KAABAH YANG PERTAMA DAN YANG KEDUA – CONTOH DAN CONTOH SAINGAN
<< Go Back


KABAAH YANG PERTAMA DAN YANG KEDUA – CONTOH DAN CONTOH SAINGAN

Rasul Paulus dalam berbicara memperbandingkan kaabah Solaiman dengan sidang, ia menunjuk kepada Kristus sebagai “batu penjuru yang utama; dalam Dia seluruh bangunan telah dirangkai bersama-sama dengan kokoh” katanya “bagi suatu tempat tinggal Allah oleh perantaraan Roh.” (Epesus 2 : 20 – 22). Daud yang memandang ke depan secara nubuatan kepada pembangunan kaabah yang pertama oleh anaknya, dan juga mengenai pengaplikasiannya kepada sidang Kristus, mengatakan sebagai berikut: “Adapun Batu yang ditolak para tukang itu akan menjadi batu penjuru yang utama. lni adalah perbuatan Tuhan; ia itu mentaajubkan pada penglihatan kita.” (Mazmur 118 : 22, 23).

Berbicara mengenai kaabah kuno itu injil mengatakan: “Adapun rumah itu, pada waktu ia itu dibangun, telah dibangun dari pada batu-batu yang telah siap sebelum ia itu dibawa ke sana, sehingga tiada kedengaran bunyi pemukul atau kapak atau perkakasan besi dalam rumah itu selama ia itu dibangun.” (1 Raja-Raja 6 : 7). Sebuah batu yang istimewa yang telah disiapkan untuk mengokohkan penjuru utama dari kaabah itu, telah ditolak; dan walaupun para tukang menolak “batu utama” rumah itu, Pemazmur mengatakan: “Ini adalah perbuatan Tuhan; ia itu mentaajubkan pada pemandangan mata kita.” Oleh penolakan terhadap “batu” itu, maka Tuhan memberikan contoh (type), dan demikianlah dinubuatkan penolakan terhadap diri Kristus oleh bangsa Yahudi. (Lihat Kisah segala Rasul 4 : 10, 11). Karena Yesus mengatakan: “Batu yang ditolak oleh para tukang itu, ia itu juga akan menjadi (batu) penjuru utama,” (Matius 21 : 42). Oleh sebab itu, jika ia itu akan menjadi batu penjuru utama, maka jelaslah bahwa kaabah yang pertama itu merupakan lambang dari sebuah rumah Rohani, dan  sebuah contoh (type) dari sidang Kristen; Kristus sendiri dilambangkan oleh batu penjuru utama itu “yang ditolak oleh para tukang” sebagai kepala maupun pendiri dari sidang Kristen.

Kaabah Yang Kedua

Dalam mendirikan kaabah yang kedua itu, Hajai dan Zakharia menubuatkan dan menguatkan tangan-tangan orang banyak itu dengan Firman Allah. Tulisan-tulisan dari kedua nabi itu membuktikan dalam setiap baris, bahwa kegenapan yang tepat dari nubuatan mereka itu akan direalisasikan di akhir zaman dari sejarah dunia ini. Sebagaimana mereka telah menjalin ramalan-ramalan ini dengan pendirian dari kaabah yang kedua itu, maka jelaslah bahwa model yang nyata dari bangunan yang megah itu mempunyai arti rohani bagi sidang dalam pekerjaan injil yang penghabisan. Zakharia, yang memandang ke depan kepada masa dari kaabah rohani itu (bagian yang terakhir dari sidang) dan pembangunannya, mengatakan sebagai berikut: “Bahwasanya orang yang bernama pucuk itu; maka ia akan bertumbuh keluar dari tempatnya, dan ia akan membangun kaabah Tuhan. Bahkan ia akan membangun kaabah Tuhan itu; dan ia akan memikul kemuliaan, dan ia akan duduk dan memerintah di atas tahtanya; dan ia akan menjadi imam di atas tahtanya; dan pembicaraan damai akan ada di antara keduanya. Maka mereka yang jauh akan datang dan akan membangun di dalam kaabah Tuhan, dan akan diketahui olehmu kelak bahwa Tuhan serwa sekalian alam itu telah mengutus aku kepadamu.” (Zakharia 6 : 12, 13, 15).

“Ia akan memikul kemuliaan.” Kristuslah yang berhak atas kemuliaan penebusan bagi bangsa manusia yang jatuh. “Bagi Dia yang mencintai kita, dan yang telah membasuh kita dari dosa-dosa kita dalam darah-Nya…. kepada-Nyalah kemuliaan dan pemerintahan sampai selama-lamanya.” (Wahyu 1 : 5, 6). Ia “akan duduk dan memerintah di atas tahta-Nya; dan Ia akan menjadi imam di atas tahta-Nya. (Zakharia 6 : 13). “Kristus, saksi yang setia itu, dan yang sulung dari pada orang-orang mati, dan Penghulu atas segala raja di bumi.” (Wahyu 1 : 5). “Ia akan menjadi Imam pada tahta-Nya.” Jelaslah bahwa masa yang diramalkan itu adalah pada sesuatu waktu sesudah penyaliban dan sebelum masa kasihan berakhir; karena Ia adalah “seorang imam.” Kristus. pucuk itu,” “kelak akan tumbuh keluar dari tempat-Nya”; artinya, ia akan muncul keluar dari bangsa Yahudi, “dan Ia akan membangun kaabah Tuhan.” Oleh sebab itu, maka kaabah yang “akan dibangunkan-Nya” itu tidak mungkin berupa kaabah biasa di Yerusalem kuno dahulu, karena itu adalah sebuah kaabah yang akan dibangunkan-Nya sesudah kelahiran-Nya. “Maka mereka yang jauh-jauh akan datang dan membangun di dalam kaabah Tuhan.” Karena ini adalah tidak benar bagi kaabah yang biasa, maka kata-kata itu harus berlaku terhadap kaabah contoh saingan. Pada waktu itu nabi mengatakan: “Maka banyak bangsa akan diikut sertakan kepada Tuhan pada masa itu, dan mereka akan menjadi umat-Ku.”(Zakharia 2 : 11). “pada hari itu ‘; artinya, dalam masa “Seruan Keras,” suatu rombongan besar orang-orang akan bertobat kepada sidang. Di dalam pasal 13 : 8, dikatakan, bahwa sepertiga dari penduduk akan datang, “dan mereka itu ialah orang-orang yang akan membangun di dalam kaabah Tuhan,” yang contohnya ialah kaabah yang sebenarnya itu.

Zakharia pada waktu itu menyaksikan kekuatan-kekuatan yang telah “mencerai-beraikan Yehuda, dan Yerusalem” (contoh juga contoh saingan), yang dilambangkan dengan “empat tanduk”. Segera kemudian dari pada itu ia menyaksikan tanduk-tanduk yang sama itu juga bagaikan tukang-tukang kayu (bacalah Zakharia 1 : 18 – 21), yang melambangkan perantara-perantara yang digunakan Tuhan dalam mengembalikan umat-Nya dan rumah peribadatan-Nya, keduanya dalam contoh dan contoh saingan; artinya, orang-orang Kapir yang telah mencerai-beraikan sidang akan juga datang dan membangun sidang itu.

Perbedaan antara Biasa dan Rohani di antara Kedua Kaabah Itu

Upacara-upacara ibadah di dalam kedua kaabah itu telah dilaksanakan dengan cara yang sama, tetapi dalam keindahan susunan bangunan baik sebelah dalam maupun luarnya, kaabah Solaiman secara perbandingan adalah jauh yang terbesar. Tetapi Tuhan melalui mulut nabi Hajai telah bertanya kepada orang-orang yang pada masa itu terlibat dalam pembangunan rumah Allah itu: “Siapakah yang masih ada di antara kamu yang pernah menyaksikan rumah ini (kaabah Solaiman) dalam kemuliaannya semula ? Dan bagaimanakah kamu melihatnya sekarang ? Bukankah pada pemandangan matamu sama sekali tak ada apa-apanya diperbandingkan kepada rumah itu ? Kemuliaan dari rumah yang terkemudian ini akan menjadi lebih besar dari pada yang semula, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam; dan di tempat ini Aku akan memberikan perdamaian, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” (Hajai 2 : 3, 9).

Keindahan lahiriah dari kaabah yang kedua dalam perbandingannya terhadap kaabah yang pertama adalah “bagaikan tak ada apa-apanya,” tetapi Firman mengatakan: “Kemuliaan dari rumah yang terkemudian ini kelak akan menjadi lebih besar dari pada yang terdahulu.” Sesungguhnya secara lahiriah ini tidak benar. Oleh sebab itu, maka kemuliaan dari kedua kaabah ini dalam perbandingan satu terhadap lainnya, bukanlah dalam keadaan sebenarnya, yaitu bentuk lahiriahnya, melainkan sebaliknya dalam contoh rohani berdirinya. Dengan sendirinya, maka kedua kaabah itu tidak mungkin merupakan contoh untuk masa periode yang sama dari sejarah Kristen, karena yang satu secara mencolok berbeda dari pada yang lainnya. Karena memang demikian halnya, maka contoh itu menunjukkan, bahwa sidang Kristen dalam peristiwa ini terbagi dalam dua bagian. Jadi dengan demikian, maka dalam contoh kaabah yang kedua menunjukkan, bahwa bagian yang terkemudian dari sidang kelak akan menjadi jauh lebih besar, dan tak tertandingi oleh yang pertama itu.

Kedua bagian ini dari sejarah sidang juga ditunjukkan dalam khayal di Patmos. Kepada Yahya telah diperlihatkan Sidang Kerohanian Allah yang benar pada segala zaman dalam lambang seorang perempuan. Kepadanya telah dikaruniakan dua buah sayap burung garuda yang besar supaya ia dapat terbang ke dalam padang belantara 1260 hari (tahun) lamanya. Padang belantara itu melambangkan zaman kegelapan, selama mana ia tidak berperadaban (sejak dari tahun 538 Tarikh Masehi). Oleh karena itu, maka masa periode nubuatan 1260 tahun ini telah membagi sidang yang benar itu dalam dua bagian; yaitu, semenjak dari penyaliban sampai tahun 538 T.M. dan semenjak dari tahun 1798 T.M. sampai kepada akhir sejarah. Dengan demikian bagian yang pertama, atau sebagaimana yang disebut, sidang rasul-rasul itu, adalah dilambangkan dengan contoh kaabah yang pertama; dan bagian yang terakhir dengan contoh kaabah yang kedua. Ini bukanlah berarti, bahwa Allah tidak mempunyai umat yang benar di antara tahun 538 T.M. dan tahun 1798 T.M., karena Firman mengatakan: “Ia dipeliharakan selama satu masa, dan dua masa, dan setengah masa.” (Wahyu 12 : 14). Pelajaran yang diajarkan di sini adalah, bahwa bagian sidang yang pertama dalam beberapa abad yang pertama telah diberkahi dengan Sabat yang benar – “yang sehari-hari” – dan kebenaran tentang kaabah kesucian; tetapi menjelang tahun 538 T.M. kebenaran itu telah “diinjak-injak di bawah kaki” (Daniel 8 : 12, 13). Bagian sidang yang kedua sesudah kegenapan masa periode 1260 tahun itu menunjukkan, bahwa ia akan kembali diberkahi dengan kebenaran yang telah “dicampakkan ke tanah” itu, maka reformasi yang terjadi di antara kedua bagian sidang ini (sejak tahun 538 sampai tahun 1798), atau “perempuan”, ialah untuk mempersiapkan jalan bagi perempuan itu kembali, atau bagi pengembalian kebenaran itu. Karena kedua kaabah, oleh mana kedua bagian dari sidang itu telah dilambangkan dengan contoh, adalah melambangkan suatu ibadah bersama dengan kebenaran Sabat dan kebenaran tentang kaabah kesucian.

Kaabah Yang Pertama Lahiriah Adalah Lebih Besar, Tetapi Kaabah Yang Kedua Rohaniah Adalah Lebih besar

Terdapat sesuatu kemuliaan bersama dengan kedua kaabah itu; dan kebesaran dari kaabah yang satu adalah “tak berarti” diperbandingkan dengan kaabah yang lainnya. Kaabah yang pertama secara lahiriah melebihi kaabah yang kedua, tetapi kaabah yang kedua secara rohaniah melebihi kaabah yang pertama; namun karunia kemuliaan bagi keduanya itu tidak ada tandingannya. Karena yang satu melambangkan sidang Kristen yang mula-mula, dan yang lainnya melambangkan bagian yang terakhir dari sidang yang sama, maka jelaslah bahwa kedua bagian itu diberkahi dengan kemuliaan besar; tetapi kemuliaan dari sidang yang mula-mula itu adalah secara lahiriah, dan kemuliaan sidang yang terakhir adalah rohaniah, sesuai dengan contoh-contoh itu.

Sidang Kristen yang mula-mula secara lahiriah adalah lebih besar, sebab Kristus, “batu penjuru Utama” itu, telah muncul pada waktu itu dalam bentuk manusia-Nya yang dapat dilihat. Dengan demikian kemegahan lahiriah dari kaabah Solaiman itu merupakan simbol yang tepat. Tetapi contoh mengungkapkan, bahwa kemuliaan dari sidang yang mula-mula itu adalah bagaikan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan bagian yang terakhir dari sidang yang sama. Oleh sebab itu, maka kehadiran Kristus yang dapat dilihat (dalam bentuk manusia-Nya) dalam sidang yang mula-mula itu, adalah bagaikan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kehadiran-Nya yang tak kelihatan dalam pekerjaan penghabisan dari sidang injil.

Kita memikirkan tentang keajaiban-keajaiban yang mentakjubkan – pengusiran keluar segala iblis, penyembuhan orang-orang sakit, dan pembangkitan orang-orang mati! Kita heran karena kita membayangkan akan kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya, dan mengenai pameran yang mentaajubkan pada hari Pantekosta yang lalu. Tetapi semua keajaiban ini akan kelak bagaikan tak ada artinya diperbandingkan dengan manisfestasi-manisfestasi ilahi yang lebih besar keindahannya dalam masa penuaian yang akan datang.

Janganlah kita mengira, bahwa apabila Kristus kelihatan di dalam awan-awan segala kelemahan orang-orang suci akan disingkirkan. Pekerjaan ini harus sudah terlaksana mendahului masa itu, setelah mana hidup kekal akan dikaruniakan. “Barangsiapa yang percaya dalam Aku, maka segala perbuatan yang Kulakukan, ia pun akan lakukan; maka pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari ini akan dilakukannya,” demikianlah kata Yesus. (Yahya 14 : 12) Kegenapan yang sempurna dari semua kata-kata ini masih akan datang, dan harus digenapi sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali. “Karena tak dapat tiada keadaan yang akan binasa ini akan memakaikan keadaan yang tiada akan binasa, dan peri  yang akan mati ini tak dapat tiada akan memakaikan peri yang tiada akan mati. Dengan demikian apabila keadaan yang akan binasa ini sudah memakai keadaan yang tiada akan binasa, dan peri yang akan mati ini sudah memakai peri yang tiada akan mati, baharulah kelak jadi perkataan yang tertulis: ‘Maut sudah ditelan oleh kemenangan.” (1 Korinthi 15 : 53, 54).

Oleh sebab itu, maka selama masa “Seruan Keras” itu, keajaiban-keajaiban akan dibuat – orang-orang sakit akan disembuhkan, mata dari orang-orang buta dicelekkan, orang-orang tuli akan mendengar, lidah orang-orang yang bisu akan dilepaskan, dan orang-orang timpang akan meloncat-loncat kegirangan. Alangkah mulianya pemandangan itu. Orang-orang yang belum pernah sebelumnya melihat terang, akan memandang kemuliaan Tuhan. Mereka yang belum pernah sebelumnya mendengar sesuatu bunyi, kini mereka mendengarkan kemuliaan alunan bunyi kecapi malaikat-malaikat, dan suara nyanyian-nyanyian orang-orang suci. Betapa menggetarkan! Betapa bahagianya! “Maka Allah akan menghapuskan semua air mata mereka itu; dan tidak akan ada lagi kematian, atau pun kesusahan, atau pun tangisan, juga tidak akan ada lagi rasa sakit; karena segala perkara yang dahulu itu akan berlalu.” (Wahyu 21 : 4).

“Tengoklah aku menunjukkan kepadamu suatu rahasia; bahwa bukan sekalian kita ini akan tidur, tetapi kita sekalian akan diobahkan, dalam sesaat saja, dalam sekejap mata, pada bunyi sangkakala yang terakhir; karena sangkakala itu akan berbunyi, dan segala orang mati akan dibangkitkan dengan keadaan yang tiada akan binasa, dan kita ini akan diobahkan. Karena tak dapat tiada keadaan yang akan binasa ini akan memakaikan keadaan yang tiada akan binasa, dan peri yang akan mati ini tak dapat tiada akan memakaikan peri yang tiada akan mati. Dengan demikian apabila keadaan yang akan binasa ini sudah memakai keadaan yang tiada akan binasa, dan peri yang akan mati ini sudah memakai peri yang tiada akan mati, baharulah kelak jadi perkataan yang tertulis : “Maut sudah ditelan dalam Kemenangan.” (1 Korinthi 15 : 51 – 54).

Setelah orang-orang suci yang hidup itu menyaksikan orang-orang mati dari segala zaman bangkit keluar dari tempat-tempat tidur tanah mereka, maka ia itu akan mendatangkan kesukaan yang tak tergambarkan. Kemudian memandang kepada teman-teman dan para kekasih sewaktu mereka saling bertemu satu dengan lainnya, dengan tubuh-tubuh yang berpakaian kemuliaan dan keadaan yang tiada mati, sambil berbaris melalui angkasa melewati planet-planet yang tidak berdosa, dan akhirnya memasuki Sorga dari segala langit itu. Betapa mulianya barisan orang-orang yang tidak berperi kematian itu – orang-orang suci dan malaikat-malaikat, dan Raja atas segala raja, Tuhan atas segala tuan, “Bapa yang kekal, dan Penghulu perdamaian itu,” yang ada di tengah-tengah mereka itu! Secepatnya terbang dari bumi yang terkutuk dosa ini ke Pusat dari segala pusat itu hanya dalam “tujuh” hari lamanya, sementara ia itu akan memakan berjuta-juta tahun kecepatan “cahaya” untuk membuat perjalanan yang jaraknya sedemikian tidak masuk akal. Dapatkah anda memahami suatu objek yang bergerak dengan kecepatan yang sedemikian luar biasa! Dijauhkan Allah kiranya dari pada kita agar tidak kita merampas dari diri kita kemuliaan yang sedemikian ini. Sejam saja lamanya tinggal di dalam sorga, tanpa dosa, tanpa sakit atau air mata, tanpa takut atau pun kematian, adalah jauh lebih berharga dari pada seribu tahun lamanya di dalam tenda-tenda yang penuh kejahatan.

Saudara-saudaraku, untuk mematuhi Firman Allah dan berlaku benar terhadap prinsip bagi kebaikanmu sendiri, adalah bukan permintaan yang terlalu banyak dari padamu. Maukah anda merelakan kepentingan diri sendiri dan dosa merampok dari padamu sebuah mahkota kehidupan ? Kepintaran manusia anda dan pengetahuan dunia anda akan membuktikan sama hitamnya dengan kegelapan itu sendiri, jika anda membiarkan musuh yang penuh tipu itu merampok anda dari pada kebahagiaan sorga itu yang seharusnya menjadi milik anda sepanjang segala zaman kekekalan.

Walaupun sidang Kristen yang mula-mula telah menderita aniaya yang begitu hebat, ia telah berkembang dengan mentaajubkan. Tiga ribu orang yang bertobat pada hari Pentakosta “dari yang sedemikian yang akan diselamatkan,” adalah mentaajubkan untuk dipandang. Tetapi kecepatan pertumbuhan dari bagian pertama dari sidang itu, diperbandingkan dengan bagian kedua yang terakhir itu akan tak berarti apa-apa, sesuai dengan contohnya. Oleh sebab itu, maka inipun dibuktikan melalui nubuatan Firman Allah oleh perantaraan nabi Zakharia, dan karena ramalan ini telah dikaitkan dengan pembangunan kaabah yang kedua, atau dengan contoh dari bagian yang kedua dari sidang, yang sedang kita bicarakan pada waktu ini, maka pengaplikasian dari Firman berikut ini tak dapat tiada harus tepat:

“Bersorak-soraklah dan bersuka-citalah, hai puteri Sion, karena sesungguhnya Aku datang, dan Aku hendak tinggal di tengah-tengahmu,demikianlah firman Tuhan. Maka pada hari itu banyak bangsa akan dihubungkan kepada Tuhan, dan akan menjadi umat-Ku; dan Aku akan tinggal di tengah-tengah kamu.” (Zakharia 2 : 10, 11). “Demikianlah, banyak orang dan bangsa-bangsa yang kuat akan datang mencari Tuhan serwa sekalian alam di Yerusalem (sidang tanpa menunjukkan tempat), dan untuk berdoa kehadapan Tuhan.” (Zakharia 8 : 22). “Oleh karena itu segala pintu gerbangmu akan terbuka selalu, baik siang baik malam tiada ia itu tertutup, supaya dibawa masuk oleh orang-orang ke dalammu tentara (kekayaan) dari orang-orang Kapir, dan supaya raja-raja mereka itu dapat dibawa.” (Yesaya 60 : 11). “Maka akan jadi kelak, bahwa di seluruh tanah itu, demikianlah firman Tuhan, dua bagian dari padanya akan ditumpas dan mati, tetapi bagian yang ketiganya akan tertinggal kepadanya. Maka sepertiga bagian itu akan Kubawa melalui api, dan menyucikannya seperti akan perak yang dibersihkan, dan Aku akan menguji mereka itu seperti emas yang sudah teruji; mereka akan memanggil namaKu, dan Aku akan mendengarkan mereka itu; Aku akan mengatakan, Inilah umat-Ku, dan mereka akan mengatakan, Tuhan adalah Allahku.” (Zakharia 13 : 8, 9).

Apalah artinya tiga ribu orang bertobat dalam sehari diperbandingkan dengan sepertiga orang banyak yang diselamatkan dari generasi yang ada sekarang ini! Yang dikumpulkan selama jam-jam terakhir dari masa kasihan. Maka benarlah dapat dikatakan, bahwa kemuliaan dari kaabah yang pertama, atau bagian pertama dari sidang itu, adalah tak ada apa-apanya diperbandingkan dengan yang kedua. Bagian yang terakhir dari sidang itu dalam masa seruan keras adalah benar-benar masa penuaian dan akhir dunia.

Sidang Kristen yang mula-mula adalah sebuah sidang yang benar yang bertobat; walaupun demikian lalang-Ialang dan gandum akan bertumbuh bersama-sama sampai kepada penuaian.” (Matius 13 : 30). Kata-kata, “sampai kepada penuaian” itu, tidak mungkin keliru; oleh sebab itu, maka pada permulaan penuaian itu pemisahan akan terjadi. Dengan demikian sidang dalam masa “seruan keras” itu akan menjadi sebuah sidang yang suci dan murni, tiada bercacad, atau berkerut, atau pun sesuatu yang sedemikian ini, yaitu sebuah sidang yang tidak terdapat tipu di dalamnya. Jika pernyataan yang di atas ini benar, maka yang sedemikian itu harus ditemukan di dalam nubuatan Firman Allah.

Saudara-saudaraku saya menghimbau kamu supaya mendengarkan suara Gembala yang Baik itu sebagai berikut: “Bangunlah, bangunlah; kenakanlah kuatmu, hai Sion, kenakanlah segala pakaianmu yang indah-indah, hai Yerusalem kota yang suci; karena mulai sekarang (sejak dari sekarang dan seterusnya) tidak akan lagi masuk ke dalammu barang seorang kuluppun dan yang najis. Kebaskanlah abu dari padamu; bangunlah, dan duduklah di atas tahtamu, hai Yerusalem; lepaskan dirimu dari tali-tali pengikat lehermu, hai puteri Sion yang tertawan.” (Yesaya 52 : 1, 2; A.R.V.). Karena semua perkataan ini adalah demikian jelasnya, maka bagaimanakah dapat kita meragukan, atau salah mengartikan pengertiannya ? – Ia itu tak dapat tiada adalah, bahwa sidang Allah sedang tidur di dalam habu. Allahmu sedang memanggil kamu, hai Sion. Sidang Allah, “satu-satunya objek di bumi pada mana Ia menaruh perhatian-Nya yang tertinggi” sedang berada dalam tawanan; ia sedang terikat “leher”nya oleh “orang-orang yang fasih lidah dan yang berbicara menarik.” Dengarkanlah kata-kata Firman Allahmu, hai Sion; bangunlah dan duduklah di atas tahtamu karena kamu harus mengadili segala bangsa. Mengapakah menjadikan daging sebagai peganganmu ? Tidakkah Allahmu mampu untuk menyelamatkan kamu? Bukankah “Firman Allah-mu itu hidup, dan berkuasa, lebih tajam dari pada pedang yang bermata dua, yang menusuk sampai membelah memisahkan jiwa dan roh, dan yang memperhatikan pikiran orang dan maksud-maksud hati ?” “Karena sebab Sion tiada Aku hendak berdiam diri-Ku, dan karena sebab Yerusalem tiada Aku hendak berhenti beristirahat, sampai kebenarannya terbit seperti cahaya terang, dan keselamatannya seperti lampu yang bernyala. “Saudara-Saudaraku,berjalanlah, berjalanlah melalui pintu-pintu gerbang, persiapkanlah olehmu jalan bagi orang banyak; bukalah; bukalah jalan raya, singkirkanlah semua batu; tinggikanlah sebuah panji-panji bagi orang banyak itu.” (Yesaya 62 : 1, 10).

“Orang-orang Israel yang lagi tinggal (mereka yang 144.000 itu) tiada lagi akan berbuat jahat, atau pun berbicara bohong, dan lidah penipuan tiada lagi terdapat di dalam mulut mereka; karena mereka itu akan mencari makan dan berbaring, dan seorang pun tiada lagi yang menakut-nakuti mereka itu.” (Zefanya 3 : 13) Pada hari itu akan terdapat pada lonceng-lonceng yang tergantung pada kuda-kuda (mereka yang membawa Injil), kesucian bagi Tuhan serwa sekalian alam; dan semua pot (dalam pemilikan mereka ialah kebenaran) di dalam rumah Tuhan akan jadi seperti bejana-bejana yang di depan mezbah (suci dan tidak tercemar). Bahkan setiap pot di Yerusalem (sidang) dan di Yehuda (bagian terkemuka dari sidang) akan menjadi suci bagi Tuhan serwa sekalian alam; maka semua mereka yang mempersembahkan korban (persembahan) akan mengambilnya dan menanak di dalamnya (mereka yang melayani dalam perkara-perkara yang suci), dan pada hari itu tidak akan ada lagi orang Kanani (orang yang tidak bertobat) di dalam rumah Tuhan serwa sekalian alam.” (Zakharia 14 : 20, 21). Ini adalah sidang yang dilambangkan di dalam Wahyu 12 : 17, “Yaitu mereka yang memeliharakan hukum-hukum Allah, dan berpegang pada kesaksian Yesus Kristus.” “Perempuan” itu melambangkan sidang sebagai sebuah badan. “Yang tertinggal dari benihnya itu.” Ialah mereka yang 144.000 itu dengan siapa naga itu berperang. Peperangan itu dilakukan terhadap mereka, karena mereka adalah para pemimpin di bumi dan para pendiri dari pergerakan itu. “Dari benihnya” menunjukkan, bahwa mereka itu adalah bagian dari “perempuan itu” atau dengan perkataan lain, mereka yang 144.000 itu dan rombongan besar orang-orang itu adalah hanya satu pergerakan – satu keluarga.

Kepada orang-orang suci dari sidang yang suci ini puji syukur diucapkan sebagai berikut: “Berbahagialah mereka yang melakukan hukum-hukum-Nya, bahwa mereka itu boleh mendapat hak kepada pohon hayat itu, dan mereka boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” (Wahyu 22 : 14).

Ayah dalam contoh dari Israel yang sesungguhnya itu, yaitu Yakub, telah bermimpi dalam perjalanan menuju ke Padan – Aram, “Bahwa sesungguhnya adalah sebuah tangga terdiri di bumi, dan kepala tangga itu sampai ke langit; maka tengoklah malaikat-malaikat Allah naik turun pada tangga itu. Maka ketakutanlah ia lalu mengatakan, Betapa mengerikan tempat ini! Ini tak lain dari pada rumah Allah, dan inilah pintu gerbang ke sorga itu.” (Kejadian 28 : 12, 17). Mimpi Yakub itu adalah nubuatan mengenai suatu masa bilamana kelak akan ada suatu hubungan yang lengkap dan komunikasi yang tetap dengan sorga dan bumi — seruan kerasdari pekabaran malaikat yang ketiga —- masa penuaian. Bagi sidang yang mulia itu berlakulah kata-kata ini: “Inilah rumah Allah dan pintu gerbang dari sorga.” Hanya oleh pemberitaan injil melalui rumah Kerohanian itu dapatlah Allah menyelamatkan umat-Nya. Akan ada hanya Satu kandang, Satu Gembala, Satu Tuhan, Satu Kebenaran untuk dipeluk, Satu penyelamatan untuk disambut, Satu jalan untuk ditempuh, Satu pintu gerbang untuk dilewati, Satu kereta untuk dinaiki, dan Satu masa untuk berangkat, Satu Sorga untuk dimasuki, Satu umat, dan Satu keluarga yang suci. Tidak mungkin ada jalan yang lain.

“Adalah tidak mungkin untuk memberikan gambaran apapun mengenai pengalaman umat Allah yang akan hidup di bumi apabila kemuliaan langit dan suatu ulangan aniaya-aniaya masa lampau itu bercampur. Mereka itu akan berjalan dalam terang yang memancar keluar dari tahta Allah. Oleh perantaraan malaikat-malaikat akan ada komunikasi yang tetap di antara sorga dan bumi.” – Testimonies for the Church, vol. 9, halaman 16.

Saat bagi Pembangunan Kaabah Contoh Saingan itu (Sidang)

Kami telah menjelaskan sebagian, bahwa kedua kaabah yang sesungguhnya itu, yang dibangun secara berturut-turut di Yerusalem kuno, telah merupakan contoh-contoh dari dua bagian sidang Kristen. Perbedaan besar kedua bangunan contoh ini antara yang sesungguhnya dan kerohaniannya dijelaskan perbandingannya dengan contoh dan contoh saingannya. Walaupun kami dapat memperluas masalah ini dengan lebih besar, namun kami telah menghilangkan bacaan-bacaan yang berlebihan dengan cara mengemukakan fakta-faktanya secara singkat, sambil berusaha memberikan suatu gambaran yang lebih berarti mengenai pelajaran yang sangat penting ini bagi dunia Kristen.

       Permasalahan di depan kita adalah, kapan contoh saingannya itu menemui kegenapannya secara tepat ? Dalam paragrap-paragrap yang terdahulu telah dijelaskan, bahwa bagian yang pertama dari sidang Kristen berakhir dalam tahun 538 T.M., dan bagian keduanya harus mulai setelah tahun 1798, pada waktu mana “perempuan” itu diperkirakan kembali dari padang belantara. Sebuah penyelidikan yang mendalam terhadap contoh adalah satu-satunya cara yang mungkin untuk memperjelas kebenaran, bukan saja terhadap persoalan yang terdahulu, melainkan juga mengenai persoalan-persoalan yang akan menyusul sebagai berikut. Jika “perempuan” itu akan kembali dari padang belantara ke kebun anggur (peradaban) sesudah akhir dari periode nubuatan 1260 tahun itu, apakah yang jadi dalam tahun 1798 itu untuk membuktikan bahwa “ia” telah kembali dalam tahun itu ? Karena tertawan dan kematian paus menjawab salah satu segi dari persoalan itu dan memperjelaskan akhir dari periode nubuatan itu, maka dimanakah pertanda yang meunjukkan bahwa “perempuan” itu telah kembali dari padang belantara ? Jika interpretasi “perempuan’ itu yang dapat diterima adalah lambang dari sidang, dan jika ia telah berada di “padang belantara” sejak tahun 538 T.M. sampai tahun 1798, maka bagaimanakah dengan empat organisasi gereja besar yang telah bangkit sebelum saat itu; yaitu, Lutherans, Presbyterians, Methodish, dan Christian? Bukankah mereka itu juga “perempuan” (sidang) ? Siswa-siswa Alkitab telah gagal untuk memperjelaskan rahasia ini, sebab mereka tidak memiliki terang atas Firman Allah. Sebuah lampu sorot yang besar oleh kuasa Roh yang bersinar-sinar melalui contoh-contoh, adalah satu-satunya perantara yang dapat menyingkirkan halangan dan memperjelaskan jalan menuju kepada suatu pemahaman terhadap kesemuanya ini dan banyak lagi rahasia-rahasia yang lain yang dianggap tidak dapat dimengerti dan yang membingungkan pikiran manusia. Oleh sebab itu, maka contoh kaabah dari sidang (perempuan) adalah satu-satunya saluran dengan mana sekalian permasalahan ini dapat dijawab.

“Kaabah-kaabah” dan “perempuan” itu melambangkan sidang sebagai sebuah badan; atau dengan kata lain, simbol perempuan itu ialah ungkapan dari contoh-contoh itu (kaabah- kaabah), dan kaabah-kaabah itu sendiri adalah nubuatan-nubuatan simbolis dari perempuan itu – sidang. Dapatlah dicatat, bahwa para anggota yang terpisah-pisah dari sidang itu dilambangkan oleh campuran bahan yang membentuk kaabah itu: “Sebagaimana batu-batu yang hidup telah didirikan menjadi sebuah rumah rohani, yaitu suatu keimmamatan yang suci untuk mempersembahkan korban-korban rohani yang dapat diterima Allah oleh Yesus Kristus.” (1 Petrus 2 : 5). “Dengan demikian walaupun kita banyak, kita adaIah satu tubuh dalam Kristus, dan setiap orang saling menjadi anggota dari sesamanya.” (Rum 12 : 5). “Dalam Dia seluruh bangunan dirangkaikan dengan kokoh menjadi satu, bertumbuh menjadi suatu kaabah yang suci dalam Tuhan.” (Epesus 2 : 21). Oleh sebab itu, kedua kaabah ini melambangkan kedua-duanya — baik sidang maupun Kristus. Kristus, Imam Besar kita, adalah dilambangkan oleh “batu penjuru utama,” dan pelayanan keimmamatan-Nya melalui upacara bayangan atau upacara kaabah kesucian dari kedua kaabah yang sebenarnya ini.

         Upacara kaabah kesucian di bumi bagi penyelamatan bangsa manusia dalam contoh-contoh dan simbol-simbol mengungkapkan pelayanan Kristus di dalam kaabah kesucian sorga. Ia itu telah dibuat terdiri dari dua hukum; yaitu, “Sepuluh Perintah” itu dan hukum-hukum bayangan. Log-log batu yang berisikan perintah-perintah itu ditaruh di dalam peti perjanjian, tetapi hukum bayangan atau hukum Musa itu ditaruh pada sisi pinggir peti perjanjian. (Lihat Ulangan 10 : 2; 31 : 26). Mengapa dua hukum ? Hukum moral itu menunjukkan dosa, “karena dari hukum terdapat pengetahuan tentang dosa.” (Rum 3 : 20).”Karena dimana tidak ada hukum, disanapun tidak ada pelanggaran.” (Rum 4 : 15). Tetapi hukum bayangan itu “telah ditambahkan karena adanya pelanggaran-pelanggaran sampai kelak benih itu datang, kepada siapa dijanjikan perjanjian itu.” (Galati 3 : 19). Ia itulah obat untuk menyembuhkan orang berdosa dan untuk membebaskannya dari tuduhan hokum moral. Pada waktu Kristus (benih itu) datang, maka diambil-Nya peraturan hukum ini (hukum Musa) “keluar dari kita, lalu dipakukan-Nya kepada salib.” (Kolose 2 : 14). Pelayanan peraturan hukum itu sendiri di bumi tidak dapat memberikan hidup, karena ia itu hanya sebuah bayangan dari pada yang sebenarnya. Oleh karena itu, maka pada penyaliban Kristus berhentilah pelayanan itu, dan pelayanan di sorga yang tadinya dibayangkan oleh pelayanan di bumi itu, mulailah. Upacara di tempat kesucian di bumi dari kedua kaabah itu adalah identik.

Oleh karena itu, maka kedua kaabah ini adalah contoh-contoh dari kedua bagian sidang Kristen berikut upacara tempat kesucian contoh saingan yang dibuat dari kedua hukum ini – moral dan bayangan. Bagian sidang Kristen yang pertama, sejak dari penyaliban Kristus sampai kepada kira-kira tahun 538 T.M., telah diberkahi dengan justru sebuah tempat kesucian sedemikian ini; artinya, mereka memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai pekerjaan yang berlangsung di dalam tempat kesucian sorga sampai kepada saat itu, dan iman mereka adalah berkaitan dengan upacaranya itu. Tetapi dalam tahun 538 T.M. iman terhadap pelayanan ilahi ini telah dibuang keluar dari sidang, atau sebagaimana Daniel menyebutnya, “dipijak-pijak di bawah telapak kaki” (Daniel 8 : 13), lalu diganti dengan suatu keimmamatan kapir, dengan hukum-hukum upacara kekapiran dan hukum-hukum moral, atau upacara kepausan, dan perbaktian pada hari Minggu. Oleh sebab itu, sebagaimana kaabah yang pertama itu merupakan contoh dari bagian pertama sidang Kristen yang mula-mula dengan iman dalam suatu upacara kaabah kesucian yang benar, maka demikian itu pula kaabah yang kedua telah membayangkan bagian yang terakhir dari sidang yang sama berikut iman dalam upacara kaabah kesucian yang akan identik dengan yang pertama.

Penjelasan di atas menjawab salah satu dari pertanyaan-pertanyaan kita. Gereja-gereja Protestant yang bangkit sebelum “perempuan” itu kembali dari padang belantara adalah sama sekali gelap terhadap upacara kaabah kesucian itu. Oleh sebab itu, maka mereka tidak dilambangkan oleh “perempuan” itu, atau oleh “kaabah” itu, sebab sebagaimana telah kami kemukakan di atas, kaabah-kaabah contoh itu melambangkan kedua bagian dari sidang dengan dua hukum ilahi; yaitu hukum moral dan hukum bayangan. Dengan demikian “perempuan” itu melambangkan sebuah sidang yang memeliharakan “perintah-perintah Allah – hukum moral, dan berpegang pada kesaksian Yesus Kristus – hukum bayangan atau rencana penyelamatan yang diungkapkan dalam terang dari “Roh Nubuatan” (Wahyu 12 : 17). Para reformator, sebelum “perempuan” itu kembali dari padang belantara, telah memperoleh panggilan ilahi untuk keluar sebagai suatu langkah persiapan untuk menghantarkannya kembali ke “kebun anggur”; artinya, untuk mendirikan suatu upacara kaabah contoh saingan yang benar — peribadatan sidang yang benar.

Sebagaimana kaabah Solaiman telah dirampas bejana-bejana sucinya dan telah dibinasakan oleh Nebukhadnezar, raja Babil, maka Babil kuno telah menjadi sebuah contoh; dan kalau saja tidak demikian itu halnya, maka tidak akan ada Babil modern – Babil contoh saingan. (Wahyu 18 : 12). Karena tidak ada pertentangan mengenai siapa kedua Babil ini, maka tidaklah sukar untuk mengungkapkan rahasia itu; dan bukti dari yang satu juga akan menjelaskan yang lainnya. Kalau saja pernyataan dalam penyelidikan ini benar, bahwa kaabah Solaiman adalah contoh dari bagian pertama sidang Kristen, maka tak dapat tiada harus ada suatu persamaan yang tepat dengan contoh dan contoh saingannya.

Sebagaimana contoh telah membinasakan contoh, maka demikian itu pula contoh saingan harus sudah membinasakan contoh saingannya; artinya, Babil kuno (contoh dari kepausan) telah merampok dan membinasakan kaabah Solaiman (contoh dari sidang Kristen yang mula-mula dan telah membawa masuk Israel ke dalam tawanan. Nubuatan simbolis ini menemui kegenapannya secara tepat dalam tahun 538 T.M. pada waktu kepausan keluar dan membinasakan sidang (orang-orang Kristen), merampok mereka dari kebenarannya, dan membawa masuk para pengikut Kristus itu ke dalam tawanan (tunduk kepada pemerintahan kepausan). Sebagaimana peribadatan kaabah kesucian yang benar itu telah dihapuskan oleh Babil kuno pada waktu penawanan Israel, berikut kebinasaan kaabah itu, maka demikian itu pula kepausan telah menyingkirkan kebenaran lalu secara strategis menggantikan di sini di bumi pengertian dari pekerjaan pembelaan Kristus di dalam kaabah kesucian sorga, yang mana upacara bayangan dari kaabah yang pertama merupakan contohnya dalam masa periode sebelum pehukuman dimulai. Dengan demikian kaabah yang kedua melambangkan masa selama sidang pehukuman itu berlangsung. Dan sebagaimana bejana-bejana yang suci itu telah dibawa pergi dari kaabah kesucian lalu ditaruh di dalam sebuah kaabah kapir di tanah orang-orang kapir, maka demikian itu pula kepausan telah menginjak-injak “kebenaran” lalu menegakkan suatu keimmamatan kekapiran di dalam apa yang disebut sidang Kristen selama zaman kegelapan, selagi “perempuan” itu berada di padang belantara, yaitu yang contohnya tanah orang-orang kapir — Babil.

Peristiwa kesamaan kita yang kedua ialah jatuhnya kerajaan Babil oleh kemenangan raja-raja Medo-Persia. Hendaklah diingat, bahwa pada malam pesta mabuk-mabukan Belshazar itu, Kores, dan Darius telah merebut kerajaan itu dan membunuh rajanya. Kegenapan dari contoh dalam contoh saingannya, yaitu yang kesamaannya dengan dipenjarakannya paus dalam tahun 1798, dan disusul dengan kematiannya. Oleh karena itu, maka kematian Belshazar yang menentang Allah segala langit dan bumi itu merupakan contoh dari paus yang menghojat Allah selama “satu masa, dua masa, dan setengah masa,” menggenapi Daniel 7 : 25 dan Wahyu 13 : 10. Pada waktu itulah nubuatan 1260 tahun “perempuan” itu bertualang di padang belantara berakhir.
 


 

Sekali lagi kami menunjuk ke belakang kepada contoh itu. Dengan kematian Beishazar itu, maka penawanan umat Allah berakhir, lalu mereka dibebaskan. lni sama dengan berakhirnya 1260 tahun aniaya terhadap umat Allah oleh kepausan – gereja dan negara. Jatuhnya kerajaan Babil bukanlah hal yang mendirikan kaabah di Yerusalem, melainkan itu adalah langkah persiapan untuk pembangunan kaabah itu. Sebagaimana kematian Belshazar telah merupakan langkah persiapan ke arah mendirikan suatu peribadatan kaabah yang benar, maka demikian itu pula kematian paus telah merupakan langkah persiapan ke arah pendirian suatu peribadatan sidang yang benar. Jika demikian halnya, maka contoh itu jelas menunjukkan, bahwa tak ada apapun yang dapat terjadi terhadap sidang itu dalam tahun 1798 untuk menunjukan “perempuan” itu telah kembali dari padang belantara. Hal ini akan membawa kita kepada peristiwa kesamaan yang ketiga.

Kores adalah seorang penganut ibadah kekapiran pada masa ia mengalahkan Babil. Tetapi perhatiannya telah berbalik kepada kegenapan dari injil, dan telah diperlihatkan kepadanya, bahwa namanya ada tertulis di dalam buku suci itu bertahun-tahun lamanya sebelum ia lahir, dan bahwa ia telah menggenapi kata-kata nabi Yesaya yang berbunyi: “Demikianlah firman Tuhan kepada yang diurapi-Nya itu, kepada Kores, yang tangan kanannya telah Ku pegang, supaya ia mengalahkan bangsa-bangsa yang dihadapannya; maka Aku akan melepaskan ikat pinggang raja-raja, untuk membuka ke hadapannya dua buah daun pintu gerbang ; maka pintu-pintu gerbang itu tidak akan ditutup. Aku akan berjalan di hadapanmu, dan akan Ku luruskan tempat-tempat yang bengkok; Aku akan memecahkan berkeping-keping pintu-pintu gerbang tembaga, dan mematahkan pagar-pagar besi. Dan Aku akan memberikan kepadamu perbendaharaan-perbendaharaan kegelapan, dan kekayaan-kekayaan yang tersembunyi dari tempat-tempat rahasia, supaya dapatlah kamu ketahui, bahwa Akulah Tuhan, yang memanggilmu sesuai namamu. Akulah Allah dari bangsa Israel……. Aku telah memberikan kepadamu nama gelarmu, walaupun kamu belum mengenal Aku.” (Yesaya 45 : 1 – 4). “Dikatakan mengenai Kores, bahwa Ialah gembalaku, maka Ia akan melakukan segala kehendakku, bahkan kepada Yerusalem titahnya kelak, ‘Kamu harus dibangun’; dan kepada kaabah itu, ‘Pondasimu harus diletakkan.” (Yesaya 44 : 28).

Demikianlah hati kapirnya telah berubah, dan dengan bersyukur ia menuliskan kata-kata sebagai berikut: “Demikianlah titah Kores, raja Persia itu, bahwa Tuhan Allah di sorga telah mengaruniakan kepadaku semua kerajaan di bumi; dan Ia telah menugaskan kepadaku untuk mendirikan bagi-Nya sebuah rumah di Yerusalem, yaitu di Yehuda.” (Ezra 1 : 2). Sesudah pertobatannya ia mengakui, bahwa peribadatan kekapiran di Babil itu adalah palsu. Oleh sebab itu, maka diberitakannya kepada seluruh kerajaan Babil: “Tuhan Allah bangsa Israel, Ialah Allah, yang di Yerusalem …… Juga raja Kores. telah membawa keluar bejana-bejana rumah Tuhan yang oleh Nebukhadnezar telah dibawa keluar dari Yerusalem dan telah ditaruh di dalam rumah dewa-dewanya. Bahkan sekalian itu disuruh Kores, raja Persia itu, mengeluarkan oleh tangan Mithredath bendahara negara, dan yang memperhitungkan sekaliannya itu kepada Seshbazar, penghulu dari Yehuda.” (Ezra 1 : 3, 7, 8). Demikianlah ibadah kekapiran Babil itu telah dinyatakan palsu tak lama kemudian setelah kematian Belshazar dan keruntuhan kerajaannya. Oleh sebab itu, maka Kores telah mengeluarkan keputusan untuk membangun rumah Allah di Yerusalem. Sedemikian itulah contohnya, maka sekarang perhatian kita diarahkan kepada kegenapannya dalam contoh saingannya.

Sesuai dengan contoh itu, kita harus melihat kepada suatu pemberitaan pada suatu masa sesudah tahun 1798, yang akan mencap gereja-gereja yang disebut Kristen itu sebagai Babil dan peribadatan mereka sebagai palsu. Dan inilah yang justru terjadi. Segera setelah tahun 1844 pekabaran malaikat yang kedua dari Wahyu 14 : 8 telah diberitakan dengan mengatakan: “Sudah roboh Babil, sudah roboh Babil, negeri yang besar itu, karena ia telah membuat segala bangsa mabuk oleh air anggur napsu zinahnya itu.” Oleh sebab itu jelaslah, bahwa terang yang bercahaya melalui contoh-contoh adalah satu-satunya perantara yang dapat menjelaskan rahasia-rahasia nubuatan ini di dalam Firman Allah. Dengan adanya pemberitaan tentang jatuhnya Babil itu, maka telah diumumkan, bahwa yang disebut hari-hari raya Kristen seperti antara lain pemeliharaan Hari Minggu, Hari Natal, dan Paskah, juga baptisan secara percikan, berikut pula ajaran-ajaran palsu lainnya, sekaliannya itu adalah tidak berlandaskan Injil dan berasal dari kekapiran. Tetapi sebagaimana Babil kuno yang dahulu itu telah gagal untuk meninggalkan cara peribadatan kekapirannya dan menganut peribadatan kepada satu-satunya Allah yang benar, maka demikian itu pula dunia Kristen yang ada sekarang telah menolak untuk bereformasi atau berbalik dari semua praktik perbuatan ini. Pelayanan pembelaan yang benar di dalam tempat kesucian sorga yang berkaitan dengan Sabat Hari Ketujuh sebagaimana yang telah diajarkan pada waktu itu juga telah dilalaikan.

Tiga Keputusan Yang Dikeluarkan Sebelum Kaabah Dibangun

Walaupun Kores dengan cuma-cuma telah memberikan semua sumber kekayaannya untuk membiayai pembangunan rumah Allah itu berikut pelayanannya yang suci, dan walaupun ia secara kekuasaan telah memerintahkan agar ia itu harus dibangun, namun orang-orang Samaria itu, atau orang-orang Yahudi yang terpecah-pecah kelompoknya itu telah mencegah kemajuan pembangunan itu dan telah menghalangi penyelesaiannya. Oleh sebab itu, walaupun pekabaran (keputusan) dalam tahun 1844 telah diberitakan untuk membangun rumah Allah itu dan mengembalikan peribadatan yang benar sesuai dengan Torat dan nabi-nabi, namun contoh mengungkapkan bahwa kemajuan itu telah dihalangi, dan penyelesaiannya telah diperlambat oleh orang-orang Yahudi yang terpecah-pecah secara kelompok-kelompok itu – orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang tidak benar. Kenyataan ini ditegaskan dengan jelas di dalam buku Testimonies for the Church, vol. 5, p. 217 sebagai berikut:

“Saya sangat sedih bilamana saya pikirkan keadaan kita sebagai suatu umat. Tuhan tidak menutup sorga dari kita, melainkan oleh kemunduran kita sendiri yang terus menerus yang telah memisahkan kita dari Allah. Kesombongan, gelojoh, dan cinta akan dunia ini telah hidup di dalam hati tanpa takut akan dibasmikan atau pun hukuman…. Sidang telah berbalik dari mengikuti Kristus Pemimpinnya dan sedang terus menerus mundur menuju Mesir. Namun ada sebagian kecil saja yang waspada atau tercengang karena kebutuhan mereka akan kuasa rohani.”

Tuduhan-Tuduhan Palsu Dan Berbagai Alasan Maaf

       Orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang tidak bertobat ini apabila diberitahu mengenai kenyataan-kenyataan ini, walaupun bukan untuk mengeritik atau rnencari-cari salah mereka, melainkan untuk membangunkan mereka dari kebodohan dan kesesatan mereka yang parah dan dari kesentausaan mereka yang palsu itu, maka mulailah mereka mengemukakan alasan-alasan maafnya dengan mengatakan: “Kami adalah umat Allah.” “Ini adalah sidang Allah.” “Tidak ada lagi pergerakan yang lain untuk diikuti.” “Adalah kejahatan untuk menuduh-nuduh sidang yang berjuang.” “Anda sedang menetapkan waktu.” “Janganlah anda menghancurkan, melainkan supaya membangun.” “Tinggalkanlah mereka yang menimbulkan perpecahan.” “Tidak akan ada lagi nabi-nabi.” “Kami telah memiliki semua kebenaran.” 

Saudara-Saudaraku, karena anda telah mulai mempersiapkan pelita-pelitamu, maukah anda mengambil bagi dirimu “minyak tambahan” (kebenaran), lalu bertindak sebagai orang-orang yang sedang menunggui Tuhan mereka yang hendak datang ? Tak seorang pun menyangkal akan kenyataan, bahwa anda adalah umat Allah, tetapi ingatlah bahwa orang-orang Yahudi itu pun pernah menjadi umat-Nya. Tidak seorang pun ingin untuk mempertahankan bahwa ini bukan sidang Allah, tetapi apakah hanya baru sekarang Ia memiliki sebuah sidang ? Kami tidak mengatakan bahwa akan ada lagi pergerakan yang lain untuk diikuti. Tetapi bukankah Firman dari “Saksi Yang Benar” itu sendiri yang mengatakan, “Aku hendak meludahkan kamu keluar dari dalam mulut-Ku ?” Jika mengundang sidang yang berjuang kepada suatu reformasi dengan cara mengoles mata mereka dengan salp mata supaya dapat mereka melihat, supaya malu ketelanjangan mereka itu tidak tampak, adalah merupakan kejahatan seperti anda katakan, maka terhadap siapakah anda berbicara ? Maka upaya-upaya apakah yang lainnya yang dapat Ia gunakan untuk mengundang kepada pertobatan orang Laodikea ini, yang keadaannya “kaya dan telah bertambah-tambah kekayaannya, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi” ? “Padahal tiada diketahui bahwa engkaulah orang malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta dan bertelanjang ?”

Adakah orang yang menganjurkan kepatuhan kepada kebenaran sesuai dengan Firman Allah itu sedang memecah belah, ataukah orang-orang yang telah menghancurkan setiap prinsip dari pekabaran yang kita bawa itulah yang memecah belah ? Siapakah yang menyebabkan perpecahan ? Apakah dia yang menganjurkan kepatuhan kepada Firman ataukah orang yang menolak untuk mendengar panggilan dari sorga? Ingatkah anda, bahwa sidang Kristen terbagi dalam tujuh bagian pembaharuan, karena pekabaran-pekabaran telah ditolak ? Siapakah dia itu yang harus “ditinggalkan ?” Apakah dia yang menyambut kebenaran tanpa memandang dari manapun datangnya, ataukah orang yang membiarkan syakwasangka menghalangi pikirannya supaya tidak menyambut kebenaran ? Pengakuanmu bahwa telah memiliki semua kebenaran, dan bahwa tidak ada lagi yang diperlukan, adalah sama dengan menolak setiap firman yang telah ditulis bagi sidang. Ini berarti belum apa-apa, anda telah lebih dulu menyangkal setiap pekabaran kebenaran, atau terang yang mungkin Allah pilih untuk dikirimkan. Ini berarti anda mengonci pintu dari Allah, dan memotong melepaskan sidang dari pada uluran tangan-Nya. Ini adalah suatu langkah persiapan yang menuju kepada berdosa melawan Roh Suci. Pernyataanmu bahwa tidak akan ada lagi nabi-nabi, berarti sebelumnya anda telah mengesampingkan hujan akhir dan seruan keras itu“. Ini berarti menyangkal Firman dalam bentuk nubuatannya, karena kita baca: “Maka kemudian dari pada itu akan jadi kelak, bahwa Aku akan menuangkan Roh-Ku atas segala manusia; maka semua anak-anakmu laki-Iaki dan perempuan akan bernubuat, para orang tua-tuamu akan bermimpikan mimpi-mimpi, orang-orang mudamu akan melihat khayal-khayal. (Yoel 2 : 28).

Saudara-saudaraku adakah sesuatu yang demikian mengerikan seperti halnya praktik kekapiran ini yang melibatkan orang-orang yang dianggap sebagai pengawal-pengawal yang berdiri di atas dinding-dinding Sion ? Jika anda merasa diri anda tidak lagi pantas bagi kerajaan yang kekal itu, tidakkah sebaiknya anda mengangkat tanganmu dari tanggung jawab atas sidang Allah ? Tidakkah anda mau memberikan kebebasan beragama bagi domba-domba itu dan membiarkan saja mereka mengambil keputusannya sendiri ? Mengapakah tidak anda berbuat seperti yang anda kehendaki orang lain berbuat terhadap Anda ? Adalah sulit sekali bagimu untuk menendang paku-paku. Maukah anda mengatakan, “Tuhan, apakah kehendak-Mu supaya aku perbuat ?” Tahukah anda bahwa darah dari domba-domba yang hilang itu akan kelak dituntut dari tanganmu ?

Tuduhan-tuduhanmu melawan penetapan waktu itu adalah bagaikan seseorang yang berbicara sewaktu berada diluar kesadarannya. Kepastian waktu manakah yang telah ditetapkan ? Apakah yang dimaksud anda itu Yeheskiel pasal empat ? Jika demikian itu, maka tidakkah anda mau mempelajari masalah itu lebih teliti lagi dari pada yang anda miliki dan lihat apa yang dikatakannya ? Tidakkah anda melihat, bahwa periode nubuatan itu sudah berakhir sewaktu kata-kata itu diucapkan ? Ataukah anda bermaksud untuk mengatakan, bahwa Allah tidak mengetahui panjangnya waktu sejak dari peristiwa yang satu ke peristiwa yang lainnya, dan bahwa Ia seharusnya tidak memasukkan itu di dalam Alkitab ? Tidakkah anda melihat bahwa peristiwa-peristiwa  yang memiliki kesamaan itu yang tercatat didalam buku Tongkat Gembala Jilid 1, BAB Ringkasan dari Hal Mereka Yang 144.000 Itu pada paragraf Tujuh kepala ini tidak mungkin …, membuktikan interpretasi Yeheskiel pasal empat itu benar, atau sebaliknya kebenaran tidak akan datang ?

Anda akan juga memperhatikan pada judul pelajaran Gandum dan Jelai Masing-Masing Sedinar Harganya, bahwa 430 tahun nubuatan itu asal mulanya berlaku terhadap Ibrahim dan benihnya, saling meliputi dengan 430 dari Yeheskiel pasal 4. Empat ratus tiga puluh tahun dari Yeheskiel itu akan berakhir dalam tahun 1929 atau 1930, tetapi kegenapan yang tepat dari periode nubuatan Ibrahim itu dalam contoh saingannya masih di masa yang akan datang (keluar dari Mesir). Gambar bagan pada buku Tongkat Gembala jilid 1 BAB IV akhir, menunjukkan berakhirnya dalam tahun 1930, karena sebagaimana kami kemukakan sebelumnya, ia itu diuraikan secara garis besarnya oIeh peristiwa-peristiwa yang sama yang cocok tepat dengan nubuatan Yeheskiel. Karena adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah bagan waktu (time chart) tanpa sesuatu tanggal atau tahun untuk diikuti, maka kami telah menggunakan peristiwa-peristiwa kesamaan ini, dan telah dikemukakan bahwa tahun-tahun itu adalah tidak pasti tepat. (Lihat gambar bagan pada Tongkat Gembala jilid 1 BAB VI). Nubuatan Yeheskiel adalah dimaksudkan untuk menunjuk ke depan kepada pengumuman mengenai reformasi yang diramalkan itu, dan yang satunya oleh Ibrahim, sampai kepada kelengkapannya (Yeheskiel sembilan).

“Maka segala pelihat itu akan malu dan segala petenung kena bera muka; sesungguhnya mereka sekalian akan menutup bibirnya, karena tidak ada jawaban apapun dari Allah. Tetapi akan daku, bahwasanya adalah aku penuh dengan kuat, penuh dengan Roh Tuhan, dan lagi adalah padaku hak dan berani untuk memberitahu Yakub kejahatannya dan Israel dosanya. Maka sebab itu dengarlah olehmu ini, hai segala penghulu bangsa Yakub dan segala kepala bangsa Israel yang jemu akan keadilan dan yang memutar balikkan segala yang benar. Mereka membangun Sion dengan darah, dan Yerusalem dengan kejahatan. Bahwa segala penghulunya memutus hukum dengan makan suap, dan segala imamnya mengajar dengan mengambil upah, dan segala nabinya bernubuat karena uang. Namun mereka mau bersandar pada Tuhan, dan mengatakan: Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita ? Tak satu pun celaka dapat datang ke atas kita. Sebab itu demi karena kamu Sion akan ditenggala bagaikan sebuah ladang, dan Yerusalem akan menjadi sebuah kerobohan batu, dan bukit rumah itu akan jadi bagaikan tempat-tempat yang tinggi di hutan.” (Mikha 3 : 7 – 12).

Keberatan-Keberatan Melawan Saluran

Yang Mungkin Allah Gunakan

Sejarah membuktikan, bahwa banyak orang telah bangkit menentang saluran yang Allah telah gunakan untuk mengungkapkan Firman-Nya yang Suci. Sedemikian itu pula sekarang ini. Sebagian orang mengatakan: “Jika Allah hendak berbicara kepada umat-Nya, dapatlah Ia melaksanakannya melalui salah seorang dari pemimpin-pemimpin kita.” Mungkin memang begitu, tetapi mana kenyataannya, bahwa Ia tidak dapat memanggil suatu alat yang lebih sederhana dari antara kawanan domba-domba-Nya ? Bukti-bukti sejarah membuktikan bahwa Ia jarang sekali mengungkapkan diri-Nya melalui orang-orang besar. Mengapakah Ia harus merubah metode-Nya sekarang ini ? Orang-orang lainnya memandang remeh terhadap hamba-hamba Allah karena berbagai kekurangan lahiriah mereka, asal kelahirannya, atau kekurangan-kekurangan pembicaraannya, dan sebagainya. Saudara-saudaraku, hendakkah anda membatasi Bapa dan Khalik dari bangsa manusia oleh pembatasan-pembatasanmu terhadap suatu bangsa, orang atau negeri asal, oleh pikiranmu yang picik dan kesombongan kepintaranmu itu? Hati yang menyusun ajaran-ajaran agama yang tidak masuk akal sedemikian ini melalui penghargaan diri sendiri adalah bagaikan orang parisi yang sombong diperbandingkan dengan pemungut cukai yang bertobat. Para penyusun ideologi yang pandai dan tinggi diri ini adalah orang-orang yang sangat bodoh, karena dengan berbuat begitu, mereka membiarkan bapak dari sifat meninggikan diri sendiri itu merampas dari mereka hidup dan kekekalan. Sementara orang-orang yang sedemikian ini dibutakan dari kebinasaan mereka sendiri, mereka adalah agen-agen yang sangat pandai dan berguna bagi musuh jiwa-jiwa. Karena oleh perampasan kekuasaan mereka itu mereka membawakan suatu pengaruh yang tidak pernah berakhir bagaikan sebuah “batu kerikil yang dilemparkan ke danau; sebuah ombak terbentuk, dan sebuah lagi dan kemudian sebuah lagi, dan sementara sekaliannya itu meningkat bertambah, maka lingkaran makin melebar, sampai akhirnya ia itu mencapai tepi.”

Pengaruh apakah “kata-kata hidup” anda itu terhadap orang-orang lain, jika anda berpikir bahwa kehormatan anda adalah demikian besar, dan kehormatan mereka itu adalah sangat tak berarti? Tindakan-tindakan anda sedang berbicara lebih nyaring dari pada kata-kata anda, karena mengatakan kepada yang miskin dari kawanan domba itu: Pandanglah kepada kami, dan anggaplah dirimu sebagai tak berarti. Jika suatu tindakan keliru dilakukan terhadap seekor domba karena ia mengucapkan kebenaran yang tegas, orang-orang lain akan dilayani sedemikian rupa. Kepada para gembala yang sedemikian ini kata-kata berikut ini telah diucapkan:

“Bahwa kamu mengenyangkan dirimu dengan susu, dan kamu memakai akan dirimu dengan bulu domba, dan kamu bantai yang tambun-tambun, tetapi tiada kamu memberi makan akan kawanan domba itu. Yang lemah tiada kamu kuatkan, dan yang sakit tiada kamu obati, dan yang luka tiada kamu bebati, dan yang terhalau tiada kamu bawa balik, dan yang sesat tiada kamu cari, melainkan dengan kekerasan dan kekejaman sudah kamu memerintah atas mereka itu.” (Yeheskiel 34 : 3, 4).

Keputusan Kedua Untuk Membangun ”Kaabah Itu”

Dengan penindasan para penentang Allah itu telah menghentikan pekerjaan dari keputusan perintah yang pertama. Namun tepat pada waktunya keputusan Kores itu diperbaharui oleh raja Darius, dan “Zerubabel anak Shealtiel dan Jesua anak Jozadak, maka mulailah mereka membangun kaabah Allah yang di Yerusalem; dan bersama-sama mereka adalah para nabi Allah yang ikut membantu mereka.” (Ezra 5 : 2).

Tetapi walaupun keputusan perintah yang kedua ini telah membawakan tambahan kekuasaan melawan musuh-musuh kaabah itu, namun mereka telah memberhentikan orang-orang Yahudi itu dengan kekuatan senjata. Contoh dari keputusan perintah yang kedua secara jelas mengungkapkan, bahwa tak dapat tiada ada lagi suatu pekabaran yang lain sesudah tahun 1844, yang dengan tambahan sebutan sudah akan menyatakan – majulah dengan iman, berusahalah mendirikan sebuah sidang yang suci dan suatu peribadatan yang benar oleh mematuhi firman Allah (pembenaran oleh iman). Contoh itu juga mengungkapkan bahwa pekabaran yang kedua ini sudah akan dikalahkan dan pekerjaan dihalangi. Sekarang perhatikanlah betapa tepatnya contoh itu yang menemui kesamaannya, mengungkapkan kebenaran, dan menelanjangi rencana-rencana iblis. Dalam tahun 1844 tepat sebuah pekabaran yang sedemikian ini (keputusan) telah keluar, tetapi para pemimpin pada waktu itu telah menolaknya sebagaimana dibuktikan oleh kesaksian-kesaksian berikut ini: “Tuhan dalam kemurahan-Nya yang besar telah mengirim sebuah pekabaran yang sangat berharga kepada umat-Nya. Pekabaran ini akan membawakan dengan lebih mencolok ke hadapan dunia Juru selamat yang ditinggikan itu, yaitu korban bagi dosa-dosa seluruh dunia. Ia itu menyampaikan pembenaran oleh iman dalam Dia Yang Pasti itu; pekabaran itu mengundang umat untuk menerima pembenaran Kristus, yang dinyatakan dalam kepatuhan kepada semua perintah Allah. Banyak orang telah kehilangan pandangan terhadap Yesus.” – Testimonies to Ministers, halaman 91.

Pekabaran itu telah disampaikan dengan kuasa dari Roh, demikian kata juru-kabarnya sebagai berikut: “Saya pikir, saya tidak akan pernah lagi dipanggil untuk berdiri dibawah pengendalian Roh Suci seperti halnya saya berdiri di Minneapolis itu. Kehadiran Yesus ada bersama-sama dengan saya. Semua yang hadir dalam pertemuan itu mempunyai kesempatan untuk menempatkan diri mereka pada pihak kebenaran oleh menerima Roh Suci yang diutus Allah dalam suatu aliran kasih dan kemurahan yang sedemikian limpahnya. Tetapi di dalam ruangan-ruangan yang ditempati oleh beberapa orang Saudara kita terdengar ejekan-ejekan, kritik-kritik, cemohan-cemohan, tertawaan. Manifestasi-manisfestasi Roh Suci itu telah dicap sebagai fanatikisme ….. Pemandangan-pemandangan yang terjadi pada pertemuan itu telah membuat Allah di Sorga malu karena memanggil mereka ikut hadir di antara Saudara-Saudara-Nya. Sekaliannya ini dicatat oleh pemerhati sorga itu, dan telah ditulis di dalam kitab peringatan Allah.” – Special Testimony to Review and Herald Office, pp.16, 17, ditulis dalam tahun 1896.

“Mereka memulaikan pekerjaan iblis ini di Minneapolis. Kemudian dari pada itu, setelah mereka melihat dan merasakan perbuatan dari pada Roh itu yang membuktikan bahwa pekabaran itu adalah dari Alah, maka mereka makin lagi membencinya, karena ia itu adalah suatu kesaksian yang menentang mereka …… Sungguhpun orang-orang ini sedang menduduki jabatan-jabatan terpercaya, dan sedang membentuk pekerjaan itu sesuai keinginan mereka sendiri sejauh kemampuan mereka.” – Testimonies to Ministers, halaman 80.

“Tetapi jika ……. mereka memeliharakan roh yang sama yang menandai jalan tindakan mereka baik sebelum maupun setelah pertemuan Minneapolis itu, mereka akan mengisi sampai penuh perbuatan-perbuatan orang-orang yang dihukum Kristus semasa Ia berada di bumi. Bahaya-bahaya akhir zaman berada dengan kita. Bacalah Matius 25 : 14, – Testimoies to Ministers, halaman 79.

Kami juga menyajikan sebuah kesaksian tertulis dari seorang saksi mata sebagai berikut: “Pekabaran tahun 1888 itu didukung oleh Sister White sebagai pekabaran dari hal jam …… sedikit sekali dari para pemimpin mengenalinya sebagai sedemikian itu. Sebagai suatu kesatuan hampir saja mereka seluruhnya mendurhaka, bahkan mengatakan, bahwa orang-orang itu telah mempengaruhi Sister White secara tak sepatutnya untuk kepentingan mereka oleh sesuatu kuasa yang tidak kelihatan, dengan demikian mereka telah menolak Roh Nubuatan. …… Kedua orang ini (Pendeta-pendeta Jones dan Waggoner) bersama-sama dengan Sister White …… telah ditolak menggunakan tabernakel yang besar itu. …… Demikianlah anda lihat bukan saja (90%), melainkan hampir (95%) para pemimpin kita telah mendurhaka.”

Keputusan Ketiga Untuk Membangun “Kaabah Itu”

Karena keputusan-keputusan yang pertama dan kedua dari raja-raja Medo-Persia itu telah gagal menyelesaikan pembangunan kaabah itu dan memulihkan upacara contoh yang suci itu, sebuah keputusan ke tiga telah dikeluarkan, kemudian raja menambahkan: “Juga telah kubuat sebuah keputusan, supaya barang siapapun yang kelak merubah perkataanku ini, hendaklah dicabut sebatang tiang dari rumahnya, lalu ditegakkan, dan hendaklah ia digantung di atasnya, dan hendaklah rumahnya itu dijadikan sebuah reruntuhan karenanya. Maka Allah yang telah mendudukkan namaNya di sana membinasakan segala raja dan bangsa, yang hendak merubah dan membinasakan rumah Allah ini yang berada di Yerusalem. Bahwa akulah Darius yang telah mengeluarkan sebuah keputusan; hendaklah ia itu dilaksanakan dengan segera. ….. Maka segala tua-tua orang Yahudi itu pun membangunlah, maka berhasillah pekerjaan mereka itu melalui nubuatan dari nabi Hajai dan Zakharia anak Iddo itu. Maka mereka membangunkannya dan menyelesaikannya sesuai dengan perintah Allah Israel, dan sesuai dengan keputusan Kores, dan Darius, dan Artaxerxes raja Persia. Maka rumah ini selesai pada hari ketiga dari bulan Adar, yaitu dalam tahun ke enam dari pemerintahan raja Darius.” (Ezra 6 : 11 – 15).

Dapatlah dicatat bahwa keputusan perintah yang ketiga mengancam nyawa orang-orang dan bangsa-bangsa yang tidak setia, bunyinya: “Barang siapapun kelak merubah perkataanku ini,” demikian titah raja, “hendaklah rumahnya dijadikan sebuah kerubuhan karena ini.” Demikianlah sebanyak ini bagi contohnya. Sekarang kita datang kepada contoh saingannya. Contoh itu mengungkapkan bahwa pekabaran tahun 1844 dan tahun 1888 akan disusul dengan sebuah pekabaran yang ketiga. Tetapi menurut contoh itu, pekabaran yang ketiga akan merupakan sebuah pekabaran yang keras. Sebuah pekabaran yang menuntut kepatuhan dan memaksakan pelaksanaan sanksi hukuman terhadap orang-orang yang menentang keputusannya. Dan menurut contoh itu, adalah pekabaran yang ketiga itulah yang akan menyelesaikan misinya.

Dalam tahun 1929 tepat sebuah pekabaran yang sedemikian ini telah datang kepada sidang Masehi Advent Hari Ketujuh, dan ia itu telah disajikan secara tertulis dan diterbitkan dalam tahun 1930, berjudul Tongkat Gembala, Jilid 1. Dan sebagaimana pekabaran itu telah menyebar kepada semua sidang-sidang (sejauh mungkin) di seluruh dunia, maka orang yang berpakaian kain khasah itu, yang membawa tinta penyurat pada lambungnya itu, telah diperintahkan: ‘Berjalanlah di tengah-tengah kota itu, yaitu ditengah-tengah Yerusalem (sidang), dan bubuhlah sebuah tanda pada dahi-dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang dibuat di tengah-tengahnya (di dalam sidang). ‘Dan kepada yang lain-Iainnya itu katanya pada pendengaranku: ‘Pergilah kamu mengikuti dia ke seluruh kota itu, dan bunuhlah; janganlah matamu menaruh sayang, ataupun menaruh kasihan. Bunuhlah seluruhnya baik tua maupun muda, baik anak-anak gadis, anak-anak kecil, mau pun kaum wanita; tetapi janganlah kamu datang menghampiri setiap orang yang padanya terdapat tanda itu; maka mulailah pada tempat kesucianku (Conference). Kemudian mulailah mereka itu terhadap orang-orang bangsawan (para Pendeta) yang berada di  depan rumah itu.” (Yeheskiel 9 : 4 – 6).

        Pada kata-kata Firman inilah pekabaran itu berlandas, yang secara nubuatan menyatakan, bahwa mereka yang 144.000 itu akan dibubuhi tanda, dan mereka yang terbanyak didalam sidang sekarang ini harus memikul akibat-akibatnya terkecuali mereka bertobat lalu maju terus bersama-sama dengan kebenaran Allah. Tetapi walau tidak seorang pun dari seluruh organisasi Gereja mampu menentang kebenaran dari hal mereka yang 144.000 itu keseluruhannya, atau pun sebagiannya, atau walaupun mereka tidak berani membantah tuduhan mengenai kekejian-kekejian yang dibina ditengah-tengah mereka itu, mereka ternyata telah bangkit menentang pekabaran itu dan lebih senang berpegang kepada kekejian-kekejian yang dibina di tengah-tengah mereka sama seperti halnya musuh-musuh Allah dahulu menentang pendirian kaabah itu sampai kepada titik terakhirnya. Sebagaimana keputusan dari raja Medo Persia telah menyatakan kepada musuh-musuh rumah Allah itu, bunyinya: “Barang siapapun kelak merubah perkataanku ini, hendaklah rumahnya dijadikan sebuah kerubuhan batu oleh karena hal ini.” Sedemikian itu pula Firman Allah telah menyatakan pada waktu ini: “Bunuhlah semuanya, baik tua maupun muda, baik anak-anak perawan, dan anak-anak kecil, maupun kaum wanita.” Jika pekabaran yang sedemikian ini kelak tidak juga menginsafkan umat Allah untuk berbuat yang lebih baik, maka apakah yang dapat diperbuat oleh pekabaran itu ? Bagaimanapun juga, sebagaimana maksud Allah telah dilaksanakan dalam contoh, maka demikian itu pula ia itu akan jadi dalam contoh saingannya. Adalah nyata sekali untuk dicatat betapa tepatnya contoh saingan itu sejalan kejadiannya dengan contohnya.

Tidak ada perubahan apapun yang dibuat dalam keputusan-keputusan Kores itu, dan karena itu hanya merupakan suatu pembaharuan kembali dari waktu ke waktu, maka sedemikian itu pula halnya dengan contoh saingannya. Dengan demikian tidak mungkin terdapat perubahan apapun dengan Pekabaran Malaikat Ketiga, terkecuali terang besar dan kuasa yang kelak dipertambahkan kepadanya. “Menakutkan sekali pekerjaannya ! Mengerikan sekali misinya ! Ialah malaikat yang akan memisahkan gandum dari antara Ialang-lalang, dan yang akan memeteraikan, atau mengikat, gandum-gandum itu bagi lumbung sorga.” – Early Writings. p. 118.

Saat Bagi Pendirian Sidang Yang Benar Itu

Di dalarn Hajai 2 : 23, dalam membicarakan pendirian “contoh” itu (kaabah yang kedua) terkecuali memandang secara nubuatan ke depan kepada kegenapan dari contoh saingannya (sidang dalam kesuciannya), Firman Allah melalui nabi ini telah datang kepada Zerubbabel, yang telah meletakkan pondasi dari contoh (kaabah) itu, dan dari hal siapa Firman menyatakan merupakan sebuah tanda kecil atau tanda alamat bagi contoh saingannya. Kita baca dari hal apa yang Allah akan lakukan pada masa itu sebagai berikut:

“Karena demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Sekali lagi, yaitu tak lama lagi, maka Aku hendak menggoncangkan segala langit, dan bumi, dan laut, dan tanah yang kering. Maka Aku hendak menggoncangkan segala bangsa, maka keinginan segala bangsa itu akan datang; maka Aku hendak mengisi rumah ini dengan kemuliaan, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Perak adalah milik-Ku, dan emas adalah milik-Ku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Kemuliaan dari rumah yang terakhir ini kelak akan lebih besar daripada yang terdahulu itu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam; maka di tempat inilah Aku hendak menganugerahkan perdamaian, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.” (Hajai 2 : 6 – 9)

“Dan Aku hendak meruntuhkan tahta segala kerajaan, dan Aku hendak membinasakan kekuatan segala kerajaan bangsa kapir; dan Aku hendak meruntuhkan segala kereta berikut semua mereka yang menumpang di dalamnya; dan segala kuda dan pengendaranya akan jatuh, masing-masingnya oleh pedang saudaranya.” (Ayat 22).

Nyatalah dari kata-kata Firman ini, bahwa sidang yang mulia ini akan didirikan pada penutupan sejarah dunia ini apabila kerajaan-kerajaan bumi akan sampai pada ajal mereka. Sementara menginterpretasikan khayalnya Zakharia, maka malaikat itu berbicara kepada Zerubbabel, katanya: “Tangan-tangan dari Zerubbabel telah meletakkan pondasi rumah ini; maka tangan-tangannya juga yang akan menyele-saikannya.” (Zakharia 4 : 9). Artinya, para pendiri dari kaabah contoh saingan yang telah dilambangkan dengan contoh Zerubbabel meletakkan pondasi dalam tahun 1844. Zerubbabel yang merupakan “sesuatu tanda kecil” bagi contoh saingan itu (oleh meletakkan pondasi dan menyelesaikan rumah itu), menunjukkan bahwa penyelesaian rumah kerohanian itu (lengkapnya sidang Allah itu – terhitungnya orang-orang suci itu) akan diselesaikan dalam satu generasi saja (dalam masa hidup seseorang yang dimulai dalam tahun 1844).

Kekuasaan Umat Allah Untuk Membangun Rumah-Nya

Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Jika kamu hendak berjalan di dalam segala jalan-Ku, dan jika kamu hendak memeliharakan perintah-Ku, maka kamu pun akan kelak mengadili isi rumah-Ku, dan juga akan memeliharakan semua serambi-Ku, maka Aku akan mengaruniakan kepadamu tempat-tempat untuk berjalan di antara mereka ini yang hadir di sini. Dengarlah sekarang, hai Josua, imam besar! Baik kamu maupun segala orang yang berdiri dihadapanmu, karena mereka adalah orang-orang yang dikagumi; sebab, bahwasanya, Aku hendak mendatangkan hambaKu p u c u k itu.” (Zakharia 3 : 7, 8). “Maka mereka akan kelak jadi bagaikan orang-orang perkasa, yang menginjak-injak segala musuhnya di dalam lumpur di jalan-jalan dalam peperangan; maka mereka akan berperang, karena Tuhan menyertai mereka itu, maka segala penunggang kuda akan dipermalukan.” (Zakharia 10 ; 5).

“Tiuplah olehmu sangkakala di Sion, dan bunyikanlah suara siaga di dalam gunung-Ku yang kudus. Hendaklah segala penduduk negeri gemetar, karena datanglah Hari Tuhan itu, sebab sudah dekat kedatangannya; Suatu hari kegelapan dan hari yang suram, suatu hari yang penuh awan, dan yang penuh dengan kegelapan, bagaikan fajar pagi yang terbentang di atas gunung-gunung suatu bangsa yang besar dan kuat, yang belum pernah ada seperti itu, bahkan tidak akan ada lagi sesudah itu turun temurun pada masa yang akan datang. Di depan mereka api memakan habis, dan di belakangnya nyala api berkobar-kobar, negeri itu adalah bagaikan taman Eden di hadapan mereka, dan di belakangnya bagaikan suatu padang belantara yang sunyi, dan tak akan ada yang dapat menghindari mereka. Rupa mereka itu adalah bagaikan rupa kuda, dan bagaikan pengendara-pengendara kuda, demikianlah mereka itu berlari. Bagaikan ramainya bunyi kereta-kereta di puncak-puncak gunung mereka itu akan melompat-Iompat, bagaikan bunyi nyala api yang memakan habis jerami, bagaikan suatu bangsa yang kuat teratur barisannya untuk berperang. Terhadap wajah mereka segala bangsa akan menderita, segala wajah akan menjadi pucat. Mereka akan berlari bagaikan orang-orang kuat perkasa; mereka akan memanjat tembok bagaikan prajurit-prajurit tempur; dan mereka akan berbaris masing-masingnya pada jalan-jalannya, dan mereka tidak akan merusak barisannya, atau pun mendesak satu terhadap yang lainnya; mereka akan berjalan masing-masing pada jalannya, maka apabila mereka jatuh dimakan pedang, mereka tidak akan terluka. Mereka akan berlari kesana kemari di dalam negeri; mereka akan berlari di atas tembok, mereka akan memanjat ke atas rumah-rumah, mereka akan masuk melalui jendela-jendela seperti pencuri. Bumi akan bergoncang di hadapan mereka, segala langit akan gementar, matahari dan bulan akan menjadi gelap, dan segala bintang akan menarik kembali cahayanya.” (Yoel 2 : 1 – 10). “Bumi,” “matahari”, “bulan”, dan “bintang-bintang” tidak ada kaitannya dengan Matius 24 : 29. Tanda-tanda nubuatan dari planet-planet yang disebutkan itu akan menemui kelengkapan kegenapannya sebelum permulaan seribu tahun millenium.

Hasil dari Mematuhi Firman Allah

“Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Akan jadi lagi, bahwa akan datang bangsa, dan penduduk-penduduk dari banyak kota. Maka penduduk dari kota yang satu akan pergi kepada yang lainnya, sambil mengatakan: ‘Marilah kita segera pergi berdoa ke hadapan Tuhan, dan mencari Tuhan serwa sekalian alam itu; maka akupun hendak ke sana. Sesungguhnya, banyak orang dan banyak bangsa yang kuat-kuat akan kelak datang mencari Tuhan serwa sekalian alam di Yerusalem, dan untuk berdoa ke hadapan Tuhan. Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Maka pada hari-hari itu akan jadi kelak, bahwa sepuluh orang dari pada segala bangsa-bangsa akan berpegang pada punca kain dari dia, yaitu seorang Yahudi, sambil mengatakan: Kami hendak berjalan sertamu, karena telah kami dengar bahwa Allah ada menyertaimu.” (Zakharia 8 : 20 – 23).

Arti dari pada “sepuluh orang” itu adalah sama dengan “sepuluh anak dara” dari Matius 25 : 1. Sepuluh anak dara itu mengartikan sidang sebagai sebuah badan; dan “orang-orang” itu secara simbolis menunjukkan mereka yang akan ditobatkan kepada sidang, dan bahwa mereka itu akan datang dari segala bahasa, dan segala bangsa. “Mereka akan berpegang pada punca kain dari dia, yaitu seorang Yahudi”; artinya, dia yang orang Yahudi itu adalah melambangkan Kristus dalam pribadi umat kesucian-Nya (mereka yang 144.000 itu), “punca kain-Nya melambangkan kebenaran atau sidang secara keseluruhan, oleh mana mereka yang 144.000 itu secara simbolis berpakaian.

“Maka akan jadi kelak, demikianlah firman Tuhan, bahwa di seluruh tanah itu, dua bagian dari padanya akan ditumpas dan mati, tetapi bagian yang ketiganya akan tertinggal di sana. Maka sepertiga bagian itu akan Ku bawa melalui api, dan menyucikannya seperti akan perak yang dibersihkannya, dan Aku akan menguji mereka itu seperti emas yang teruji; mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan mendengarkan mereka itu; Aku akan mengatakan: Inilah umat-Ku, dan mereka akan mengatakan: Tuhan adalah Allahku.” (Zakharia 13 : 8, 9).

“Oleh karena itu segala pintu gerbangmu akan terbuka selalu, baik siang baik malam tiada ia itu tertutup, supaya dibawa masuk oleh orang-orang ke dalammu tentara-tentara dari orang-orang Kapir, dan supaya raja-raja mereka itu dapat dibawa.” (Yesaya 60 : 11).

 

***

 

 108 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart