untuk pertama kalinya dalam sejarah pekabaran malaikat yang pertama membunyikan seruan: ”Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia; karena jam pehukuman-Nya ada datang.” (Wahyu 14 : 7; Daniel 7 : 9, 10) — saat mana Hakim Yang Besar itu berikut sidang pengadilan sorga duduk di dalam pengadilan untuk memisahkan yang jahat dari pada yang baik; artinya, mencoret dari dalam Kitab Hayat nama-nama mereka yang telah memasuki dinas pelayanan Kristus tetapi tidak berhasil tahan sampai kepada kesudahan.
Karena kebenaran yang mengerikan ini, sebagaimana diungkapkan di sini, menemukan kesamaannya dalam perumpamaan Kristus mengenai gandum dan lalang, maka perumpamaan-perumpamaan itu tak dapat tiada harus mengajarkan pemeriksaan
54 total, 1 views today