RINGKASAN
<< Go Back


RINGKASAN

 

Tanduk itu “Memikul Pemerintahan

Atas Seluruh Bumi

 

 

Untuk sepenuhnya dapat memahami apa yang sedang diajarkan di dalam Bab ini, maka kami kembali mengundang perhatian kepada gambar bagan yang terdapat pada halaman 178 (The Great Controversy, p. 128). Sekarang marilah kita ikuti bagan itu bersama-sama dengan bacaannya. Dalam penyelidikan sebelumnya telah terbukti, bahwa “tanduk yang sangat besar” dari “kambing jantan” itu tidak hanya melambangkan kekaizaran Romawi saja, melainkan juga kepausan Romawi, dan dunia yang ada sekarang; karena “tanduk” itu pertama sekali menganiaya Kristus dan pengikut-pengikut-Nya di bawah kekuasaan hukum kerajaan Romawi. Kebenaran yang diungkapkan oleh “Yang Sehari hari” dan “Kaabah Kesucian” itu telah diinjak-injak “karena alasan pendurhakaan” dalam masa periode Romawi yang terbagi-bagi sampai kepada tahun 508 T.M.; sebab pemerintahan kekaizaran itu berakhir dalam tahun 476. Lagi pula, kuasa kepausan itu “menginjak-injak” kebenaran Allah di tanah sampai kepada akhir dari nubuatan 1260 tahun itu, dan berakhir dengan dipenjarakannya paus dalam tahun 1798. Tetapi Kaabah Kesuciandan Yang Sehari-Hariitu telah dipegang tetap di tanah oleh Tanduk Besaritu sampai tahun 1844. Pada waktu itulah ia kehilangan pengawasan atas mereka, maka kuasa dari PEKABARAN-PEKABARANTIGA MALAIKAT” mengangkat kebenaran-kebenaran itu dari tanah, atau dari “bawah telapak kaki” lalu menempatkannya di dalam sidang. Oleh sebab itu,”Tanduk Besar” itu adalah simbol dari keseluruhan periode Wasiat Baru sampai kepada kedatangan Kristus yang kedua kali – sebanding dengan kaki-kaki yang dari besi, dan telapak-telapak kaki dan jari-jari kaki dari patung besar Daniel pasal 2.

 

Semuanya ini adalah kenyataan-kenyataan yang tidak dapat dibantah. Tetapi, ada lagi suatu bukti lain yang memuat kenyataan yang sama. Kata nabi itu: “Maka sesudah tuanku (raja Babil) akan bangkit sebuah kerajaan yang lain yang lebih rendah dari pada tuanku, dan sebuah kerajaan lain yang ketiga yang dari pada tembaga, yang akan memikul pemerintahan atas seluruh bumi.” (Daniel 2 : 39).

 

Kerajaan “tembaga” itu diterima sebagai melambangkan Gerika, tetapi kenyataannya adalah Gerika tidak pernah memikul pemerintahan atas seluruh bumi. Titik penjuru bumi yang terjauh yang berhasil dicapai oleh Alexander Besar ialah sebagian dari India. Kekaizaran Romawi pun tidak pernah memerintah atas seluruh bumi. Jadi bagaimana? Mungkinkah Daniel keliru dalam menginterpretasikan mimpinya? Jika sekiranya terdapat suatu kekeliruan, maka Daniel tidak dapat dipersalahkan. Tanggung jawab itu dengan sendirinya terletak pada Allah yang adalah pengawas dari pada semua tulisan, dan semua hasil interpretasi dari Alkitab. Kalau saja Daniel telah membuat kekeliruan, maka adalah kewajiban Tuhan Allah sendiri untuk mengendalikan dia memperbaikinya. Tetapi karena Allah adalah sempurna dalam semua pekerjaan-Nya, maka Ia tak mungkin membiarkan adanya kekeliruan terdapat di dalam Firman-Nya yang suci. Daniel adalah benar dalam interpretasinya dan kerajaan “tembaga” itu harus memikul pemerintahan atas seluruh bumi, karena segala-galanya yang lain mungkin saja gagal, tetapi Firman Allah akan tetap berdiri selama-lamanya.

 

Apabila tanduk yang terkenal dari kambing jantan yang terletak di antara kedua matanya itu (Alexander) patah, maka empat tanduk lainnya telah muncul keluar menggantikannya (yaitu empat bagian dari Gerika). Kemudian daripada ini sepucuk tanduk kecil lainnya muncul keluar dari salah sebuah dari keempat tanduk itu, maka ia itu bertumbuh menjadi sangat besar, arah ke selatan, dan arah ke timur, dan ke arah tanah yang permai itu” (Daniel 8 : 9). Perhatikanlah, bahwa tanduk ini bertumbuh menjadi sangat besar. Artinya ia adalah lebih besar dari pada tanduk yang terdapat “di antara kedua matanya itu” (Alexander). Tanduk yang sangat besar ini pergi ke arah selatan, dan arah ke timur, dan arah ke tanah yang permai itu (Yerusalem) seperti  yang terdapat dalam Mazmur 106 : 254 dan Zakharia 7 : 14. Secara geografis Babil, di mana Daniel memperoleh khayalnya itu, adalah terletak di sebelah timur dari Yerusalem. Dengan demikian, maka dalam khayal itu “kambing jantan” itu berdiri di Babil. Untuk membuat lingkarannya, maka tanduk itu dengan sendirinya telah pergi ke arah empat penjuru mata angin, atau seperti yang dikatakan oleh Daniel, yaitu “arah ke selatan, dan arah ke timur, dan arah ke tanah yang permai itu.” Simbol itu menunjukkan bahwa tanduk yang sangat besar itu akan memperluas kerajaannya meliputi seluruh bumi – empat penjuru mata angin. Kenyataannya adalah bahwa tanduk itu melambangkan Romawi dalam tiga tahap pembagiannya – yaitu Kekaizaran Romawi, Romawi Kepausan, dan dunia yang tidak stabil sekarang ini.

 

Alkitab adalah benar dalam membuat penegasannya mengenai kerajaan tembaga itu, “bahwa ia itu akan memikul pemerintahan atas seluruh bumi,” karena tembaga itu melambangkan “kambing jantan” itu. Demikianlah nabi itu menegaskan: “Bahwa seekor kambing jantan telah keluar dari sebelah barat pada permukaan seluruh bumi.” (Daniel 8 : 5).

 

Kalau saja Daniel telah mengatakan dari hal binatang yang tak tergambarkan itu, yaitu simbol dari kekaizaran Romawi dan Romawi Kepausan, bahwa ia itu akan memikul pemerintahan atas seluruh bumi, maka pernyataannya ini akan terbukti tidak benar. Binatang yang tak tergambarkan itu, pada tahap pertamanya, adalah melambangkan kekaizaran Romawi, dan pada tahap keduanya, melambangkan Romawi Kepausan sampai tahun 1798, pada waktu mana binatang itu menemui ajalnya bersamaan dengan tertawannya Paus Pius VI, lalu tempatnya diteruskan oleh “binatang yang menyerupai harimau kumbang” dari Wahyu 13 : 1 – 3.

 

Perhatikanlah betapa tepatnya ilham. Kalau saja nabi itu telah mengatakan, bahwa “kerajaan besi itu akan memikul pemerintahan atas seluruh bumi,” maka itu sudah akan benar sejauh mana besi memerintah, tetapi penegasan yang sedemikian ini sudah akan menodai pelajaran yang indah ini yang diajarkan oleh kambing jantan simbolis itu. Apa yang benar dengan besi dan tanah liat, juga benar dengan kambing jantan itu; maka yang satu sejalan dengan yang lainnya.

 

Tanduk itu meliputi waktu sampai melampaui tahun 1798, dan sampai kepada kedatangan Kristus yang kedua kali, sejalan dengan besi (kaki-kaki, telapak-telapak kaki dan jari-jari kaki) dari patung besar di dalam Daniel pasal 2. Dari hal “tanduk” itu kita baca, “ia itu akan patah tanpa pertolongan tangan.” (Daniel 8 : 25). Kata-kata yang selama ini juga digunakan terhadap kaki-kaki dan jari-jari kaki dari patung besar di dalam Daniel 2 : 45 “Pada zaman raja-raja ini,” demikian Daniel tegaskan, “Allah di sorga akan mendirikan sebuah kerajaan yang tidak akan pernah binasa.” (Daniel 2 : 44). Oleh sebab itu, peradaban yang ada sekarang ialah hasil dari kambing jantan itu, atau kerajaan tembaga itu. Kalau saja Ilham telah mengatakan kerajaan besi akan memikul pemerintahan atas seluruh bumi, maka ia itu sudah akan menodai gambaran itu, sebab emas, perak dan tembaga (sejarah Wasiat Lama) itu berdiri di atas kaki-kaki yang dari pada besi (sejarah Wasiat Baru). Dengan demikian simbol itu membuktikan, bahwa periode Wasiat Lama berdiri di atas sejarah Kristen (Kristus); dan periode Wasiat Baru mendapat makanan dari sejarah Wasiat Lama.

