BAB III E S A U DAN J A K U B
<< Go Back


Bab III

 

ESAU DAN JAKUB

 

“Maka Ishak pun memohon kepada Tuhan dengan sangat akan hal isterinya, sebab ia mandul, maka diluluskan Tuhan akan permintaannya, lalu Ribkah isterinya hamillah. Tetapi anak – anak itu saling bergumul di dalam perut ibunya, sehingga katanya, ‘Jika demikian halnya mengapa aku jadi begini ?’ Lalu pergilah ia menanyakan kepada Tuhan. Maka firman Tuhan kepadanya, ‘Ada dua bangsa terdapat di dalam kandunganmu, yaitu dua bangsa yang berlainan yang akan dipisahkan dari rahimmu; maka bangsa yang satu akan lebih kuat daripada bangsa yang lainnya; dan yang tua akan diperhamba oleh yang muda.’ Setelah genap harinya untuk bersalin, maka tengoklah, ada anak kembar di dalam kandunganmu. Maka yang pertama keluar warnanya merah, keseluruhan tubuhnya seperti baju berbulu rupanya; maka mereka menamakan dia Esau. Kemudian daripada itu keluarlah adiknya laki-laki, dan tangannya adalah memegang tumit Esau; maka telah diberikan nama kepadanya Jakub.” Kejadian 25 : 21 – 26.

Ilham mengatakan, bahwa Ribkah tidak mempunyai anak dan Ishak memohon kepada Tuhan dan Tuhan mengabulkan permintaannya lalu Tuhan memberikan kepada isterinya anak kembar. Jika ini memang halnya, maka ini tentunya bukan suatu peristiwa kebetulan saja. Tuhan ada di dalamnya. Tetapi jika ia hanya memohonkan seorang anak, maka mengapakah Tuhan memberikan kepadanya anak kembar? Kami tidak yakin Tuhan memberikan kepadanya anak kembar untuk menimbulkan banyak kekacauan di dalam keluarga itu seperti yang telah terjadi. Mengapakah kedua anak itu saling bergumul di dalam kandungan ibunya? Mengapakah yang seorang berwarna merah dan berbulu seluruh badannya, dan yang lainnya berwarna putih dan licin badannya? Dan mengapakah yang satu berpegang pada tumit yang lainnya? Semua pertanyaan ini timbul di dalam pikiran kami. Apapun alasannya, itu adalah rencana Ilahi, karena Ia lah yang memberikan kepada Ribkah anak-anak itu. Tentu saja tidak seorangpun akan berpikir, bahwa Allah telah berbuat hal ini tanpa mempertimbangkan sesuatu maksud. Allah sendiri telah mengatakan kepada ibunya, bahwa itu adalah pelajaran perumpamaan, karena firman Tuhan kepadanya, “Dua bangsa yang berlainan akan keluar dari rahimnya dan bangsa yang satu akan lebih kuat daripada bangsa yang lainnya.” Memang benar bahwa hasilnya adalah dua bangsa telah muncul, yaitu Edom dan Israel, tetapi dimanakah pelajaran tentang hal ini?

Apapun pelajarannya, itu tak dapat tiada harus diperuntukkan bagi umat Allah. Itu tidak mungkin diperuntukkan bagi sejarah Wasiat Lama, karena mereka tidak pernah memperoleh manfaat apapun daripadanya. Kita baca di dalam Galati 4 : 22 – 25, bahwa Ishak melambangkan sidang Wasiat Baru, dan Ishmael melambangkan sidang Wasiat Lama. “Karena ada tertulis, bahwa Ibrahim memiliki dua anak lelaki, seorang dilahirkan oleh hamba sahaya perempuan, dan yang lainnya dilahirkan oleh wanita yang merdeka. Tetapi ia yang dari hamba sahaya perempuan itu dilahirkan dari kehendak daging, dan ia yang dilahirkan dari wanita yang merdeka itu adalah karena perjanjian. Yang manakah yang merupakan kiasan : Karena keduanya ini adalah dua perjanjian; yang satu dari Gunung Sinai yang menurun kepada perhambaan, yaitu Hagar. Karena Hagar ini ialah Gunung Sinai di tanah Arab, sama seperti Yerusalem yang ada sekarang ini, karena ia menjadi hamba bersama-sama dengan anak-anaknya.”        

Paulus menulis di sini, bahwa Ismael melambangkan Israel badani. Hagar melambangkan sidang yang dibentuk di Gunung Sinai pada waktu Musa memilih tujuh puluh tua-tua. Bacalah buku Patriarchs and Prophets, halaman 382. Sanhedrin telah dibentuk terdiri dari tujuh puluh orang, oleh sebab itu, angka “70” adalah melambangkan sebuah organisasi sidang. Demikianlah Paulus mengatakan, “Karena Hagar ini ialah Gunung Sinai (wanita — lambang dari sidang) yang ada di tanah Arab.” Organisasi yang sama ini, sesudah mereka mengembara empat puluh tahun lamanya di padang belantara, mereka menyeberangi sungai Yarden lalu menetap di Yerusalem. “Karena Hagar ini ialah Gunung Sinai di Tanah Arab, sama seperti Yerusalem yang ada sekarang ini, karena ia menjadi hamba bersama-sama dengan anak-anaknya.” Jadi, Hagar melambangkan sidang sebelum kematian Kristus di kayu salib; Yerusalem kuno yang lalu.

Kembali kita baca dimulai dengan ayat 26 sebagai berikut:Tetapi Yerusalem yang di atas (Yerusalem Baru yang ada sekarang di dalam sorga. Wahyu 21) itu merdeka, yaitu ibu kita semua. Karena ada tertulis, ‘Bersukacitalah, hai engkau yang mandul (Sarah), bertempik soraklah, hai engkau yang tiada merasai sakit bersalin, karena perempuan yang ditinggalkan itu lebih banyak anaknya (ditinggalkan — karena Sarah mengundurkan diri lalu memberikan suaminya kepada Hagar) daripada dia yang mempunyai suami (Hagar). Saudara-saudara, kini kita, seperti juga Ishak, adalah anak-anak perjanjian. Tetapi seperti halnya di masa lalu ia yang telah lahir dari kehendak daging itu (Ismael) telah menganiaya dia yang telah lahir dari kehendak Roh (Ishak), maka demikian pula di waktu ini.” Galati 4 : 26 – 29. (Karena Israel kuno di zaman rasul-rasul yang lalu telah menganiaya umat Kristen). Di sini Ilham mengatakan Sarah melambangkan Yerusalem yang di atas, yang ada di dalam sorga sekarang (Wahyu 21), dan ia adalah ibu dari kita semua. Paulus dalam tulisannya kepada sidang Wasiat Baru (orang-orang asal Kapir) mengatakan, “Saudara-saudara, kini kita, seperti juga Ishak, adalah anak-anak perjanjian.” Paulus mengartikan, bahwa Ishak adalah melambangkan anak-anak dari Wasiat Baru, dan Sarah melambangkan sidang.

Kembali kepada pokok pembicaraan kita, “Esau dan J a k u b”, apapun pelajaran dari hal anak kembar ini, ia itu tidak mungkin berlaku terhadap sidang Wasiat Lama, karena jika Ishak adalah bapa dari mereka, lalu juga melambangkan sidang Wasiat Baru, maka pelajaran ini tak dapat tiada harus berlaku terhadap sidang yang dilambangkan olehnya. Jika ayah mereka telah berumur enam puluh tahun pada waktu Esau dan Jakub lahir, maka pelajaran ini tidak mungkin berlaku bagi periode permulaan dari sidang. Lambang ini harus berlaku bagi periode terkemudian dari sidang.

LAMBANG DARI PERGUMULAN

Anak-anak itu bergumul sebelum mereka dilahirkan. Ini pun tak dapat tiada harus merupakan suatu pelajaran. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan waktu kapan pelajaran ini berlaku. Telah ditetapkan oleh umur ayah mereka itu, bahwa pelajaran ini adalah berlaku bagi periode kemudian. Pergumulan anak-anak itu adalah sebelum mereka dilahirkan; jadi, pelajaran ini adalah bagi umat Allah sebelum mereka itu dilahirkan.

WAKTU DAN SIDANG

Pelajaran ini tidak mungkin terdapat di dalam dua sidang. Mengapa? Sebab mereka itu lahir dari satu ibu. Mereka harus datang di bawah pekabaran yang sama. Mengapa? Sebab mereka itu berasal dari ayah yang sama. Jika ini adalah generasi yang akan menyaksikan akhir zaman, dan sidang yang akan dilahirkan dan diangkat tanpa merasakan kematian, maka tak dapat tiada sekaranglah waktunya pelajaran ini berlaku. Sekarang pertanyaan yang timbul ialah, ‘Dalam sidang yang manakah kelak ini akan menemukan kegenapannya? Ini hanya dapat menemukan kegenapannya di dalam sidang Allah yang benar. Jika gereja-gereja Protestan telah jatuh dan disebut Babil, maka mereka tidak lagi memperoleh bagiannya atau pun nasibnya dalam pelajaran ini. Jika gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah Israel yang benar itu, dan ia memiliki sebuah pekabaran yang belum pernah diajarkan oleh organisasi manapun juga yang lain; dan jika pekabaran yang kita bawa sekarang adalah kedatangan Kristus dan berakhirnya sejarah dunia dalam generasi ini, maka inilah sidang itu.

DUA KELAS UMAT

Alkitab mengatakan anak kembar itu melambangkan dua kelas umat. Jika ini benar, maka kita memiliki dua kelas umat di dalam sidang. Kelas yang satu dilambangkan oleh Esau, kelas yang lainnya dilambangkan oleh Jakub. Menunjuk kepada tuiisan Testimonies to Ministers, halaman 46 kita baca sebagai berikut: Ada terdapat dua pengaruh yang saling bertentangan yang terus bekerja mempengaruhi anggota-anggota sidang. Pengaruh yang satu dengan bekerja bagi penyucian sidang, dan pengaruh yang lainnya sedang menyesatkan umat Allah. Salah seorang dari anak-anak kembar itu berwarna merah dan berbuluh badannya, dan yang lainnya licin dan putih warnanya. Kedua umat itu adalah berdosa. Mengapa? Sebab Esau berwarna merah, yaitu merah tua, alamat dari dosa. Jakub berwarna putih, namun namanya itu mengkhianati dia, sebab nama “Jakub” berarti “penipu”.

LAMBANG DARI HAK KESULUNGAN

Esau adalah anak yang pertama sekali lahir. Apapun juga yang akan diwariskan menurut hak kesulungan ia itu adalah kepunyaan Esau. Hukum Alkitab menggariskan, bahwa anak sulung mempunyai hak untuk jabatan keimammatan. Karena alasan inilah, maka Jakub ingin mendapatkan hak kesulungan kepunyaan Esau itu. Jadi, Esau melambangkan kelas orang-orang yang menduduki jabatan keimammatan.

LAMBANG DARI BULUH

Karena ia telah dilahirkan dengan berbuluh, maka tubuhnya tak dapat tiada harus tertutup dengan suatu baju tebal yang berbuluh, karena pada waktu Jakub ingin membohongi ayahnya untuk memperoleh pemberkatan, maka Ribkah, ibunya, telah menutup lehernya dan tangan-tangannya dengan kulit anak domba. Kecurigaan Ishak mengenai apakah itu suara Esau ataukah Jakub yang berbicara, telah mendorongnya untuk memeriksa tubuh anaknya. Kejadian 27 : 22, 23 berbunyi : Maka datanglah Jakub hampir kepada Ishak bapaknya; lalu diraba oleh Ishak akan dia sambil katanya, Suara juga suara Jakub, tetapi tangannya ini tangannya Esau adanya. Tetapi tiada dikenalnya akan dia, sebab kedua belah tangannya berbuluh juga seperti tangan Esau abangnya; maka diberkatinyalah akan dia.” Baju tebal yang berbuluh yang menutupi tubuh Esau itu tidak alamiah, dan satu-satunya alasan mengapa Allah harus membuatnya demikian ialah untuk melambangkan tabiat dari kelas orang-orang yang dilambangkan olehnya.

 

Buluh atau rambut adalah lambang dari kekuasaan, kehormatan, kemuliaan, dan talenta (karunia-karunia pemberian Allah), untuk memungkinkan dia melaksanakan tugas-tugas jabatannya sebagai imam keluarga. Alasan-alasan berikut ini diberikan supaya meyakinkan sebagai berikut: Allah pada mula pertama telah menciptakan laki-laki dan perempuan. Ia menjadikan orang laki-laki raja dan pemimpin atas semua ciptaan-Nya, dan Ia telah memahkotainya dengan kehormatan, kemuliaan, dan kuasa – yaitu talenta-talenta yang perlu untuk melaksanakan jabatannya. Kepada orang laki-laki dikaruniakan-Nya jenggot, tetapi tidak kepada orang perempuan. Rambut dari Simson adalah lambang dari kekuatannya. Di dalam 1 Korinthi 11 : 15 kita baca : “Tetapi jika orang perempuan memiliki rambut panjang, maka itulah kemuliaan baginya.”

LAMBANG DARI TUMIT ESAU

Pada kelahiran kedua anak kembar itu Esau telah keluar lebih dulu, dan Jakub berpegang pada tumit Esau, dengan demikian yang muda telah diantar keluar oleh yang tua. Ini tidak mungkin terjadi “secara kebetulan”, karena tampaknya merupakan suatu keajaiban. Inilah satu-satunya kesempatan perhatian kita dibawa kepada suatu kejadian yang seperti ini. Oleh sebab itu Allah tak dapat tiada harus menghendakinya begitu, dan jika memang begitu harus terdapat suatu pelajaran di dalamnya. Tidak akan sukar bagi orang untuk melihat pelajaran yang diajarkan di sini oleh keajaiban itu. Jakub telah diantar keluar oleh tumit Esau, oleh karena itu, Esau harus melambangkan suatu kelas orang-orang yang memimpin.

      LAMBANG DARI WARNA MERAH

Esau telah dilahirkan dengan warna merah, tetapi Jakub berwarna putih dan halus. Sebagai biasanya, anak-anak yang lahir kembar akan selalu sama, tetapi dalam contoh ini keadaannya terbalik. Sama sekali tidak ada kesamaan di antara Esau dan Jakub sebagai saudara kembar, baik dalam tabiat, dalam lahiriah, dalam warna, ataupun kulit yang menyelubungi tubuh mereka. Oleh sebab itu, kita kembali memiliki suatu keajaiban yang lain. Lambang ini cukup sederhana untuk dipahami. Merahnya adalah sama dengan merah tua. Alkitab menggunakan warna merah tua sebagai lambang dari dosa, seperti misalnya di dalam Yesaya 1 : 18; Wahyu 17 : 3; Wahyu 12 : 3. Esau melambangkan suatu kelas umat berdosa, sama seperti juga Jakub, tetapi kelas orang-orang yang dilambangkan oleh Esau telah dikaruniakan hak-hak dan kesempatan-kesempatan istimewa untuk berbuat baik.

  LAMBANG DARI TABIATNYA ESAU

Tabiat dari kedewasaan Esau mengungkapkan tabiat dari keimammatan yang dilambangkannya. Esau adalah seorang pemburu binatang yang gagah perkasa, yaitu orang lapangan. Semua perhatiannya tertumpah kepada pertarungannya itu dan kebutuhan perutnya, tetapi ia sangat tidak menaruh perhatian kepada kedudukannya sebagai imam di dalam keluarga. Kelas orang-orang yang dilambangkan olehnya adalah lebih banyak menaruh perhatian kepada keplesiran, keuntungan, dan persoalan-persoalan dunia ini daripada mereka berada dalam hak-hak dan kesempatan-kesempatan istimewa yang dikaruniakan Allah kepada mereka. Esau tidak dapat mengendalikan nafsu makannya. Ia lebih banyak memikirkan perutnya daripada yang diperbuatnya dalam jabatannya (jabatan imam). Ia melambangkan suatu kelas orang-orang yang ilahnya adalah perut mereka. Mereka lebih suka memuaskan nafsu selera mereka daripada melaksanakan kewajiban mereka dan mematuhi kebenaran Allah.

BERKATNYA ESAU

Esau memiliki suatu berkat yang sangat berharga dalam jangkauannya: yaitu mewarisi kehidupan yang tiada mati. Itulah kesempatan istimewanya untuk melahirkan (mewarisi) 12 putera (suku bangsa) Israel. Dari Esau akan datang nabi-nabi, raja-raja, dan orang-orang bangsawan. Melalui garis keturunan Esau, Raja atas segala raja itu, yaitu Kristus yang diberkati akan datang. Semua berkat-berkat yang indah ini akan menjadi miliknya.           

Ada banyak orang yang seperti Esau. Ia melambangkan suatu kelas orang-orang yang memiliki suatu berkat istimewa dalam jangkauan mereka. Apakah berkat itu? Itu adalah suatu warisan — yaitu 12 suku bangsa Israel yang benar, yaitu mereka yang 144.000 itu, yang akan menjadi imam-imam dan raja-raja. Bacalah buku Testimonies for the Church, jilid 5, halaman 475, 476. Kelas rombongan orang-orang ini memiliki kesempatan istimewa mendatangkan kedatangan Kristus yang kedua kali itu, dan untuk menghantarkan sidang melewati perbatasan-perbatasan dari Kanaan samawi, lalu masuk ke dalam semua kemuliaan Allah. Sama seperti halnya garis keturunan Esau telah memiliki kesempatan istimewa untuk menghasilkan kedatangan Kristus yang pertama, dan karena Esau telah gagal pada kesempatannya, maka demikian itu pula, kelas orang-orang ini yang dilambangkan oleh Esau sedang berada dalam bahaya kegagalan pada kesempatan mereka. Betapa ruginya kehilangan warisan kehidupan yang tiada mati yang sama kekalnya dengan kehidupan Allah, Pencipta alam semesta; yaitu suatu kebahagiaan yang tak terukur, dan suatu kemuliaan berbobot yang kekal selama-lamanya.

Tetapi Esau bernafsu terhadap suatu makanan kesenangannya lalu ia mengorbankan hak kesulungannya untuk memuaskan selera lidahnya, dan ia memperoleh hanya sedikit untuk itu, — yaitu semangkok kacang merah. Ia melambangkan kelas orang-orang ini yang telah dikaruniai terang besar dan kesempatan-kesempatan istimewa untuk berbuat yang baik, tetapi mereka gagal untuk berbuat begitu. Kelas mereka ini akan mengorbankan suatu kemuliaan berbobot yang kekal yang tidak satu pun lidah manusia dapat menceriterakannya. Esau telah menyombongkan diri, bahwa ia dapat memperoleh hak kesulungannya itu sesuai kehendaknya, dan membelinya kembali sesuai kesenangannya, tetapi pada waktu ia berusaha untuk membelinya kembali, walaupun dengan pengorbanan yang besar sekalipun di pihaknya, ia ternyata tidak mampu untuk berbuat begitu. Ia berusaha untuk bertobat dengan saksama dan dengan banyak air mata, namun semuanya itu sia-sia saja. Betapa ngerinya mengorbankan dengan sengaja kebenaran untuk memperoleh keuntungan duniawi dengan harga kehidupan yang kekal. Bacalah buku Testimo­nies, jilid 2, halaman 38, 39. Kutipan yang berikut ini diambil dari buku Patriarchs and Prophets, halaman 182 sebagai berikut : Sebagaimana Esau sadar menyaksikan kebodohannya karena tergesa-gesa menjualkan haknya itu setelah sudah sangat terlambat untuk menebus kembali kehilangannya, maka demikian itu pula kelak pada hari Allah pengalaman orang-orang yang menukarkan hak waris mereka ke sorga dengan memenuhi semua keinginan nafsu pribadinya.”

Karena acuh tak acuhnya terhadap berkat-berkat samawi dan semua persyaratannya, maka Esau di dalam Alkitab telah dipanggil, “seorang yang cemar”. Ia melambangkan orang-orang yang meremehkan nilai penebusan yang telah dibayar lunas bagi mereka oleh Kristus, dan orang-orang yang siap mengorbankan hak waris mereka ke sorga untuk mendapatkan perkara-perkara di bumi yang dapat binasa. Banyak sekali orang yang hidup bagi masa kini tanpa memikirkan atau memperdulikan hidup bagi hari depan. Seperti halnya Esau, mereka berseru, Marilah kita makan dan minum, karena besok kita akan mati.Patriarchs and Prophets, halaman 181.

LAMBANG DARI REBUSAN KACANG

Jakub adalah seorang yang bersih yang tinggal di dalam perkemahan, sebaliknya Esau berburu di ladang. “Jakub membuat rebusan kacang”, yang dibuat dari miju, dan diwarnai merah. Kami tidak tahu jenis warna yang digunakan Jakub untuk mendapatkan daya tarik terhadap makanannya yang menggiurkan itu; ternyata ia sendirilah yang mengetahui rahasianya.

Dan Jakub telah membuat suatu rebusan kacang; dan Esau datang dari ladang, dan ia sangat lelah keadaannya. Maka kata Esau kepada Jakub : “Berilah kiranya akan daku makanan rebusan yang merah-merah itu, karena aku lelah.” Maka dari sebab itulah disebut orang namanya “Edom”. Maka kata Jakub : “Jualkanlah kepadaku pada hari ini juga hak kesulunganmu.” Maka kata Esau, “Bahwa sesungguhnya aku ini selalu dalam bahaya maut, entahlah apa manfaatnya hak kesulungan ini bagiku.” Maka kata Jakub: ‘Bersumpahlah kepadaku pada hari ini juga’; maka bersumpahlah ia kepada Jakub, dan dijualnyalah hak kesulungannya itu kepada Jakub. Kemudian diberikan oleh Jakub kepada Esau roti dan rebusan kacang dari miju itu; maka makanlah ia dan minum, lalu bangkit ia dan pergi. Demikianlah Esau meremehkan hak kesulungannya.” Kejadian 25 : 29 – 34.

Esau pulang dari ladang tanpa membawa sesuatu hasil. Sementara ia memasuki rumah ia melihat Jakub sedang mengatur makanannya yang menarik itu. Segera pula ia berseru : ‘Berilah kiranya akan daku makanan rebusan yang merah-merah itu, karena aku ini lelah.’ Esau bukan lelah karena sangat lapar, melainkan, karena melihat bahan makanan yang baru itu ia tidak dapat mengendalikan selera lidahnya. Jawaban Jakub adalah, “Jualkanlah kepadaku pada hari ini juga hak kesulunganmu”, jika kamu hendak mendapatkan sesuatu dari makanan rebusan ini. Maka kata Esau, “Sesungguhnya aku ini selalu dalam bahaya maut, entahlah apa manfaatnya hak kesulungan ini bagiku?” Esau tidak berada dalam bahaya maut karena lapar atau pun karena sakit badannya, karena orang yang sakit tidak mungkin dapat makan seperti yang dilakukannya. Juga bukanlah karena kekurangan makan, karena ia berada di dalam rumah bapanya sendiri, dan Ishak adalah orang kaya. Adalah karena selera nafsunya terhadap kacang merah itu, karena terbukti “Ia makan dan minum lalu berdiri dan pergi.” Lambang dari rebusan kacang itu ialah reformasi kesehatan. “Karena ia tidak menghiraukan berkat-berkat samawi dan semua persyaratan-nya, maka Esau di dalam Alkitab telah disebut, ‘seorang pribadi yang cemar’. Ia melambangkan orang-orang yang meremehkan nilai penebusan yang telah dibayar lunas oleh Kristus bagi mereka, dan orang-orang yang siap mengorbankan hak waris mereka ke sorga untuk mendapatkan perkara-perkara di bumi yang dapat binasa. Banyak sekali orang yang hidup bagi masa kini tanpa memikirkan atau memperdulikan hidup bagi hari depan. Seperti Esau mereka berseru, Marilah kita makan dan minum, karena besok kita akan mati.  Patriarchs and Prophets, halaman 181.

Sebagaimana Esau sadar menyaksikan kebodohannya karena tergesa-gesa menjualkan haknya itu setelah sudah sangat terlambat untuk menebus kembali kehilangannya, maka demikian itu pula kelak pada hari Allah, pengalaman orang-orang yang menukarkan hak waris mereka ke sorga dengan memenuhi semua keinginan nafsu pribadinya.” Patriarchs and Prophets, halaman 182. Kita harus membuat pilihan selagi kita masih diberi kebebasan untuk memilih di antara kacang merah atau hak kesulungan.

EDOM — SEBUAH CONTOH

Transaksi telah dibuat. “Maka ia menjualkan hak kesulungannya kepada Jakub.” Justru karena itulah, maka namanya telah diganti, namanya berubah menjadi “Edom”. Demikianlah Esau telah merendahkan hak kesulungannya”. Nama “Edom” berarti “merah”, atau merah kirmizi, yaitu lambang dari dosa. Esau telah dilahirkan dengan warna merah, tetapi sejak mulanya ia belum dipanggil dengan nama (Edom). Kelas orang-orang yang dilambangkan oleh Esau sedang berada dalam bahaya kejatuhan disebabkan karena selera nafsu lidahnya (melalaikan reformasi kesehatan), dengan demikian mereka akan dipanggil dengan namanya “Edom”. Inilah kelas orang-orang yang nabi Yesaya maksudkan di dalam tulisan Yesaya 63 : 1.

PERUBAHAN NAMA-NAMA

Baik Esau maupun Jakub kedua-duanya melambangkan dua kelas orang-orang berdosa : Esau, oleh warna kulitnya, dan Jakub, oleh namanya. Nama dari keduanya akan dirubah : Jakub, perlu dirubah sebab ia mengingini sesuatu yang patut; Esau, perlu juga dirubah disebabkan karena selera nafsu lidahnya. Nama Jakub berarti “penipu”; nama “Esau” (dalam bahasa Iberani : Berbuluh, yang secara simbolis akan “dihormati”, seperti yang dijelaskan terdahulu) berarti “ia yang menyelesaikan”. Perhatikan arti yang menyolok dari nama itu, yang menunjukkan kelas orang-orang yang dikaruniai kesempatan – kesempatan istimewa untuk menyelesaikan pekerjaan. Di dalam Wahyu 3 : 14 – 16 kita baca sebagai berikut : Dan kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah sebagai berikut: ……… Aku tahu segala perbuatanmu, bahwa kamu adalah dingin tidak panaspun tidak : Aku ingin kamu dingin ataupun panas. Maka sebab kamu adalah begitu suam, dan dingin tidak panas pun tidak, maka Aku akan meludahkan kamu dari dalam mulut-Ku.Testimonies for the Church, jilid 5, halaman 82 berbunyi : Panggilan kepada pekerjaan besar dan penting ini telah disampaikan kepada orang-orang yang terpelajar dan yang menduduki jabatan; kalau saja mereka ini telah merendahkan dirinya, lalu bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, maka Ia sudah akan menghormati mereka memberikan mereka membawa standar keberhasilanNya sampai kepada kemenangan. Tetapi mereka justru memisahkan diri dari Allah, mereka menyerahkan diri kepada pengaruh dunia, maka Tuhan menolak mereka.

KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN

Jakub, anak kembar yang termuda itu, atau dia yang lahir kemudian dengan berpegang pada tumit Esau itu, adalah melambangkan suatu kelas orang-orang yang memasuki pekabaran malaikat yang ketiga di bawah kepemimpinan kelas orang-orang yang dilambangkan oleh Esau. Jakub memiliki kerinduan yang sungguh-sungguh dan semangat yang berapi-api terhadap jabatan yang diduduki oleh kakaknya. Walaupun kemampuan-kemampuannya adalah sangat kurang daripada yang dimiliki oleh Esau untuk melaksanakan tugas-tugas dari jabatan ini, yang ia ingini dan beli, namun, oleh semangatnya yang besar dan ketetapan hatinya, maka ia telah berbuat yang baik. Harga yang dibayarnya adalah makanan — yang tidak berharga apapun; namun apa yang diperolehnya adalah besar sekali nilainya. Betapapun banyaknya latihan ataupun talenta yang dimiliki seseorang dalam sesuatu jabatan tertentu, ia tidak akan pernah dapat berhasil jika ia tidak memiliki semangat yang berapi-api dan perhatian dalam lapangan yang bersangkutan itu.

Esau telah menderita rugi besar, tetapi kerugiannya itu merupakan keuntungan bagi Jakub. Oleh sebab itu apa yang ditawarkan Jakub sebagai pembayaran untuk harta milik Esau yang mahal itu hanya sedikit harganya, apa yang Esau peroleh bahkan sama sekali tak bernilai apapun. Adalah tak lama kemudian setelah Jakub menerima pemberkatan dari ayahnya Ishak, maka Esau telah dipenuhi dengan penyesalan, lalu ia mengancam untuk membunuh Jakub. Kedua kelas orang-orang yang dilambangkan oleh Esau dan Jakub mungkin akan berada dalam bahaya. Yang satu, disebabkan karena menyadari akan kerugian mereka; yang lainnya, karena kebencian yang dimanifestasikan terhadap mereka.

MIMPI DARI JAKUB

Jakub, oleh nasehat dari para orangtuanya, maka ia telah meninggalkan rumah pergi ke Padan-Aram dan dalam perjalanannya, pada malam yang pertama sekali Allah telah datang kepadanya dalam mimpi, Maka tengoklah ada sebuah tangga berdiri di atas bumi, dan kepala tangga itu mencapai sampai ke langit. Maka bahwasanya malaikat-malaikat Allah turun naik melalui tangga itu.” Kejadian 28 : 12. Tangga itu melambangkan Kristus; Allah, Bapa berdiri di atasnya; Jakub berdiri pada kakinya. (Ayat 13). Mimpi ini memberikan keberanian besar bagi Jakub, sehingga ia telah membuat suatu janji kepada Allah.          

Jakub kini sedang akan menjadi bapa dari Israel (12 suku bangsa) oleh siapa banyak bangsa akan diberkati; yaitu suatu lambang dari Israel yang dijanjikan, 12 suku bangsa, yaitu mereka yang 144.000 itu. Mimpi yang diperolehnya dalam malam hari itu hanya merupakan sebuah khayal dan gambaran dari hal sesuatu peristiwa yang akan datang. Arti dari mimpi itu dapat merupakan hanya satu perkara. Jika tangga itu melambangkan Kristus, malaikat-malaikat sebagai utusan-utusan, Allah Bapa berdiri pada puncaknya, dan Jakub berdiri pada kakinya, maka ini berarti suatu hubungan yang lengkap antara sorga dan Israel yang benar itu — yaitu hujan akhir, seruan keras dari pekabaran malaikat yang ketiga. Lihat Wahyu 18 : 1.

IBU-IBU DARI ISRAEL

Tetapi perhatikanlah bahwa Jakub pergi ke Padan-Aram, yaitu ke rumah Bethuel, ayah dari ibunya; di sana ia mengawini Lea dan Rachel, anak-anak perempuan dari Laban. Zilpah dan Bilhah, hamba-hamba sahaya dari Lea dan Rachel juga telah menjadi isterinya. Mereka ini adalah ibu-ibu yang telah melahirkan dua belas suku bangsa itu, tetapi mereka hanyalah ibu-ibu dalam lambang dari suku-suku bangsa yang sebenarnya — yaitu mereka yang 144.000 itu. Lea adalah satu-satunya isteri Jakub yang sah; Rachel adalah adik isterinya. Zilpah dan Bilhah adalah hamba-hamba sahaya.

Biarkan Lea melambangkan sidang Kristus yang benar (Masehi Advent Hari Ketujuh); maka Rachel melambangkan sebuah sidang saudaranya, tetapi bukan sidang yang benar (Protestant); Zilpah dan Bilhah akan melambangkan dunia (yang beragama dan yang tidak beragama). Mereka ini adalah ibu-ibu dari rombongan 144.000 itu, dan bagaimana mereka (144.000) itu dihimpunkan. Tetapi sementara dua belas suku bangsa itu berasal dari banyak ibu, mereka semuanya dilahirkan dari ayah yang sama. Demikian pula dengan Israel yang benar itu — yaitu mereka yang 144.000 itu. Sementara mereka dikumpulkan dari berbagai gereja dan dunia, mereka tak dapat tiada harus dibawa masuk ke dalam satu sidang saja, pada periode sejarah sidang yang sama, oleh pekabaran yang sama (pekabaran malaikat yang ketiga).

PERJALANAN PULANG JAKUB : MASA KESUSAHAN

Pada akhir dari dua puluh tahun perantauan itu, maka Jakub melakukan perjalanan pulang menuju ke tanah perjanjian dan ke rumah bapanya dengan membawa banyak sekali harta miliknya. Pada waktu ia tiba di rumah bapanya, ia membawa serta dua belas orang anak lelakinya (para kepala dari dua belas suku bangsa). Sebelum Jakub memasuki rumah bapanya ia telah berjalan melewati perjuangannya yang hebat itu dan ia telah bergulat dengan malaikat sampai fajar merekah. Kejadian 32 : 24 – 29.

Pergulatan Jakub dengan malaikat itu melambangkan masa “Kesusahan Jakub” (bagi sidang). Kita baca di dalam buku Early Writings, halaman 36, 37 sebagai berikut: “Sebuah keputusan telah dikeluarkan untuk membunuh semua orang suci, sehingga membuat mereka menangis siang dan malam memohon kelepasannya. Inilah masa kesusahan Jakub itu.” Lihat juga buku Patriarchs and Prophets, halaman 202 – 203.

LAMBANG DARI

TANAH PERJANJIAN — ISRAEL

DI DALAM RUMAH BAPANYA

Jika tanah perjanjian Kanaan itu adalah contoh dari Kanaan samawi yang dijanjikan, maka rumah bapanya Jakub ialah contoh dari rumah Bapa kita. Demikian itulah, apabila Israel (yang benar itu) memasuki rumah Bapa kita di dalam Kanaan samawi yang akan datang, maka akan ada di sana dua belas suku bangsa, yaitu mereka yang 144.000 itu. Pertanyaan akan timbul, apakah semua mereka ini saja yang akan diselamatkan dalam pekabaran malaikat yang ketiga itu? Ingat, bahwa pada waktu Jakub memasuki rumah bapanya bersama dengan puteranya itu, ia membawa juga sertanya banyak hamba-hamba pekerjanya, baik lelaki maupun wanita, yang jumlahnya melebihi suku-suku bangsanya sendiri (putera-puteranya) beberapa kali lipat. Demikian itu pula kelak halnya dengan Israel (yang benar itu), yang akan membawa sertanyasuatu jumlah besar orang-orang yang tak seorangpun dapat menghitungnya.Wahyu 7 : 9. (Jumlah besar orang-orang itu datang oleh usaha dari dua belas suku bangsa itu sesudah kegenapan nubuatan Jeheskiel pasal 9).

Pelajaran ini tidak mungkin cocok bagi kasus peristiwa yang lain atau pun terhadap sidang yang lain manapun juga dalam seluruh sejarah di bumi. Masehi Advent Hari Ketujuh adalah satu-satunya umat dan satu-satunya sidang yang pernah disebut sebagai Israel, karena mereka yang memiliki kebenaran tentang reformasi kesehatan, dan bahwa mereka akan berada dalam bahaya karena menjualkan hak kesulungannya untuk mendapatkan semangkok rebusan kacang merah. Dari kenyataan ini saja, sementara masih banyak lagi bukti-bukti lainnya, kita dapat mengetahui bahwa sidang Masehi Advent Hari Ketujuh ialah sidang milik Allah.

 

* *

 

 

 117 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart