<< Go Back
DI BAWAH TERANG DARI UPACARA BAYANGAN
Sama seperti yang dijelaskan oleh Roh Nubuat, bahwa “keseluruhan jaringan contoh-contoh dan lambang-lambang adalah sebuah susunan nubuatan Injil yang padat, yaitu sebuah penyajian yang di dalamnya terikat janji-janji penebusan” (The Acts of the Apostles, p. 14), maka demikian itulah rencana penyelamatan diungkapkan bukan hanya dalam kesaksian-kesaksian para nabi dan dalam perumpamaan-perumpamaan Kristus, melainkan juga dalam contoh-contoh dan lambang-lambang dari kaabah kesucian di bumi. Sebagai tambahan untuk ini, maka kepada kita diceriterakan, bahwa pengalaman-pengalaman umat dalam masa periode contoh yang lalu “telah terjadi atas mereka itu sebagai contoh; dan sekaliannya itu adalah tertulis sebagai nasehat bagi kita yang hidup di akhir zaman”. 1 Korinthi 10 : 11. Demikianlah secara masuk akal kita terikat pertama-tama untuk datang kepada petunjuk Tuhan Allah kepada Musa yang berbunyi:
“Pada hari kesepuluh dari bulan yang ketujuh ini akan ada suatu hari grafirat: …. akan diadakan suatu grafirat (pengampunan) bagimu di hadapan hadirat Tuhan Allahmu. Maka sebab itu barangsiapa pun juga yang kelak tidak merendahkan hatinya pada hari itu, ia itu akan ditumpas kelak dari antara bangsanya”. “Pada setahun sekali hendaklah diadakan grafirat bagi bani Israel …. ” Immamat 23 : 27 – 29; 16 : 34.
Bilamana seseorang “ditumpas dari antara bangsanya” karena dosa, maka namanya pun harus “dicoret dari buku orang-orang yang hidup.” Mazmur 69 : 28. Dengan sendirinya, maka hari grafirat pada waktu itu adalah suatu hari pehukuman, sebagaimana ia itu masih tetap biasanya disebut oleh orang-orang Yahudi; maka oleh hari grafirat itu sebagai tanda, maka ia itu telah didirikan sebagai contoh (type) bagi hari grafirat contoh saingan yang besar (pemeriksaan hukum itu) —- yaitu hari dimana Tuhan akan mencoret dari buku-Nya nama-nama dari semua orang berdosa, dan “menumpas” dari perhimpunan umat-Nya semua orang yang nama-namanya tidak terdapat di dalam buku itu.
Mengenai hari grafirat contoh itu, maka perintah Tuhan melalui Musa adalah sebagai berikut: “Pada hari itu kelak akan diadakan suatu pengampunan bagimu oleh imam, untuk menyucikan kamu, supaya dapatlah kamu menjadi bersih daripada semua dosamu di hadapan hadirat Tuhan …… maka ia akan mengadakan suatu pengampunan bagi kaabah kesucian yang suci itu, dan ia akan mengadakan suatu pengampunan bagi tabernakel perhimpunan itu, dan bagi medzbah itu.” Immamat 16 : 30, 33.
Karena merupakan hari pengampunan dalam contoh bagi baik orang-orang yang sudah mati maupun bagi orang-orang yang hidup, maka pelayanan dari tabernakel di bumi ini memproyeksikan hari pengampunan itu dalam contoh saingannya, yaitu pembersihan kaabah kesucian di dalam sorga dari nama-nama orang-orang yang tidak patut berada di dalam buku-buku, dan pembersihan sidang di bumi daripada anggota-anggotanya yang tidak setia dan tidak bertobat, —- sehingga dengan demikian mendatangkan masa dari buku-buku yang bersih, sidang yang bersih, dan umat yang bersih.
Memandang ke depan kepada hari penyucian ini, maka nabi Zakharia menubuatkannya sebagai berikut: ”Pada hari itu akan terdapat pada lonceng-lonceng yang tergantung pada kuda-kuda KESUCIAN BAGI TUHAN; dan semua pot di dalam rumah Tuhan akan jadi seperti bejana-bejana yang di depan medzbah. Bahkan setiap pot di Yerusalem dan di Yehuda akan menjadi suci bagi Tuhan serwa sekalian alam: …….. maka pada hari itu tidak akan ada lagi orang Kanani di dalam rumah Tuhan serwa sekalian alam.” Zakharia 14 : 20, 21.
Melihat kepada khayal mengenai gambaran yang sama di atas nabi Yesaya menyatakan sebagai berikut: “Maka orang-orang Kapir akan melihat kebenaranmu, dan segala raja pun akan melihat kemuliaanmu: maka kamu akan dipanggil dengan sebuah nama yang baru, yang akan disebut oleh mulut Tuhan sendiri. Kamu juga akan menjadi sebuah mahkota kemuliaan di dalam Tuhan, dan sebuah tengkuluk kerajaan di dalam tangan Allahmu. Kamu tidak akan lagi dicap orang sebagai orang-orang yang ditinggalkan; …….. kamu akan dipanggil Hephzibah ……. Umat yang suci“. Yesaya 62 : 2 – 4, 12.
“Tetapi kamu ……… yang meninggalkan Tuhan, yang melupakan bukit kesucian-Ku, ……… kamu akan meninggalkan namamu bagi suatu kutuk kepada umat pilihan-Ku, karena Tuhan Allah akan membinasakan kamu, dan Dia akan memanggil hamba-hamba-Nya dengan suatu nama yang lain.” Yesaya 65 : 11, 15.
“Orang-orang yang tidak mengerti akan jatuh.” Hosea 4 : 14. “Banyak orang akan disucikan, dan diputihkan, dan dicobai; tetapi orang jahat akan makin melakukan kejahatan, dan tak seorangpun dari orang-orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang-orang yang bijaksana akan mengerti.” Daniel 12 : 10.
Mereka yang pandangannya jelas terhadap kebenaran mengenai penuaian seperti yang diajarkan di dalam kesaksian-kesaksian para nabi dan di dalam perumpamaan-perumpamaan itu akan memiliki suatu pandangan yang lebih jelas lagi sementara kita mempelajari pengertian mengenai
Ikatan Gandum Yang Ditimang, Roti – Roti
Yang Ditimang, Dan Pesta Perayaan
Tabernakel
Dalam melukiskan penyelamatan kita selengkapnya, maka acara-acara penuaian dari upacara bayangan itu harus menguatkan baik kesaksian-kesaksian para nabi maupun perumpamaan-perumpamaan mengenai penuaian itu, karena semuanya itu tidak mungkin bebas untuk keluar tergabung bersama-sama. Upacara-upacara mengenai buah-buah pertama dan buah-buah kedua gandum sesuai dengan itu harus mengungkapkan kebenaran mengenai buah-buah pertama dan buah-buah kedua dari manusia. Di dalam Undang-Undang Hukum Keimmamatan kita baca sebagai berikut:
“Hendaklah kamu membawakan seikat dari buah-buah pertama hasil penuaianmu itu kepada imam, dan ia akan menimang-nimang ikatan itu di hadapan hadirat Tuhan, supaya ia itu diterima bagimu; maka pada esok harinya sesudah Sabat itu imam akan menimangkannya. ………. Maka janganlah kamu makan baik roti, ataupun emping, ataupun tepung yang ditumbuk, sampai kepada hari itu, sampai sudah kamu membawakan suatu persembahan kepada Allahmu; ………… dan hendaklah kamu menghitung bagimu semenjak dari esok sesudah Sabat, semenjak dari hari engkau membawakan seikat gandum bagi persembahan timang-timangan itu, tujuh Sabat akan genap: yaitu sampai kepada esoknya sesudah Sabat yang ketujuh hendaklah kamu menghitung lima puluh hari; dan hendaklah kamu mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan makanan yang baru. Hendaklah kamu membawa keluar dari rumah-rumahmu dua ketul roti timangan yang terdiri dari dua persepuluh bagian: yang berasal dari tepung halus; hendaklah roti-roti itu dibakar dengan ragi; roti-roti itu adalah buah-buah pertama bagi Tuhan. ………… Juga pada hari yang ke lima belas dari bulan yang ketujuh itu, apabila sudah kamu mengumpulkan buah hasil tanah, maka hendaklah kamu mengadakan suatu perayaan bagi Tuhan Tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama hendaklah ada perhentian, dan pada hari yang ke delapan pun hendaklah ada perhentian.” Immamat 23 : 10, 11, 14 – 17, 39.
Di sini kita saksikan kepatuhan kepada tiga upacara penuaian yang diperintahkan. (1) upacara bayangan ikatan gandum yang ditimang pada permulaan penuaian yang pertama; (2) upacara bayangan roti-roti timangan pada penutupan penuaian yang pertama; dan (3) pesta perayaan tabernakel pada penutupan penuaian yang kedua. Karena merupakan contoh (type), maka sesuai dengan itu dua penuaian gandum itu berikut tiga sakramennya yang nyata membayangkan dua penuaian jiwa dengan tiga upacara kerohanian; yang pertama ialah
Buah-Buah Pertama Dengan Ikatan
Gandum – Timangan dan Roti-Roti Timangan
Karena terdiri dari potongan tangkai-tangkai gandum, maka ikatan gandum-timangan itu menunjukkan buah-buah yang akan dituai. Dan karena ikatan gandum itu harus dipersembahkan sebelum sabit digunakan untuk memotong tangkai-tangkai gandum dan mengumpulkannya ke dalam ikatan-ikatan, maka ia itu jelas menunjukkan ke depan kepada suatu penuaian buah-buah pertama rohani yang akan dikumpulkan.
Pada Pantekosta, lima puluh hari sesudah ikatan contoh itu dipersembahkan, semua Israel harus mempersembahkan “suatu persembahan makanan yang baru kepada Tuhan ………. (dua ketul roti-timangan “yang dibakar dengan ragi”) buah-buah pertama kepada Tuhan.” Immamat 23 : 16, 17.
Kedua-duanya baik ikatan gandum timangan maupun roti-roti timangan itu adalah persembahan-persembahan syukur bagi buah-buah pertama. Yang satu dipersembahkan pada permulaan dari penuaian, yang lainnya dipersembahkan pada akhir penyelesaiannya. Berbeda dengan ikatan gandum timangan yang terdiri dari potongan tangkai-tangkai gandum, yang melambangkan buah-buah yang akan dikumpulkan setelah ikatan gandum timangan itu dipersembahkan, maka roti-roti timangan yang merupakan suatu hasil produk yang sudah jadi (a finished product), menunjukkan buah-buah yang sebelumnya sudah terkumpul. (Para pembaca yang hendak memahami dengan baik pengertian dari ketiga perayaan upacara bayangan ini yang maha penting bagi penyelamatan kita, dapat mengikuti gambar bagan di atas, sementara kita melanjutkan).
Dapatlah diperhatikan bahwa perintah mengenai kepatuhan terhadap Sabat hari ketujuh maupun mengenai kepatuhan terhadap perayaan-perayaan upacara bayangan setiap tahun itu, ada tercatat di dalam Immamat pasal yang kedua puluh tiga, ayat tiga. Oleh sebab itu, hendaklah berhati-hati, janganlah mengacaukan kebenaran yang satu dengan yang lainnya.
Ikatan gandum timangan itu harus dipersembahkan “pada esok harinya setelah Sabat” —- artinya, pada hari yang pertama dari minggu itu, kini biasanya disebut hari Minggu. Persembahan ini akan disampaikan, bukan pada sesuatu hari istimewa dari bulan itu, melainkan sebaliknya pada sesuatu hari istimewa dari minggu itu, sebelum sabit digunakan untuk menyabit dan mengumpulkan gandum-gandum itu ke dalam ikatan-ikatan berkas (Immamat 23 : 11, 14). Karena justru datang pada waktu yang tepat, yaitu dalam musim buah-buah pertama, maka minggu paskah adalah periode dimana ikatan gandum timangan itu biasanya dipersembahkan ke hadapan Tuhan, sehingga upacaranya itu secara nubuatan memproyeksikan
Kristus, Contoh Saingan Dari
Ikatan Gandum Timangan Itu
Untuk lebih dari seribu tahun lamanya penimangan setiap tahun ikatan gandum itu menunjuk ke masa depan kepada peristiwa contoh saingannya, yaitu kebangkitan Kristus. Dan karena Kristus bangkit tepat pada hari dimana ikatan gandum timangan itu harus dipersembahkan, yaitu pada hari “sesudah hari Sabat,” maka janganlah seorangpun menghubungkan satu-satunya kecocokan dari kedua peristiwa ini pada hari itu kepada hanya suatu peristiwa kebetulan saja atau sesuatu sebab yang lain daripada rencana Ilahi. Roh Nubuat menyatakan: “Ia adalah contoh saingan dari ikatan gandum timangan itu, maka kebangkitan-Nya jadi pada hari yang tepat sewaktu ikatan gandum timangan itu harus disampaikan ke hadapan Tuhan.” —- Desire of Ages, p. 785.
Demikianlah Kristus, buah-buah pertama itu, dan orang-orang yang bersama-sama dengan Dia pada kebangkitan-Nya muncul keluar dari kubur, bangkit kepada kehidupan yang kekal, telah merupakan ikatan gandum timangan contoh saingan dari orang-orang yang sudah mati. Dan karena ikatan gandum timangan itu menunjuk ke depan kepada pengumpulan buah-buah pertama dari ladang, maka demikian itulah orang-orang yang bangkit bersama-sama dengan Kristus, yang merupakan buah-buah pertama dari orang-orang yang sudah mati, menunjuk ke depan kepada pengumpulan buah-buah pertama dari Injil —- yaitu 120 murid-murid itu. Tetapi karena mereka yang bangkit bersama-sama dengan Kristus itu naik ke sorga bersama-sama dengan Dia sebagai piala-piala kemenangan-Nya atas kematian dan kubur, maka dengan demikian itu mereka telah menjadi suatu contoh yang hidup (a living type), dan demikianlah
Ikatan Gandum Timangan Dari Orang-Orang Yang Hidup Itu
Sama seperti halnya Kristus bangkit tepat pada hari ikatan gandum itu hendak dipersembahkan, maka demikian pula halnya Roh Suci turun ke atas 120 murid-murid itu tepat pada hari roti-roti timangan itu hendak dipersembahkan ke hadapan Tuhan. Pantekosta rasul-rasul yang dahulu sesuai dengan itu adalah merupakan prototype (bentuk asli) dari Pantekosta upacara bayangan (yaitu hari pada saat roti-roti timangan dipersembahkan). Dan karena ikatan gandum timangan itu adalah sebuah lambang dari Kristus dan dari orang-orang yang bangkit bersama-sama dengan-Nya sebagai yang pertama daripada buah-buah pertama orang-orang yang sudah mati, maka roti timangan itu merupakan suatu lambang dari 120 murid-murid yang dipenuhi Roh itu, yaitu mereka yang merupakan pelengkap penuh dari buah-buah pertama orang-orang yang sudah mati, dan mereka yang dikumpulkan sesudah kebangkitan.
Dari kenyataan-kenyataan ini dapatlah ia itu lebih jelas terlihat, bahwa orang-orang yang diambil oleh Kristus bersama-sama dengan-Nya ialah ikatan gandum timangan yang hidup itu dan itulah satu-satunya yang telah dipersembahkan di dalam kaabah kesucian sorga; dan bahwa karena orang-orang yang bangkit dari kematian itu adalah buah-buah pertama dari orang-orang yang mati, maka sebaliknya sebagai orang-orang yang senantiasa hidup di hadapan Bapa, mereka itu adalah ikatan gandum timangan yang hidup dari buah-buah pertama orang-orang yang hidup, yaitu 144.000 hamba-hamba Allah itu, yaitu mereka yang secara berurutan sudah ada mendahului
Buah-Buah Kedua dan Pesta Perayaan
Tabernakel – Tabernakel Itu.
Karena seratus dua puluh murid-murid itu pada hari Pantekosta merupakan buah-buah pertama Injil dari orang-orang yang sudah mati, maka ia itu menyusul bahwa rombongan besar orang-orang yang dipertambahkan kepada sidang setiap hari kemudian daripada itu, dengan sendirinya merupakan buah-buah kedua Injil dari orang-orang yang sudah mati.
“Juga pada hari kelima belas dari bulan yang ketujuh,” demikianlah catatan Keimmamatan selanjutnya mengenai perintah Tuhan dari hal upacara-upacara penuaian itu, “setelah sudah kamu mengumpulkan buah tanah itu, hendaklah kamu menyelenggarakan suatu pesta perayaan bagi Tuhan tujuh hari lamanya : ………. dan hendaklah kamu mengambil akan dirimu pada hari yang pertama itu beberapa batang pohon yang bagus-bagus, beberapa cabang pohon palm, dan batang-batang dari pohon-pohon yang rindang, dan pohon gandarusa; maka hendaklah kamu bersuka-sukaan di hadapan Tuhan Allahmu tujuh hari lamanya. ……… Hendaklah kamu tinggal di dalam pondok-pondok daun tujuh hari lamanya; semua orang yang kelahiran Israel hendaklah tinggal di dalam pondok-pondok daun.” Immamat 23 : 39, 40, 42.
Sebagaimana ikatan gandum timangan dan roti-roti timangan itu adalah bersifat contoh, maka Pesta Perayaan Tabernakel itu pun tak dapat tiada harus merupakan contoh. Jika tidak, maka upacara itu tak akan mungkin dipatuhi dan dilaksanakan sebagai bagian daripada upacara penuaian. Dan sebagaimana dalam contoh pesta perayaan itu harus diselenggarakan pada penutupan pengumpulan terakhir dari tahun penuaian, maka sesuai dengan itu dalam contoh saingannya ia itu harus dirayakan pada penutupan pengumpulan terakhir dari penuaian bumi, yang sekarang sementara mendekati kegenapannya. Demikianlah waktu yang terpakai dalam menghasilkan dan mempersembahkan ikatan gandum-timangan dan roti-roti timangan itu, juga dalam mematuhi perayaan Pesta Tabernakel itu, adalah melambangkan keseluruhan masa penuaian rohani terhadap orang-orang hidup maupun orang-orang mati.
Dalam mengemukakan kenyataan ini Roh Nubuat mengatakan sebagai berikut:
“Pesta Perayaan Tabernakel itu bukan hanya merupakan peringatan, melainkan juga merupakan contoh ………. Ia itu merayakan pengumpulan buah-buah hasil bumi, dan menunjuk ke depan kepada hari besar pengumpulan yang terakhir, apabila Tuhan dari penuaian itu akan mengutus para penuai-Nya untuk mengumpulkan lalang-lalang di dalam berkas-berkas untuk dibakar, dan untuk mengumpulkan gandum ke dalam lumbung-Nya. Pada masa itu orang-orang jahat semuanya akan dibinasakan.” – Patriarchs and Prophets, p. 541.
Sebab itu jelaslah, bahwa karena buah-buah pertama dan buah-buah kedua dari penuaian yang sebenarnya berikut semua upacara ikutannya itu telah membayangkan suatu penuaian rohani buah-buah pertama dan buah-buah kedua, maka sekaliannya itu akan mencapai puncaknya melalui Pesta Perayaan Tabernakel contoh saingan.
Hamba Allah dalam melukiskan perayaan ini mengatakan sebagai berikut: “Aku tampak orang-orang suci meninggalkan kota-kota dan kampung-kampung, lalu mereka berkumpul bersama secara berkelompok-kelompok, dan tinggal di tempat-tempat yang sangat terpencil. Malaikat-malaikat memberikan mereka makanan dan air, sementara orang-orang jahat menderita kelaparan dan kehausan.” —- Early Writings, p. 282.
Demikianlah tempat tinggal Israel kuno yang lalu di bawah pondok-pondok daun itu melambangkan tempat tinggal yang sama dari Israel modern di hutan-hutan. Sebab itulah tak dapat dibantah, bahwa penuaian dari Matius pasal 13 itu adalah mendahului penutupan pintu kasihan, dan ia itu adalah masa pengumpulan buah-buah pertama dan buah-buah kedua —- yaitu mereka yang 144.000 itu dan “rombongan besar orang-orang” itu, —- yaitu semua orang suci yang akan diobahkan.
Sementara terang yang menitikkan cahayanya atas masalah ini dengan jelas mengungkapkan, bahwa Pantekosta sesudah kebangkitan itu adalah bagi pengumpulan orang-orang yang akan mati, maka sesuai dengan itu tak dapat tiada harus ada suatu Pantekosta lagi bagi pengumpulan orang-orang yang akan diobahkan. Dan melalui tanda logika yang sama, maka ikatan gandum-timangan dan roti-roti timangan itu harus memiliki suatu aplikasi rangkap, masing-masing terhadap orang-orang yang sudah mati dan terhadap orang-orang hidup, sehingga keduanya bersama-sama berisikan keseluruhan buah-buah penuaian contoh saingan.
Pantekosta rasul-rasul yang lalu dalam menyediakan kuasa bagi pengumpulan buah-buah kedua sampai kepada permulaan pehukuman orang-orang yang sekarang mati, telah menandai Pantekosta yang terakhir, yang masih akan datang, dan yang akan membawakan kuasa bagi pengumpulan buah-buah kedua orang-orang hidup, yaitu mereka yang kelak tidak akan pernah mati. Dengan kata lain, orang-orang yang telah mati mendahului Pantekosta yang terakhir itu akan diadili dengan terang kebenaran yang dipantulkan melalui kuasa Pantekosta rasul-rasul itu.
(Semenjak dari baptisan-Nya sampai kepada kenaikan-Nya Kristus telah mengajarkan kebenaran itu secara luas dimana-mana yang akan mempersiapkan mereka yang menyambutnya, untuk membagi-bagikannya. Kemudian pada hari Pantekosta Ia mengisi mereka itu dengan Roh-Nya untuk memberitakan kebenaran itu dengan penuh kuasa.)
Dari hal pehukuman itu, yaitu penuaian itu, hamba Tuhan menyatakan sebagai berikut:
“Kemudian aku tampak malaikat yang ketiga itu. Malaikat pengantarku mengatakan: ‘Menakutkan sekali pekerjaannya. Mengerikan sekali misinya. Ia itulah malaikat yang akan memilih-milih gandum daripada lalang-lalang, lalu memeteraikan, atau mengikat gandum itu bagi lumbung sorga.'” —- Early Writings, p. 118.
“Oleh sebab itu sekarang janganlah kamu menjadi orang pengolok-olok, supaya tali belenggumu jangan semakin keras; karena sudah ku dengar dari Tuhan Allah semesta alam tentang suatu kebinasaan yang telah dipastikan atas seluruh bumi. Pasanglah telingamu, dan dengarlah suara-Ku; perhatikanlah, dan dengarkanlah pembicaraan-Ku.” Yesaya 28 : 22, 23.
Dan kini supaya setiap orang yang dengan jujur berusaha untuk mendengar dan untuk mematuhi suara Kebenaran dapat menangkap sejelas mungkin berbagai aspek pehukuman itu, yaitu penuaian itu, maka di sini mereka dibawa ke dalam titik fokus konsolidasi sebagai berikut:
Pembaca dapat ingat bahwa orang-orang yang bangkit bersama-sama dengan Kristus pada hari yang ke delapan belas dari bulan yang pertama (ikutilah gambar bagan penuaian di judul paragraf “Di bawah terang dari perumpamaan-perumpamaan”), telah diberi hidup kekal dan diterima ke dalam sorga sebagai ikatan gandum contoh saingan, yang menunjuk kepada pengumpulan buah-buah yang kelak tidak akan pernah mati lagi. Kebangkitan mereka itu dari kematian menunjukkan permulaan dari penuaian buah pertama 120 murid itu yang akan mati dan dibangkitkan. Dari kenyataan bahwa pengikut-pengikut Kristus pada waktu itu belum bersatu sebelum kebangkitan itu, adalah merupakan kesaksian yang sangat pasti bahwa buah-buah pertama (120 murid itu) mereka yang tidur itu belum masak (sepenuhnya bertobat) sampai setelah kebangkitan.
Empat puluh hari lamanya kehadiran Kristus pribadi di bumi setelah kebangkitan-Nya ialah masa di mana buah-buah pertama itu dikumpulkan, karena setelah kenaikan-Nya orang-orang Kristen itu telah menutup diri mereka di ruangan tingkat atas dan tidak muncul untuk menghotbahkan kebenaran itu sampai kepada Pantekosta. Oleh sebab itu 120 murid itu yang telah memperoleh kuasa Roh tepat pada hari roti-roti timangan itu dipersembahkan adalah merupakan roti-roti timangan contoh saingan, yang menunjukkan lengkapnya penuaian buah pertama. Menyusul datang buah-buah kedua orang-orang mati, dalam masa periode mana lalang-lalang bercampur dengan gandum.
Benar-benar mentaajubkan cara di mana Allah telah mengerjakan rencana penyelamatan dan mengungkapkannya langkah demi langkah sesuai yang diperlukan. Sewaktu dalam tahun 1844 pemeriksaan hukum terhadap orang-orang mati dan pengumpulan buah-buah pertama orang-orang hidup dimulai, Ia tidak membiarkan umat-Nya dalam kegelapan mengenai peristiwa-peristiwa ini. Khayal yang pertama sekali yang diperoleh Sister White dalam tahun 1844 adalah mengenai 144.000 buah-buah pertama itu, yaitu “hamba-hamba dari Allah kita” yang kelak tidak akan pernah merasai kematian. (Lihat buku Early Writings, pp. 13 – 15).
Sama seperti halnya Kristus dan orang-orang yang telah dibangkitkan-Nya dan yang telah dibawa bersama dengan-Nya telah menjadi ikatan gandum contoh kecil, yang menandai pengumpulan buah-buah pertama (120 murid itu) mereka yang akan dibangkitkan, maka sedemikian itu pula sewaktu Ia memasuki tugas keimmamatan-Nya di dalam ruangan pertama dari tempat kesucian sorga, dan menghadirkan diri-Nya berikut semua tanda kenanganNya di hadapan hadirat Bapa-Nya, mereka telah menjadi ikatan gandum contoh saingan yang menandai pengumpulan buah-buah pertama orang-orang yang akan diobahkan (144.000 orang-orang suci yang hidup). Di bawah kesejajaran terang yang sama ini kondisi kerohanian dari 120 murid itu sebelum Pantekosta rasul-rasul jelas terlihat melambangkan kondisi kerohanian dari 144.000 umat itu sebelum Pantekosta yang akan datang.
Empat puluh hari itu (Kisah Rasul-Rasul 1 : 3, 9) semenjak dari kebangkitan sampai kepada kenaikan dengan sendirinya merupakan contoh bagi masa periode semenjak dari tahun 1844 sampai kepada kegenapan pembubuhan tanda dan pembantaian sebagaimana yang tercatat masing-masing di dalam Yeheskiel 9 dan Wahyu 7 : 3 – 8; 14 : 1 – 5, dan di dalam Testimonies to Ministers, p. 445, Testimonies, vol. 2, p. 266, juga di dalam Early Writings, pp. 270 – 273.
Setelah buah-buah pertama itu dimeteraikan dan lalang-lalang disingkirkan dari antara mereka itu, maka mereka kemudian dipisahkan dari pengaruh dunia, sama seperti halnya 120 murid itu pada hari Pantekosta yang lalu, kemudian mereka akan memperoleh curahan “Roh Suci dalam jumlah yang jauh lebih besar, karena meningkatnya kejahatan memerlukan suatu panggilan pertobatan yang lebih pasti.” —- Testimonies, vol. 7, p. 33.
Karena buah-buah pertama orang-orang mati (120) itu merupakan suatu kelompok orang-orang yang dapat dihitung jumlahnya, dan karena buah-buah kedua orang-orang mati (rombongan orang-orang yang dikumpulkan sesudah Pantekosta) merupakan suatu kelompok besar orang-orang yang tak terhitung jumlahnya, maka tak dapat tiada harus sedemikian itu pula halnya dengan buah-buah pertama dan buah-buah kedua orang-orang hidup. Sebab itu pemeteraian 144.000 buah-buah pertama itu; dan kemudian “sesudah ini,” Yahya mengatakan: “Aku tampak, dan heran, suatu rombongan besar orang-orang, yang tak seorang pun dapat menghitungnya, berasal dari segala bangsa, dan suku-suku bangsa, dan umat, dan bahasa-bahasa, berdiri di hadapan tahta, dan di hadapan Anak Domba itu, dengan berpakaian jubah-jubah putih, dan pelepah-pelepah kurma di dalam tangan mereka ………. maka semua malaikat yang berdiri berkeliling tahta itu, dan mengelilingi para tua-tua dan empat binatang itu.” Wahyu 7 : 9, 11.
Perhatikanlah dengan saksama, bahwa rombongan besar orang-orang ini berdiri di hadapan tahta, bukan secara jasmani, melainkan hanya secara simbolis saja, seperti terlihat di dalam Early Writings, p. 55, dan sebagaimana terbukti melalui dua rangkap kenyataan bahwa (1) malaikat-malaikat itu “berdiri mengelilingi tahta itu, dan mengelilingi para tua-tua dan keempat binatang itu,” menunjukkan bahwa rombongan besar orang-orang itu berada d i l u a r lingkungan malaikat-malaikat itu; dan bahwa (2) kehadiran malaikat-malaikat itu, para tua-tua itu, dan keempat binatang itu sekeliling tahta menunjukkan bahwa pehukuman itu (Wahyu 4 : 2 – 6) masih bersidang, dan karena itulah pintu kasihan belum lagi ditutup.
Pelepah-pelepah kurma di dalam tangan rombongan besar orang banyak itu (Wahyu 7 : 9, 11), dan “pelepah-pelepah kurma pemenang” yang ditaruh “di dalam setiap tangan” dari “rombongan besar orang-orang tebusan yang tak terhitung jumlahnya itu” (The Great Controversy, p. 646), menandai dua peristiwa yang sama sekali berbeda: karena yang kedua itu memperoleh keduanya baik sebuah pelepah kurma pemenang maupun (sebuah) kecapi yang berkilauan,” sebaliknya yang pertama sama sekali tidak memiliki kecapi melainkan hanya pelepah kurma. Jadi jelaslah, bahwa jika pelepah-pelepah kurma dan kecapi-kecapi dari orang-orang tebusan yang banyak itu di dalam sorga merupakan benar-benar tanda kemenangan, maka pelepah-pelepah kurma dari rombongan besar orang banyak di bumi adalah pelepah-pelepah kurma kemenangan simbolis.
Sekarang kita melihat bahwa melalui kesaksian para nabi, melalui perumpamaan, dan melalui contoh upacara bayangan, Allah telah membuat struktur susunan kenyataan yang tinggi, bahwa (1) pehukuman itu ialah penuaian, —- pemisahan lalang-lalang dari antara gandum —- akhir dunia; bahwa (2) pehukuman, penuaian, merangkul dua tahap, dua masa periode: yang pertama bagi orang-orang mati, yang kedua bagi orang-orang hidup ; bahwa (3) yang satu terjadi sesuai dengan catatan-catatan yang terdapat di dalam buku-buku di dalam kaabah kesucian sorga, sementara yang lainnya terjadi secara serentak di dalam sidang di bumi dan di dalam buku-buku di dalam sorga; dan bahwa (4) kenyataan yang sebenarnya bahwa masalah itu kini sedang diungkapkan dengan sepenuhnya membuktikan bahwa kita sudah hampir sampai pada titik berlalunya penuaian yang pertama dan masuk ke dalam tahap dan periode yang kedua, maka sebab itulah kita sekarang hidup dalam hari-hari terakhir sejarah bumi.
Keempat rangkap pandangan mengenai pehukuman ini, yaitu penuaian, demikian ini meninggikan kebenarannya bagaikan sebuah mutiara yang termahal harganya, lalu mengungkapkan bahwa berbagai kedalaman Firman Allah itu adalah tak terduga dalamnya; hikmah kebijaksanaan-Nya itu tak dapat dimengerti dan tak terhingga —- tanpa permulaan dan tanpa akhir; dan pengetahuan-Nya itu adalah sebuah sumber kebenaran yang kekal; kehadiran-Nya itu adalah abadi; dan keindahan-Nya itu adalah tak terkatakan!
Sekarang agar supaya pembaca dapat dikuatkan berpegang teguh pada kebenaran yang mendasar dan maha penting ini, dan juga pada kebenaran-kebenaran lainnya, maka kami menganjurkan kepadanya supaya mengikuti metode Allah (Ilham) dalam menyelidiki Firman, supaya dengan demikian itu ia dapat
37 total, 1 views today