 

Batang tubuh dari patung besar itu yang menggambarkan suatu makhluk hidup yang berisikan semua organ hidup, sejalan dengan Alkitab, sebab Wasiat Lama itu adalah rumah perbendaharaan Firman Allah yang besar, maka Wasiat Baru mendapat makanan dari Wasiat Lama. Dalam sejarah Wasiat Lama Tuhan telah menghimpunkan Firman Allah itu ke dalam Alkitab untuk memberi makan kepada dunia dalam sejarah Wasiat Baru. Wasiat Baru adalah kegenapan dari Wasiat Lama. Firman Allah mengeja kesempurnaan dalam berbagai cara.

 

Sabat Itu “Diinjak-Injak” Hanya Sekali

 

Kami sekali lagi meminta perhatian anda kepada “perempuan itu” (sidang) dari Wahyu pasal 12, dimana kepada kita dikatakan bahwa kepadanya telah dikaruniakan Dua buah sayap dari burung garuda yang besar supaya ia dapat terbang ke dalam padang belantara … bahwa mereka akan memberi makan kepadanya di sana seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” (Ayat 14, 6). Karena sayap-sayap dari singa (Babil) dan harimau kumbang berkepala empat itu (Empat bagian kerajaan Gerika), Daniel 7 : 4, 6) melambangkan periode-periode sejarah dunia, (Lihat pada judul pelajaran Nubuatan dari Daniel dan Wahyu dari Yahya berisikan Sejarah Dunia yang judul paragraf Sejarah Dunia dalam simbol-simbol binatang sampai gambar Daniel 7 : 6), maka demikian itu pula sayap-sayap dari perempuan itu tak dapat tiada harus melambangkan dua periode sejarah sidang yang besar. Burung garuda merupakan raja dari burung-burung, sayap-sayapnya tak dapat tiada harus melambangkan yang terutama, kepala atau yang pertama. Oleh sebab itu, maka masing-masing sayap harus merupakan simbol dari salah satu dari dua periode besar ini semenjak dari permulaannya.

 

Kalau saja Ilham tidak menekankan kepada kenyataan bahwa sayap-sayap itu adalah dari seekor burung garuda yang besar, maka kita mungkin dapat menyimpulkan bahwa salah satu dari padanya mungkin melambangkan periode Wasiat Lama, dan yang lainnya itu melambangkan sejarah Kristen. Tetapi perkataan, besar tidak memperbolehkan penyimpulan-penyimpulan yang sedemikian ini. Jadi, salah satu dari sayap-sayap itu harus melambangkan sejarah sidang semenjak dari kejadian dunia sampai kepada penyaliban Kristus, dan yang lainnya itu semenjak dari kebangkitan Kristus sampai kepada akhir sejarah dunia ini. Disinipun adalah mungkin bagi kita untuk menyimpulkan bahwa sayap yang satu dapat saja melambangkan periode sejarah sebelum Alkitab muncul, dan sayap yang lainnya itu melambangkan periode sejarah  Alkitab sesudah exodus. Tetapi kata-kata dari Pewahyu mengabaikan pendapat yang sedemikian ini, karena katanya : ‘Maka kepada perempuan itu telah dikaruniakan dua sayap dari seekor burung garuda yang besar, supaya ia dapat terbang ke dalam padang belantara, yaitu ke tempatnya, dimana disana ia akan dipelihara selama satu masa, dua masa dan setengah masa, jauh dari hadapan ular itu.’ (Wahyu 12 : 14). Oleh sebab itu, maka kepadanya diberikan sayap-sayap itu untuk terbang ke dalam padang belantara dalam sejarah Wasiat Baru.

 

Simbol itu mengungkapkan, bahwa Allah memiliki hanya sebuah sidang (kebenaran) dalam segala zaman, dan bahwa salib Kristus adalah satu-satunya pusat perhatian. Pelajaran itu mengajarkan, bahwa sidang Allah melarikan diri ke dalam padang belantara hanya sekali dalam keseluruhan sejarahnya, dan itu terjadi sejak tahun 538 sampai tahun 1798 Tarik Masehi yang lalu. Selama masa periode ini kebenaran-kebenaran mengenai Sabat dan Kabah Kesucian itu telah ‘dibuang ke tanah’, atau ‘diinjak-injak’. Oleh sebab itu, maka kelanjutan daripada kebenaran-kebenaran ini belum pernah sebelum tahun 538 dihalangi oleh kepemimpinan sidang. Walaupun kebenaran-kebenaran ilahi ini mungkin tidak selalu dipatuhi oleh para anggota atau para pemimpin di dalam sidang, namun kebenaran-kebenaran ini tetap ada bagi mereka yang memerlukannya. Demikianlah kebenaran Allah yang kekal telah dapat dipelihara oleh umat-Nya secara terbuka sepanjang segala zaman, terkecuali dalam masa periode di bawah pemerintahan kepausan.

 

Sekali lagi supaya diperhatikan, bahwa kebenaran itu telah dibuang, dan “perempuan” itu (sidang) telah melarikan diri ke dalam padang belantara. Ilham mengatakan: “Allah menyediakan suatu tempat baginya, supaya mereka kelak memberi makan kepadanya di sana.” (Lihat ayat 6, 14). Dengan begitu, maka sementara kebenaran di “buang” oleh kepemimpinan sidang dalam masa periode itu, dan sementara “kekejian ditegakkan,” Allah memiliki sebagian orang yang tidak kelihatan yang tetap memeliharakan Sabat itu dan memiliki pengetahuan tentang kebenaran Kaabah Kesucian itu sepanjang keseluruhan 1260 tahun perjalanan di padang belantara. Dengan demikian ia telah dipeliharakan (diberi makan), yang mengungkapkan bahwa ia kelak akan kembali.

 

Perbaktian Rangkap Dua Sepanjang Zaman

 

Oleh memperhatikan gambar bagan itu, maka sejarah tentang pemeliharaan Sabat dan hari Minggu, atau perbaktian yang benar dan palsu itu, akan dapat dicatat. Pada mula pertama Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, lalu menempatkan pasangan yang suci itu di dalam taman Allah, tetapi para leluhur kita yang pertama itu telah mendurhaka melawan petunjuk dari Yang Maha Tinggi, sehingga dosa telah masuk ke dalam tempat kediaman Eden itu. Untuk tetap mempertahankan rencana-Nya yang semula bagi keluarga manusia, maka Tuhan terpaksa menyingkirkan para leluhur kita itu ke luar dari tempat tinggal Eden mereka. Bagi mereka telah lahir anak-anak laki-laki dan perempuan; lihat Kejadian 5 : 4. Kedua puteranya yang pertama telah dibawa kepada perhatian kita oleh Alkitab dengan suatu perbedaan yang sangat mencolok, dan yang seorangnya yang perlu diperhatikan dengan seksama oleh setiap orang yang mengaku beragama.

 

Pengorbanan dan peribadatan dari kedua anak yang pertama itu di dalam keluarga manusia mengungkapkan bahwa Juru-selamat dunia telah memberitahu rencana penyelamatan ilahi kepada keluarga Adam. Cara peribadatan mereka yang diciptakan oleh Khalik sendiri, adalah sempurna, dan mampu untuk menyelamatkan orang berdosa dari dosanya. Kepatuhan beragama yang sungguh-sungguh dari Habil, yang sesuai dengan petunjuk dari Allah yang disembahnya, menunjukkan bahwa hanya peribadatan yang sedemikian, yaitu hormat dan pujian, yang dapat berkenan kepada Allah. Kain tidak menghiraukan perintah, sehingga dengan mempersembahkan barang yang tidak diminta oleh Allah, ia telah memulai mendirikan agama ciptaannya sendiri. Karena ia tak lama kemudian telah membunuh saudaranya, maka ini hendaknya menjadi suatu contoh pelajaran bagi semua orang, bahwa sesuatu peribadatan yang sesuai dengan kecenderungan hati manusia, betapa pun baik dan suci tampaknya sekalipun, ia itu tidak dapat menyucikan dan menyelamatkan penganutnya. Bahkan sebaliknya ia akan jatuh lebih dalam lagi dalam dosa dan kehancuran yang kekal. Barangsiapa yang cenderung untuk menganiaya orang-orang yang tidak beribadah seperti mereka, ialah orang yang sedang menyembah sujud bersama-sama dengan Kain pada medzbah yang dibuat dari pada batu bata. Medzbah-medzbah yang sedemikian ini adalah buatan tangan manusia yang telah merubah bentuknya dari pada yang aslinya; maka walaupun jauh lebih menarik dari pada medzbah batu kelihatannya, tidak akan terdapat kuasa penyucian di dalamnya, dan peribadatan mereka itu adalah beracun dan mematikan. Kenyataannya tidak dapat dibantah, bahwa kedua bentuk peribadatan itu (yang benar dan yang palsu) telah diperkenalkan pada kira-kira bersamaan waktunya, dan telah berjalan bersama-sama. Keduanya tampaknya suci dan telah diatur kira-kira dengan cara yang sama, dengan perbedaannya bahwa yang satu adalah sesuai dengan kitab dan hukum Allah, sedangkan yang lainnya tidak.

 

Kedua garis jejak pada gambar itu, pada pihak Habil,adalah melambangkan kebenaran Allah yang kekal, yaitu Sabat dan Kaabah Kesucian. Sabat itu berasal dari Taman Allah. “Maka pada hari yang ketujuh Allah mengakhiri pekerjaan-Nya yang telah diperbuat-Nya; dan berhentilah Ia pada hari yang ke-tujuh itu dari segala pekerjaan-Nya yang telah diperbuatnya. Maka diberkati Allah akan hari yang ke-tujuh itu dan disucikan-Nya dia, sebab dalamnya la telah berhenti dari semua pekerjaan-Nya yang Allah ciptakan dan perbuat.” (Kejadian 2 : 2, 3).

 

Karena dosa, maka kebenaran tentang kaabah kesucian itu telah dipertambahkan sesudah kejatuhan Adam. Kedua kebenaran itu adalah sangat penting. Kita memelihara Sabat untuk menghindari dosa, tetapi kebenaran Kaabah Kesucian itu adalah untuk menyelamatkan kita setelah kita berdosa. Yang satu adalah untuk memeliharakan kita dari pada kejatuhan, dan yang lainnya adalah untuk mengobati jika kita jatuh. Jika, setelah menerima pengetahuan dari hal kebenaran itu, kita melanggar Sabat, maka kita telah berdosa dan telah menyangkal Khalik, yang jauh lebih buruk dari pada dosanya Adam. Karena tidak menyesuaikan diri dengan kebenaran Kaabah Kesucian itu, maka kita menolak rencana Allah itu (atau obat), dan kita menyangkal penebus dari Keselamatan kita. Bacalah buku “The Desire of Ages,” halaman 165. Sabat adalah sebagian dari Hukum Sepuluh Perintah itu. (Keluaran 20 : 1 – 17). Kebenaran Kaabah Kesucian itu ialah hukurn bagi penyelamatan kita, sesudah kita berdosa. Adam telah berdosa karena memakan buah yang terlarang. Lucifer telah berdosa karena meninggikan dirinya seperti dewa. Katanya, “Aku hendak naik ke dalam sorga, aku hendak meninggikan tahtaku di atas segala bintang Allah; aku juga hendak duduk di atas bukit perhirnpunan, pada segala sisi dari sebelah utara; aku hendak naik di atas segala ketinggian awan-awan; aku ingin sama dengan Yang Maha Tinggi.” (Yesaya 14 : 13, 14).

 

Karena memakan buah yang terlarang, maka Adam telah melanggar hukum (makanan) kesehatan, dan karena berbuat demikian itu ia juga secara tidak langsung telah melanggar Hukum Sepuluh Perintah ; karena oleh mendurhaka melawan Firman Allah ia telah mempermalukan-Nya seperti halnya seorang anak mempermalukan ayah duniawinya karena pendurhakaannya, sehingga dengan demikian ia melanggar perintah yang kelima (Keluaran 20 : 12). Oleh sebab itu Adam berdosa melanggar dua hukum, sebaliknya Lucifer hanya melanggar satu, yaitu Hukum Sepuluh Perintah, sebab ia tidak memakan apapun yang dilarang Allah.

 

Pendurhakaan Adam telah membawa dirinya ke kubur (habu tanah); karena sesudah makan buah yang terlarang itu, ia itu telah bereaksi pada keadaan fisiknya, sehingga dengan demikian kejahatan itu menurun dari ayah kepada anaknya. Tetapi karena Lucifer tidak mendurhaka melawan hukum kesehatan, maka kematian alami tidak berkuasa atas dirinya. Adam, oleh kepatuhannya kepada petunjuk-petunjuk yang telah disediakan bagi penebusannya – menerima pengobatan – akan dibuat hidup oleh kebangkitan kembali. Kepada Lucifer, karena menolak kesempatan yang sama dan karena menyesatkan keluarga manusia, maka Allah berfirman: “Engkau akan dicampakkan ke dalam neraka, ke segala sisi lobang yang dalam itu.” (Jesaya 14 : 15). Engkau adalah sempurna dalam segala jalanmu semenjak dari hari engkau diciptakan, sampai kepada masa kejahatan ditemukan di dalam dirimu. … Aku akan membinasakan dikau, hai kerubiun yang menaungi, dari antara segala permata yang gemerlapan itu … Kamu telah mengotori segala kaabah kesucianmu dengan begitu banyak kejahatanmu, dengan kejahatan perniagaanmu; maka sebab itu aku akan menyuruh keluar api dari tengah-tengahmu, ia itu akan menelan kamu, dan aku akan membuat kamu menjadi habu di atas bumi di hadapan mata segala orang yang memandang akan dikau. Semua mereka yang mengenal kamu di antara segala bangsa akan tercengang akan dikau; engkau akan menjadi suatu tamasya yang hebat, dan engkaupun tiada pernah akan ada lagi sampai selamanya. – (Yehezkiel 28 : 15, 16, 18, 19)

 

Terdapat di sini suatu pelajaran yang patut mendapatkan perhatian kita. Hendaklah orang berdosa rnenempatkan jarinya atas dosanya. Oleh mengabaikan firman Allah dalam bentuk apapun, engkau akan melanggar salah satu atau lebih dari pada hukum-hukum-Nya yang kekal. Ini adalah kesempatanmu yang terakhir untuk menerima atau untuk menolak keselamatan. Kemurahan sedang mengetok pada pintu untuk yang terakhir kalinya. Maukah Saudara, dan Saudari menyerahkan hatimu kepada Allah?

 

Perhatian para pembaca sekali lagi diminta melihat kepada gambar bagan itu. Garis jejak rangkap dua yang melewati Habil dan mengelilingi salib itu menunjukkan, bahwa kebenaran-kebenaran Sabat dan Kaabah Kesucian itu adalah kekal dan samawi, dan bahwa pengakuan akan kesucian kebenaran-kebenaran itu tidak pernah dibuang keluar dari sidang Allah sampai setelah tahun 508 Tarik Masehi; pada waktu mana “kambing jantan” itu berikut tanduknya yang besar itu ‘membuang kebenaran itu ke tanah.’ Tetapi dalam tahun 1844 oleh kuasa dari Pekabaran-Pekabaran Tiga Malaikat kebenaran Allah kembali dikeluarkan. Terbukti bahwa Sabat dan Kaabah Kesucian itu (yaitu hukum dan Injil) adalah tak dapat dipisahkan. Jika anda pernah tidak mematuhi firman Allah dalam setiap bentuknya, maka maukah anda sekarang, pada panggilan yang terakhir ini mengatakan: “Tuhan, disinilah hamba. Ambillah dari padaku hati batuku ini dan karuniakanlah kepadaku sebuah hati daging?” Malaikat sedang menunggu hendak memeteraikan anda dengan meterai Allah. Maukah anda memilih kegelapan dari pada terang? Karena malaikat itu sedang menerangi bumi dengan kemuliaannya, maka maukah anda membiarkan dia menerangi hatimu? Hanya sebentar lagi dan kebenaran Allah akan menang, maka mengapakah engkau ketinggalan di belakang? Maukah anda berbakti dengan keras kepala seperti Kain dengan suatu agama yang tidak dapat menyelamatkan? Maukah anda mempermalukan Juru-selamat yang telah mati bagimu, dan menghormati penentang dan musuh dari pada jiwamu? Mengapakah anda hendak binasa sebentar lagi dalam seribu tahun milenium yang gelap itu? (Ikutilah gambar itu). Maukah anda bersedia apabila Yesus datang  kelak menjemput orang-orang suci-Nya untuk dibawa ke tempat-tempat tinggal yang di atas? Catatlah bahwa pemeliharaan kebenaran ialah kereta yang menuju ke kota Allah. “Marilah kita dengarkan kesimpulan dari segala perkara itu; yaitu Takut akan Allah, dan peliharakanlah perintah-perintah-Nya; karena inilah keseluruhan kewajiban manusia.” (Alkatib 12 : 13).

 

Bahwa 1290 dan 1335 “hari” (tahun) itu, yang berkaitan dengan “yang sehari-hari” dan “kaabah kesucian” dari Daniel 12 : 11, 12 itu, kini telah dapat dimengerti untuk pertama kalinya. Karena inilah waktunya dimana kebenaran-kebenaran itu diungkapkan, maka terbuktilah bahwa kita sedang menangani kebenaran sekarang. Oleh sebab itu, maka Firman ini tak dapat tiada sedang berbicara langsung kepada kita pada waktu sekarang. Dengan demikian, kutuk-kutuk maupun berkat-berkat yang disebutkan di dalam pasal ini berlaku terhadap generasi ini, dan kepada kita diberikan kesempatan istimewa untuk memilih salah satu dari keduanya itu.

 

Adalah perlu supaya kita mengomentari dahulu ayat 10 dari Daniel 12, karena ia itu mengemukakan kenyataan, bahwa pada masa Injil ini diungkapkan, “Banyak orang akan disucikan dan dibuat menjadi putih, dan dicobai; tetapi orang-orang jahat akan makin berbuat kejahatan dan tak seorang pun dari pada mereka akan dapat mengerti; tetapi orang-orang bijaksana akan mengerti.

 

“Maka pada masa itu akan bangkit berdiri Mikhail, yaitu penghulu besar yang berdiri membela bani bangsamu; maka akan ada suatu masa kesusahan yang sedemikian itu belum pernah jadi semenjak berdirinya sesuatu bangsa sampai kepada masa itu, maka pada masa itu umatmu akan dilepaskan, yaitu setiap orang yang kelak didapati namanya tersurat di dalam kitab.” (Daniel 12 : 1). Nama “Mikhail” berarti “yang sama dengan Allah.” “Kristus ialah bayangan yang nyata dari Bapa,” dan penghulu besar dari pada umat-Nya. Demikianlah gelar itu menunjuk kepada Kristus. Pada waktu ini Kristus (Mikhail) akan bangkit berdiri bagi umat-Nya, maka setiap orang akan dilepaskan, yaitu mereka yang didapati tertulis namanya di dalam “Kitab ltu.” Dengan demikian umat Allah tidak perlu takut dalam masa kesukaran itu.

 

“Maka banyak dari mereka yang tidur di dalam lebu bumi akan bangkit, sebagian kepada kehidupan yang kekal, dan sebagian kepada malu dan kehinaan yang kekal.” (Daniel 12 : 2). Dapatlah dicatat, bahwa kebangkitan yang diramalkan dalam Firman ini adalah kebangkitan campuran – sebagian adalah orang-orang benar, sebaliknya yang lainnya adalah orang-orang jahat. Oleh sebab itu, ini adalah suatu kebangkitan istimewa, dan terlepas dari pada kebangkitan yang dimaksudkan di dalam 1 Tesalonika 4 : 16, 17, karena ia itu mengatakan dengan jelas: “Tuhan sendiri akan turun dari sorga dengan sebuah seruan keras, dengan suara penghulu malaikat, dan dengan sangkakala Allah; maka orang-orang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dulu; kemudian kita yang hidup dan yang masih tinggal ini akan diangkat bersama-sama dengan mereka di dalam awan-awan, untuk bertemu dengan Tuhan di angkasa; maka demikianlah kita akan bersama-sama dengan Tuhan untuk selama-lamanya.”

 

Yahya juga menjelaskannya, bahwa orang benar hanya akan dipanggil ke luar pada saat kedatangan Tuhan, karena katanya “Berbahagialah dan kuduslah orang yang mendapat bagian dalam kebangkitan yang pertama; terhadap mereka ini mati yang kedua tidak berkuasa,” (Wahyu 20 : 6). Dengan sendirinya, maka kebangkitan campuran itu harus mendahului kebangkitan yang terjadi pada saat kedatangan Kristus di dalam awan-awan. Mereka yang bangkit kepada “kehinaan yang kekal” tak dapat tiada adalah orang-orang yang telah menusuk Kristus, dengan demikian menggenapi Firman yang berikut ini: “Bahwasanya Ia datang dengan awan-awan; maka setiap mata akan melihat Dia, dan juga mereka yang telah menusuk Dia;” (Wahyu 1 : 7).

 

“Maka mereka yang bijaksana itu akan bercahaya seperti cerahnya cakrawala; dan mereka yang membalikkan banyak orang kepada kebenaran itu seperti bintang-bintang selama-lamanya” (Daniel 12 : 3). Mereka yang “bijaksana” adalah orang-orang yang akan “mengerti,” maka mereka akan membalikkan banyak orang kepada kebenaran; dengan demikian mereka akan bercahaya-cahaya seperti bintang-bintang “selama-lamanya.” Mereka ini bukanlah orang-orang yang bangkit dalam kebangkitan istimewa itu, karena ia itu akan jadi sesudah masa kasihan berakhir, dan kira-kira pada akhir dari bela yang ke-tujuh, sedikit waktu menjelang kedatangan Tuhan. Dengan demikian orang-orang yang bangkit itu tidak akan mempunyai kesempatan untuk membalikkan seorang pun kepada kebenaran. Oleh sebab itu, mereka yang kelak bercahaya-cahaya seperti bintang-bintang adalah 144.000 itu, berikut semua orang yang akan kelak mendapat bagian dalam pekerjaan Injil yang terakhir. Bayangkanlah betapa mulianya janji itu! Adakah sesuatu yang seperti itu di dalarn seluruh dunia? Apakah yang dapat anda perbandingkan dengan kebahagiaan sorga di hadapan hadirat Allah? Kehidupan kekal, dengan tiada sakit atau air mata! Lihat Wahyu 7 : 17, dan Yesaya 11 : 6, 7; 65 : 25.

 

“Tetapi akan dikau, hai Daniel, tutuplah kata-kata itu, dan meteraikanlah kitab itu, yaitu sampai kepada akhir zaman; banyak orang akan berlarian pergi datang, dan pengetahuan akan dipertambahkan.” (Daniel 12 : 4). Bukti yang lebih jelas apakah yang dapat kita tanyakan untuk menginsyafkan kita, bahwa sekaranglah masa akhir zaman itu ? Sudahkah pengetahuan dipertambahkan? Adakah banyak orang sedang berlari-larian pergi datang ? Jika Daniel tidak menceriterakan bagaimana berlari-larian itu dilakukan, maka Nahumlah yang menceriterakannya sebagai berikut: “Kereta-kereta akan didapati dengan obor-obor yang bernyala-nyala pada hari persiapan-Nya … Kereta-kereta itu (mobil-mobil) akan melaju di jalan-jalan, mereka akan kejar mengejar di jalan-jalan raya; mereka akan terlihat seperti obor-obor, mereka akan berlarian seperti kilat.” (Nahum 2 : 3, 4). Nubuatan ini karena dapat dimengerti, maka jelaslah bahwa “kitab itu” telah dibuka dari meterainya, dan bahwa masa akhir zaman itu sudah ada dengan kita.

 

“Kemudian aku, Daniel melihat, bahwasanya ada berdiri dua orang yang lain, yang seorang pada tepi sungai sebelah sini, dan yang lainnya pada tepi sungai sebelah sana. Maka salah seorang mengatakan kepada orang yang berpakaian kain khasah itu yang berdiri di atas segala air sungai itu: Berapa lama lagi kelak berakhir segala keajaiban ini ? Lalu ku dengar orang yang berpakaian kain khasah itu yang di atas segala air sungai itu, pada waktu ia mengangkat tangan kanannya dan tangan kirinya ke langit dan bersumpah demi Dia yang hidup selama-lamanya, bahwa ia itu akan jadi selama satu masa, dan dua masa, dan setengah masa; dan apabila ia kelak sudah selesai mencerai-beraikan kekuatan dari umat kesucian, maka semua perkara ini akan berakhir.” (Daniel 12 : 5 – 7).

 

Pertanyaan yang dikemukakan: “Berapa lama lagi kelak berakhir segala keajaiban ini?” Jawabannya adalah, bahwa ia itu akan jadi selama satu masa (satu tahun), dua masa (dua tahun) dan setengah masa (setengah tahun).” Satu bulan sama dengan tiga puluh hari, satu tahun sama dengan dua belas bulan, keseluruhannya sama dengan 1260 hari nubuatan (tahun).

 

Masa periode nubuatan itu menunjuk ke belakang kepada kejayaannya kepausan, dan aniaya terhadap umat Allah dari tahun 538 sampai tahun 1798 Tarik Masehi yang lalu (Lihat Daniel 7 : 25, dan Wahyu 12 : 6; 13 : 5). Akhir dari masa periode nubuatan yang panjang itu dimana kepausan telah mencerai-beraikan kekuatan dari umat kesucian, ialah pada seratus tiga puluh tahun yang lalu. Malaikat itu menyatakan, dalam masa ini “semua perkara ini akan berakhir.” Bukankah semuanya ini membuktikan, bahwa kita sekarang berada pada tepi dari kekekalan itu?

 

Maukah Saudara dan Saudari, memakaikan dirimu dengan kebenaran Kristus? Atau maukah anda menunggu lebih lama lagi sampai setelah masa penuaian berlalu ? Seseorang kelak akan mengucapkan kata-kata berikut ini dengan kekecewaan besar: “Penuaian telah berlalu, musim panas telah berakhir, dan kita belum juga selamat.” (Yeremiah 8 : 20). Siapakah kelak orang itu. Saudarakah, sayakah ?

 

“Setelah kudengar itu, maka tiada aku mengerti dia, lalu kataku, Oh Tuhanku, apakah kelak akhir dari pada segala perkara ini ? Maka katanya: Pergilah, hai Daniel, karena segala perkara ini tertutup dan termeterai sampai akhir zaman.” (Daniel 12 : 8, 9). Masih tertutupkah semuanya itu sekarang? Jika tidak, maka bukankah sekarang ini waktu itu yang dimaksudkan oleh nabi itu? “Berbahagialah orang yang menanti-nanti, dan yang sampai kepada seribu tiga ratus tiga puluh lima hari itu.” (Daniel 12 : 12).
 

 

 102 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart