MEMPERKENALKAN KRISTUS PENEBUS KITA
<< Go Back


MEMPERKENALKAN KRISTUS

PENEBUS KITA

Tiga Hari Dan Tiga Malam di Dalam Hati Bumi

 

Pertanyaan mengenai berapa lama Kristus tinggal di dalam kubur, dan hari di mana Ia dikuburkan dan dibangkitkan, telah banyak diperbincangkan seperti juga halnya dengan setiap masalah Alkitab Iainnya. Sejumlah teori telah dikemukakan dan tidak dapat disangkal bahwa banyak waktu yang berharga telah dihabiskan; namun, kekacauan yang timbul dari masalah tersebut tidak berkurang, melainkan justru meningkat.

 

Ada orang yang bertanya, “Apakah hubungannya itu dengan keselamatan kita?” Itu mungkin tidak banyak berhubungan dengan keselamatan seseorang, tetapi tampaknya bahwa dengan orang-orang lain itu banyak hubungannya. Salah seorang Saudari mengatakan sebagai berikut: “Saya percaya semua yang diajarkan oleh gereja S —, tetapi saya tidak dapat menyetujui pendirian yang dipegang oleh Saudari W — mengenai masalah penguburan dan kebangkitan Kristus. Saya tahu bahwa Kristus selama tiga hari dan tiga malam berada di dalam kubur, tetapi Saudari W — mengatakan bahwa Ia dikuburkan pada hari Jumat sore dan bangkit pada hari Minggu pagi. Oleh sebab itu saya tidak dapat mempercayai semua tulisannya, dan karena alasan inilah saya tidak jadi dan tidak mau menjadi anggota dari gereja anda.”

 

Kesalah-fahaman mengenai masalah ini telah menghalangi Saudari ini untuk menggabungkan diri dengan sidang. Kini, kalau saja gereja yang dimaksud itu memiliki kebenaran bagi dunia pada waktu ini, dan kesalah-fahaman Saudari ini telah menghalanginya dari menyambut kebenaran itu, maka kita harus akui bahwa masalah yang banyak diperbincangkan ini sedikit-dikitnya ada hubungannya dengan keselamatan sebagian orang.

Yesus mengatakan : “Pintalah, maka ia itu akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan mendapatkannya; ketoklah, maka ia itu akan dibukakan kepadamu; karena setiap orang yang meminta akan memperoleh; dan barangsiapa yang mencari akan menemukan; dan kepada orang yang mengetok ia itu akan dibukakan.” (Matius 7 : 7, 8).

Tidak ada apa pun yang lebih berkenan kepada Allah dari pada bagi salah seorang dari anak-anak-Nya yang memohon kepada-Nya dalam iman akan jalan kebenaran. Kalau saja terdapat sesuatu kuasa dalam kata-kata Yesus, maka sesungguhnya barangsiapa yang rindu mengetahui kebenaran dan rela mematuhinya, walaupun ia itu mungkin mengharuskan dia menjualkan semua hartanya untuk diberikan kepada orang miskin, serta menyangkal dunia berikut semua daya tariknya, jiwanya tidak akan mungkin tetap tinggal dalam kegelapan. Hendaklah penyelidik kebenaran bertekad sedemikian ini kepada Allah lalu dengan demikian mencobakan kuasa-Nya dan janji-janji-Nya yang tidak pernah gagal itu melalui kata-kata dari Anak-Nya. Tetapi walaupun hal itu mungkin menyesatkan manusia, kita tidak pernah dapat memperdaya Allah, karena Ia tahu apa yang terkandung di dalam hati.

Salah satu alasan utama mengapa timbul kekacauan di antara para penyelidik Alkitab ialah karena mereka tidak sepenuhnya bergantung pada ucapan kata-kata dari Alkitab. Mereka menyangka dirinya lebih pandai dari pada para nabi yang telah diilhami dengan Roh Allah, lalu dengan demikian mereka ingin mengoreksi beberapa kata dan arti dari Alkitab yang suci itu.

Oleh karena itu orang-orang fana yang serba terbatas telah mencoba untuk meluruskan dan mengoreksi Dia Yang Tak Terbatas itu, yang hikmah pengetahuan-Nya, Kuasa-Nya, dan penglihatan-Nya adalah tak terduga. Walaupun mereka sadar bahwa hasil interpretasinya terhadap sesuatu teks adalah sama sekali tidak sesuai dengan keseluruhan isi buku dan hukum, mereka tidak melihat adanya luka, dan mereka tidak takut kepada Allah. Dan bilamana kenyataan ini diungkapkan mereka tetap menolak untuk menggantikan kekeliruan mereka itu dengan kebenaran, sebab kebenaran ini bertentangan dengan theologi mereka yang palsu. Kami mengundang perhatian pembaca yang sungguh-sungguh terhadap masalah ini, dan agar ia memperhatikan akan keselarasan Injil yang indah dan hikmah pengetahuan besar yang digunakan di dalamnya.

 

Saudari itu ditanya : “Di mana terdapat bukti anda, bahwa Kristus berada tiga hari dan tiga malam di dalam kubur?” Ia mengatakan : “Jawaban saya terdapat di dalam Matius 12 : 40 yang berbunyi sebagai berikut: ‘Karena sebagaimana Yunus selama tiga hari dan tiga malam berada di dalam perut ikan paus, demikian itu pula kelak Anak manusia akan berada selama tiga hari dan tiga malam di dalam hati bumi.” Kembali ia ditanya: “Pada hari apakah menurut anda Kristus telah mati?” Ia mengatakan: “Yahya 19 : 31 memberikan jawabannya sebagai berikut: “Maka sebab hari itu adalah hari persediaan, datanglah orang-orang Yahudi itu memohon kepada Pilatus, agar jangan mayat-mayat mereka itu tetap tergantung di kayu salib pada hari Sabat (karena hari Sabat adalah hari Besar), mereka memohon agar kaki-kaki mereka itu dapat dipatahkan saja, dan agar mayat-mayat itu dapat dibawa pergi.” Di sini dijelaskan oleh wanita itu bahwa itu tidak mungkin hari persediaan menghadapi Sabat hari yang ke-tujuh, karena Sabat itu adalah suatu hari ‘Besar’. Jadi itu adalah persediaan menghadapi paskah — Hari Rabu. Kemudian ia mulai menghitung, “Kamis (1), Jumat (2), Sabtu (3); Rabu malam (1), Kamis malam (2), Jumat malam (3). Dengan demikian ada tiga hari dan tiga malam.”

Menurut alasan yang dibuat oleh Saudari ini ia menyangka bahwa penjelasannya itu adalah benar tak dapat dibantah lagi. Tetapi perhatikan bahwa Kristus mati pada jam sembilan, tepat tiga jam sebelum berakhirnya hari itu (Matius 27 : 46 – 50) dan Ia dikuburkan pada saat masuk matahari – yaitu jam 12. (Lukas 23 : 52 – 56).

Kalau saja Ia dikuburkan pada hari Rabu, Ia sudah akan berada selama tiga hari penuh dan empat malam penuh di dalam kubur, karena Alkitab menyatakan dengan jelas: “Pada akhir dari Sabat itu, yaitu waktu dinihari pada hari yang pertama dari minggu itu, (hari Minggu pagi), datanglah Maria Magdalena dan Maria yang lain itu hendak melihat kubur itu.” (Matius 28 : 1). Kembali kita kutip dari Markus 16 : 9 sebagai berikut: “Kini setelah Yesus bangkit pagi-pagi sekali pada hari yang pertama dari Minggu itu, maka pertama sekali kelihatanlah Ia kepada Maria Magdalena.”

Marilah kita memeriksa teori ini dari segi pandangan yang lain. Yesus mengatakan: “Kamu tahu bahwa dua hari lagi adalah perayaan Paskah, maka Anak manusia akan dikhianati untuk disalibkan.” (Matius 26 : 2). “Kemudian (setelah dua hari itu) berkumpullah imam-imam kepala ….. dan mereka berkonsultasi untuk bagaimana dapat mereka mengambil Yesus secara tipu muslihat dan membunuhNya.” (Ayat 3, 4). Waktu Yesus mengucapkan kata-kata: “Kamu tahu bahwa dua hari lagi adalah perayaan Paskah,” tidak mungkin lebih lambat dari pada permulaan hari Selasa, kalau memang perayaan Paskah itu berlangsung pada hari Kamis. Kemudian semua yang terjadi dalam kaitannya dengan pemeriksaan terhadap diri-Nya, penyaliban-Nya, kematian-Nya, dan penguburan-Nya harus sudah terlaksana semenjak hari Selasa sampai kepada hari Rabu masuk matahari, yang mana tidak akan mungkin sesuai dengan daftar waktu dari Alkitab seperti yang hendak kami kemukakan.

Perhatikan firman Injil berikut ini: “Sekarang hari pertama dari perayaan hari raya roti tidak berragi datanglah murid-murid itu kepada Yesus lalu mengatakan, ‘Dimanakah Engkau mau agar kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?’ Inilah hari persiapan bagi perayaan Paskah itu. “Maka kata-Nya, Pergilah kamu ke dalam kota kepada seseorang yang sedemikian, lalu katakanlah kepadanya, Pesan guru, Waktu-Ku hampir tiba; Aku hendak merayakan Paskah di rumahmu bersama-sama dengan murid-muridKu. Maka murid-murid itupun berbuat sesuai yang ditugaskan Yesus kepada mereka; lalu mereka mempersiapkan Paskah itu. Sekarang setelah malam tiba, duduklah Ia bersama-sama dengan dua belas murid-Nya itu. Dan sementara mereka makan, maka kata-Nya, dengan sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, bahwa salah seorang dari antara kamu akan mengkhianati Aku.” (Matius 26 : 17 – 22). Perayaan Paskah itu hanya dapat diselenggarakan sesudah matahari masuk pada permulaan dari hari yang pertama dari hari raya roti tidak berragi: “Pada hari ke empat belas dari bulan pertama pada malam hari adalah Paskah Tuhan.” (Immamat 23 : 5). Ini adalah hari yang terakhir persiapan bagi Paskah itu. Oleh karena itu, Yesus belum lagi berada dalam tangan imam-imam itu pada waktu persiapan bagi perayaan Paskah itu, bahkan sama sekali Ia belum lagi disalibkan. Selanjutnya, kata-kata Matius adalah jelas mengenai masalah ini sehingga tidak mungkin lagi untuk dibantah: “Dan sementara mereka makan (Paskah itu), maka kataNya, dengan sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, bahwa salah seorang dari antara kamu akan mengkhianati Aku.” (Matius 26 : 21). Bagaimanakah dapat Yesus makan Paskah bersama-sama dengan dua belas murid-Nya itu kalau memang Ia sudah disalibkan dan dikuburkan? Kita selalu bersedia untuk menerima kebenaran, tetapi bilamana teorinya bertentangan dengan Injil, maka janganlah kita tunduk kepada kesimpulan-kesimpulan yang salah, karena, barangsiapa yang percaya kepada sesuatu kebohongan ialah suatu kekejian bagi Allah.

Ijinkanlah kami menjernihkan pertentangan ini oleh kenyataan-kenyataan yang dapat tahan uji. Hendaklah diingat oleh pembaca, bahwa Paskah adalah suatu perayaan tujuh hari, atau juga disebut “mingguan Paskah.” Kami kutip Immamat 23  : 4 – 8 sebagai berikut: “Maka inilah semua masa raya Tuhan, yaitu perkumpulan-perkumpulan yang suci, yang harus kamu serukan pada masanya. Pada hari yang ke empat belas dari bulan yang pertama pada malam harinya ialah Paskah Tuhan. Dan pada hari yang ke lima belas dari bulan yang sama ialah masa raya roti yang tidak berragi bagi Tuhan; Tujuh Hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak berragi. Pada hari yang pertama itu hendaklah bagimu suatu perkumpulan yang suci: barang sesuatu pekerjaan rendah apapun jangan kamu perbuat pada hari itu. Tetapi selama tujuh hari lamanya hendaklah kamu mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan; pada hari yang ke tujuh pun ialah suatu perkumpulan yang suci; pekerjaan rendah apapun jangan kamu lakukan pada hari itu.

Sekarang catatlah, bahwa Sabat hari yang ke-tujuh adalah diawasi oleh putaran mingguan, dan paskah oleh kalender bulanan. Oleh sebab itu, dalam setiap minggu paskah terdapat satu Sabat hari yang ke-tujuh, dan ia itu dapat saja jatuh pada sesuatu hari dari pada tujuh hari paskah itu. Kembali, perhatikanlah bahwa hari yang ke empat belas adalah disebut hari “Paskah”, tetapi hari yang ke lima belas ialah “Perayaan” Paskah, (Lihat Bilangan 28 : 17; Yusak 5 : 11). Sabat hari ke-tujuh itu disebut “Hari Sabat.” Seikat gandum persembahan itu ialah buah-buah pertama hasil penuaian dan ia itu harus dipersembahkan ke hadapan Tuhan pada besok paginya setelah Sabat; yaitu, pada hari yang pertama dari minggu, yang umumnya disebut hari Minggu. (Lihat Immamat  23 : 11). Persembahan seikat gandum itu merupakan suatu contoh dari pada kebangkitan orang mati – buah-buah pertama. Rasul itu mengatakan: “Tetapi sekarang Kristus telah bangkit dari kematian, dan menjadi buah-buah pertama dari mereka yang tidur” — mereka yang dibangkitkan-Nya. (1 Korinthi 15 : 20; juga Matius 27 : 52, 53).

 

Dengan demikian Kristus “telah menghantarkan orang-orang tahanan menjadi tawanan” pada hari yang ditunjukkan oleh contoh itu.

 

Persiapan paskah

 

Paskah adalah suatu perayaan selama tujuh hari. Oleh sebab itu, persiapan bagi minggu itu memerlukan waktu yang lebih panjang dari pada sehari. Mengutip Keluaran 12 : 3, 6 sebagai berikut: “Pada hari yang ke sepuluh dari bulan ini (bulan yang pertama) mereka harus mengambil bagiannya masing-masing seekor anak domba ….. : Dan hendaklah kamu taruh akan dia sampai kepada hari yang ke empat belas dari bulan yang sama.” Orang banyak itu diperintahkan untuk mulai mengadakan persiapan pada hari yang ke sepuluh dari bulan itu. Pada hari yang ke empat belas, sebelum masuk matahari, semua ragi harus sudah dibuang dari rumah-rumah mereka. Kemudian datanglah hari yang ke lima belas, merupakan hari yang pertama dari roti yang tidak berragi, dan mulailah minggu paskah dengan cara membunuh domba paskah itu. “Tujuh hari lamanya hendaklah kamu makan roti yang tidak berragi; bahkan hari yang pertama hendaklah kamu membuang semua ragi dari dalam rumah-rumahmu.” (Ayat 15). Oleh sebab itu, hari yang ke empat belas adalah hari persiapan yang terakhir, dan hari yang ke lima belas, atau hari yang pertama dari perayaan itu, ialah suatu hari berkumpul yang suci, dan mereka tidak boleh melakukan pekerjaan rendah apapun pada hari itu. Matius 26 : 17 menunjuk kepada hari yang sama ini di mana Yesus telah makan paskah bersama-sama dengan dua belas murid-Nya. (Lihat ayat 20, 21).

 

Hari-hari yang hanya mungkin bagi minggu paskah itu adalah kelak sebagai berikut: Hari yang ke empat belas dari bulan yang pertama tahun itu jatuh pada hari Rabu, dan hari itu berakhir pada masuk matahari (malam). Hari yang pertama dari perayaan paskah itu (hari yang ke 15 dari bulan itu) datang pada hari Kamis; hari yang kedua pada hari Jumat; hari yang ke tiga pada hari Sabtu (hari Sabat); hari yang ke empat pada hari Minggu; hari yang ke lima pada hari Senin; hari yang ke enam pada hari Selasa; hari yang ke tujuh dan yang terakhir dari perayaan itu pada hari Rabu, hari yang ke 21 dari bulan itu. (lihatlah gambar bagan pada bab berikut).

 

 

 77 total,  8 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart