BAB I SERATUS EMPAT PULUH EMPAT RIBU
<< Go Back


Bab I

 

SERATUS EMPAT PULUH

EMPAT RIBU

 

Pokok masalah dari Wahyu pasal 7 ini tak dapat disangkal adalah masalah Alkitab yang paling sering diperbincangkan oleh orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh maupun oleh siswa-siswa Alkitab yang lain. Banyak teori telah dikemukakan oleh gereja, namun tak ada satupun yang dapat tahan uji tanpa adanya kontradiksi-kontradiksi. Orang-orang besar baik dari pihak yang berpengetahuan Alkitab maupun dari pihak yang berpengetahuan umum duniawi dengan rajin telah menyelidiki Alkitab tetapi tidak berhasil membuktikan dengan tegas siapa sesungguhnya rombongan mereka yang 144.000 ini.

Kita baca di dalam buku Great Controversy, halaman 397 sebagai berikut : “Roh kekeliruan akan memimpin kita dari kebenaran; dan Roh Allah akan memimpin kita ke dalam kebenaran. Tetapi katamu, seseorang mungkin berada dalam suatu kekeliruan, namun disangkanya ia memiliki kebenaran. Jadi bagaimana ? Kami menjawab, Roh dan firman adalah sepaham. Jika seseorang menguji dirinya dengan firman Allah, lalu menemukan kecocokan yang sempurna melalui keseluruhan firman itu, maka ia harus percaya bahwa ia telah memiliki kebenaran; tetapi jika ditemukannya bahwa roh yang mengendalikannya itu tidak sejalan dengan keseluruhan isi dari hukum Allah atau buku-Nya, maka hendaklah ia berjalan berhati-hati supaya ia jangan jatuh ke dalam jerat iblis.”

Nyonya Ellen G. White tak dapat disangkal adalah jauh lebih mengetahui akan masalah ini daripada setiap orang yang hidup pada masa ini, karena ia banyak menulis mengenai hal ini dan ia memperoleh banyak khayal tentang masalahnya. Tak dapat diragukan, bahwa ia pun telah banyak menghabiskan waktu untuk menyelidikinya baik dari dalam Alkitab maupun dari tulisan-tulisannya sendiri, namun ia telah gagal untuk menunjukkan melalui pengumpulan semua petunjuk-petunjuk yang tersedia siapa sebenarnya rombongan mereka itu, dan ia gagal untuk membuka tabir rahasia ini. Persoalannya sekarang adalah: Mengapakah semua mereka yang setia ini yang telah dengan bersungguh hati menyelidiki kebenaran itu, ternyata telah gagal untuk menghasilkan sesuatu bukti mengenai siapa sebenarnya rombongan yang mentaajubkan ini? Jawaban yang akan kami berikan ialah : Sebab hal itu bukanlah kebenaran sekarang bagi sejarah kehidupan mereka.

Nyonya White sudah dapat memberikan sesuatu bentuk teori yang jauh lebih cocok dan tepat daripada setiap teori lainnya yang pernah dikemukakan. Ia menggunakan akal sehat dan penilaian yang baik dalam mengeluarkan pendapatnya. Allah akan membuat semua perkara ini menjadi terkenal hanya setelah sampai masanya. Orang dapat saja dibuat untuk mempercayai sesuatu perkara untuk sementara waktu, namun terkecuali hal itu kebenaran, maka ia itu tak akan tahan lama. Demikianlah tidak bijaksana dan pemborosan waktu bagi seseorang untuk mencoba menceritakan siapa sebenarnya mereka yang 144.000 itu, sebelum gulungan lembaran-lembaran firman dibuka dan kebenaran yang satu mengungkapkan kebenaran lainnya. Jika penyelidikan ini kelak mengungkapkan rahasia itu sejalan dengan Injil dan Roh Nubuatan, maka kita harus memutuskan bahwa saat yang ditentukan Allah bagi masalah ini untuk dibukakan telah tiba.

Nyonya White telah memperoleh ilham mengenai masalah ini, tetapi seperti halnya Daniel, ia belum diijinkan untuk mengetahui siapa mereka itu, bagaimana mereka itu, dan kapan terbentuk mereka itu, sebelum tiba saatnya yang ditentukan Allah. Berikut ini adalah sebuah pernyataannya yang ditujukan kepada Pendeta E. E. Andros sebagai berikut: “Saya merasa yakin, Pendeta Andros, bahwa saudara-saudara di California Selatan akan menemukan berkat dalam meninjau kembali ajaran-ajaran Injil mengenai mereka yang 144.000 itu sambil membawakan untuk menunjukkan hubungan ajaran-ajaran ini dengan terang apapun yang mungkin terdapat di dalam tulisan-tulisan Roh Nubuatan yang telah diterbitkan, dan karena perhatian yang penuh doa telah diberikan terhadap masalah itu dalam segala persoalannya, maka saya percaya bahwa Allah kelak akan membuat kebenaran itu menjadi jelas sepenuhnya untuk sedapat mungkin menghindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu dan tak bermanfaat yang tidak penting bagi keselamatan jiwa-jiwa yang berharga.”

Pada sesuatu saat kelak masalah ini harus dapat dimengerti, karena Ilham tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang sia-sia, dan ia itu tidak mungkin terdapat di dalam Alkitab untuk hanya merupakan hiasan. Ia itu harus dapat dimengerti sebelum jumlah mereka (144.000) itu terbentuk atau ia itu akan tidak bernilai apapun juga. Apabila dipahami, maka ia itu akan memimpin kaki mereka yang 144.000 itu dalam perjalanan yang lurus sama seperti pekabaran-pekabaran malaikat yang pertama, kedua, dan ketiga, telah memimpin beribu-ribu jiwa kepada Kristus.

 

TIDAK PERLU SELAMA SESEORANG

BERBUAT BENAR ?

Telah dikatakan oleh beberapa orang, bahwa adalah tidak perlu apakah seseorang mengerti atau tidak akan masalah 144.000 itu selama ia masih berbuat benar. Ini tentunya benar jika kita BERBUAT BENAR, tetapi bagaimanakah dapat kita ketahui apakah kita berbuat benar atau tidak, jika kita tidak memahami ajaran Alkitab? Bagaimanakah dapat kita ketahui apakah kita memeliharakan Sabat yang benar, ataukah kita telah tergolong kepada sidang yang benar, jika kita tidak memahami ajaran mengenai hal itu? Mengapakah penting bagi kita untuk memahami tulisan Daniel pasal 7, binatang itu dan patungnya, dan banyak lagi nubuatan-nubuatan Alkitab lainnya? Jika kita tidak memahami masalah 144.000 itu, maka kita tidak mungkin dapat dimeteraikan, karena sia-sialah memahami masalah itu sesudah terjadi pemeteraian, sama halnya tidak ada gunanya untuk memahami binatang itu berikut patungnya sesudah pekerjaannya di bumi ini selesai.

Pekabaran malaikat dari Wahyu pasal 7 ini — yaitu malaikat yang naik dari sebelah timur — adalah sama pentingnya dengan pekabaran malaikat yang pertama, kedua, dan ketiga, dari Wahyu 14 : 6 – 11. Ia itu harus dapat dipahami dan dapat disampaikan kepada seluruh umat pada waktunya, seperti juga halnya malaikat perkasa dari Wahyu 18 : 1 itu. Seruan keras harus datang pada sesuatu waktu yang telah ditentukan. Malaikat dari Wahyu pasal 7 ini tidak mungkin adalah juga malaikat yang ketiga itu, karena penjelasan Yahya mengenai mereka itu adalah berlainan. Ketiga malaikat dari Wahyu pasal 14 itu beterbangan di tengah-tengah langit, atau dimana matahari itu berada pada tengah hari, tetapi malaikat yang satu dari Wahyu pasal 7 itu naik dari sebelah timur, atau dari mana matahari terbit. Pekabaran dari malaikat ini belum pernah dimengerti di masa manapun juga, juga belum pernah diberitakan oleh gereja ini ataupun oleh sesuatu umat yang lain manapun, dan hanya teori-teori yang telah dikemukakan. Terbukti bahwa kebenaran ini seperti juga dengan kebenaran-kebenaran lainnya, harus datang pada waktunya yang tepat.

 

ARTI DARI TUJUH TAHUN BERKELIMPAHAN DAN TUJUH TAHUN KELAPARAN MENEMUKAN HANYA SATU JALAN

Apabila masalah yang sukar ini telah menjadi jelas, maka kita harus percaya bahwa masanya telah tiba, namun seperti juga semua kebenaran Alkitab, maka ini ditemukan hanya satu jalan dan di dalam hanya satu tempat; yaitu rumah perbendaharaan (Alkitab). Ingatlah, bahwa seperti halnya Yusuf di zaman dahulu itu telah mengawasi rumah perbendaharaan, maka demikian pula Kristus mengawasi seluruh Firman dan segala masanya. Banyak orang setia di masa lalu pergi kepada Kristus (Yusuf) dan memperoleh semua kebenaran sekarang (gandum) bagi masanya yang bersangkutan itu supaya mereka dapat mengerti. Sebaliknya Ia (Kristus) adalah pemurah, Ia pun adalah berhati-hati, maka sebab itu Ia tidak sekali-kali memboros. Pada waktu Yusuf mengumpulkan gandum di Mesir lalu menyimpannya di dalam rumah perbendaharaan, ia bukan melakukan itu demi menghimpun kekayaan, melainkan untuk menunjang kehidupan dalam masa tujuh tahun kelaparan yang berikutnya. Gandum itu melambangkan Firman Kristus seperti yang akan kita buktikan.

Alasan-alasan untuk percaya, bahwa tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan di zaman Yusuf di Mesir kuno itu melambangkan sejarah dunia dalam dua bagian sejarahnya sebagai berikut :

Di dalam buku Testimonies for the Church, jilid 3, halaman 369 kita membaca, “Ishak melambangkan Anak Allah yang telah dipersembahkan sebagai korban bagi dosa-dosa seluruh dunia.” Kembali kita membaca di dalam buku Desire of Ages, halaman 112, “Maka di dalam anak domba yang telah disediakan Tuhan sebagai pengganti Ishak itu Ibrahim melihat suatu lambang dari hal Dia yang akan mati bagi dosa-dosa segala manusia.” Jadi, Ishak dan anak domba itu adalah lambang dari penyerahan Kristus, kematian-Nya dan pengorbanan-Nya.

Dari hal Yunus, kita membaca di dalam buku Desire of Ages, halaman 406, “Seperti halnya Yunus telah berada selama tiga hari dan tiga malam di dalam perut ikan paus, maka Kristus pun akan berada sepanjang waktu yang sama ‘di dalam perut bumi’. Dan sebagaimana hotbah dari Yunus itu merupakan suatu pertanda bagi orang-orang Niniweh, maka demikian juga hotbah Kristus merupakan suatu pertanda bagi generasi-Nya.” Lihat juga buku Prophets and Kings, halaman 274.

Elisha adalah melambangkan Kristus. Buku Prophets and Kings, halaman 240 berbunyi : “Seperti halnya Juruselamat manusia, yang mana ia merupakan contohnya, maka Elisha dalam pelayanannya di antara manusia telah menggabungkan pekerjaan penyembuhan dengan pekerjaan mengajar Injil.” Semua ini adalah alasan-alasan mengapa Ishak, Yunus, dan Elisha merupakan contoh-contoh dari Kristus, yang melambangkan berbagai tahap dan kepentingan yang berbeda-beda dari pekerjaan Kristus.

Dari hal Yusuf kita baca di dalam buku Patriarchs and Prophets, halaman 369 sebagai berikut: “Yusuf adalah mewakili Kristus. Di dalam diri penolong mereka itu, kepada siapa seluruh Mesir telah datang mengucapkan puji syukur dan terima kasih, sehingga bangsa kapir harus memandang kepada kasih dari Pencipta dan Juruselamat mereka.” Mesir adalah suatu bangsa penyembah berhala, dan adalah melambangkan dunia dalam dosa. Yusuf adalah contoh dari Kristus, yang berkuasa atas dunia ini. Seperti halnya Yusuf telah diutus ke dalam Mesir untuk memeliharakan kehidupan, demikian itu pula Kristus telah diutus ke dalam dunia (Mesir) untuk memeliharakan kehidupan. Dari buku Patriarchs and Prophets, halaman 231 kita baca : “Maka Allah mengutus aku ke hadapanmu untuk memeliharakan bagimu suatu keturunan di bumi, dan untuk menyelamatkan semua kehidupanmu oleh suatu kelepasan yang besar.” Demikianlah telah tertulis, bahwa semua kelepasan ini merupakan suatu pelajaran perumpamaan tentang berkat rohani. Tetapi bagaimanakah Yusuf memberkati dunia kuno yang lalu? Bukankah ia itu oleh gandum yang telah disimpannya selama tujuh tahun kelimpahan itu? Kalau bukan karena besarnya rumah-rumah perbendaharaan yang penuh dengan energi pemberi hidup, maka berkat apakah dari Yusuf dapat diberikan kepada dunia kuno yang dahulu itu kalau bukan karena hikmah Allah sendiri untuk menghimpunkan gandum untuk memberi makan kepada dunia dalam masanya yang sangat mendesak? Gandum yang disimpan oleh Yusuf itu ialah berkat, karena sebagaimana tertulis, gandum adalah melambangkan berkat rohani (Firman Allah). Firman Allah ialah roti rohani dan manusia hidup daripadanya.

“Lagi pula firman-Nya kepadaku : ‘Hai anak Adam, makanlah barang yang kau dapat; makanlah akan gulungan surat ini, dan pergilah berbicara kepada isi rumah Israel.” Yeheskiel 3 : 1. “Pada masa aku mendapat firman-Mu, maka sudah ku kecap nikmatnya, dan firman-Mu itu bagiku akan kesukaan dan kegemaran hatiku : karena nama-Mu sudah disebut atasku, ya Tuhan Allah serwa sekalian alam.” Yeremiah 15 : 16. “Maka telah dihujani atas mereka itu manna untuk dimakan, dan telah diberikan kepada mereka itu gandum dari langit.” Mazmur 78 : 24.” Nenek moyang kami makan manna di padang belantara, seperti yang telah tersurat, Ia mengaruniakan kepada mereka roti (gandum) dari sorga untuk dimakan. Kemudian kata Yesus kepada mereka itu, Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, bukannya Musa yang telah memberikan kepadamu roti itu dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang mengaruniakan kepadamu roti yang benar itu dari sorga.” Yahya 6 : 31, 32. Kepada dia yang menang, Aku akan memberikan dia manna yang tersembunyi untuk dimakan.” Wahyu 2 : 17. “Maka ku ambil kitab yang kecil itu dari tangan malaikat itu, lalu ku makan semuanya; maka di dalam mulutku manisnya seperti madu; dan segera sesudah ku makan, maka perutku terasa pahit.” Wahyu 10 : 10.

Nubuatan yang terakhir ini telah berlaku terhadap William Miller setelah ia selesai mempelajari buku Daniel dan menerima ajaran yang terkandung di dalamnya. Berbicara secara simbolis, ia telah memakan buku itu yang telah menjadi bagian dari dirinya dan pembantu-pembantunya. Kalau saja hal ini keliru, maka ia tidak mungkin memberitakan pekabaran itu dengan semangat yang sedemikian bernyala-nyala seperti yang telah dilakukannya. Karena peristiwa yang ditunggu-tunggu itu ternyata gagal terjadi dalam tahun 1844, maka bagi mereka ia itu menjadi suatu pengalaman yang pahit, sehingga demikianlah menggenapi kata-kata Injil, bahwa manusia telah memakan Firman Allah.

Kalau saja gandum itu tidak melambangkan Firman seperti yang terdapat di dalam Alkitab, maka mungkin akan timbul pertanyaan : Yusuf merupakan contoh dari apakah? Ishak, Yunus, dan Elisha masing-masingnya melambangkan tahap tertentu dari pekerjaan Kristus, dan jika Yusuf adalah melambangkan Kristus; makanan yang dihimpun melambangkan Firman; rumah perbendaharaan melambangkan Alkitab, maka tujuh tahun kelimpahan, selama mana makanan dihimpun harus juga merupakan lambang, jika tidak gambaran itu tidak akan sempurna. Dan jika tahun-tahun kelimpahan itu adalah merupakan contoh, maka tahun-tahun kelaparan itu pun harus dipikirkan. Masing-masing dari kedua bagian waktu ini memiliki angka “tujuh”, yang berarti “sempurna”, lengkap masanya (keseluruhan, atau seluruh masa).

Simbol hanya dapat melambangkan satu perkara, maka itu adalah sejarah dunia yang terbagi dalam dua bagian besar, yaitu sebelum Tarikh Masehi dan sesudah Tarikh Masehi dengan salib Kristus sebagai garis pemisah. “Karena semua nabi dan hukum bernubuat sampai kepada Yahya.” Adalah karena alasan ini Yesus telah menegaskan pernyataan itu karena kita tidak lagi memiliki nabi yang lain sejauh itu. Tahun-tahun kelimpahan ialah sebelum Tarikh Masehi dalam mana Allah telah mengaruniakan dengan limpah untuk memenuhi kebutuhan dunia bagi tahun-tahun kelaparan (sejarah Wasiat Baru, sesudah Tarikh Masehi). Sebagaimana Yusuf telah mengumpulkan gandum ke dalam rumah-rumah perbendaharaan oleh perantaraan hamba-hambanya, yaitu orang-orang Mesir, maka demikian itu pula Kristus mengumpulkan Firman Allah (makanan rohani) di dalam Alkitab (rumah perbendaharaan) oleh perantaraan hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi. “Allah, yang pada beberapa kali dan dengan berbagai cara telah berbicara di masa lalu kepada segala nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi, di akhir zaman ini Ia berbicara kepada kita oleh perantaraan Anak-Nya, yang telah diangkat-Nya menjadi pewaris daripada segala perkara, oleh-Nya juga Ia telah menciptakan segala dunia.” Iberani 1 : 1, 2. Kalau saja bukan untuk maksud ini, maka kita bertanya, untuk maksud apakah gerangan hal itu? Allah, yang bertanggung jawab untuk peristiwa itu telah melakukannya bukan untuk mendatangkan berbagai kesusahan kepada mahluk ciptaan-Nya, atau untuk membiarkan dunia kelaparan, karena bela kelaparan itu bukan hanya di Mesir saja, karena sebagaimana kita membaca : “Maka bela kelaparan itu adalah meliputi seluruh permukaan bumi.” Kejadian 41 : 56. Kalau saja ini bukan merupakan lambang, maka mengapakah Allah hendak membawakan bela kelaparan itu ke seluruh bumi? Sebagian orang mungkin memiliki kesulitan untuk dapat menyadari, dan yang lainnya tidak pernah dapat menyadari sama sekali, namun keserasian daripada pelajaran itu sukar dapat dibantah.

Jika tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan itu bukan merupakan suatu contoh daripada sejarah dunia, jika rumah-rumah perbendaharaan yang besar kepunyaan Yusuf itu bukan suatu contoh dari Alkitab, jika gandum yang dikumpulkan dalam tujuh tahun kelimpahan itu bukan merupakan contoh dari Firman di dalam Alkitab, jika pemberian makanan kepada dunia itu bukan merupakan contoh daripada sejarah Wasiat Baru menggunakan Injil yang dihimpun dalam sejarah Wasiat Lama, maka kita akan bertanya : Dimanakah terdapat contoh-contoh bagi semua peristiwa ini? Bukankah Allah telah mengaruniakan Injil itu dalam contoh-contoh seperti juga halnya dalam nubuatan? “Kristus adalah landasan daripada perekonomian orang Yahudi. Keseluruhan sistem daripada contoh-contoh dan simbol-simbol adalah nubuatan Injil yang tersusun padat, yaitu suatu sajian dalam mana terikat janji-janji penebusan.” Acts of the Apostles, halaman 14. Jika tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan itu tidak melambangkan sejarah dunia, maka kecocokan peristiwa-peristiwa kejadian itu seperti yang akan kami kemukakan adalah tak mungkin merupakan sesuatu kejadian yang secara kebetulan. Yesus mengatakan, “Kumpulkanlah semua sisa-sisa supaya tidak ada yang terbuang.” Adalah firman-Nya yang telah memperlipat-gandakan roti-roti dan ikan-ikan itu; semua sisa-sisa makanan ini melambangkan kata-kata penting yang dibicarakan-Nya.

Kita membaca yang berikut ini di dalam buku Testimonies for the Church, jilid 2, halaman 606 sebagai berikut : “Saya dikuasakan Allah untuk memberitahukan kepadamu, bahwa tak ada lagi sinar terang lain melalui tulisan-tulisan Testimonies akan bercahaya atas perjalananmu, sebelum kamu mempraktikkan terang yang sudah dikaruniakan.” Tetapi sekarang kita harus memiliki gandum atau sebaliknya kita akan mati. Sebagai umat kita terlalu banyak menyombongkan diri, bahwa kita telah memiliki semua kebenaran, namun pernyataan yang sedemikian itu tidak dapat ditemukan di antara lembaran-lembaran Roh Nubuatan. “Tak ada lagi sinar terang lain akan bercahaya atas perjalananmu sebelum kamu mempraktikkan terang yang sudah dikaruniakan.” Semua kata-kata ini menunjukkan, bahwa masih ada lagi terang yang akan bercahaya, maka terang ialah kebenaran. Kembali, mengutip dari buku Tes­timonies to Ministers, halaman 107 : “Janganlah seorangpun mengatakan, bahwa ia telah memiliki semua terang yang ada bagi umat Allah. Tuhan tidak akan memaafkan hal ini. Ia telah mengatakan, ‘Aku telah menaruh bagimu sebuah pintu yang terbuka, dan tak seorangpun dapat menutupnya.’ Bahkan kalaupun semua pemimpin kita akan menolak terang dan kebenaran, pintu itu akan masih tetap terbuka. Tuhan akan membangkitkan orang-orang yang akan memberikan kepada semua umat pekabaran bagi zaman ini.”

 

TUJUH TAHUN KELIMPAHAN, DAN TUJUH TAHUN KELAPARAN

 

Tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan di zaman Yusuf di Mesir kuno dahulu melambangkan sejarah dunia dalam dua bagian seperti yang sudah dijelaskan di depan, yaitu sebelum Tarikh Masehi dan sesudah Tarikh Masehi. Masing-masing bagian ini membawa angka Alkitab “tujuh” (berarti lengkap). Tujuh tahun kelimpahan ialah sebelum Tarikh Masehi. Walaupun orang mungkin meragukan penerapan yang dibuat di sini, namun pelajaran yang kita terima daripadanya adalah benar. Dalam sejarah Wasiat Lama Allah telah mengaruniakan dengan melimpah melalui para nabi-Nya, maka Kristus (Yusuf) telah menyimpannya di dalam rumah perbendaharaan (Alkitab), namun karena kita tidak memiliki catatan bahwa ada terdapat sebagian gandum yang tersisa pada waktu tujuh tahun kelaparan itu berlalu, maka juga tidak ada terdapat sesuatu kekurangan. Oleh karena itu jelaslah, bahwa semua Injil itu harus dipahami (dimakan habis) sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali.

Mimpi Phiraun yang tercatat di dalam kitab Kejadian 41 : 17 – 21 terbaca sebagai berikut : “Adapun dalam mimpiku itu, tengok, adalah aku berdiri di tepi sungai. Dan tengok, maka naiklah dari dalam sungai itu tujuh ekor lembu yang tambun-tambun lagi elok rupanya, lalu mencari makan di rerumputan. Dan tengok, kemudian naiklah pula tujuh ekor lembu lainnya sesudah yang pertama itu, menyedihkan dan jelek rupanya dan kurus dagingnya, yang sedemikian ini belum pernah ku lihat di dalam seluruh negeri Mesir karena jeleknya. Maka lembu-lembu yang kurus dan jelek itu memakan habis tujuh ekor lembu yang tambun itu.” Perhatikanlah, bahwa tujuh ekor lembu yang kurus dan jelek itu memakan tujuh ekor lembu yang tambun-tambun itu. Oleh membaca ayat 21, maka kita menemukan tujuh lembu yang kurus itu tidak lagi memegang daging sesudah mereka menghabiskan tujuh lembu yang tambun itu. Ini menunjukkan bahwa tidak akan ada lagi firman yang tersisa, melainkan semuanya akan dikemukakan secara terbuka. Maksudnya ialah, bahwa tujuh tahun (periode sesudah Tarikh Masehi) itu akan menghabiskan semua gandum (Firman) yang ada dalam tujuh tahun (periode sebelum Tarikh Masehi) sama seperti juga yang dilambangkan oleh mayang-mayang gandum yang terdapat dalam ayat 22 – 24. Tidakkah ini jelas, bahwa semua tulisan dalam Wasiat Lama akan kelak digenapi dan dipahami sebelum akhir dari Tarikh Masehi (kedatangan Kristus yang kedua kali)? Tetapi bukankah benar, bahwa sebagian terbesar dari Wasiat Lama itu belum juga dapat dimengerti? Bagaimanakah orang dapat mengatakan, bahwa ia telah memiliki semua kebenaran lalu kemudian tidak dan bahkan tidak mampu menjelaskan sebagian besar isi Alkitab? Maukah kita berdoa kepada Allah untuk membuka mata kita supaya kita dapat melihat dan bangun daripada ketiduran Laodikea kita ini ke dalam mana kita telah jatuh?

 

SIAPAKAH MEREKA YANG

144.000 ITU?

Pokok masalah ini ialah, “Siapakah mereka yang 144.000 itu?” Angka ini di dalam Alkitab pertama kali disebut di dalam Wahyu 7 : 4 : “Maka aku dengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu; maka yang dimeteraikan itu seratus empat puluh empat ribu orang dari semua suku bangsa Israel.” Ayat 2 : “Maka aku tampak seorang malaikat lain naik dari sebelah timur, memegang meterai dari Allah yang hidup. Maka malaikat itu berteriak dengan suara besar kepada empat malaikat yang sudah dikaruniakan kuasa untuk merusak bumi dan laut.” Perhatikan, bahwa malaikat ini sedang naik dan bukan turun. Berlawanan dengan ini Wahyu 18 : 1 mengatakan : “Maka sesudah segala perkara ini aku tampak seorang malaikat lain   d a t a n g  t u –   r u n dari langit, dengan kuasa besar; maka bumi diterangi oleh kemuliaannya.” Malaikat yang perkasa ini bukannya sedang naik, sedang turun, ataupun sedang datang, melainkan “d a t a n g”. Jika malaikat itu membuat perjalanan dari sorga ke bumi dalam kurang dari 15 menit untuk menjawab doa (Daniel 9 : 4 – 23), sementara ia itu ditempuh oleh cahaya berjuta-juta tahun lamanya untuk menjelajah hanya sebagian dari jarak itu, maka kita dapat mudah memahami mengapa digunakan kata-kata “d a t a n g”, yang berarti muncul dengan tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Malaikat ini ialah malaikat Seruan Keras, yaitu tambahan kepada malaikat yang ketiga dan pekabaran dari hal kejatuhan Babil seperti yang disampaikan oleh malaikat yang kedua yang diulangi lagi, sesuai yang diramalkan di dalam Wahyu pasal 18. Umat Allah dengan demikian siap untuk berdiri dalam jam pencobaan yang segera akan mereka hadapi.           

Early Writings, halaman 277 : “Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya bertugas turun ke bumi, untuk menggabungkan suaranya dengan malaikat ketiga, dan memberikan kuasa dan dorongan bagi pekabarannya. Kuasa besar dan kemuliaan diberikan kepada malaikat itu, maka sementara ia turun bumi diterangi oleh kemuliaannya. Terang yang dibawa oleh malaikat ini menerobos di mana-mana sementara ia berteriak dengan sekuat-kuatnya, dengan suara besar bunyinya : “Sudah roboh Babil, sudah roboh, dan ia telah menjadi tempat kediaman segala iblis, dan tempat bertahan setiap roh yang jahat, dan sarang dari setiap burung yang najis dan dibenci.” Pekabaran tentang kerobohan Babil seperti yang telah  disampaikan   oleh   malaikat   yang  kedua,  adalah  d i u – l a n g i, disertai tambahan sebutan mengenai berbagai penyelewengan yang terus memasuki gereja-gereja semenjak tahun 1844. Pekerjaan dari malaikat ini masuk tepat waktunya untuk bergabung dalam pekerjaan besar yang terakhir dari pekabaran malaikat yang ketiga, sementara ia itu berkembang menjadi suatu seruan keras. Maka umat Allah dengan demikian siap untuk berdiri dalam jam pencobaan yang mana segera mereka akan hadapi. Aku tampak suatu cahaya besar berada di atas mereka itu, maka mereka bersatu untuk memberitakan pekabaran malaikat yang ketiga itu dengan tiada takut……… Pekabaran ini tampaknya merupakan suatu tambahan kepada pekabaran yang ketiga, yang bergabung dengannya sama seperti seruan tengah malam yang bergabung dengan pekabaran malaikat yang kedua dalam tahun 1844.”

Tentang tiga malaikat dari Wahyu 14 : 6 – 11 itu Yahya menulis sebagai berikut: “Maka aku tampak seorang malaikat lain beterbangan di tengah langit, ………. dan malaikat yang ketiga menyusul keduanya.” Malaikat-malaikat ini satu menyusul lainnya terlihat beterbangan di tengah-tengah langit di mana matahari kira-kira berada pada siang tengah hari, dalam cahayanya yang penuh. Ada suatu perbedaan di antara malaikat-malaikat ini dan malaikat-malaikat yang terdapat di dalam Wahyu pasal 7 dan Wahyu 18 : 1. Malaikat-malaikat ini bukanlah “naik” ataupun “datang”, melainkan terus “beterbangan di tengah-tengah langit”. Maksudnya ialah bahwa pekabaran-pekabaran dari malaikat-malaikat ini adalah tidak sekuat pekabaran dari malaikat Wahyu 18 : 1 itu, sebab Yahya mengatakan bahwa ia melihat malaikat itu “datang”, artinya berdiri di atas bumi. Malaikat yang disebut di sini jaraknya dekat, tetapi tiga malaikat lainnya itu adalah jauh jaraknya. Simbol ini menunjukkan, bahwa mereka itu tidak mungkin sama kekuatannya seperti malaikat yang dekat jaraknya itu, namun ketiga malaikat ini sedang beterbangan dan terus akan terbang. Maksudnya ialah, bahwa selagi mereka itu adalah tidak sekuat malaikat yang satu itu, mereka akan terus terbang selama suatu jangka waktu panjang sampai kelak malaikat lainnya yang terdapat di dalam Wahyu 18 : 1 ini menggabungkan diri dengan mereka, sama seperti yang telah menggabungkan diri dengan pekabaran malaikat yang pertama, pekabaran malaikat yang kedua, dan pekabaran malaikat yang ketiga sampai kepada hari ini.

Kita kembali kepada malaikat dari Wahyu pasal 7, yaitu malaikat yang sangat kita perhatikan pada waktu ini. Malaikat yang istimewa ini sedang naik dari sebelah timur. “Naik” di sini tidak mungkin berarti pergi meninggalkan atau terbang melarikan diri, melainkan hanya datang, atau datang menghampiri. Misalnya, di pagi hari selagi matahari naik, temperatur mencapai suhu panas yang hampir mendekati tengah hari; demikian pula dengan malaikat ini yang akan memeteraikan mereka yang 144.000 itu. Malaikat ini terlihat datang, tetapi ia juga membutuhkan waktu. Pemeteraian tidak dapat dimulai sebelum ia tiba, karena meterai dari Allah yang hidup itu terdapat di dalam pegangannya. Jika kita dapat menemukan saat kedatangannya, maka kita mungkin dapat mengetahui permulaan dari masa pemeteraian mereka yang 144.000 itu. Tahukah kita kapan pekabaran-pekabaran malaikat yang pertama, kedua, dan ketiga itu dimulai? Jawaban kita adalah : Ya.

Tidak ada alasan untuk tidak mengetahui kapan tepatnya malaikat Wahyu pasal 7 ini akan tiba. Jika kita tidak mengetahui waktunya, kita tidak akan memperoleh pekabaran, dan jika Setan dapat menyesatkan kita daripada kebenaran sekarang, maka ia berhasil menang dengan segala kuasa penipuannya. Nubuatan Yahya di dalam Wahyu pasal 7 dari hal malaikat yang sedang naik ini hanyalah sebuah khayal dari hal sesuatu yang akan datang, dan kegenapan nubuatan ini telah jadi pada waktu Nyonya White memperoleh khayalnya yang pertama dalam tahun 1844, yang mana adalah sebuah khayal dari hal mereka yang 144.000 itu. Bacalah buku Early Writings, halaman 13 – 20. Yahya menubuatkan tentang pergerakan ini dan gambaran dari hal malaikat yang naik di sebelah timur itu (khayal dari Yahya) telah menjadi kenyataan dalam tahun 1844, tetapi malaikat itu berada di sebelah timur, dan kita harus menunggu kedatangannya, karena apabila ia datang, maka pemeteraian itu akan dimulai.

 

PERNAHKAH 144.000 ORANG ITU

 MERASAI MATI?

“Orang-orang suci yang hidup, yang berjumlah 144.000”; janganlah kita mengambil kesimpulan bahwa hanya sebagian dari keseluruhannya dapat membentuk jumlah angka itu lalu juga benar, karena pernyataan yang dikeluarkan oleh Ilham tidak dapat ditentang karena yang terbaca ialah “berjumlah 144.000”. Pada waktu disebutkan dari hal rombongan ini, adalah pada waktu itu juga Allah memberitahukan hari dan jam dari kedatangan Yesus. Jika kita dapat menemukan kapan dari sejarah dunia Allah membicarakan hari dan jam kedatangan Yesus itu, maka kita mungkin dapat mengetahui lebih banyak mengenai rombongan ini. Mengutip Early Writings, halaman 285 : “Tetapi ada suatu tempat yang terang dengan kemuliaan yang telah ditegakkan dari mana datang suara Allah seperti banyak air bunyinya, yang menggoncangkan segala langit dan bumi. Terjadi suatu gempa bumi yang besar. Kubur-kubur terbuka, dan mereka yang telah mati dalam iman di bawah pekabaran malaikat yang ketiga, yang memeliharakan Sabat, muncul keluar………. Dan sambil Allah membicarakan hari dan jam dari kedatangan Yesus, maka Ia menyampaikan janji kekal kepada umat-Nya.”

Orang mungkin di sini menyangka bahwa orang-orang yang bangkit itu dan mereka yang hidup, bersama-sama membentuk jumlah angka itu, tetapi kami tidak yakin Roh Nubuatan akan mau menyebut kedua rombongan itu (mereka yang hidup dan orang-orang yang dibangkitkan) sebagai orang-orang suci yang hidup. Mereka yang 144.000 itu adalah orang-orang suci yang hidup; orang-orang lainnya itu, ialah para pemelihara Sabat yang dibangkitkan. Untuk membuatnya menjadi positif jelas, maka suatu petunjuk yang lain diberikan, terdapat di dalam buku Great Controversy, halaman 637 sebagai berikut: “Butir-butir hujan air beku yang besar, masing-masingnya kira-kira seberat sekeping mata uang sedang melaksanakan pekerjaan pembinasaannya. Kota-kota yang sangat dibanggakan di bumi akan dibuat menjadi rata ……… Kubur-kubur terbuka, dan “banyak dari mereka yang tidur di dalam lebu bumi…. bangkit, sebagiannya kepada hidup yang kekal, dan sebagiannya kepada malu dan kehinaan yang kekal.” Semua orang yang telah mati dalam iman dari pekabaran malaikat yang ketiga muncul keluar dari kubur dalam kemuliaan, untuk mendengarkan janji perdamaian Allah dengan orang-orang yang telah memeliharakan hukum-Nya.” Ini membuktikannya secara nyata, bahwa para pemelihara Sabat yang dibangkitkan itu muncul keluar dalam kebangkitan istimewa dari Daniel pasal 12. Inilah masanya apabila butir-butir hujan air beku yang besar melaksanakan pekerjaan pembinasaannya (bela yang ketujuh). “Maka malaikat yang ketujuh itu menuangkan bokornya ke udara; …… Maka turunlah hujan batu yang lebat dari langit menimpa manusia, masing-masing butirnya seberat kira-kira sekeping uang; maka manusia pun menghojat Allah dari sebab bela hujan batu itu, karena sangatlah besar celakanya.” Wahyu 16 : 17, 21. Para pemelihara Sabat yang dibangkitkan itu tidak hidup selama masa dari bela-bela itu, karena mereka itu dibangkitkan pada masa bela yang ketujuh, supaya mereka mendengarkan pengumuman tentang hari dan jam dari kedatangan Yesus.

Jika bukti dapat dikemukakan, bahwa mereka yang berjumlah 144.000 itu (sebanyak itu) hidup sebelum bela yang ke tujuh, maka kita memiliki bukti nyata bahwa mereka yang 144.000 itu tidak pernah merasai mati. Buku Great Contro­versy, halaman 649 berbunyi: “Maka mereka itu menyanyikan ‘suatu nyanyian yang baru’ di hadapan tahta, yaitu suatu nyanyian yang tidak seorang pun dapat mempelajarinya terkecuali mereka yang 144.000 itu. Itulah nyanyian Musa dan Anak Domba, yaitu sebuah nyanyian kelepasan. Tidak seorang pun terkecuali mereka yang 144.000 itu yang dapat mempelajari nyanyian itu; karena itulah nyanyian pengalaman mereka, — suatu pengalaman yang sedemikian itu tidak pernah dimiliki oleh rombongan manapun juga yang lain ………. Mereka telah menyaksikan bumi ini binasa oleh kelaparan dan bela sampar, matahari sambil memiliki kuasa membakar manusia dengan amat panasnya, dan mereka sendiripun telah menahan penderitaan, lapar dan kehausan.” Inilah suatu pernyataan yang positif, bahwa mereka yang 144.000 itu hidup dalam masa bela yang ke empat, yaitu matahari dengan kuatnya membakar manusia dengan amat panasnya. “Maka malaikat yang ke empat menuangkan bokornya pada matahari, maka kuasa dikaruniakan kepadanya untuk menghanguskan manusia dengan api.” Wahyu 16 : 8. Inilah bela yang keempat. Bagaimana dapat mereka itu (144.000) melewati bela yang ke empat jika kebangkitan istimewa dari pemelihara hari Sabat itu (mereka yang mati di bawah pekabaran malaikat yang ketiga) justru terjadi pada kira-kira akhir dari bela yang ke tujuh? Jika “mereka telah menyaksikan bumi ini binasa oleh kelaparan dan bela sampar dan mereka sendiripun telah menderita kelaparan dan kehausan”, maka tak dapat tiada mereka harus hidup sepanjang semua bela-bela itu.

Dan lagi, “mereka menyanyikan sebuah nyanyian yang baru”…….. yang tak seorang pun dapat mempelajarinya kecuali mereka yang 144.000 itu ……….. karena itulah nyanyian pengalaman mereka, — suatu pengalaman yang sedemikian itu tidak pernah dimiliki oleh rombongan manapun juga yang lain.” Bagaimanakah mungkin bagi semua mereka untuk menyanyikan nyanyian yang sama jika itu adalah nyanyian pengalaman mereka, kalau bukan mereka semuanya memiliki pengalaman yang sama? Orang-orang yang sudah pernah berada di dalam kubur tentunya memiliki pengalaman mati, kubur, kebangkitan dan menerima sebuah tubuh yang baru. Tetapi orang-orang yang tidak pernah mati ini telah menyaksikan kegenapan dari nubuatan Yeheskiel pasal 9, Yesaya pasal 63, Yesaya pasal 60, berakhirnya pekabaran malaikat yang ketiga, (seruan keras, berakhirnya masa kasihan), keseluruhan tujuh bela itu, dan mereka menyanyikan nyanyian ini (dari hal pengalaman dan kelepasan mereka)” yang tidak seorang pun dapat mempelajarinya terkecuali mereka yang 144.000 itu saja.”

AKAN TERDAPATKAH NYONYA WHITE

DENGAN MEREKA YANG 144.000 ITU?

Nyonya White telah dibawa dalam khayal ke salah satu planet yang memiliki tujuh buah bulan, dimana ia telah bertemu dengan Enoch yang baik hati itu. Tempat ini adalah demikian indahnya dan kerinduannya terhadapnya adalah demikian mendalam, maka ia memohon kepada malaikat itu agar kiranya mengijinkan kepadanya untuk tinggal. “Kemudian jawab malaikat itu, ‘Engkau harus kembali, dan jika engkau tetap setia, maka engkau, dengan mereka yang 144.000 itu akan memperoleh kesempatan mengunjungi semua dunia dan menyaksikan hasil perbuatan tangan Allah'”. Bacalah buku Early Writings, halaman 40. Tidak ada terdapat pertentangan dalam ucapan ini, karena malaikat itu mengatakan kepadanya, bahwa ia, bersama dengan mereka yang 144.000 itu, yang berarti ia adalah salah seorang bersama-sama dengan mereka tetapi bukan salah seorang dari mereka. Ia tak dapat tiada akan berada bersama-sama dengan mereka karena ia mungkin akan disebut sebagai ibu mereka itu (merupakan utusan dan pendiri dari pergerakan ini), kita juga tak dapat mengira mereka akan menyanyikan nyanyian Musa dan ia (Musa) tidak ada di sana. Karena mereka adalah 144.000 itu, suatu rombongan istimewa dengan suatu pengalaman yang istimewa, maka tidak ada alasan mengapa orang-orang lain tidak dapat berjalan bersama-sama dengan mereka, karena tak dapat tiada Ibrahim, Ishak, dan Yakub akan berada bersama-sama dengan mereka, menjadi bapa-bapa dalam contoh. Keberatan apakah dapat dikemukakan jika orang-orang lain hendak berjalan bersama dengan mereka? Kita mungkin menyangka, bahwa Yesus akan memberikan kepada semua orang tebusan sedikit-dikitnya satu kali perjalanan ke dunia-dunia yang lain.

 

HANYA 144.000 MEMASUKI KAABAH

“Dan sementara kami hendak memasuki kaabah yang suci itu, Yesus mengangkat suara-Nya yang manis dan mengatakan, ‘Hanya mereka yang 144.000 boleh memasuki tempat ini’, maka kami berseru, ‘Halleluyah’. Kaabah ini ditunjang oleh tujuh buah pilar yang kesemuanya dari emas yang jernih yang ditempel dengan mutiara-mutiara yang termulia bentuknya. Perkara-perkara yang indah yang ku tampak di sana tak dapat ku gambarkan ……….. Aku tampak di sana plakat-plakat dari batu dimana terukir nama-nama dari mereka yang 144.000 itu dengan huruf-huruf emas. Sesudah kami memandang kemuliaan dari kaabah itu, kami melangkah keluar.”Early Writings, halaman 19. Jelaslah, bahwa tidak ada orang lain boleh memasuki kaabah suci itu terkecuali mereka yang 144.000 itu, dan lagi adalah jelas bahwa ia telah melangkah masuk, karena katanya, “Perkara-perkara yang indah yang ku saksikan di sana tak dapat ku lukiskan”, dan “sesudah kami memandang kemuliaan dari kaabah itu, kami melangkah keluar.” Ia tidak mungkin dapat menyaksikan segala perkara di dalam kaabah itu kalau saja ia tidak melangkah masuk, dan ia tidak mungkin dapat melangkah keluar jika ia tidak pernah memasukinya.

Orang mungkin saja mengira, bahwa Nyonya White ialah salah seorang dari mereka yang 144.000 itu sebab ia telah memasuki kaabah ini, dan kini karena ia telah mati, maka sebagai bagian dari mereka yang 144.000 itu ia akan dibangkitkan. Tidak ada alasan untuk menjadi kacau di sini. Apakah ia sudah memasuki kaabah itu sebelumnya, atau pun sesudahnya, atau apakah ia sudah pergi bersama-sama mereka itu, tetap tidak akan merubah pengertiannya. Kita harus menyadari, bahwa ini hanyalah sebuah khayal dan bukan mereka yang sebenarnya dari rombongan 144.000 itu. Pada waktu khayal ini disaksikan mereka yang 144.000 itu belum lagi terbentuk, bahkan orang-orangnya pun belum ada. Khayal ini telah diberikan kepada Nyonya White supaya ia menyusun sebuah laporan dan mengungkap-kan sesuatu kebenaran tertentu. Dengan kata lain, ia adalah seorang wartawan pada waktu itu. Bentuk laporan yang bagaimanakah dapat diberikannya kalau saja ia tidak memasuki kaabah itu? Perintah yang berbunyi, “hanya mereka yang 144.000 boleh memasuki tempat ini“, bukan ditujukan kepadanya apakah ia harus tinggal di luar atau pun masuk. Ia adalah salah seorang bersama dengan mereka, tetapi bukan salah seorang dari mereka itu.

 

JENIS METERAI APAKAH ITU?

Petunjuknya terdapat di dalam buku Testimonies to Ministers, halaman 445. Masalahnya adalah mengenai pemeteraian dari Wahyu pasal 7, yaitu mereka yang 144.000 itu. Kita baca sebagai berikut : “Pemeteraian hamba-hamba Allah ini adalah sama dengan apa yang ditunjukkan kepada Yeheskiel dalam khayal.” Kini jika pemeteraian mereka yang 144.000 dari Wahyu pasal 7 adalah sama dengan Yeheskiel pasal 9, maka untuk menemukan jenis apa pemeteraian itu, dan kapan pemeteraian itu dimulai, kita harus menyelidiki Yeheskiel 9 : 1– 9 yang berbunyi sebagai berikut : “Ia berseru juga kepada pendengaranku dengan suara besar, katanya, Suruhkanlah mereka yang memegang perintah atas negeri supaya datang ke mari, masing-masingnya dengan senjata yang membinasakan di dalam tangannya. Maka, tengok, datanglah enam orang dari jalan pintu gerbang yang tinggi yang terletak arah ke utara, masing-masingnya memegang cokmar yang membinasakan di dalam tangannya; maka salah seorang di antaranya berpakaikan kain khasah dan pada lambungnya ada sebuah botol tinta penyurat; lalu masuklah mereka, dan berdirilah mereka itu di sisi medzbah tembaga. Maka kemuliaan Allah orang Israel telah naik dari atas kerubiun, di mana Ia berada, menuju ke ambang pintu rumah itu. Maka dipanggilnya akan orang yang berpakaian khasah itu yang memiliki botol tinta penyurat pada lambungnya; maka kata Tuhan kepadanya, Berjalanlah masuk ke tengah-tengah negeri itu, yaitu di tengah-tengah Yerusalem, dan bubuhlah suatu tanda pada dahi segala orang yang berkeluh-kesah dan menangis karena sebab segala kekejian yang dibuat di tengah-tengahnya itu. Dan kepada mereka lainnya katanya di depan pendengaranku, Pergilah kamu mengikuti dia ke dalam negeri itu lalu bunuhlah, janganlah matamu menaruh sayang, janganlah kamu kasihan; bunuhlah baik orang tua maupun orang muda, baik anak-anak dara maupun anak-anak kecil dan orang-orang perempuan sampai binasa semuanya; tetapi janganlah kamu hampir kepada setiap orang yang padanya terdapat tanda itu; dan mulailah kamu pada tempat kesucian-Ku. Lalu mulailah mereka itu terhadap semua orang bangsawan yang di depan rumah itu. Maka firman-Nya kepada mereka itu, Najiskanlah rumah itu, dan penuhilah segala serambinya dengan orang-orang yang mati dibunuh, pergilah kamu! Maka keluarlah mereka itu, lalu dibunuhnya orang-orang di dalam negeri. Maka adapun sementara mereka itu membunuh orang, dan aku ini luput, maka sujudlah aku dengan mukaku ke tanah, dan berserulah aku demikian, Ya Tuhan Hua, hendakkah Engkau membinasakan segala orang yang lagi tinggal daripada Israel dengan cara Engkau mencurahkan kehangatan murka-Mu itu ke atas Yerusalem? Lalu firman-Nya kepadaku, Kejahatan bangsa Israel dan Yehuda itu sudah sangat besarnya.” Adalah nyata, bahwa pemeteraian mereka yang 144.000 itu ialah Yeheskiel pasal 9, — yaitu pemisahan (penyaringan di dalam sidang — mereka yang beribadah diambil dari antara mereka yang tidak beribadah). Buku Testimonies, jilid 1, halaman 181 berbunyi sebagai berikut: “Saya menanyakan arti daripada kegoncangan yang telah saya lihat, maka telah ditunjukkan, bahwa ia itu akan disebabkan oleh kesaksian yang tegas yang dikemukakan oleh nasehat dari Saksi Yang Setia kepada orang-orang Laodikea. “Bacalah keseluruhan halaman itu! Perhatikan, kegoncangan itu mulai setelah kesaksian yang tegas dari “Saksi Yang Setia” itu datang.

 

KEDUA METERAI ITU

Apakah Sabat itu ialah meterai dari 144.000 itu? Pertama sekali perlu diperhatikan, bahwa definisi dari “meterai” ialah : suatu alat yang digunakan untuk menyegel, mengikat dengan erat, atau menutup mati sesuatu; untuk menegakkan atau memutuskan di luar persoalan; untuk menunjukkan dan menentukan; memaksudkan. Suatu usaha akan dibuat untuk mengemukakan cukup bukti Alkitab untuk memuaskan setiap orang yang percaya akan Injil, bahwa semua orang yang selamat di zaman dahulu maupun mereka yang akan diselamatkan di waktu ini harus memiliki meterai Allah. Paulus dalam suratnya kepada orang-orang Epesus mengatakan, bahwa mereka itu harus dimeteraikan. “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Allah yang kudus, dengan mana kamu dimeteraikan sampai kepada hari penebusan.”Epesus 4 : 30. Karunia penyucian yang dilakukan di dalam jiwa oleh Roh Suci ialah meterai dan jaminan penebusan seseorang yang akan datang, mengenai suatu kebangkitan yang menggembirakan. Penggunaan dan tujuan dari pemeteraian ini ialah kesucian dan keamanan dari apa yang dimeteraikan terhadap mata orang-orang yang mencurigai dan tangan-tangan yang kejam, supaya jangan sampai dirusak oleh orang-orang tak dikenal dan musuh-musuh; dengan demikian anak-anak Allah akan melewati sensor dari dunia yang jahat. Mereka akan dilindungi sebagai benda-benda yang mahal nilainya bagi penggunaan Allah sendiri, untuk tinggal bersama-sama dengan-Nya di dalam sorga. Mengutip 2 Timotius 2 : 19 yang ditulis kepada orang-orang Korinthi yang berbunyi: “Akan tetapi azas Allah yang teguh itu berdiri tetap, dan memiliki meterai ini, bahwa Tuhan mengenal orang-orang milik-Nya.”“Ia juga telah memeteraikan sambil mengaruniakan cengkeraman Roh di dalam hati kita. “2 Korinthi 1 : 22.

Kita baca di dalam Wahyu pasal 8 dan pasal 9 dari hal tujuh malaikat dengan tujuh sangkakala. Tujuh sangkakala ini menunjukkan peristiwa-peristiwa pokok politik dan peperangan yang akan berlangsung sepanjang sejarah sidang Injil. Pemeteraian mereka yang 144.000 itu berlaku untuk masa dari sangkakala yang keenam. Dimulai dengan Wahyu 9 : 1 kita membaca tentang malaikat dengan sangkakala yang kelima. Ayat 4 dari pasal ini kami kutip sebagai berikut: “Maka diperintahkan kepada mereka, bahwa tidak boleh mereka merusakkan rumput di bumi, atau pun sesuatu tumbuh-tumbuhan hijau, atau pun sesuatu pohon kayu; melainkan hanya orang-orang itu yang tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka.” Di sini kita lihat, bahwa bertahun-tahun lamanya sebelum pekabaran malaikat yang ketiga pernah mulai dihotbahkan, orang-orang suci Allah telah dimeteraikan dengan meterai Allah, sama seperti orang-orang yang ada di bawah pekabaran malaikat yang ketiga akan dimeteraikan. Sesuai dengan kata-kata Injil ini yang telah dikemukakan dengan jelas, kita harus menyimpulkan, bahwa orang-orang suci Allah dimeteraikan dengan kebenaran sekarang pada segala zaman, maka apapun juga kebenaran sekarang itu, itulah meterainya. Kebenaran sekarang yang ada di bawah pekabaran malaikat yang ketiga ialah kebenaran Sabat, maka sebab itu Sabat adalah sebuah meterai yang memeteraikan orang-orang yang mematuhinya. Mengutip buku Great Controversy, halaman 452:  “Meterai dari hukum Allah terdapat di dalam hukum yang ke empat ………. Pada waktu Sabat diobahkan oleh kekuasaan kepausan, maka meterai itu dikeluarkan dari hukum Torat.” Buku Early Writings, halaman 58 : “Masa pemeteraian adalah sangat singkat, dan akan segera berakhir.”

Orang-orang yang mati di bawah pekabaran malaikat yang ketiga yang memeliharakan Sabat, dimeteraikan dengan kebenaran Sabat, tetapi mereka yang 144.000 itu tidak pernah mati. Disamping mereka harus memelihara Sabat dan memiliki meterai itu, mereka harus juga berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang ada di dalam sidang, sebab jika tidak, maka mereka tidak akan dapat memperoleh tanda dari malaikat yang membawa botol tinta penyurat dari Yeheskiel pasal 9, yaitu meterai yang disebut di dalam buku Testimonies to Ministers, halaman 445, buku Testimonies for the Church, jilid 5, halaman 210 – 216; buku Testimonies for the Church, jilid 3, halaman 266 – 267. Pemeteraian mereka yang 144.000 itu ialah pemisahan orang-orang yang setia dari antara orang-orang yang tidak setia; yaitu penyucian sidang. Orang-orang yang tidak memeliharakan kebenaran, dan terus bermanja-manja dalam dosa dan kekejian-kekejian, mereka yang mencoba menutup-nutupi kejahatan-kejahatan yang ada, semua mereka akan ditumpas di bawah lambang dari lima orang yang membawa senjata-senjata pembantai dari Yeheskiel pasal 9 itu.

Sabat telah merupakan kebenaran sekarang semenjak tahun 1845, dan masih merupakan meterai dari hukum Allah, yang telah memeteraikan hukum itu di antara umat Allah semenjak tahun itu. Yesaya 8 : 16 berbunyi : “Ikatkanlah kesaksian itu, meteraikanlah hukum itu di antara segala muridku.” Inilah yang telah merupakan tugas dari malaikat yang ketiga, dan karena alasan inilah, maka malaikat yang ketiga itu tidak memiliki meterai apapun, karena meterai itu terdapat di dalam hukum Torat, tetapi malaikat dari Wahyu pasal 7 memiliki sebuah meterai di dalam tangannya. Yeheskiel menyebutnya orang yang membawa botol tinta penyurat yang akan membubuh suatu tanda pada orang-orang yang berkeluh-kesah dan menangis karena segala kekejian yang dibuat di tengah-tengahnya (sidang). Inilah meterai dari mereka yang 144.000 itu, tetapi semua orang yang selamat di bawah malaikat yang ketiga dimeteraikan dengan meterai Sabat. Mereka 144.000 itu yang memiliki meterai ini mereka juga diberikan tanda (dimeteraikan) oleh malaikat dari Wahyu pasal 7, yaitu malaikat yang sama dengan malaikat Yeheskiel pasal 9 itu. Dengan kata lain ia itu dapat disebut sebagai suatu meterai ganda.

 

YEHESKIEL 9 BUKANLAH METERAI

SABAT

Pemeteraian mereka yang 144.000 ini bukanlah sebuah meterai Sabat. Tetapi barangsiapa yang memperoleh meterai ini harus hanya orang-orang pemelihara Sabat. Ini adalah sebuah meterai atau tanda yang memisahkan dua kelas orang-orang di dalam sidang, dan barangsiapa yang memperoleh meterai, atau memperoleh tanda ini, mereka bukan memperolehnya karena hanya memelihara Sabat, melainkan karena mereka juga berkeluh-kesah dan menangis karena segala kekejian yang dibuat di dalam sidang. Dengan begitu baik pemeteraian maupun pembantai itu kedua-duanya akan terdapat di dalam sidang Allah, dan bukan di Babil, atau pun di dunia. Hanyalah di dalam Yerusalem dan Yehuda, yaitu isi rumah Israel (sidang). “Yehuda” di dalam ayat 9 menunjuk kepada orang-orang yang menduduki jabatan, karena Yehuda dahulu menduduki jabatan Imamat sesudah suku bangsa Lewi dibawa pergi. Tidak ada satu pun pemikiran dari hal dunia atau pun orang-orang yang tidak beragama. Apabila pembubuhan tanda (pemeteraian) itu selesai, maka lima orang yang membawa senjata-senjata pembantaian itu akan mulai melaksanakan pembantaiannya terhadap orang-orang bangsawan yang berada di depan rumah itu, yaitu para pengawal dari kepentingan kerohanian umat. Bacalah buku Testimonies for the Church, jilid 3, halaman 266, 267, dan jilid 5, halaman 210 – 212.

Kami mengutip buku Testimonies for the Church, jilid 5, halaman 211 sebagai berikut : “Orang-orang bangsawan, yaitu mereka yang telah diberikan Allah terang besar, dan yang telah berdiri sebagai pengawal-pengawal dari segala kepentingan kerohanian umat, mereka telah menghianati kepercayaan yang diberikan kepadanya. Mereka telah mengambil pendirian agar kita tidak perlu lagi mengharapkan keajaiban-keajaiban dan manifestasi kuasa Allah yang nyata seperti halnya di zaman dahulu. Sejarah sudah berubah. Kata-kata ini menguatkan ketidak-percayaan mereka, sehingga mereka mengatakan, ‘Tuhan tidak mau berbuat yang baik, Ia juga tidak mau berbuat yang jahat. Ia adalah sangat pemurah untuk menghukum umat-Nya.”Testimonies for the Church, jilid 3, halaman 265 : “Tetapi jika segala dosa orang banyak itu dilalaikan begitu saja oleh mereka yang bertanggung jawab, maka amarah-Nya akan berlaku atas mereka, dan umat Allah sebagai suatu badan akan dituntut bertanggung jawab untuk semua dosa itu.”

Orang-orang yang dimeteraikan itu (diberi tanda) dan yang melepaskan diri dari kehancuran ialah mereka yang membentuk jumlah angka itu, yang di dalam nubuatan dinyatakan berjumlah 144.000 orang. Jumlah keanggotaan gereja kita adalah kira-kira 300.000 orang. Ini berarti gereja akan terbagi dua dan sesuai dengan sepuluh anak dara itu, lima dari antaranya adalah bijaksana dan lima lainnya adalah bodoh. Dengan kata lain, terbagi menjadi dua bagian. Kiranya Allah membantu umat-Nya, dan mengaruniakan kepada kita suatu khayal mengenai apa artinya dosa supaya dapat kita membuang kejahatan berbahaya yang masih ada di dalam sidang (rumah Allah). Khayal yang sedemikian ini akan membuat kita berkeluh-kesah dan menangis karena segala kekejian yang dilakukan di tengah-tengahnya itu. Barangsiapa yang mengerti akan kutuk dosa itu tidak akan mau menutup-nutupi kejahatan yang ada demi untuk memperoleh simpati siapapun juga. Kiranya Allah dapat mengangkat kita dari tingkat kerohanian yang rendah di mana kita telah jatuh, dan menyelamatkan kita dari kesuaman Laodikea yang ada. Kiranya kita, seperti halnya Niniweh yang bijaksana di zaman dahulu itu, dapat mengalahkan nubuatan, supaya sorga dapat bersukacita.

 

PEMETERAIAN DIMULAI — SIDANG

DALAM KEMEROSOTAN

Ternyata bahwa jika pemeteraian maupun pembantaian itu kedua-duanya berlaku di dalam rumah Allah, yaitu sidang (umat-Nya), dan jika lebih dari separuh umat harus binasa karena dosa-dosa mereka terkecuali mereka bertobat, dan jika kurang dari setengah keanggotaan yang ada sekarang akan berjumlah 144.000, maka pasti peristiwa itu tidak mungkin dimulai dalam beberapa tahun yang lalu; bahkan sangat tidak mungkin peristiwa itu dimulai bersamaan dengan mulainya pekabaran malaikat yang ketiga, sebab belum lagi ada sidang pada waktu itu melainkan baharu hanya ada beberapa orang. Pemeteraian itu tidak mungkin dimulai pada waktu sidang berada dalam kondisi kerohanian yang baik. Pemeteraian itu harus dimulai pada waktu sidang berada dalam tingkat kerohaniannya yang terendah, dan tercemar dengan dosa. Orang-orang yang akan memperoleh pemeteraian dan menghindari pembantaian itu harus berkeluh-kesah dan menangis karena segala kekejian yang dibuat di tengah-tengahnya. Buku Testimonies for the Church, jilid 8, halaman 250 mengatakan : “Jika sidang yang kini sedang diracuni dengan kemurtadannya sendiri itu tidak bertobat dan berbalik, maka ia akan kelak memetik hasil perbuatannya sendiri, sampai kelak ia akan benci akan dirinya sendiri.”

Berbicara tentang mereka yang 144.000 itu buku Testimonies, jilid 5, halaman 210 – 211 mengatakan sebagai berikut : “Orang-orang yang berkeluh kesah dan menangis ini membawakan firman-firman kehidupan (suatu pekabaran), mereka menegor, menasehati, dan menghimbau. Beberapa orang yang telah mempermalukan Allah bertobat dan merendahkan hati mereka di hadapan-Nya. Tetapi kemuliaan Tuhan telah meninggalkan Israel. Walaupun banyak orang masih terus melanjutkan bentuk-bentuk ibadah dalam rupa saja, namun kuasa dan kehadiran-Nya sudah tidak ada lagi. Pada waktu apabila murka-Nya akan keluar dalam pehukuman-pehukuman, pengikut-pengikut Kristus yang sederhana dan yang setia ini akan kelak dapat dibedakan dari penduduk dunia lainnya oleh jiwa mereka yang bersedih, yang terlihat dalam ratap dan tangis, tegoran-tegoran dan amaran-amarannya. Sementara orang lain mencoba menutup-nutupi kejahatan yang ada, dan memaafkan kekejian besar yang merajalela di mana-mana, maka mereka yang memiliki semangat yang sejati untuk memuliakan Allah dan memiliki kasih terhadap jiwa-jiwa, mereka tidak akan berdiam diri demi untuk memperoleh simpati siapapun juga. ……. Mereka meratap dan sedih jiwanya karena kesombongan, keras kepala, sifat mementingkan diri, dan kesesatan dalam hampir setiap bentuk terdapat di dalam sidang ……. Kelas orang-orang yang tidak merasa sedih terhadap kemerosotan kerohaniannya sendiri, atau menangis karena dosa-dosa orang lain, mereka akan dibiarkan tanpa meterai Allah. ……. Di sini kita saksikan bahwa sidang — tempat kesucian Tuhan — adalah pertama sekali akan merasakan pukulan dari murka Allah. Orang-orang bangsawan, kepada siapa Allah telah mengaruniakan terang besar, dan yang telah berdiri sebagai pengawal-pengawal kepentingan kerohanian umat, mereka telah menghianati kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

Buku Testimonies, jilid 5, halaman 82 berbunyi : “Panggilan bagi tugas besar dan penting ini telah disampaikan kepada orang-orang terpelajar dan yang berkedudukan. Kalau saja mereka ini menganggap dirinya kecil, lalu menaruh harap sepenuhnya kepada Tuhan, maka Ia sudah akan menghargai mereka dengan memberikan mereka membawa standar keberhasilan-Nya sampai mencapai kemenangan. Tetapi mereka memisahkan diri dari Allah. Mereka menyerah kepada pengaruh dunia, maka Tuhan menolak mereka.

Buku Testimonies, jilid 5, halaman 211 – 212 berbunyi: “Mereka telah mengambil pendirian agar kita tidak perlu lagi mengharapkan keajaiban-keajaiban dan manifestasi kuasa Allah yang nyata seperti halnya di zaman dahulu. Sejarah sudah berubah. Kata-kata ini menguatkan ketidak-percayaan mereka, sehingga mereka menyatakan, “Tuhan tidak mau berbuat yang baik, Ia juga tidak mau berbuat yang jahat. Ia adalah sangat pemurah untuk menghukum umat-Nya.” Demikianlah damai dan sejahtera adalah teriakan dari orang-orang yang tidak pernahlagi mau mengangkat suaranya bagaikan trompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan isi rumah Yakub segala dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak, adalah mereka yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak kecil, semuanya akan binasa bersama-sama. Kekejian-kekejian yang karenanya mereka yang setia itu berkeluh-kesah dan menangis semuanya itu masih dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi dosa-dosa yang terjahat yang jauh lebih lagi dari itu, yaitu yang membakar kebencian Allah yang suci dan murni itu, belum diungkapkan ………. Semua tindakan kita sendiri pun akan menentukan apakah kita akan dapat memperoleh meterai dari Allah yang hidup itu, atau kita akan ditumpas dengan senjata-senjata yang membinasakan itu. Jika kita hendak menandai dengan tepat kapan pemeteraian itu dimulai, maka kita akan mengatakan, bahwa ia itu dimulai kira-kira dalam tahun 1929. Ruangan di sini tidak mengijinkan bagi kami untuk mengemukakan semua alasan kami untuk mempercayai yang sedemikian ini, namun dalam penyelidikan yang lain semua ini akan dikemukakan.

Untuk memperoleh pengertian yang sepatutnya tentang pekabaran malaikat yang ketiga itu, maka kita akan membaginya ke dalam tiga masa periode sebagai berikut: (1) Permulaan dari pemberitaan mengenai Sabat yang benar itu, Wahyu 14 : 6 – 11; (2) Reformasi, dan pemeteraian dari mereka yang 144.000 itu, Wahyu 7 : 1 – 8; (3) Seruan Keras. Wahyu 18 : 1. Dengan diumumkannya kebenaran tentang pemeteraian itu, maka terbuktilah bahwa kita kini berada dalam masa periode yang kedua. Jika kita tidak mengetahui permulaan dari pekabaran malaikat yang ketiga itu sejak pertama dimulainya, maka kita tidak akan dapat memiliki pekabaran apapun juga. Oleh sebab itu, kita harus mengetahui saat dari kedua masa periode yang terakhir itu kapan keduanya tiba, yang sesungguhnya tidak kurang pentingnya bagi kita.

ALASAN DARI KELUH-KESAH DAN

 MENANGIS

Buku Testimonies, jilid 5, halaman 210, 211 berbunyi: “Pada waktu apabila murka-Nya kelak keluar dalam pehukuman-pehukuman, pengikut-pengikut Kristus yang sederhana dan yang setia ini akan kelak dapat dibedakan dari penduduk dunia lainnya oleh jiwa mereka yang bersedih, yang terlihat dalam ratap dan tangis, tegoran-tegoran dan amaran-amarannya. Sementara orang lain mencoba menutup-nutupi kejahatan yang ada, dan memaafkan kekejian besar yang merajalela di mana-mana, maka mereka yang memiliki semangat yang sejati untuk memuliakan Allah dan memiliki kasih terhadap jiwa-jiwa, mereka tidak akan berdiam diri demi untuk memperoleh simpati siapapun juga. Jiwa-jiwa mereka yang benar dibebani dari hari ke hari dengan perbuatan-perbuatan dan pembicaraan-pembicaraan yang tidak suci dari mereka yang tidak benar itu. Mereka adalah tidak mampu untuk menghentikan derasnya arus kejahatan, maka sebab itu mereka dipenuhi dengan kesedihan dan perasaan tidak tenteram. Mereka menangis di hadapan Allah karena melihat agama diremehkan di dalam rumah-rumah tangga orang-orang yang telah memperoleh terang besar. Mereka meratap dan sedih jiwanya karena kesombongan, keras kepala, sifat mementingkan diri, dan kesesatan dalam hampir segala bentuk terdapat di dalam sidang. Roh Allah yang mendorong untuk menegor telah diinjak-injak, sementara sebaliknya hamba-hamba Setan berhasil menang. Allah dipermalukan, kebenaran dibuat menjadi tidakberdaya…….. Kekejian-kekejian yang karenanya mereka yangsetia itu berkeluh-kesah dan menangis, semuanya itu masih dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi dosa-dosa yang terjahat yang jauh lebih lagi dari itu, yaitu yang membakar kebencian Allah yang suci dan murni itu, belum diungkapkan.”

Buku Testimonies, jilid 1, halaman 471, 472 berbunyi : “Suatu kesalahan besar telah dibuat oleh beberapa orang yang mengakui kebenaran sekarang, oleh menawar-nawarkan barang-barang dagangan selama berlangsungnya pertemuan-pertemuan, dan karena perdagangan mereka itu pikiran-pikiran orang telah dialihkan dari tujuan pertemuan-pertemuan itu …….. “Adalah tertulis, bahwa rumah-Ku akan kelak disebut rumah sembahyang, tetapi kamu telah membuatnya menjadi sarang pencuri. ” Para pedagang ini dapat saja menyatakan dirinya tidak bersalah karena barang-barang yang ditawarkannya itu adalah untuk persembahan-persembahan korban. Tetapi tujuan mereka adalah untuk mendapatkan keuntungan, untuk memperoleh uang, untuk menumpuk kekayaan ……….. Para pendeta telah berdiri di mimbar dan menghotbahkan suatu hotbah yang sangat penting, dan kemudian oleh menawarkan barang dagangan, lalu bertindak sebagian sebagai seorang salesman, bahkan di dalam rumah Allah,  maka mereka telah menyesatkan pikiran para pendengarnya dari kesan-kesan yang sudah mereka peroleh, lalu merusak hasil pekerjaan mereka sendiri…….. Waktu dan tenaga mereka seharusnya disimpan, supaya semua usaha mereka dapat menyeluruh diberikan dalam pertemuan-pertemuan itu. Waktu dan tenaga mereka seharusnya tidak boleh diambil untuk menjualkan buku-buku kita apabila semua itu dapat dibawa dengan sepantasnya ke hadapan umum oleh orang-orang yang tidak mempunyai tanggung jawab untuk menghotbahkan firman.”

Buku Testimonies, jilid 8, halaman 250 berbunyi : “Siapakah dapat mengatakan dengan sebenar-benarnya, ‘Emas kita sudah teruji di dalam api; pakaian kita adalah tidak ternoda oleh dunia?’ Aku melihat Penunjuk Jalan kita itu menunjuk kepada pakaian-pakaian mereka yang disebut orang-orang benar. Sambil menelanjangi mereka, maka Ia membuka semua kekotoran itu di bawah. Lalu kata-Nya kepadaku : ‘Tidakkah engkau melihat bagaimana mereka itu berpura-pura menutup-nutupi kekotoran dan kebusukan tabiat mereka ?’ ‘Bagaimanakah negeri yang setia itu telah menjadi seorang sundal?’ Rumah Bapa-Ku telah dibuat menjadi sebuah rumah perdagangan, suatu tempat di mana kehadiran dan kemuliaan samawi sudah tidak ada lagi. Karena alasan inilah terdapat kelemahan, dan kekuatan tidak ada lagi.”  Demikianlah waktu dan kondisi daripada sidang pada permulaan pemeteraian mereka yang 144.000 itu digambarkan dengan jelas baik oleh Alkitab maupun oleh Roh Nubuatan. Adalah kenyataan yang tak dapat disangkal di antara umat Masehi Advent Hari Ketujuh, bahwa sidang sudah merosot jatuh beberapa tahun lamanya, tetapi belum pernah ia jatuh dalam kondisi kerohaniannya yang serendah sedemikian rupa seperti sekarang. Hampir-hampir tidak ada lagi perbedaan apapun pada waktu ini di antara sidang dan dunia.

SEBAGIAN DAFTAR DARI KEKEJIAN-

KEKEJIAN DI DALAM SIDANG

  1. Tidak ada yang menaruh hormat di dalam rumah Allah : Yesaya 56 : 7; buku Testimonies for the Church, jilid 5, halaman 492 – 500.
  1. Meniru mode-mode dunia ini : Yesaya 3 : 16; buku Testi­monies for the Church, jilid 1, halaman 269, 270; jilid 4, halaman 632; jilid 3, halaman 379; jilid 5, halaman 78; jilid 1, halaman 189 – 191; jilid 1, halaman 135, 136; jilid 4, halaman 631.
  1. Membelanjakan uang untuk barang yang bukan makanan (reformasi kesehatan) : Yesaya 55 : 2; Testimonies for the Church, jilid 5, halaman 197, Yesaya 56 : 12 (Banyak petunjuk dapat diberikan dari buku-buku Testimonies mengenai masalah ini, tetapi ruangan tidak memungkinkannya di sini).
  1. Penggunaan uang perpuluhan — guru-guru sekolah (mereka yang mengajar Injil) tidak dibayar dengan perpuluhan sebagaimana yang seharusnya : Testimonies for the Church, jilid 6. halaman 215.
  1. Rumah Allah dibuat menjadi rumah dagang untuk berjual beli buku-buku terbitan gereja dari segala jenis : Yesaya 58 : 3; Yesaya 56 : 7; Testimonies for the Church, jilid 1. halaman 471, 472; jilid 8, halaman 250.
  1. Harga-harga yang tinggi terdapat di dalam lembaga-lembaga kita, sedangkan sebaliknya semua itu seharusnya berada di bawah biaya-biaya perbelanjaan yang ada : Testimonies for the Church, jilid 8, halaman 142; Yesaya 56 : 12; Yesaya pasal 58.
  1. Ketidak-percayaan kepada Roh Nubuatan : Kalau bukan diakui oleh kata-kata, hal ini diakui oleh perbuatan.
  1. Gagal mengamarkan kepada anggota-anggota sidang mengenai pekabaran Eliyah : Maleakhi 4 : 5; Testimonies to Ministers, halaman 475; Testimonies for the Church, jilid 4, halaman 402, 403.
  1. Ibrahim mematuhi Allah dalam semua perkara yang diperintahkan kepadanya, maka ia adalah sangat teliti walaupun sampai kepada perkara-perkara yang terkecil sekalipun; demikianlah telah diperhitungkan kepadanya karena kebenaran, tetapi kita tidak berbuat begitu. Bacalah Kejadian 26 : 5; Kejadian 15 : 6.
  1. Janji mengenai tanah itu (Kanaan Samawi) diperuntukkan kepada benih Ibrahim. Jesus mengatakan, “Jika kamu adalah anak-anak Ibrahim,maka kamu akan melakukan segala perbuatan Ibrahim. (Jika kamu bukan anak-anak Ibrahim) Kamu berasal dari bapamu si jahat itu, maka segala nafsu bapamu itulah yang akan kamu lakukan.” Lihat Yahya 8 : 39 — 44. (Oleh melakukan semua perbuatan Ibrahim), “Maka kamu adalah benih dari Ibrahim, dan ahli waris sesuai dengan perjanjian itu.” Galati 3 : 29.
  1. Menyatakan bahwa kita telah memiliki semua kebenaran dan tidak memerlukan apa-apa lagi.
  1. Mengabaikan semua tuntutan Injil tanpa melakukan penyelidikan terhadap terangnya. Testimonies for the Church, jilid 5, halaman 211 berbunyi: “Kekejian-kekejian yang karenanya mereka yang setia itu berkeluh-kesah dan menangis semua itu dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi dosa-dosa yang terjahat yang jauh lebih lagi dari itu, yaitu yang membakar kebencian Allah yang suci dan murni itu, belum diungkapkan.”

AKAN BERLANGSUNGKAH

PEMETERAIAN INI SAMPAI BERAKHIR MASA KASIHAN?

Pemeteraian mereka yang 144.000 itu tidak dapat berlangsung sampai kepada akhir masa kasihan, sebab mereka harus dimeteraikan jauh sebelum waktu itu, dan pemeteraian itu harus berakhir mendahului seruan keras dari pekabaran malaikat yang ketiga. Buku Early Writings, halaman 277 mengatakan : “Aku tampak malaikat-malaikat bergegas-gegas pergi datang di dalam sorga, turun ke bumi dan kembali naik ke sorga, bersiap-siap untuk memenuhi sesuatu peristiwa penting. Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya bertugas turun ke bumi, untuk menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga, dan memberikan kuasa dan dorongan kepada pekabarannya. Kuasa besar dan kemuliaan dikaruniakan kepada malaikat itu, maka karena ia turun, bumi ini diterangi dengan kemuliaannya ………. Pekabaran ini tampaknya merupakan suatu tambahan terhadap pekabaran yang ketiga.”  Tampaknya di dalam ucapan ini, “malaikat-malaikat itu bergegas-gegas pergi datang”, Nyonya White memaksudkan kepada kegenapan dari Yeheskiel pasal 9; dan kemudian menyusul malaikat perkasa dari seruan keras Wahyu 18 : 1.

Yeheskiel pasal 9 tidak mungkin menemui kegenapannya pada waktu kedatangan Kristus di dalam awan-awan, karena pembantaian itu terjadi di dalam gereja. Sidang Kristus harus menjadi suci dan bersih, bebas dari setiap noda jauh sebelum Jesus datang. Jika kita tidak berada dalam kondisi suci seperti ini, maka kita tidak dapat mengharapkan untuk dapat tahan berdiri dalam masa kesusahan, atau pun dapat melepaskan diri dari akibat-akibat bela-bela yang akan datang itu. Sidang tidak dapat berdiri tanpa seorang penengah baik sesudah masa kasihan ataupun sebelumnya, jika masih terdapat sesuatu kekejian di dalam perkemahan Israel. “Karena demikianlah firman Tuhan Allah orang Israel, Ada sesuatu barang terkutuk di tengah-tengah kamu, hai Israel. Kamu tak akan dapat bertahan menghadapi musuh-musuhmu, sebelum barang terkutuk itu kamu singkirkan dari antaramu.”Yusak 7 : 13.

Sebagai gambaran dan perbandingan mengenai kesetiaan dan persatuan umat pada masa kesusahan selama bela-bela itu, kami mengutip buku Early Writings, halaman 282 — 283 sebagai berikut: “Aku tampak orang-orang suci itu meninggalkan kota-kota dan kampung-kampung, lalu berhimpun bersama-sama secara berkelompok, dan hidup di tempat-tempat yang sangat terpencil. Malaikat-malaikat menyediakan bagi mereka makanan dan air, sementara sebaliknya orang-orang jahat menderita kelaparan dan kehausan. Kemudian aku tampak pemimpin-pemimpin dunia bersama-sama saling berkonsultasi, dan Setan berikut malaikat-malaikatnya sibuk mengelilingi mereka. Aku tampak sebuah tulisan, yang mana salinan-salinan dari tulisan itu disebarkan diberbagai tempat di negeri itu, memberikan perintah, bahwa jika orang-orang suci tidak mau melepaskan iman mereka yang istimewa itu, melepaskan Sabatnya, lalu mematuhi hari yang pertama dari minggu, maka sesudah jangka waktu tertentu semua orang akan bebas untuk menghukum mati mereka itu ……… tetapi malaikat-malaikat dalam bentuk prajurit-prajurit perang bertempur bagi mereka. Setan ingin memiliki kuasa untuk membinasakan orang-orang suci dari DIA YANG MAHA TINGGI, tetapi Yesus meminta malaikat-malaikat-Nya agar terus mengawasi mereka itu …….. Menyusul datang rombongan besar orang-orang jahat yang penuh amarah, dan sesudah itu suatu masa malaikat-malaikat jahat, yang memberi semangat kepada orang-orang jahat itu untuk membunuh semua orang suci itu. Tetapi sebelum mereka berhasil mendekati umat Allah, orang-orang jahat itu harus pertama sekali berhasil melewati rombongan malaikat-malaikat suci yang perkasa ini. Inilah yang tidak mungkin. Malaikat-malaikat Allah membuat mereka itu mundur, dan juga membuat malaikat-malaikat jahat yang memberikan semangat kepada mereka itu terpukul mundur.” Ternyata di sini, bahwa umat Allah adalah terpisah tersendiri, tanpa adanya seorang jahat pun di antara mereka. Malaikat-malaikat suci tidak akan mau melindungi orang-orang yang tidak suci dari rombongan orang jahat yang banyak itu. Di sini kita saksikan umat Allah berpisah sama sekali dari semua kejahatan. Oleh sebab itu ini menunjukkan bahwa pada waktu mereka keluar meninggalkan kampung-kampungnya mereka itu berada dalam persatuan yang sempurna.

Jadi kapankah pembersihan sidang ini dilaksanakan? Yeheskiel pasal 8 menceritakan kepada kita tentang kekejian-kekejian yang dibuat di tengah-tengah Yerusalem (sidang); Yeheskiel pasal 9 mengungkapkan akibat-akibat bagi mereka yang tidak berkeluh-kesah dan menangis karena segala kekejian itu. “Seorang berdosa dapat menyebarkan kegelapan yang akan mengeluarkan terang Allah dari seluruh perhimpunan.” Testi­monies, jilid 3, halaman 265.

 

LIMA ORANG MENGIKUTI YANG SEORANG

 

Orang-orang yang membawa senjata-senjata pembantai itu harus segera mengikuti seorang lainnya yang membawa botol tinta penyurat. Allah harus memisahkan umat-Nya jika pembubuhan tanda itu memang mengandung arti penting, dan jika pemisahan itu tidak terjadi, maka curahan Roh Suci tidak akan dapat turun dengan sepenuhnya ke atas umat Allah. “Saya menanyakan arti daripada kegoncangan yang telah saya saksikan, maka telah ditunjukkan kepada saya, bahwa ia itu akan disebabkan oleh kesaksian yang tegas yang disampaikan oleh nasehat dari Saksi Yang Setia kepada orang-orang Laodikea. Ini akan mempengaruhi hati para pendengarnya, dan akan memimpinnya untuk meninggikan standar lalu mengeluarkan kebenaran yang tegas. Sebagian orang tidak mau menerima kesaksian yang tegas ini. Mereka akan bangkit menentangnya, maka inilah yang akan menimbulkan kegoncangan di antara umat Allah …….. Saya menanyakan apa yang telah membuat perubahan besar ini. Seorang malaikat menjawab, ‘Itu adalah hujan akhir, penyegar yang berasal dari hadirat Tuhan, yaitu seruan keras dari malaikat yang ketiga’.”  Early Writings, halaman 270 – 271. Jelaslah, bahwa kegoncangan itu harus terjadi mendahului datangnya “Seruan Keras itu.” Orang-orang yang membawa senjata-senjata pembantai itu sudah akan membunuh s e b e l u m orang yang memiliki botol tinta penyurat kembali untuk melaporkan persoalan itu bahwa ia telah melaksanakannya sebagaimana yang diperintahkan kepadanya. Lihat Yeheskiel 9 : 8, 11.

 

PERBEDAAN DI ANTARA MEREKA YANG 144.000 ITU

DAN ORANG-ORANG SUCI LAINNYA

 

Menunjuk kepada Israel (cara daging) yang merupakan contoh dari Israel yang sebenarnya, yaitu 144.000 itu, Allah mengatakan: ‘Israel adalah anak sulung-Ku.’ Keimamatan di dalam Israel kuno yang lalu telah diperkirakan akan dibentuk dari anak-anak sulung yang berasal dari setiap keluarga, maka sebab itu jabatan imamat disebut anak sulung. Kalau saja Israel telah mematuhi Allah dalam semua syariat-Nya, maka rencana ini sudah akan dilaksanakan, tetapi pada waktu mereka itu mencapai Gunung Sinai mereka telah membuat sebuah anak lembu emas dan menyembah sujud kepadanya.

Pada waktu Musa turun dari gunung itu, ia telah mengambil catatan mengenai semua orang yang telah menyembah sujud kepada anak lembu itu. “Dengan berdiri di depan pintu gerbang perkemahan itu, Musa memanggil orang banyak itu, katanya: ‘Siapakah yang berpihak kepada Tuhan ? Hendaklah ia datang ke mari kepada-Ku. “Orang-orang yang tidak ikut dalam pendurhakaan itu harus mengambil tempat berdiri pada sebelah kanan Musa; orang-orang yang bersalah tetapi bertobat, berdiri pada sebelah kirinya. Perintah itu dipatuhi. Telah ditemukan bahwa suku bangsa Lewi ternyata tidak ikut mengambil bagian dalam penyembahan berhala itu.”Patriarchs and Prophets, halaman 324. Karena alasan inilah Allah telah menghargai suku bangsa Lewi. Kita baca di dalam halaman 277: “Sesudah upacara tabernakel diciptakan, maka Tuhan memilih bagi diri-Nya suku bangsa Lewi untuk tugas-tugas pekerjaan di dalam tempat suci, dan bukan anak-anak sulung dari orang banyak itu.”

Tetapi Allah mengatakan, “Israel adalah anak sulung-Ku”, — Israel yang sejati — mereka yang 144.000 itu. Jadi, janji itu akan menemukan kegenapannya di sini. Dari hal mereka itu kita baca “merupakan buah-buah pertama bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.” Kalau memang demikian halnya, maka mereka yang 144.000 akan menjadi imam-imam dan orang-orang Lewi. Yesaya 61 tidak mungkin menunjuk kepada kelas rombongan orang lain daripada kepada Israel perjanjian, yaitu mereka yang 144.000 itu, dan dari hal orang-orang Kapir yang akan datang kepada Tuhan oleh usaha-usaha mereka. Kita baca di dalam Yesaya 66 : 19, 20 sebagai berikut : “Maka Aku akan menegakkan suatu tanda alamat di antara mereka itu, dan Aku akan mengutus orang-orang yang sudah luput dari antara mereka itu kepada segala bangsa ……… Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan kepada Tuhan dari segala bangsa.” Mereka ini (144.000) yang luput dari kehancuran yang diramalkan dalam Yeheskiel pasal 9, dan Yesaya pasal 63 itu, untuk mana Yesaya 66 : 16, 17 maksudkan, mereka akan dikirim kepada suatu tugas missi yang besar selama masa periode dari Seruan Keras.

Kita baca di dalam Yesaya 61 : 5, 6 : “Maka orang-orang asing (orang-orang Kapir atau mereka yang tidak tergolong 144.000 itu) akan berdiri memberi makan semua ternakmu, dan orang-orang luar akan menjadi pekerja-pekerja bendangmu dan penunggu-penunggu kebun anggurmu. Tetapi kamu akan diberi gelar Imam-Imam Tuhan; orang-orang akan memanggilmu Hamba-Hamba dari Allah kita; kamu akan makan segala kekayaan segala bangsa Kapir, dan dengan semua kemuliaan mereka itu kamu akan berbangga dirimu.” Orang-orang lain yang bukan mereka sendiri (144.000) akan memberi makan semua ternak mereka dan akan mengerjakan semua kebun anggur mereka (mengerjakan kebun bagi mereka) dengan cara yang sama seperti halnya dengan suku bangsa Lewi, karena mereka itu tidak mempunyai tanah. Walaupun orang-orang Lewi tidak memiliki warisan tanah, mereka menerima kira-kira 25 persen dari tambahan harta dalam perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan tatangan, demikianlah orang-orang lain selain mereka sendiri yang telah mengerjakan pekerjaan mereka. Demikian pula dengan mereka yang 144.000 itu yang akan menjadi imam-imam di dalam dunia baru. Pengertiannya di sini bukannya bahwa perpuluhan dan persembahan-persembahan dari semua umat akan menjadi tunjangan mereka di dunia yang telah diperbaharui. Kata-kata firman ini hanya diberikan untuk menggambarkan jabatan yang akan mereka duduki.

Yesaya 61 : 7 mengatakan : “Untuk ganti malumu kamu akan memperoleh hormat dua kali lipat; dan untuk ganti kekacauan mereka itu mereka akan bersorak-sorai dalam untungnya; sebab itu di dalam negeri mereka, mereka akan memiliki dua kali lipat bagiannya; kesukaan kelak akan menjadi milik mereka itu.” Dengan memiliki dua kata pengganti, “kamu” dan “mereka”, kata pengganti “kamu” memperoleh dua kali lipat untuk malu mereka, tetapi kata pengganti “mereka” akan mempusakai tanah itu. “Kamu” ialah kata pengganti dari orang kedua kepada siapa Allah berbicara, maka dalam hal ini dimaksudkan kepada Israel (yaitu mereka yang 144.000 itu), tetapi kata pengganti “mereka” dimaksudkan kepada orang-orang Kapir yang tidak diperhitungkan di antara dua belas suku bangsa itu dan karena itulah mereka tidak tergolong kepada 144.000 orang itu, tetapi mereka selamat karena “mereka” akan bersorak-sorai dalam untungnya.

Di dalam Testimonies, jilid 5, halaman 475 – 476, berbicara tentang mereka yang 144.000 itu kita membaca sebagai berikut : “Mereka akan jadi seperti raja-raja dan imam-imam bagi Allah ……. ‘Inilah mereka yang mengikuti Anak Domba itu ke manapun la pergi’.” Sebab itu mereka yang 144.000 itu adalah imam-imam, dan Kristus adalah Imam Besar, (dan Raja). Dapatlah dikatakan, bahwa apabila masa kasihan berakhir Kristus akan menanggalkan pakaian-pakaian keimmamatan-Nya, dan tidak lagi menjadi Imam, tetapi tidak perlu kiranya timbul kekacauan dalam hal ini, karena kita baca di dalam Yesaya 66 : 22, 23 : “Karena seperti segala langit yang baru dan bumi yang baru, yang akan Ku jadikan itu, akan kekal di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, demikian itu pula kelak benihmu dan namamu akan kekal. Maka akan jadi kelak, bahwa daripada bulan baru yang satu sampai kepada bulan baru lainnya, dan daripada Sabat yang satu sampai kepada Sabat yang lainnya, segala manusia akan datang menyembah sujud kepada-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Demikianlah kita saksikan, bahwa akan terdapat suatu cara peribadatan di dalam langit dan bumi yang baru yang akan memerlukan Imam-Imam dan orang-orang Lewi.

* * *

 

 

 21 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart