Pekabaran Murni Yang Mutlak
<< Go Back


Pekabaran Murni Yang Mutlak.
 

 

Karena nubuatan Yeheskiel mengungkapkan dirinya sendiri sebagai sebuah pekabaran bagi sidang pada waktu ini, maka nabi itu sendiri tak dapat tiada harus perlu melambangkan para utusan yang akan membawakan pekabaran itu kepada sidang pada masa yang telah ditentukan. Dan dalam menjawab perintah Tuhan yang berbunyi: “Janganlah kamu mendurhaka seperti halnya isi rumah durhaka itu, bukakanlah mulutmu, dan makanlah apa yang kuberikan kepadamu”, maka jawaban Yeheskiel adalah : “Kemudian ku makan akan dia ; maka ia itu di dalam mulutku adalah seperti madu manisnya” Yekeskiel 2 : 8 ; 3 : 3), menunjukkan bahwa utusan-utusan itu mematuhi Tuhan dan mereka mencintai Firman-Nya melebihi segala-galanya yang lain.

Tuhan berfirman : “Dan lagi Aku akan melekatkan lidahmu pada langitan mulutmu, sehingga kamu akan menjadi bisu, …… Tetapi apabila ku berfirman kepadamu, Aku akan membukakan mulutmu, dan kamu harus mengatakan kepada mereka : Demikianlah firman Tuhan Hua ; barangsiapa yang mendengar, hendaklah ia mendengar, dan barangsiapa yang tidak mau mendengar, biarlah ia menolak, karena mereka adalah suatu rumah durhaka”. Yeheskiel 3 : 26, 27.

Pernyataan yang pasti ini dari Tuhan sendiri memanifestasikan, bahwa pekabaran itu tidak akan tercemar — yaitu kebenaran yang murni, bukti yang mutlak menentang pencemaran ucapan manusia. Para utusan itu, karena dibuat bisu, maka mereka hanya dapat berbicara apabila Ia membukakan mulut mereka, dan hanya dengan apa yang Ia letakkan di dalam mulut mereka —— yaitu “Demikianlah firman Tuhan Hua”. Karena bukan dari diri mereka sendiri, maka mereka akan

 

Menjunjung Tinggi Ilham.

 

Rasul Paulus mengatakan : “Jikalau seseorang menyangkakan dirinya sebagai nabi atau seorang rohaniawan, maka hendaklah ia mengakui bahwa segala perkara yang ku tuliskan kepadamu itu adalah perintah-perintah Tuhan”. 1 Korinthi 14 : 37.

Bilamana Allah berbicara melalui perantaraan seseorang, maka orang itu sebagai juru bicara-Nya, harus mengakui akan kenyataan itu, supaya jangan ia terbawa kepada suatu nasib yang sama dengan apa yang menimpa Herodes, yang “pada suatu hari tertentu ……. telah memakai pakaian kerajaannya, duduk di atas tahtanya, lalu mengucapkan suatu pidato kepada mereka itu. Maka menyahutlah orang banyak itu dengan sorak-sorai, katanya : Inilah suara suatu dewa, dan bukan suara manusia. Maka pada saat itu juga Herodes dipalu oleh seorang malaikat Tuhan, sebab tiada diberinya hormat kepada Allah; lalu ia dimakan cacing, dan menghembuskan napasnya”. Kisah Segala Rasul 12 : 21 – 23.

Dari pengalaman yang mengerikan ini, yang tercatat sebagai amaran bagi kita, dan dari kebenaran-kebenaran penting lainnya yang dikemukakan di sini, dapatlah kita saksikan dengan jelas, bahwa agar supaya Tuhan mempersiapkan hamba-hamba-Nya bagi pemeteraian itu, maka Ia sedang memberikan setiap pelajaran yang perlu, yaitu pelajaran yang sifatnya terdapat dalam
 

 

Cara Dari  Mana Pekabaran Itu Datang.

 

Pembaca dapat mencatat, bahwa meskipun nabi itu diminta untuk pergi berbicara kepada umatnya, namun gantinya ia diberitahu tentang apa yang harus dikatakan, ia ternyata telah diperintahkan : “Bukakanlah mulutmu, dan makanlah apa yang ku berikan kepadamu. Dan setelah ku pandang”, demikian kata Yeheskiel, “bahwasanya, suatu tangan telah dikirim kepadaku; dan heran, terdapat di dalamnya sebuah gulungan dari pada sebuah kitab …….

Lagi pula firman-Nya kepadaku : Hai anak Adam, makanlah apa yang kau dapat; makanlah akan gulungan kitab ini, dan pergilah berbicara kepada isi rumah Israel. Demikianlah ku bukakan mulutku, lalu diberinya aku makan gulungan kitab itu”. Yeheskiel 2 : 8, 9 ; 3 : 1, 2.

Karena semua kata-kata yang hendak dibicarakan oleh Yeheskiel kepada umatnya itu ada terdapat di dalam kitab yang dimakannya, maka “kitab” itu tak mungkin lain dari pada Alkitab, dari mana keluar pekabaran yang mencapai puncaknya dalam

 

Suka Cita, Ratap Tangis, Dan Celaka.

 

“Maka heran, terdapat di dalamnya sebuah gulungan dari pada sebuah kitab; lalu dibukakannya gulungan kitab itu di hadapanku; maka adalah ia itu tertulis di dalamnya dan di luarnya : dan adalah tertulis di dalamnya beberapa ratap, dan tangisan dan celaka” (Yeheskiel 2 : 9, 10) —— yaitu tulisan mengerikan yang membayangkan pembantaian di dalam Yeheskiel pasal 9, dan celaka-celaka yang diucapkan di dalam perumpamaan-perumpamaan Tuhan yang berbunyi : “Tuan dari hamba itu akan datang pada suatu hari yang tiada disangkanya, dan pada suatu jam yang tiada disadarinya. Lalu menyesahkan dia teramat sangat, dan menetapkan bagiannya bersama-sama dengan orang-orang munafik : di sanalah kelak terdapat tangisan dan keretak gigi”. “Kemudian titah raja itu kepada hamba-hamba-Nya : ‘Ikatkanlah dia kaki tangannya, dan bawalah dia keluar, dan buangkanlah dia ke dalam kegelapan yang di luar ; di sana kelak terdapat tangisan dan keretak gigi”. Matius 24 : 50, 51 ; 22 : 13.

Dan jauh sebelumnya oleh perantaraan hamba-Nya Musa, Tuhan menyatakan kepada umat-Nya : “Akan jadi kelak, jikalau tiada kamu mau mendengar akan suara Tuhan Allahmu, untuk mematuhi melakukan semua perintah-Nya dan undang-undang-Nya yang ku pesankan kepadamu hari ini, bahwa semua kutuk ini akan datang atasmu, dan akan mengena kamu”. Ulangan 28 : 15. “Bahwa pada hari ini juga aku mengundang langit dan bumi untuk mencatat menjadi saksi atas kamu, bahwa aku telah menghadapkan kepadamu baik hidup maupun mati, baik berkat maupun kutuk; oleh sebab itu pilihlah hidup, agar supaya baik kamu maupun benihmu dapat hidup”. Ulangan 30 : 19.

Karena “buku” yang dimakan oleh Yeheskiel itu adalah “tertulis di dalam maupun di luarnya” (Yeheskiel 2 : 10), maka tulisan “yang di dalam” itu mungkin hanya berupa nubuatan Firman Allah saja yang memberitakan semua kutuk dan berkat-berkat yang tertulis di dalam Alkitab, sedangkan tulisan “yang di luar” tidak mungkin lain dari pada catatan yang pasti mengenai kegenapan dari pada semua yang tercatat di sebelah dalam-nya —— yaitu catatan singkat mengenai nubuatan yang menjadi sejarah ; sehingga dengan begitu menunjukkan bahwa Allah telah membicarakannya dan Ia akan melaksanakannya.

Lagi pula, penulisan di sebelah “dalam dan di luar” itu menunjukkan juga bahwa pekabaran itu akan terdapat dalam contoh dan contoh saingan.

Pada waktu Yeheskiel memakan “buku” itu, maka ia itu, seperti juga untuk dicatat, di dalam mulutnya adalah “seperti madu manisnya”, tetapi bukan “pahit” di dalam “perutnya”, seperti halnya buku yang dimakan oleh Yahya (Wahyu 10 : 10). Oleh sebab itu, walaupun seperti yang ditunjukkan oleh Firman itu tidak akan terdapat kekecewaan apapun dengan pekabaran ini, dari pada halnya pekabaran dalam tahun 1844 yang lalu, namun dengan sangat menyedihkan ia itu menyatakan, bahwa terhadap amarannya umat yang diamarkan itu

 

Akan Menutup Telinga Mereka Dan
Menutup Pintu-Pintu Mereka.

 

“Tetapi isi rumah Israel itu tidak akan mau mendengarkan dikau, karena mereka tidak mau mendengar kepada-Ku; karena seluruh isi rumah Israel itu adalah tebal muka dan keras hatinya”. Yeheskiel 3 : 7. “Tetapi akan dikau, hai anak Adam, bahwasanya, mereka akan membubuhkan tali padamu, dan mereka akan mengikat engkau dengan  mereka, sehingga engkau tiada dapat keluar dari antara mereka itu  : ……. dan tiada lagi engkau menjadi penegor kepada mereka itu, karena mereka adalah sebuah rumah durhaka”. Yeheskiel 3 : 25, 26.

Dalam pandangan yang sama Roh Nubuatan meramalkan : “Dalam pekerjaan besar yang terakhir hanya sedikit orang-orang besar yang akan ikut serta”. Testimonies, vol. 5. p. 80. “……. mereka tidak akan dapat mengenali pekerjaan Allah itu apabila seruan keras dari malaikat yang ketiga itu kelak terdengar. Apabila terang keluar menerangi  bumi, maka gantinya mereka datang keluar membantu pekerjaan Tuhan, mereka justru akan membatasi pekerjaan-Nya untuk memenuhi pendapat-pendapat mereka yang sempit ……. Akan ada di antara kita orang-orang yang selalu mau mengawasi pekerjaan Allah, untuk memaksakan kemauannya sampai kepada pergerakan-pergerakan apa saja yang akan dibuat apabila pekerjaan itu maju di bawah pengendalian malaikat itu yang akan menggabungkan diri de¬ngan melaikat yang ketiga dalam pekabaran itu untuk diberikan kepada dunia”. — Testimonies to Ministers, p. 300. Sebab itu timbullah pertanyaan :

 

Bagaimanakah Pekabaran Itu Kelak
Mencapai Orang Banyak Itu?

 

Karena penolakan mereka untuk mendengar, maka “Allah akan menggunakan berbagai cara dan upaya”. Demikianlah jawab Roh Nubuatan, “oleh mana ia itu akan terlihat bahwa Ia sedang memegang pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri. Para pengerja akan kelak tercengang oleh cara-cara yang sederhana yang akan digunakan-Nya untuk menyelesaikan dan menyempurnakan pekerjaan kebenaran-Nya”. — Testimonies to Ministers, p. 300.

“Allah telah berjanji, bahwa di mana para gembala didapati tidak benar Ia akan mengawasi sendiri kawanan domba itu …..Dalam masa ini, emas akan dipisahkan dari pada sanganya di dalam sidang. Peribadatan yang benar akan jelas dapat dibedakan dari pada semua peribadatan yang hanya dalam rupa saja. Banyak bintang yang sudah  kita agung-agungkan karena kecerdasannya selama ini, kelak pada masa itu akan pergi masuk ke dalam kegelapan ……. Orang-orang yang pernah malu-malu dan kurang percaya pada diri sendiri, akan kelak menyatakan diri mereka secara terbuka bagi Kristus dan kebenaran-Nya. Mereka yang terlemah dan ragu-ragu di dalam sidang kelak akan jadi seperti Daud —— yaitu rela untuk bertindak dan berani” (Testimonies, vol. 5, pp. 80, 81) —— adalah kenyataan-kenyataan yang bersama-sama dengan mereka itu yang akan jadi, menunjukkan bahwa

 

 77 total,  2 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart